Anda di halaman 1dari 28

SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT TERHADAP PENURUNAN


HALUSINASI PENDENGARAN DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA
SOEPRAPTO PROVINSI BENGKULU

DI SUSUN :
GRACE DINA LIBRI SIMATUPANG
P05120315019

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D IV KEPERAWATAN
TAHUN 2018
Latar Belakang

• Sehat bila  sehat raga dan jiwa


• Di dunia : 21 juta mengalami gangguan
jiwa(who.2016)
• Di Bengkulu : 1,9 % gangguan jiwa ( riskesdas
2013)
Latar Belakang

• Diagnosis gangguan jiwa yang sering dijumpai :


skizofrenia (Keliat, 2012)
• > 90% klien dengan skizofrenia mengalami
halusinasi (Marpaung, 2015)
• halusinasi pendengaran mencapai kurang lebih
70%, halusinasi penglihatan 20%, jenis halusinasi
yang lain hanya 10% (Wicaksono, 2017)
• Rekam medik di RSKJ Soeprapto Provinsi
Bengkulu tahun 2017, halusinasi pendengaran :
895 pasien
Apabila tidak ditangani segera akan terjadi
• Homocide, suicide dan merusak lingkungan
(Meriana Siagian, 2017)
• Isolasi sosial : cenderung sendiri menghadapi
halusinasinya
• RPK
• Halusinasi dapat diatasi dengan terapi
farmakologi dan non farmakologi (Damayanti,
2014)
• Salah satu terapi non farmakologi yang efektif
: mendengarkan musik (Elya,2016)
• Musik dangdut  banyak diminati, mampu
mendorong respon gerak fisik pasien, anti
depresi, membantu pikiran dan tubuh lebih
rileks (Elya, 2016)
• Penerapan terapi ini pernah dilakukan oleh
Shemas Asa Bunga Cikita tahun 2016 dalam
penurunan halusinasi pendengaran
Tujuan umum penelitian
• Mengetahui pengaruh terapi
musik dangdut terhadap
penurunan halusinasi
pendengaran di Rumah Sakit
Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi
Bengkulu.
Tujuan khusus
• Mengetahui karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin, usia, status perkawinan,
pendidikan terakhir, pekerjaan terakhir, lama hari
rawat, dan lama sakit.
• Mengetahui gambaran halusinasi pendengaran
sebelum dan sesudah diberikan terapi musik
dangdut pada pasien halusinasi pendengaran di
Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi
Bengkulu.
• Mengetahui pengaruh terapi musik dangdut
terhadap penurunan halusinasi pendengaran di
Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi
Bengkulu.
Kerangka Konsep
Terapi musik Halusinasi Pendengaran
(frekuensi, durasi, asal
dangdut
suara, tingkat kenyaringan,
kepercayaan penyebab
suara, jumlah konten
negatif dari suara – suara,
Karakteristik pasien
1. Umur
derajat konten negatif,
2. Jenis kelamin jumlah distress, intensitas
3. Pendidikan keterbalaan, gangguan
4. Pekerjaan kehidupan yang
5. Status perkawinan disebabkan suara,
6. Lama rawat saat ini
7. Lama menderita
pengendalian suara)
halusinasi pendengaran
Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh terapi musik dangdut terhadap


penurunan halusinasi pendengaran di Rumah
Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi
Bengkulu
Definsi operasional
Variabel penelitian Definisi Alat Cara ukur Hasil ukur Skala
operasional ukur ukur
Variabel Berat ringannya Kuesion Wawancara Skor halusinasi Rasio
dependen: halusinasi er AHRS pendengaran 0-
Halusinasi pendengaran yang 44
Pendengaran dilihat berdasarkan
frekuensi, durasi,
asal suara, tingkat
kenyaringan,
kepercayaan
penyebab suara,
jumlah konten
negatif dari suara–
suara , derajat
konten negatif,
jumlah distress,
intensitas
keterbalaan,
gangguan kehidupan
yang disebabkan
suara dan
pengendalian suara
Definsi operasional
Variabel penelitian Definisi Alat Cara ukur Hasil ukur Skala
operasional ukur ukur
Variabel Terapi musik SOP Observasi Dilakukan
Independen: dangdut yang sesuai SOP
-
Terapi musik disukai pasien
dangdut dengan nada lembut
dan didengarkan
secara bersama-
sama sambil
bernyanyi dan
berjoget untuk
mengurangi
halusinasi
pendengaran yang
dilakukan 2 kali
(dua lagu yang
didengarkan) selama
10 menit dalam
sehari selama 6 hari.
Definsi operasional
Variabel penelitian Definisi Alat Cara ukur Hasil ukur Skala
operasional ukur ukur
Jenis kelamin Perbedaan sex pada Kuesioner Wawancara 0: laki-laki Nominal
responden yang 1: perempuan
didapat sejak lahir

