Anda di halaman 1dari 38

Oleh

dr.Meylani Untario

AKBID SIFRA HUSADA MARINDAL


2018
Sistem Imun atau sistem pertahanan tubuh adalah sistem yang
berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita yaitu
melindungi organisme (tbh) thdp invasi dan perusakan oleh
mikroorganisme & zat asing.

Fungsi:
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit;
menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme
atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak
(debris sel) untuk perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal

Sasaran utama: bakteri patogen & virus


Leukosit mrpkn sel imun utama
(disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)
1. Keturunan
Genetis sangat berpengaruh terhadap system imun, hal ini dapat dibuktikan dangan suatu penelitian
yang dibuktikan bahwa pasangan anak kembar homozigot lebih rentan terhadap suatu allergen
dibandingkan dengan pasangan anak kembar yang heterozigot. Hal ini membuktikan bahwa factor
hereditas mempengaruhi system imun.

2. Stres
Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena melepas hormon seperti neuro-endokrin,
glukokortikoid dan katekolamin. Stres bahkan bisa berdampak buruk pada produksi antibodi.

3. Usia
Usia juga mempengaruhi system imun, pada saat usia balita dan anak-anak system imun belum matang
di usia muda dan system imun akan menjadi matang di usia dewasa dan akan menurun kembali saat
usia lanjut.

4. Hormon
Pada saat sebelum masa reproduksi, system imun lelaki dan perempuan adalah sama, tetapi ketika sudah
memasuki masa reproduksi, system imun antara keduanya sangatlah berbeda. Hal ini disebabkan mulai
adanya beberapa hormone yang muncul.Pada wanita telah diproduksi hormone estrogen yang
mempengaruhi sintesis IgG dan IgA menjadi lebih banyak (meningkat).

5. Olahraga berlebihan
membakar lebih banyak oksigen dalam tubuh. Pembakaran yang berlebihan menghasilkan radikal bebas
yang menyerang sel sistem kekebalan tubuh dan menurunkan jumlahnya.
6. Tidur
kurang tidur menyebabkan perubahan dalam jaringan sitokin. Sitokin dikenal
sebagai sinyal molekul imunologi. Perubahan dalam jaringan sitokin
menyebabkan imunitas seluler menurun, sehingga sistem kekebalan tubuh
pun melemah.

7. Suhu
membantu mengurangi infeksi dari mikroba, karena ada beberapa mikroba
yang tidak menginfeksi manusia karena tidak dapat hidup baik pada suhu
37°C.

8. Faktor nutrisi
berpengaruh dalam perbaikan sel-sel rusak dan pertumbuhan sel. Tingginya
kadar kolesterol dapat memperlambat proses sel pembunuh alami atau
makrofag dalam menghancurkan bakteri yang menular.

9. Penyalahgunaan Antibiotik
Penggunaan antibiotik yang berlebihan/tidak teratur menyebabkan resisten
bakteri. Penyalahgunaan antibiotik juga menyebabkan matinya flora normal,
padahal flora normal dapat memproduksi berbagai bahan antimicrobial seperti
bakteriosin dan asam, sehingga dapat mencegah masuknya bakteri yang dapat
menjadi allergen.
Organ sistem imun berada di seluruh bagian tubuh  organ limfoid

The lymphoid organs and lymphatic vessels are


widely distributed in the body.
The lymphatic vessels collect lymph from most
parts of the body
and deliver it to the blood circulation primarily
through the thoracic duct.
Cells and organs of the immune system
Lymphocytes
mature in the
bone marrow of
the thymus
(primary lymphoid
organs)
and then
congregate in
lymphoid tissues
throughout the
body
(secondary/
peripheral
lymphoid organs)

The Primary lymphoid organs


distribution of
lymphoid
tissues in the
body Secondary lymphoid organs

Musketeers Course 2008 6


Sumsum Tulang Merah
: merupakan jaringan
penghasil limfosit. Sel-sel
limfosit yang dihasilkan
tersebut akan mengalami
perkembangan. Limfosit
yang berkembang di
dalam sumsum tulang
akan menjadi limfosit B.
Limfosit-limfosit ini
berperan penting untuk
melawan penyakit.
Cells and organs of the immune system

