Anda di halaman 1dari 20

SITUS PENYELDIKAN SEISMIK PERKOTAAN

SEBAGAI TEMPAT BAWAH TANAH DI PUSAT KOTA


KOPENHAGEN: PENCITRAAN DEKAT
PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE
REFLEKSI, REFRAKSI DAN VSP
By : Kerim Martinez and Jose Alfredo Mendoza

PENYUSUN :
KRISCANDRA H1C017005
MUHAMMAD FAHMI AMRULLOH H1C017011
DEA RIZQI ZERLINDA H1C017017
M. FIKRI NURRAMDHANI H1C017028
M. SIDIQ PRASETYO H1C017041
IKRA RIKAHITA H1C017043
MILDAN HAMDZIN DZULFIKAR H1C017046
WAHYU EKA SAPUTRA H1C017051
ABSTRAK

Perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek


infrastruktur besar sebagai manfaat dari
pemetaan bawah permukaan melalui metode
geofisika. Kami mempresentasikan dan
mendiskusikan hasil penyelidikan seismik yang
dilakukan di Kopenhagen, Denmark. Survei yang
dilakukan terdiri dari Refleksi, Refraksi, dan Vertikal
Seismik Profilings (VSP). Tujuan umum yang ingin
dicapai yaitu untuk menghasilkan informasi yang
lengkap tentang geologi, geoteknikal, dan
pemodelan air tanah sebagai proyek
pembuatan Cityringen bawah permukaan.
Tujuan khususnya yaitu untuk memetakan fitur
structural dan menggambarkan bagian atas
permukaan yang merupakan lingkungan
batukapur.
1. PENGENALAN

Metode geofisika seperti refleksi seismik Dalam karya ini penulis


dan refraksi memiliki potensi untuk mempresentasikan dan mendiskusikan
menjelaskan lingkungan geologi di hasil penyelidikan seismik yang
daerah mana yang tidak cocok jika dilakukan di kopenhagen, denmark.
dilakukan metode seperti pengeboran
Survei berupa refraksi seismik, refleksi
dan ''walk-away'' vertikal seismik
karena keterbatasan akses dan kendala profilings (VSP).
biaya. Refleksi seismik mampu
memetakan unit sedimen dan Identifikasi dan pemetaan dari atas
diskontinuitasnya sampai beberapa ratus permukaan batu kapur ini dibuat untuk
meter ke bawah dan juga dapat
membantu menemukan lokasi system (a) Memvalidasi interpretasi yang ada di
patahan. Melakukan survei geofisika di
daerah dengan variabilitas yang
tinggi,
kota sangat kompleks dan banyak
sumber-sumber kebisingan yang ada di (b) Memperoleh tambahan atas tingkat
lingkungan perkotaan, mempengaruhi kandungan batukapur pada zona
kualitas data dan mempertaruhkan dengan kepadatan borehole yang
keberhasilan survei. Survei seismik dapat sedikit atau di luar keselarasan dalam
dikenakan kebisingan yang disebabkan rangka untuk memperbarui daerah
oleh infrastruktur bawah tanah dan regional batu gamping dan
berbagai kegiatan lainnya yang ada di (c) Menunjukkan daerah mana yang
kota (williams et al., 2006). memiliki karakter batukapur yang
berbeda.
2. Deskripsi Area
Jalur metro baru bernama Cityringen sedang direncanakan di
Kopenhagen, Denmark dengan pembukaan yang dijadwalkan
pada 2018 nanti. Cityringen terdiri atas 16.5 km dari twin-tube
tunnels, 17 Stasiun, 3 shaft, dan 4 goa-goa yang digunakan
sebagai cross-overs dan bifurcations/percabangan dua (Lihat
gambar 1). Pembangunan Cityringen tersebut direncanakan di
batuan dasar batu kapur dan pada lingkungan sedimen
kuarter, menggunakan metode baik tunnelling dan motede
galian terbuka. Metroselskabet I/S adalah entitas yang
bertanggung jawab untuk operasi metro yang ada dan untuk
pekerjaan konstruksi ekstensi metro yang telah direncanakan.
Ketika dikombinasikan dengan situs penyelidikan-penyelidikan
untuk Cityringen bagian-bagian tertentu pada wilayah metro
sangatlah baik, misalnya di bagian selatan kesejajaran,
sementara bagian lainnya memiliki kepadatan data relatif
rendah, terutama di bagian utara keselarasan. Selain itu,
stratigrafi menunjukkan terlalu heterogen untuk menjadi penciri
melalui borehole stratigrafi.
Geologi di daerah Kopenhagen
termasuk urutan Kuarter yang terdiri
dari dua lapisan es yang pada
akhirnya dipisahkan dan dilengkapi
oleh pengendapan cairan kental
dari pasir dan kerikil. Model
konseptual geologi daerah seperti
yang digambarkan dalam (Fig. 2 )
menunjukkan sebuah unit
batukapur yang dibagi menjadi
tiga unit stratigrafi diwarnai oleh
urutan es. Ketebalan dari endapan
kuarter bervariasi dari 3m hingga 8
m, di Selatan 12m sampai 24 m ke
arah utara kota. Batukapur
Danian, secara umum disebut
sebagai batukapur Kopenhagen
telah dibagi dalam tiga subunit,
atas, tengah dan bawah
Batukapur Kopenhagen, masing-
masing dengan karakteristik
hidrogeologi, geologi dan
Geoteknik yang berbeda. Batu
kapur Kopenhagen bersisa pada
Batukapur Bryozoan.
Tektonik Copenhagen daerah ini terletak di bagian Timur
cekungan Norwegia-Denmark. Norwegia-Denmark Basin
adalah sebuah cekungan WNW-ESE tren yang ditandai oleh
adanya NW-SE zona Sorgenfrei-Tornquist tren di utara dan
sebagai blok basement relatif dataran tinggi (Frost et al.,
1981; Kelompok kerja EUGENO-S, 1988). Penelitian sebelumnya
telah menunjukkan baik kehadiran lipatan atau sesar normal
membentang di bagian Timur zona sesar Carlsberg dalam
Cityringen jalur terowongan yang direncanakan.
Menggunakan penanda cakrawala Stenestad (1976)
menunjukkan kemungkin kecil kesalahan (beberapa meter
offset) berdekatan Carlsberg zona sesar yang jika
diperpanjang melintasi beberapa titik sepanjang bagian
utara metro.
3. METODE