Usia Umur responden Kuesioner Wawancara Hasil ukur dalam Rasio


berdasarkan tahun
tanggal lahir,
dihitung sampai
ulang tahun
terakhir

Status Status Kuesioner Wawancara 0: menikah Nominal


perkawinan perkawinan yang 1: belum menikah
dikategorikan 2: bercerai
menikah, belum
menikah dan
bercerai
Variabel penelitian Definisi Alat Cara ukur Hasil ukur Skala
operasional ukur ukur

Definsi operasional
Pendidikan Jenjang pendidikan Kuesioner Wawancara 0: SD Ordinal
terakhir formal yang 1: SLTP
diselesaikan oleh 2: SLTA
responden 3: PT
berdasarkan ijazah
terakhir yang
dimiliki

Pekerjaan Kegiatan utama Kuesioner Wawancara 0: tidak bekerja Nominal


terakhir yang dilakukan 1: pegawai negeri
responden dan 2: pegawai swasta
mendapat 3: wiraswasta
penghasilan
sebelum responden
dirawat

Lama hari rawat Lama rawat Kuesioner Wawancara 0: < 1 tahun Interval
responden dari 1: 1-3 tahun
mulai masuk rumah 2: > 3 tahun
sakit sampai
dilakukan
wawancara

Lamanya responden Kuesioner 0: < 1 tahun Interval


Wawancara
Lama sakit menderita sakit 1: 1-3 tahun
2: > 3 tahun
Desain Penelitian

• Desain Penelitian
quasi experiment berupa rancangan pretest-
posttest design with control group
Rancangan penelitian
Pre Test Perlakuan Post test

R1 O1a X1 O1b
R2 O2a X2 O2b
Waktu penelitian
Penyajian proposal pada bulan Oktober
2018. Rencana penelitian akan dilakukan
pada bulan Januari hingga Maret 2019.
Populasi dan Sampel
Populasi  semua pasien yang mengalami
halusinasi pendengaran yang sedang menjalani
rawat inap di Rumah Sakit khusus jiwa
Soeprapto Provinsi Bengkulu
Populasi dan Sampel
Teknik pengambilan sampel : simpel random
sampling.
Perhitungan jumlah sampel berdasarkan rumus
beda 2 rata–rata pada 2 kelompok independen
Populasi dan Sampel
Jumlah Sampel :
26 orang untuk kelompok intervensi
26 orang untuk kelompok kontrol
Populasi dan Sampel

kriteria inklusi:
- Bersedia menjadi responden
- Tidak mengalami gangguan pendengaran
- Belum pernah mendapatkan terapi musik dangdut
- Pasien kooperatif dalam berkomunikasi

Kriteria ekslusi :
- Pasien kambuh pada tahap 3-4
- Pasien tiba-tiba mengalami sakit fisik seperti demam, tidak bisa melakukan
aktifitas dan penyakit fisik lainnya
Pengumpulan data
Melalui data primer  wawancara langsung dengan pasien untuk mendapatkan
jumlah skor halusinasi dan data demografi.
Instrumen Penelitian
Instrumen : kuesioner AHRS yang disusun
oleh Gillian Haddock yang terdiri dari 11
komponen tentang halusinasi pendengaran.

Masing-masing komponen mempunyai nilai


minimal dan maksimal yaitu 0 dan 4, jadi
rentang nilai skor halusinasi pendengaran dari
11 komponen yang ada yaitu 0 - 44 skor.
Analisa Data
• Analisis univariat : menganalisis skor
halusinasi pendengaran
• Analisa Bivariat
Uji Independen T-Test (data berdistribusi
normal)
Uji Mann Whitney (Data tidak berdistribusi
normal)
Analisa Data
• Analisis multivariat : pada data lebih dari 2
kelompok
Uji anova(data berdistribusi normal)
Uji kruscall wallis (data tidak berdistribusi
normal)
Alur Penelitian
Menyelesaikan surat izin penelitian

Responden sesuai dengan kriteria inklusi

Pengumpulan data, Infomed consent

Bina hubungan saling percaya

Pre test skor halusinasi pendengaran pasien pada kelompok intervensi


dan kelompok kontrol

Terapi musik dangdut pada kelompok intervensi yang dilakukan dua kali
selama 6 hari dan pada kelompok kontrol diajarkan cara menghardik

Post test skor halusinasi pendengaran pasien pada


kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Anda mungkin juga menyukai