All the cellular


elements of the
blood including the
cells of the immune
system arise from
pluripotent
hematopoietic cells
in the bone marrow

Musketeers Course 2008 8


Musketeers Course 2008 10
Kelenjar Timus : memiliki fungsi spesifik, yaitu tempat perkembangan
limfosit yang dihasilkan dari sumsum merah untuk menjadi limfosit T. Timus
tidak berperan dalam memerangi antigen secara langsung seperti pada
organ organ limfoid yang lain. Untuk memberikan kekebalan pada limfosit T
ini, maka timus mensekresikan hormon tipopoietin.
Sel Limfosit
• Semua limfosit berasal dari sumsum tulang → migrasi.
• Terdiri atas Limfosit T, Limfosit B & sel NK (Natural killer).
• Limfosit T (pematangan di timus) (sel imunokompeten)
terutama berperan dalam imunitas selular, bereaksi melawan
dan membunuh mikroorganisme. Ex : pd keadaan inflamasi.
• Limfosit B (pematangan di sumsum tulang) terutama
berperan dalam imunitas humoral, saat terstimulasi dpt
berdiferensiasi mjd. sel plasma dan dpt menghasilkan
antibodi/imunoglobulin (Ig).
• Sel NK, dikenal sebagai sel besar bergranula, bereaksi
melawan virus, kanker.
Awal terbentuknya Limfosit B dan Sel
Natural Killer berada di sumsum
tulang. Ketika sel sudah mature
(dewasa), sel akan meninggalkan
sumsum tulang dan menuju organ
limfatik sekunder melalui darah, epitel
dan jaringan.

Sel CD4 dan CD8 Limfosit T di


transport dari sumsum tulang menuju
timus melalui sirkulasi darah. Setelah
dewasa, Sel ini akan keluar dan
menjadi sel CD4+ atau CD8+.
TONSIL
Merupakan jar. limfoid terkait mukosa, berkontak dgn epitel sal. cerna (ep. skuamus kompleks
non keratin) atau epitel sal. pernafasan (ep. kolumner pseudokompleks bersilia), & pd lamina
propria (jar. ikat) tersebar di antaranya kelompok nodul limfatikus & limfosit. 3 kelompok
besar tonsila : tonsila palatina, tonsila faringeal, & tonsila lingualis

Plak Payeri
adalah kumpulan limfoid besar yg ditemukan dlm mukosa usus halus.
NODUS LIMFE
berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di sepanjang pembuluh
limfe.
Tdpt pd lipatan aksila, lipatan paha, leher, di abdomen (mesenterium) & thoraks.
Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil yang disebut nodulus.
Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil lagi yang disebut sinus.
Di dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag.
Fungsi nodus limfa adalah untuk menyaring mikroorganisme yang ada di dalam limfa.
Nodus mempnyai sisi konveks (tmpt masuk cairan limfe/pemb limfe aferen) & sisi
konkaf (hilum). Hilum mrpkn tmpt aliran arteri masuk, tmpt aliran vena keluar & tmpt
keluarnya cairan limfe/pemb limfe eferen.
• Jaringan ikat kapsul mengelilingi setiap nodus, membentuk trabekula yg
masuk ke bagian dalam.
• Setiap nodus mengandung : korteks luar, korteks dalam & medula.
• Korteks :
 Korteks luar : pd. permukaan korteks luar tdpt sinus subkapsularis yg
dibentuk o. sel retikular, serat retikular, makrophag. Sinus
subkapsularis berhub dengan sinus medularis melalui sinus intermedia.
Pd korteks luar banyak tdpt sel limfosit B, & nodulus limfatikus.
 Korteks dalam (parakortikal) : Tdpt nodulus & mengandung limfosit T.

• Medula : t.a. korda medularis (yaitu su cab. perluasan dari korteks), dan
korda medularis ini dipisahkan o/ sinus medularis. Sinus ini mengandung
limfosit B & sel plasma, cairan limfe, & tersusun atas sel retikular, serat
retikular & makrophag.

