Anda di halaman 1dari 19

Presented by :

Deby Gibson : 11415000


Misbakhul Munir : 1141600023
Penimbunan Limbah B3
Penimbunan limbah B3 merupakan kegiatan menempatkan suatu limbah B3 pada
suatu area yang didesain khusus untuk menimbun limbah B3 dengan maksud tidak
membahayakankesehatan manusia dan lingkungan hidup. Kegiatan ini merupakan
metode pembuangan limbah yang paling tua dan paling umum digunakan.

Semua limbah yang akan ditimbun harus dipastikan sudah inert dan tidak lagi memiliki
sifat bahaya; jika masih memiliki sifat bahaya maka limbah tersebut harus diolah
terlebih dahulu. Lokasi penimbunan haruslah bukan lahan subur untuk kegiatan
bercocok tanam dan jauh dari keramaian/aktivitas manusia.

Penimbunan Limbah B3 diserahkan kepada Penimbun Limbah B3.


Penimbunan Limbah B3 dapat dilakukan pada fasilitas
Penimbunan Limbah B3 berupa metode sebagai berikut:
Sumber : PP 101 2014
Limbah B3 dapat dtimbun pada landfill, namun harus dengan
pengamanan tinggi. Pada metode ini, limbah ditempatkan dalam drum
atau tong-tong , kemudian dikubur dalam landfill yang didesain khusus
untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landfill ini harus dilengkapi
peralatan moditoring yang lengkap nntuk mengontrol kondisi limbah B3
dan harus selalu dipantau.
Landfill
Salah satu cara membuang limbah limbah B3 agar tidak
membahayakan manusia adalah dengan cara memompakan
limbah tersebut melalui pipa kelapisan batuan yang dalam, di
Sumur Injeksi bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah
dalam

Backfilling penempatan kembali di area bekas tambang

Dam tailing Penimbunan yang digunakan untuk menyimpan produk samping. Limbah
B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang dibuat untuk
limbah B3. kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat
mencegah perembesan air. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan
terkonsentrasi dan mengendap didasar
Penimbunan Akhir (Landfill

Skema disamping merupakan


skema sistem pelapis dasar
ganda, kombinasi geosintetis
atau dikenal sebagai flexible
membrane liner (FML)
dengan tanah dipadatkan

Sumber : Jujubandung.wordpress
Penimbunan Akhir (Landfill)

Skema disamping merupakan skema cara


pengedapan dasar yang biasa digunakan
di Amerika Serikat. Sistem pelapis
dengan tanah liat membutuhkan sistem
pengumpul lindi dan sistem pendeteksi
kebocoran seperti sistem pelapis
sebelumnya. Namun dalam hal ini tidak
digunakan geomembran sebagai
pembatas antara lapisan alamiah yang
ada. Di Indonesia, sistem pelapis ini
diterapkan sebagai landfill untuk limbah
B3 kategori I (pelapis dasar ganda),
landfill kategori II (pelapis dasar tunggal)
dan landfill kategori III (pelapis dasar
liat).

Sumber : Jujubandung.wordpress
UJI KARAKTERISTIK LIMBAH
Penentuan Karakteristik Limbah B3 & Fasilitas penimbunannya

1. Fasilitas Penimbusan Akhir ( Landfill ): Kelas I, LAMPIRAN I PERMENLHK P.63/2016


Kelas II, atau Kelas III Total Kadar Max Total Kadar
2. Mengacu pada Total Konsentrasi Zat (mg/kg berat kering) (mg/kg berat

Pencemar (Limbah B3) Lihat Lampiran I KOLOM A KOLOM B

(Permenlhk P.63/2016) Antimoni 300 75


3. Jika Tingkat Kontaminasi Radioaktif tidak Arsen 2000 500
memenuhi ketentuan PP 101 Tahun 2014 Pasal ….. dst
146 ayat (4) → Penimbusan Akhir Kelas II atau I

Sumber :PermenLHK P63/2018


13
SISTEM PELAPISAN DASAR (LINER) PENIMBUSAN AKHIR
PenimbusanAkhir Kelas I PenimbusanAkhir Kelas II PenimbusanAkhir Kelas III

