1 03/12/2018
Garis-garis Besar Program Pengajaran
Deskripsi Singkat: Mata kuliah ini mempelajari tentang obat-
obatan yang digunakan dalam kasus kegawat daruratan kebidanan
maternal dan neonatal
Tujuan Instruksional Umum: Tujuan mata kuliah ini bertujuan
untuk menjadikan mahasiswa mengerti tentang obat-obatan yang
diberikan kepada ibu dan anak dalam kasus kegawatdaruratan
kebidanan.
2
…lanjutan (GBPP)
Tujuan Instruksional
No. Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
Khusus
1. Konsep Dasar
Farmakologi
2. Mekanisme Kerja/Aksi
Peserta didik mampu Konsep Dasar
1–3 Obat
memahami farmakologi Farmakologi
3. Interaksi Obat
4. Dosis Obat
5. Penggunaan Obat
8 UTS
3
Pustaka Acuan Pokok
Goodman and Gilman. The Pharmacological Basis of
Therapeutics.
Katzung, BG. Basic and Clinical Pharmacology.
Lullmann, H., et al. Color Atlas of Pharmacology.
Ganiswarna. et al. Farmakologi dan Terapi Universitas
Indonesia.
4
Definisi Farmakologi
Ilmu tentang obat (pharmacon dan logos).
Ilmu yang mempelajari interaksi obat dengan organisme
hidup.
Studi terintegrasi tentang sifat-sifat zat kimia dan organisme
hidup serta segala aspek interaksinya.
Ilmu yang mempelajari tentang obat khususnya yang
berkaitan dengan pengaruh sifat fisika-kimiawinya terhadap
tubuh, respons bagian-bagian tubuh terhadap sifat obat, nasib
yang dialami obat dalam tubuh dan kegunaan obat bagi
kesembuhan.
5
…lanjutan (Definisi)
• Semula merupakan bagian dari ilmu fisiologi
kedokteran
6
Definisi Obat
Setiap zat kimia (alami maupun sintetik) selain makanan yang
mempunyai pengaruh terhadap atau dapat menimbulkan
efek pada organisme hidup, baik efek psikologis, fisiologis,
maupun biokimiawi
Tujuan Pengobatan:
Penetapan diagnosa, pencegahan (preventif), dan
penyembuhan (kuratif), simptomatik
Pemulihan kembali (rehabilitatif) dan peningkatan kesehatan
(promotif)
Kontrasepsi
7
Obat Ideal
Efektif
Aman
Selektif
Mudah dalam pemberian
Bebas dari interaksi obat
Biaya murah
Stabil secara kimia
Memiliki nama generik yang simpel
8
Sumber-sumber Obat
9
Reaksi Obat yang Tidak Diharapkan
(Adverse Drug Reaction)
Efek Samping
Efek fisiologis yang tidak berkaitan dengan efek yang
diharapkan.
Adverse Reaction
Efek yang lebih berat dari efek samping.
- efek toksik/toksisitas: biasanya terjadi akibat
overdosis akumulasi obat teridentifikasi dari kadar
obat dalam darah (kadar obat > rentang terapeutik
- idiosinkrasi: respons yang tidak diharapkan dan
abnormal pada sebagian kecil populasi, seringnya
berkaitan dengan kelainan genetik
10
Penggolongan Obat
Obat Farmakodinamis
Obat farmakodinamis, bekerja terhadap host dengan jalan mempercepat
atau memperlambat proses fisiologi atau fungsi biokimia dalam tubuh,
misalnya hormon, diuretika, hipnotika, obat otonom
Obat Kemoterapeutis
Obat kemoterapeutis, dapat membunuh parasit dan mikroorganisme
patogen di dalam tubuh host. Hendaknya obat ini memiliki kegiatan
farmakodinamis yang sekecil-kecilnya terhadap host, contoh: antibiotik,
antijamur, obat-obat neoplasma (onkolitik, sitostatik)
Obat Diagnostik
Obat diagnostik merupakan obat pembantu untuk melakukan diagnosis
(pengenalan penyakit), misalnya BaSO4 (barium sulfat) digunakan
untuk diagnosis penyakit saluran pencernaan, natrium propanoat dan
asam iod organik untuk saluran empedu.