1. Pendataan
- Survei uji garis seismic
- Survei Geofisika
- Survei Seismik Down-hole “walk-away”
2.Pengolahan Data
Analisis Refleksi dilakukan setelah menghapus
data yang terpengaruh oleh kebisingan yang
disebabkan lalu lintas, sub-struktur permukaan.
Sebagian besar kebisingan berhasil dihilangkan
dengan cara :
- Menghilangkan jejak kebisingan
- Persamaan penyaringan
- Menerapkan 50 hz penyaringan notch
- Melakukan penyaringan Butteworth 60-240
hz
Contoh pengambilan gambar untuk data permukaan (di atas) dan VSP (di bawah).
VSP menunjukkan sebuah tembakan berkumpul di dekat lubang bor (tengah) dan dua
dari lokasi tembakan di ujung survei (kiri dan kanan).
3. KENDALA PERKOTAAN

Perencanaan dan pelaksanaan survei mencakup pertimbangan berikut:


- Rencana kontrol lalu lintas yang terperinci
- Perencanaan ekstensif dan rapat koordinasi harian selama dan setelah survei
- Penggunaan perangkat vibroseis pada malam hari dapat mengganggu
penghuni / warga sekitar
- Staff yang terlibat dalam operasi harus memperhatikan peraturan
keselamatan untuk mencegah kecelakaan lalu lintas yang tidak diinginkan.
- Karena sumber dan penerima gelombang biasanya terletak di sepanjang
jalur seperti pada jalur sepeda, jalan aktif dan persimpangan, maka
diperlukan kontrol lalu lintas dan peraturan keselamatan yang harus
disepakati dengan pihak berwenang
4. HASIL
4.1 Jalur 1
Hasil pembahasan disajikan dalam gambar 5A menunjukan bahwa
variasi lateral dari kecepatan ini umumnya halus sepanjang lapisan atas.
Gambar 5B menunjukan bahwa terdapat beberapa patahan dalam
zona station points 2300 m sampai 2700 m.