Lapisan Penutup Lapisan Penutup Lapisan Penutup

LIMBAH LIMBAH LIMBAH

Lapisan Pelindung 30 cm Lapisan Pelindung Lapisan Pelindung


Geomembran Geomembran
Sistem Pengumpul Lindi Sistem Pengumpul Lindi Sistem Pengumpul Lindi

Lapisan Tanah 30 cm Lapisan Tanah Lapisan Tanah


Penghalang Penghalang Penghalang
Total ±2 m Geomembran
Sistem Deteksi Sistem Deteksi Sistem Pengumpul Lindi
Kebocoran Kebocoran

Lapisan Dasar 1m Lapisan Dasar Lapisan Dasar

Tanah Setempat Tanah Setempat Tanah Setempat

Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Pemantauan tekanan
Sumur Injeksi
injeksi dan laju aliran
untuk memastikan
puncak efisiensi dan
kepatuhan terhadap
peraturan
Penimbunan limbah B3 ke sumur dalam merupakan
Penghambat
suatu usaha membuang limbah B3 ke dalam formasi
ganda semen geologi yang berada jauh di bawah permukaan bumi
Pelindung dan baja untuk yang memiliki kemampuan mengikat limbah. Hal
beton dan melindungi air
tidak masuk yang penting untuk diperhatikan dalam pemilihan
penghalang
baja tempat ialah strktur dan kestabilan geologi serta
diteruskan Lapisan hidrogeologi wilayah setempat.
sampai ke mengandung
penghambat air
baja
Limbah B3 diinjeksikan ke dalam suatu formasi
Air limbah berpori yang berada jauh di bawah lapisan yang
terperangkap Poorty
dalam formasi permeable rock mengandung air tanah. Di antara lapisan tersebut
penerima, seperti harus terdapat lapisan impermeable seperti shale atau
deposit minyak Menyegel tanah liat yang cukup tebal sehingga cairan limbah
dan gas berumur pengemasan
jutaan tahun tidak dapat bermigrasi. Kedalaman sumur ini sekitar
lubing ke
casing 0,5 hingga 2 mil dari permukaan tanah.
Seiring
berjalannya waktu Molekul air
limbah berubah asin
menjadi zat yang
tidak berabhaya
Sumber : Majarimagazine.com
Sumur Injeksi

Tidak semua jenis limbah B3 dapat dibuang dalam sumur injeksi karena beberapa jenis
limbah dapat mengakibatkan gangguan dan kerusakan pada sumur dan formasi penerima
limbah. Hal tersebut dapat dihindari dengan tidak memasukkan limbah yang dapat mengalami
presipitasi, memiliki partikel padatan, dapat membentuk emulsi, bersifat asam kuat atau basa
kuat, bersifat aktif secara kimia, dan memiliki densitas dan viskositas yang lebih rendah
daripada cairan alami dalam formasi geologi.
Hingga saat ini di Indonesia belum ada ketentuan mengenai pembuangan limbah B3 ke sumur
dalam (deep injection well).

Ketentuan yang ada mengenai hal ini ditetapkan oleh Amerika Serikat dan dalam ketentuan
itu disebutkah bahwa:
1. Dalam kurun waktu 10.000 tahun, limbah B3 tidak boleh bermigrasi secara vertikal
keluar dari zona injeksi atau secara lateral ke titik temu dengan sumber air tanah.
2. Sebelum limbah yang diinjeksikan bermigrasi dalam arah seperti disebutkan di atas,
limbah telah mengalami perubahan higga tidak lagi bersifat berbahaya dan beracun.
Penimbunan Kembali (backfilling)

Tanah atau batuan yang dipakai untuk


mengurangi (mengisi) bekas galian tambang
batubara atau galian sipil lainnya. Dalam
tambang batubara backfill lebih sering diartikan
sebagai pekerjaan mengisi galian bekas
endapan batubara beserta tanah penutupnya
dengan tanah kupasan. Cara ini sangat
dianjurkan dari segi teknis ekonomis teknik
penambangan maupun dari segi dampak
lingkungan, karena jarak pengangkutan kecil
dan tanh buangan tidak memerlukan tambahan
lahan disekitarnya.