SIRKULASI
Aliran cairan limfe dibawa o. pemb. limfe aferen, masuk melalui sisi konveks
nodus limfatikus  sinus subkapsular  nodus pd korteks luar  nodus pd
korteks dlm (parakortikal)  sinus medula  dikumpulkan o. pemb limfe eferen
 hilus
LIMPA

• Mrpkn organ limfoid terbesar, memiliki banyak sel


fagositik.
• Kelenjar yang dihasilkan dari limpa berwarna ungu
tua. Limpa terletak di belakang lambung
• Fx : pertahanan thdp mikroorganisme yg msk ke
sistem sirkulasi, tmpt pembentukan & pengaktifan
limfosit, tmpt destruksi bagi eritrosit.
• Struktur umum : limpa dibungkus o. kapsul jar. ikat
yg menjulurkan trabekula yg membagi parenkim
mjd kompartemen2.
• Terdiri atas pulpa putih & pulpa merah.
PULPA PUTIH
• T.a. jar. limfoid yg menyelubungi arteri sentralis.
• Sel2 limfoid yg mengelilingi arteri sentralis (periarterial lymphatic
sheath/PALS) terutama adlh limfosit T.
• Sedangkan pulpa putih perifer (peripheral white pulp) terutama
tersusun oleh limfosit B.

PULPA MERAH
• T.a. jaringan retikular membtk korda limpa (korda Billroth). Selain
sel & serat retikular jg tdpt makrophag, limfosit, sel plasma & sel2
darah (eritrosit, trombosit, granulosit).
• Sinusoid yg berjalan memanjang tersusun o. sel endotel &
diselubungi jar. ikat retikular.
SISTEM IMUN
• Pertahanan lapis pertama:
Pertahanan fisik (physical barrier)
• Ada 2 sistem kekebalan tubuh:
1. Sistem kekebalan
nonspesifik (didapat)
(innate immune system)
2. Sistem kekebalan spesifik
(dipelajari/adaptif)
(learned/adaptive
immune system)
Respon Imun non spesifik disebut juga komponen nonadaptif
atau innate, atau imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan yang
tidak ditujukan hanya untuk satu jenis antigen, tetapi untuk berbagai
macam antigen.

Imunitas alamiah sudah ada sejak bayi lahir dan terdiri atas berbagai
macam elemen non spesifik, bukan pertahanan khusus untuk antigen
tertentu.

Respon ini dibagi menjadi dua lapis pertahanan yaitu


Lapis Pertama berfungsi melawan infeksi yang terdapat pada permukaan
tubuh, yaitu berupa kulit, membran mukosa, sekresi alami.
Lapis Kedua berfungsi melawan bakteri atau infeksi yang gagal dilawan
oleh pertahanan lapis pertama. Meliputi fagosit dan sel pembunuh
alami.
PERTAHANAN PERTAMA
1. Kulit
Kulit berperan untuk mensekresikan zat-zat yang bersifat asam dan minyak yang
dapat menghambat dan membunuh mikroorganisme

2. Membran Mukosa
Saluran pernafasan yang menyekresi lendir akan memerangkap bakteri. Sebagian
lendir yang mengandung bakteri dan masuk ke saluran pernafasan, secara refleks akan
dikeluarkan oleh tubuh melalui bersin dan batuk

3. Sekresi Alami
Sekresi alami dari tubuh banyak mengandung bakterisida. Liur dan air mata
mengandung lisozim. Asam di lambung dapat membunuh bakteri yang masuk lewat
makanan. ASI (Air Susu Ibu) mengandung laktoperoksidase.

