Anda di halaman 1dari 11

PT.

GREAT RIVER
INTERNASIONAL Tbk

02/12/2018 Kelompok 1 Maksi UNRI


Sejarah Singkat
Perseroan

PT Great River International merupakan
perusahaan pakaian jadi berkualitas tinggi
dan terkemuka di Indonesia meliputi
produksi, distribusi dan retail
Tahun 1976- PT. Great River Tahun 1992 
Internasional Tbk didirikan oleh Berganti nama
oleh Sukanta Tanudjaja dan Sunjoto menjadi PT Great
Tanudjaja pada dengan nama PT. River Industries
Great River Garments Industries.

02/12/2018 Kelompok 1 Maksi UNRI


Sejarah Singkat
Perseroan

Tahun 1991—1995  PT GRI
banyak melakukan kerja sama Tahun 1996Berganti
dengan perusahan Jepang dan nama menjadi PT Great
mendirikan anak anak
River International
perusahan baru

Tahun 1997 PT GRI memproleh beberapa kali


penghargaan dari majalah Asiamoney dan berhasil
lulus sertifikasi ISO 9002 untuk quality
management.
Ini membuktikan bahwa PT GRI mengalami
perkembangan yang sangat pesat.
02/12/2018 Kelompok 1 Maksi UNRI
Kelompok Usaha

02/12/2018 Kelompok 1 Maksi UNRI


Kronologis Kasus Pelanggaran Yang
Berhubungan Dengan PSAK No.4

 Tahun 2002, PT. Great River International mulai mengalami
kesulitan keuangan dengan mengajukan permohonan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga.
Permohonan PKPU tersebut diajukan sehubungan dengan
permohonan pailit yang diajukan oleh Citibank atas utang senilai
US $10 juta 16 November 1995.
 PT GRI memperkirakan jumlah kewajibannya yang telah dan akan
jatuh tempo, di luar utangnya kepada Citibank, adalah sebesar US
$179.291.292. Sedangkan total aset yang dimiliki diperkirakan
sebesar Rp1.674.716.315.355.
 Perusahaan garmen PT GRI membukukan laba bersih sebesar Rp
1,023 trilyun per September 2002, melonjak dari periode yang sama
tahun sebelumnya yang masih membukukan rugi bersih Rp 11,298
milyar.
02/12/2018 Kelompok 1 Maksi UNRI
Kronologis Kasus Pelanggaran Yang
Berhubungan Dengan PSAK No.4


 Lonjakan laba bersih itu lebih disebabkan adanya pendapatan pos luar
biasa dari hasil restrukturisasi utang sebesar Rp 1,277 trilyun. Dari total
utang sebesar 172,5 juta dollar AS, Great River memperoleh potongan
utang (hair cut) sebesar 85 persen atau untuk setiap dollar utangnya,
perseroan hanya membayar 15 sen.

 Pos-pos yang tadinya untuk membayar utang, karena ada koreksi


pembukuan, berubah menjadi keuntungan. Secara langsung, pendapatan
dari pos luar biasa tersebut tidak mempengaruhi aliran dana tunai (cash
flow) perusahaan, tetapi mengubah struktur keuangan perseroan menjadi
positif.

 Melonjaknya nilai tukar dollar AS terhadap rupiah membuat nilai utang


perseroan melejit ke atas. Proses restrukturisasi yang sudah dirintis
manajemen selama 4 tahun, sejak tahun 1998 tersebut akhirnya
membuahkan hasil dengan penandatanganan scheme buy back (skema
pembelian kembali) utang pada bulan Agustus 2002.
02/12/2018 Kelompok 1 Maksi UNRI
Kronologis Kasus Pelanggaran Yang
Berhubungan Dengan PSAK No.4


 Pada tahun 2005, salah satu pemegang saham PT. Great River
International Tbk mengajukan diadakannya Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menindaklanjuti
hasil audit investigasi Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf dan
Mawar
 Dalam RUPLSB tersebut, akan dimintakan persetujuan
pelaksanaan kuasi reorganisasi terhadap hasil audit investigasi
terhadap perseroan November 2005. Selain itu, RUPLSB juga
akan meminta persetujuan soal restrukturisasi seluruh utang
perseroan yakni mengkonversi sebagian atau seluruh utang
menjadi saham perseroan. Termasuk pula persetujuan soal
penambahan modal sehubungan dengan konversi sebagian
atau seluruh utang perseroan menjadi saham perseroan.