11
…lanjutan (Penggolongan)
Menurut Permenkes RI No. 949/Menkes/Per/VI/2000
Penandaan
1. Obat bebas
2. Obat bebas terbatas
3. Obat keras
Obat wajib apotek
4.
5. Obat narkotika K
6. Obat psikotropika
…lanjutan (PMK No. 949 tahun 2000)
14
Tugas
Carilah/pelajaritentang Obat Wajib Apotek (OWA)!
Pelajari cara pengambilan/penghitungan dosis yang benar!
15
Ruang Lingkup Ilmu Farmakologi
Farmakologi Klinik = Studi tentang obat dan pengaruhnya
terhadap manusia.
Farmakognosi = Pengetahuan dan pengenalan obat yang
berasal dari tanaman (mineral dan hewan) dan zat aktifnya.
Biofarmasetik = Meneliti pengaruh formulasi obat terhadap
efek terapetiknya.
Farmakokinetik = Mempelajari proses biologis yang dialami
oleh obat/nasib obat pada manusia sehat/pasien (MH/organisme
mempengaruhi obat), nasib obat dalam tubuh: A-D-M-E.
Farmakodinamik = Mempelajari efek yang terjadi pada
manusia/respon yang terjadi terhadap pemberian obat (obat
mempengaruhi organisme).
16
…lanjutan (Ruang Lingkup)
Toksikologi = Pengetahuan tentang efek racun dari obat
terhadap tubuh (termasuk farmakodinamik karena efek terapetik
berhubungan dengan efek toksik).
Farmakoterapi = Mempelajari penggunaan obat untuk
pencegahan dan pengobatan penyakit/gejalanya.
Farmakologi molekuler
Farmakoepidemiologi
Farmakogenetik
Farmakogenomik
Farmakoekonomi
17
Sub-Pokok Bahasan:
18
1. Dasar-dasar Umum Farmakologi
Fase-fase Obat dalam Tubuh
Fase-fase (proses) yang dialami oleh obat sebelum
mencapai reseptor (site of action) dalam tubuh:
Fase biofarmasetik
Fase farmakokinetik
Fase farmakodinamik
19
Skema Fase Obat dalam Tubuh
20
Absorpsi
Desintegrasi
Disolusi
Absorpsi
Distribusi
Metabolisme
22
2. Aspek Biofarmasetik
23
Definisi Biofarmasetik
“ Biofarmasetik adalah cabang ilmu farmasi yang mempelajari
hubungan antara sifat-sifat fisiko kimia dari bahan baku obat
dan bentuk sediaan dengan efek terapi sesudah pemberian
obat tersebut kepada pasien.” -Riegelman, John Wagner dan
Geihard (pelopor Biofarmasi). Journal of Pharmaceutical Sciences
(1961): artikel review.
25
…(sambungan) Aspek Biofarmasetik
26
Istilah terkait Aspek Biofarmasetik
a) Ketersediaan farmasi (Farmaceutical Availability)
Adalah ukuran waktu yang diperlukan oleh obat untuk
melepaskan diri dari bentuk sediaannya dan siap untuk proses
resorpsi. Kecepatan melarut obat tergantung dari berbagai
bentuk sediaan dengan urutan sebagai berikut:
Larutan – suspensi – emulsi – serbuk – kapsul – tablet – enteric
coated – long acting.
32
…lanjutan (Injeksi)
Jenis Injeksi
Subkutan/hipodermal (s.c).
Penyuntikan di bawah kulit, hanya untuk obat yang tidak merangsang dan
larut baik dalam air atau minyak, efeknya agak lambat dibanding cara i.m atau
iv, mudah digunakan sendiri contohnya suntikan Insulin.
Intra muscular (i.m).
Penyuntikan dilakukan dalam otot , resorpsi obat berlangsung 10 -30 menit
untuk memperpanjang kerja obat sering dipakai larutan atau suspensi dalam
minyak. Tempat injeksi otot pantat atau lengan atas.
Intra vena (i.v).