Lapisan timbunan (layer)dengan ketentuan min


20 cm. dengan menghasilkan kepadatan 90 %
harus rapat air,dan tidak boleh ada rembesan

Sumber : PT Vale Indonesia


Dam Tailing (Bendungan)

Bendungan tailing biasanya adalah tanggul


penimbunan yang digunakan untuk menyimpan
produk sampingan dari operasi penambangan
setelah memisahkan bijih dari berbagai ukuran
Bendungan tailing dirancang untuk penahanan
permanen, dimaksudkan untuk tetap ada di sana
selamanya. Misalnya : Tembaga, emas, uranium
dan operasi penambangan lainnya menghasilkan
beragam jenis limbah beracun. Untuk penahanan
jangka panjang
tailing dam dapat dibangun dengan banyak
cara, baik menggunakan bendungan kedalam
dengan prinsip sama seperti membuat
bendungan penyimpan air atau meggunakan
tailing itu sendiri.
Bentuk Tailing Dam
1. Sidehill taiing
Syncrude Tailings Dam, Fort McMurray, 2. Cross Valley tailing
Alberta, Canada
Cross Valley Tailing Sidehill Tailing

Desain miring karena mengandalkan penahanan oleh


tanggul di tiga sisi. Jenis desain lembah mirip dengan Penampungan lembah biasanya digunakan untuk
konfigurasi tanggul cincin tetapi tidak memerlukan mengambil keuntungan dari topografi alami. Tiga tipe
penahanan lengkap karena terletak di lereng . utama dari penambatan lembah adalah lembah salib,
Akumulasi air permukaan hulu dapat dengan mudah sisi bukit dan lembah bawah. Desain lintas lembah mirip
dicegah menggenangi penyumbatan samping karena dengan tata letak waduk penyimpanan air konvensional
seluruh lembah tidak dibendung. Pembongkaran dan di mana tanggul ditempatkan di lembah untuk
pematang yang sederhana dapat mengalihkan dan membendung area drainase. Idealnya, jenis penahan ini
mengontrol setiap air limpasan permukaan yang harus diletakkan di bagian kepala saluran drainase
dibutuhkan tanpa perlu kolam air. Desain sisi bukit untuk meminimalkan genangan permukaan air
paling cocok untuk lereng kurang dari 10% karena Sumber : www.tailings.info
kemiringan lebih curam
Permohonan Izin Penimbunan Limbah B3
PERIZINAN LIMBAH CAIR
Perayaratan Fasilitas Peimbunan Limbah B3

1. Desain Fasilitas ( double liner, single liner, dan clay liner);


2. Memiliki sistem pelapis yang dilengkapi dengan:
a). saluran untuk pengaturan aliran air permukaan
b). pengumpulan air lindi dan pengolahannya;
c). sumur pantau; dan
d). Lapisan penutup akhir;
3. Memiliki peralatan pendukung Penimbunan Limbah B3 yang paling
sedikit terdiri:
a). peralatan dan perlengkapan untuk mengatasi keadaan darurat;
b). alat angkut untuk Penimbunan Limbah B3; dan
c). alat pelindung dan keselamatan diri;
4. Memiliki rencana Penimbunan Limbah B3, penutupan, dan
pascapenutupan fasilitas Penimbunan Limbah B3.
Dokumen Permohonan Izin Penimbunan Limbah B3

1. Surat permohonan
2. Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan/Rekomendasi UKL-UPL dan Izin
Lingkungan
3. Izin lokasi
4. Izin dari Komisi Keamanan Bendungan – Kementerian PUPR ( untuk Dam
Tailing
5. Foto copy Asuransi Pencemaran Lingkungan Hidup
6. Hasil Analisis Limbah B3: Uji konsentrasi zat pencemar; TCLP; Uji zat
organik; Uji Karakteristik; Uji tingkat kontaminasi radioaktif
7. Flowsheet lengkap tata cara Penimbunan Limbah B3

Anda mungkin juga menyukai