4. Rambut pd lubang hidung

5. Flora normal
Lisozim pada air mata

Lisozim pada mukus dalam hidung


Lisozim pada ludah

Mukus dan silia pada


saluran udara
Asam lemak dan bakteri
alami

Asam pada lambung


Lisozim pada usus halus

Bakteri pada usus besar

Lisozim pada urin


Bakteri alami pada
vagina
INFLAMASI
merupakan reaksi lokal tubuh akibat timbulnya infeksi dan terbukanya arteriol di
sekitar daerah yang terluka sehingga suplai darah ke daerah yang terluka
meningkat.
Tidak spesifik hanya untuk infeksi mikroba, tetapi respons yg sama juga terjadi
pada perlukaan akibat suhu dingin, panas, atau trauma

1. Masuknya bakteri ke dalam jaringan


2. Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yg terinfeksi meningkatkan
aliran darah (RUBOR/kemerahan & CALOR/panas)
3. Permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi terhadap protein
meningkat  difusi protein & filtrasi air ke interstisial
(TUMOR/bengkak & DOLOR/nyeri)
4. Keluarnya neutrofil lalu monosit dari kapiler & venula ke interstisial
5. Penghancuran bakteri di jaringan  fagositosis (respons sistemik:
demam)
6. Perbaikan jaringan
FAGOSIT DAN SEL NATURAL KILLER (NK)
Fagosit adalah sel darah putih yang memiliki kemampuan menelan dan
menghancurkan mikroba dan material asing yang masuk ke dalam tubuh, misalnya
saat terkena luka.

Fagosit akan menelan bakteri tersebut ke dalam vakuolanya, dan mengeluarkan


enzim untuk membunuh bakteri tersebut. Contoh fagosit adalah neutrofil dan
monosit. Fagosit dihasilkan olem sumsum tulang.
Sel darah putih yang dapat membunuh sel-sel tubuh yang telah teriinfeksi disebut
sel pembunuh alami Natural Killer). Sel Natural killer akan mengenali perubahan
pada sel yang terinfeksi kemudian membunuh sel yang terinfeksi tersebut.

Sel yang terinfeksi virus akan mengeluarkan interferon


Interferon mengganggu replikasi virus (antivirus); ‘interfere’
Interferon juga memperlambat pembelahan & pertumbuhan sel
tumor dgn meningkatkan potensi sel NK & sel T sitotoksik
(antikanker)
Peran interferon yg lain: meningkatkan aktivitas fagositosis
makrofag & merangsang produksi antibodi
Protein Komplemen
Protein komplemen dibentuk di hati dan bersirkulasi mengikuti
aliran darah dalam bentuk tidak aktif. Ketika terjadi infeksi,
antibodi terbentuk dan memicu terbentukknya protein
komplemen. Protein komplemen akan menempel pada mikrobia
dan dapat mengenali mikrobia dengan mudah.

Sitokin
Sitokinin adalah molekul protein yang dihasilkan oleh sel T dan
berfungsi sebagai pembawa pesan antarsel yang membentuk
sistem kekebalan. Sitokinin juga bekerja sama dengan sistem
saraf pusat dan sistem jaringan lain dalam tubuh. Suatu sel
dapat merespon pesan dari sitokin jika memiliki reseptor yang
sesuai
Jika pertahanan lapis pertama dan kedua tidak dapat membendung serangan bakteri
atau mikroba patogen, maka kehadiran patogen tersebut akan memacu pertahan lapis
ketiga untuk aktif. Pertahanan itu melibatkan respon spesifik oleh sistem imun
terhadap infeksi khusus sehingga memperoleh kekebalan (imunitas) biasanya dapat
bertahan lama, bahkan seumur hidup.

Mencakup:
(1) kekebalan humoral  produksi antibodi oleh limfosit B
(sel plasma)
(2) kekebalan selular  produksi limfosit T yg teraktivasi
Harus dapat membedakan sel asing yg harus dirusak dari
sel-diri  antigen (molekul besar, kompleks, & unik yg
memicu respons imun spesifik jika masuk ke dalam tubuh)
Sistem Kekebalan Humoral
• Antigen (Ag) merangsang sel B berubah menjadi sel plasma yg
memproduksi antibodi (Ab).
• Ab disekresi ke darah atau limf  lokasi sel plasma yg teraktivasi; semua Ab
akan mencapai darah  gamma globulin = imunoglobulin (Ig)