Gambar 5A

Gambar 5b
GAMBAR 6

Gambar 6 menunjukan pembiasan tomografi. permukaan


tomografi menunjukan kecepatan anomali, dalam jangkauan
2000 – 2400 m/s, dari stasiun 1450-1550 m dan dari 10-25 m.
Profil kecepatan untuk borehole ini juga menunjukan kecepatan
yang tinggi 2000-2200 m/s dimana pasir mengisi depresi batu
kapur.
GAMBAR.7
4.2 jalur 2
Gambar 7a menunjukan pembiasan tomografi untuk jalur 2.
kecepatan sepanjang grafik ini dapat dikelompokan dalam tiga lapisan
kecepatan yaitu 800- 1250 m/s,1250-1750 m/s, dan 1750-2500 m/s.
Gambar 7b menunjukan tiga zona patahan dengan jalur 2,
diidentifikasi sebagai zona ii, iii, iv . Zona patahan ii terdiri dari dua
patahan dengan offset yang sangat sedikit, dan mereka hanya terjadi
sebagai lenturan . Zona patahan iii terdiri dari tiga patahan dengan offset
terbatas. Zona patahan iv terdiri dari dua spasi reflektor kearah barat
dicatat bersama struktur antiklinal dan sinklinal yang lemah.
GAMBAR.8

Gambar 8 menunjukan hubungan antara litologi lubang galian yang


mengindikasikan adanya persamaan (1-2 m) antara batu gamping
dipermukaan dengan level litologi lubang galian sumur dan dapat
diamati bahwa kecepatan batugamping pada permukaan sekitar
1700–2000m/s.
Hasil utama dari Line 2 menjelaskan struktur timbunan dari lembah
tersebut. Kemudian penggalian pada situs ini menunjukkan variasi
pada bagian atas batuan gamping dan kenampakan geometri
yang tidak sesuai.. Galian baru pada lembah menunjukkan bahwa
Line 2 terlihat selaras dengan penampakan padaLine1.
5. DISKUSI
Velocity antara dua garis yang dikelompokkan
menjadi tiga lapisan velocity :
 Lapisan low velocity berkisar antara 800-1500 m/s
dan
 Lapisan high velocity 2000 – 3000 m/s
 Lapisan lain memiliki angka diatas 3000 m/s.

Umur batuan tersebut diindikasikan dari lapisan


yang berada pada dua lapisan lain dengan data
pola refraksi seismic yang menunjukkan umur
dibawah Quarternary Sedimen
Pada umumnya besasr kecepatan pada lubang galian sama dengan
permukaan sedimen dan batuan gamping , berkisar antara 1700 m/s dan
2000 m/s dalam permukaan refraksi tomografi, ketika lubang galian memiliki
pola refraksi data antara 2000m/s (lihat Figs. 6 dan 8)

Figs. 6 Refraction tomography from surface surveys (A) compared to ‘‘walk-away’’ VSP surveys (B)
along Line 1. In average 20 shots were used for every VSP survey.

Figs. 8 Refraction tomography from surface surveys (A) compared to ‘‘walk-away’’ VSP surveys (B)
along Line 2. In average 20 shots were used for every VSP survey.
Rata – rata peneliti mengambil sampel sekitar 3 – 6 ms dan RMS
menganjurkan sekitar 4.5 ms. Jejak cahaya sampai pada level - 40
ms kecuali untuk garis yang berakhir pada saat meningkatnya
gangguan sinyal ,agar pengambilan sampel menjadi efektif.

Faktor yang diduga menjadi penghambat :


1. Traffic / Kondisi lalu lintas
2. Infrastruktur
3. Kondisi bawah permukaan
4. Lapisan Geologi yang kompleks

Melihat bahwa metode refraksi dan refleksi memiliki batas


penggunaan penerima geometri seperti pendeknya jangkauan
penerima yang memungkinkan menjadi salah satu faktor penting
penelitian.
ADA PERTANYAAN ???
6.KESIMPULAN

Pada studi mengenai informasi pada bawah permukaan di


Copenhagen ini yang dinterpretasikan dari struktur pada
data refleksi seismic yang dikimbinasikan dengan variasi dari
velocity dapat terlihat pada refraksi tomografinya. Pada
tomografi menghasilkan interpretasi dari permukaan antara
umur batuan gamping pre-Quarter dengan Quarternary
Sediment. Variasi selanjutnya menunjukkan bahwa velocity
dari batuan gamping bagian atas kemungkian memuat
deliniasi yang lebih kompeten pada batuan gamping
tersebut pada area glacial atau dengan adanya tektonik
dapat berpotensi menaikkan aliran air bawah tanah menjadi
tinggi.
Pada penelitian ini membuktikan bahwa metode penelitian
seismic ini cukup efektif dalam penelitian lingkungan bawah
tanah di daerah Copenhagen. Dimana pada penelitian ini
diteliti keadaan kondisi batuan gamping di bawah lapisan
tanah serta kondisi dari muka air bawah tanahnya untuk
kepentingan infrastruktur di kemudian hari.
TERIMAKASIH KAWAN

Anda mungkin juga menyukai