02/12/2018 Kelompok 1 Maksi UNRI


Kronologis Kasus Pelanggaran Yang
Berhubungan Dengan PSAK No.4


 PT. GRI, Tbk. Mempunyai akuntan publik Justinus Aditya Sidharta yang
bergabung sejak 2001 Saat itu perusahaan masih kesulitan membayar
utang US$ 150 Juta kepada Deutsche Bank. Pada 2002, Great River
mendapat potongan pokok utang 85 persen dan sisa utang dibayar
menggunakan pinjaman dari Bank Danamon. Setahun kemudian Great
River menerbitkan obligasi Rp 300 miliar untuk membayar pinjaman
tersebut.
 Akuntan publik Justinus Aditya Sidharta diindikasi melakukan kesalahan
dalam mengaudit laporan keuangan PT. Great River Internasional, Tbk.
Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi dari
Bapepam yang menemukan indikasi penggelembungan account penjualan,
piutang dan asset hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan
Great River yang mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan
arus kas dan gagal dalam membayar utang.
 Bapepam menemukan adanya indikasi konspirasi dalam penyajian
laporan keuangan konsolidasi Great River.

02/12/2018 Kelompok 1 Maksi UNRI


Kronologis Kasus Pelanggaran Yang
Berhubungan Dengan PSAK No.4


 Deputy Managing Director Johan Malonda, Justinus A. Sidharta,
menyatakan, selama mengaudit buku Great River, pihaknya tidak
menemukan adanya penggelembungan account penjualan atau
penyimpangan dana obligasi. Namun dia mengakui metode
pencatatan akuntansi yang diterapkan Great River berbeda dengan
ketentuan yang ada. “Kami mengaudit berdasarkan data yang
diberikan klien,” kata Justinus.
 Menurut Justinus, Great River banyak menerima order pembuatan
pakaian dari luar negeri dengan bahan baku dari pihak pemesan.
Jadi Great River hanya mengeluarkan ongkos operasi pembuatan
pakaian. Tapi saat pesanan dikirimkan ke luar negeri, nilai
ekspornya dicantumkan dengan menjumlahkan harga bahan baku,
aksesori, ongkos kerja, dan laba perusahaan. Justinus menyatakan
model pencatatan seperti itu bertujuan menghindari dugaan
penggelembungan nilai penjualan.

02/12/2018 Kelompok 1 Maksi UNRI


Kronologis Kasus Pelanggaran Yang
Berhubungan Dengan PSAK No.4


 Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor
investigasi Aryanto, Amir Jusuf, dan Mawar, yang menemukan
indikasi penggelembungan account penjualan, piutang, dan
aset hingga ratusan miliar rupiah di Great River. Akibatnya,
Great River mengalami kesulitan arus kas dan gagal membayar
utang.
 Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam terdapat indikasi
penipuan dalam penyajian laporan keuangan. Pasalnya,
Bapepam menemukan kelebihan pencatatan atau
overstatement penyajian account penjualan dan piutang dalam
laporan tersebut. Kelebihan itu berupa penambahan aktiva
tetap dan penggunaan dana hasil emisi obligasi yang tanpa
pembuktian. Akibatnya, Great River kesulitan arus kas.
Perusahaan tidak mampu membayar utang Rp 250 miliar dan
gagal membayar obligasi senilai Rp 400 miliar.
02/12/2018 Kelompok 1 Maksi UNRI
Dampak Terjadinya Kasus PT. Great
River International Tbk

 Dampak dari kasus ini adalah Great River memiliki kewajiban
utang yang telah jatuh tempo kepada karyawan sebesar Rp 34
miliar dan pihak lainnya. Karena tidak adanya modal kerja,
selain itu karyawan tidak diberikan hak-hak karyawan secara
penuh akibat penghentian kegiatan operasional. Great River
juga terbukti memiliki utang kepada CV Duta Gemilang
sebesar Rp 3,1 juta.Selain itu, Great River memilki utang
kepada PT Jamsostek sebesar Rp 32,5 miliar.
 Kerugian negara pun sebesar Rp 315 miliar karena kasus Great
River ini. Kerugian negara ini berasal dari akumulasi dari
pembelian obligasi PT Great River senilai Rp 50 miliar dan
pemberian fasilitas kredit modal kerja dan kredit investasi
kepada PT Great River sebesar Rp 265 miliar. Pada obligasi
dinyatakan berstatus default atau gagal, sedangkan kreditnya
macet.
02/12/2018 Kelompok 1 Maksi UNRI

Anda mungkin juga menyukai