Ig M  berperan sbg reseptor permukaan sel B & disekresi pd tahap awal


respons sel plasma
Ig G  Ig terbanyak di darah, diproduksi jika tubuh berespons thd antigen
yg sama. Ig M & IgG berperan jika tjd invasi bakteri & virus serta aktivasi
komplemen
Ig E  melindungi tubuh dr infeksi parasit & mrp mediator pd reaksi alergi;
melepaskan histamin dari basofil & sel mast
Ig A  ditemukan pd sekresi sistem perncernaan, pernapasan, &
perkemihan (cth: pd airmata & ASI)
Ig D  terdapat pada banyak permukaan sel B; mengenali antigen pd sel B
Sistem Kekebalan Seluler

Setelah menemukan antigen yang cocok, sel T bereplikasi dengan cepat dan
membentuk memori melalui Major histocompatibility complex (MHC): kode
human leucocyte-associated antigen (HLA) yg terikat pd permukaan sel
antigen.

Sel T bekerja sama dalam sistem imun. Imunitas yang melibatkan sel T dan
fagosit disebut imunitas tingkat sel. Sel T tidak membentuk antibodi.

1. Sel T penolong (helper T cells: Th) membawa protein penanda kelas 2


akan mengenali fagosit tersebut dan merangsang sel B untuk bereplikasi.
2. Sel T sitotoksik (cytotoxic T cells: Tc) yang bertugas membunuh sel tubuh
yang terkena infeksi, dgn cara menyekresikan suatu protein yg dpt
melubangi membran sel.
3. Sel T penekan (supresor) : menekan respons sel B dan T.
Imunitas Aktif
Imunitas
Imunitas Pasif
Imunitas Aktif
Imunitas aktif didapat akibat kontak langsung dengan mikroorganisme
atau toksin sehingga tubuh memproduksi antibodinya sendiri. Selain itu,
sel B memori dan sel T akan diproduksi dan bereaksi lebih cepat jika
terjadi serangan kedua oleh antigen yang sama.

Imunitas aktif diperoleh dengan dua cara, yaitu secara alami dan buatan.
– Imunitas Aktif Alami
Jika seseorang terpapar satu penyakit dan sistem imun
memproduksi antibiodi serta limfosit khusus. Imunitas dapat
bersifat seumur hidup atau sementara.

– Imunitas Aktif Buatan


Imunitas aktif buatan adalah imunitas yang didapatkan seseorang
melalui pemberian vaksin. Vaksin dapat berupa patogen yang
mati atau toksin yang dilemahkan.
Imunitas Pasif
Imunitas atau kekebalan sementara terhadap suatu antigen
karena menerima antibodi dari orang lain. (Antibodi berpindah
dari satu individu ke individu lain)
– Imunitas Pasif Alami
Kekebalan pasif alami terjadi pada janin yang
mendapatkan sistem imun dari ibunya melalui plasenta
atau bayi yang mendapatkan ASI ( IgG)
– Imunitas Pasif Buatan
Imunitas yang diberikan melalui injeksi antibodi yang
diproduksi oleh orang atau hewan yang kebal karena
pernah terpapar suatu antigen.
Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan
vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap
suatu penyakit tertentu.

Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin, BCG, DPT, campak dan
melalui mulut seperti vaksin polio.

Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan ada
juga yang hanya dianjurkan.
Imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana yang diwajibkan oleh WHO yaitu BCG,
DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B.
Imunisasi BCG
imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis
(TBC), yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular yang dilakukan sekali pada bayi sekali
pada bayi usia 0-11 bulan

Imunisasi DPT
imunisasi dengan memberikan vaksin mengandung racun kuman yang telah dihilangkan
racunnya akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat anti(toxoid) untuk
mencegah terjadinya penyakit difteri,pertusis,dan tetanus,yang diberikan 3 kali pada bayi
usia 2-11 bulan dengan interval minimal 4 minggu.

Imunisasi polio
Imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis
yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada kaki, yang diberikan 4 kali pada bayi 0-11 bulan
dengan interval minimal 4 minggu

Imunisasi campak
imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan kekebalan aktif terhadap penyakit
campak karena penyakit ini sangat menular, yang diberikan 1 kali pada bayi usia 9-11 bulan

Imunisasi hepatitis B
imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B
yaitu penyakit yang dapat merusak hati, yang diberikan 3 kali pada bayi usia 1-11 bulan,
dengan interval minimal 4 minggu.

Anda mungkin juga menyukai