Penyuntikan dilakukan di dalam pembuluh darah, efeknya paling cepat (18
detik) karena benda asing langsung dimasukkan kedalam aliran darah,
sehingga mengakibatkan reaksi-reaksi hebat seperti turunnya tekanan darah
secara mendadak (shock). Infus intravena dengan obat sering dilakukan dalam
rumah sakit pada keadaan darurat, atau dengan obat yang cepat
metabolismenya dan ekskresinya guna mencapai kadar plasma tetap tinggi.
Bahaya trombosis terjadi bila infus dilakukan terlalu sering pada satu tempat.
…(sambungan) Jenis Injeksi
Intra arteri (i.a).
Penyuntikan ke dalam pembuluh nadi, dilakukan untuk membanjiri suatu organ misalnya pada penderita
kanker hati.
Intra cutan (i.c)
Penyuntikan dilakukan di dalam kulit , absorpsi sangat perlahan misalnya tuberculin test dari Mantoux.
Intra lumbal
Penyuntikan dilakukan ke dalam ruas tulang belakang (sumsum tulang belakang) misalnya anestetika
umum.
Intra peritonial.
Penyuntikan ke dalam ruang selaput (rongga) perut.
Intra cardial
Penyuntikan ke dalam jantung.
Intra pleural
Penyuntikan ke dalam rongga pleura.
Intra articuler
Penyuntikan ke dalam celah-celah sendi.
34
…lanjutan (Efek Sistemik)
(4) Implantasi
Obat dalam bentuk Pellet steril dimasukkan dibawah kulit dengan alat khusus
(trocar). Terutama digunakan untuk efek sistemik lama , misalnya obat-obat hormon
kelamin (estradiol dan testosteron).Akibat resorpsi yang lambat satu pellet dapat
melepaskan zat aktifnya secara teratur selama 3–5 bulan.
(5) Rektal
Pemberian obat melalui rektal atau dubur. Cara ini memiliki efek sistemik lebih
cepat dan lebih besar dibandingkan peroral dan baik sekali digunakan untuk obat
yang mudah dirusak oleh asam lambung. Contoh :
Suppositoria dan clysma sering digunakan untuk efek lokal mis wasir
Salep yang dioleskan pada permukaan rektal hanya mempunyai efek lokal.
(6) Transdermal
Cara pemakaian melalui permukaan kulit berupa plester, obat menyerap secara
perlahan dan kontinyu masuk kedalam sistim peredaran darah, langsung ke jantung.
Umumnya untuk gangguan jantung misalnya Angina pectoris, tiap dosis dapat
bertahan 24 jam contohnya Nitrodisk dan Nitroderm TTS (Therapeutik Transdermal
System), dan preparat hormon.
b.) Efek Lokal (pemakaian setempat)
(1) Kulit (Perkutan)
Obat diberikan dengan jalan mengoleskan pada permukaan kulit, bentuk obat salep, krim dan
lotio.
(2) Inhalasi
Obat disemprotkan untuk disedot melalui hidung atau mulut dan penyerapan dapat terjadi
pada selaput mulut, tenggorokan, dan pernafasan. Contoh: bentuk sediaan gas, zat padat atau
aerosol.
(3) Mukosa Mata dan Telinga
Obat diberikan melalui selaput/mukosa mata atau telinga, bentuknya obat tetes atau salep,
obat diresorpsi kedalam darah dan menimbulkan efek.
(4) Intra Vaginal
Obat diberikan melalui selaput lendir atau mukosa vagina , biasanya berupa obat antifungi dan
pencegah kehamilan. Dapat berbentuk ovula, salep, krim dan cairan bilas.
(5) Intra Nasal
Obat diberikan melalui selaput lendir hidung untuk menciutkan selaput atau mukosa hidung
yang membengkak, contohnya Otrivin.
36
Farmakodinamik
Organisme
Obat Hidup
Farmakokinetik
Farmakokinetik Farmakodinamik
FARMAKOKINETIK meliputi:
Absorpsi,
Distribusi,
Metabolisme (biotransformasi),
Ekskresi.
TEMPAT KERJA DEPOT JARINGAN
(RESEPTOR)
Terikat Bebas Terikat
Bebas
SIRKULASI
SISTEMIK
ABSORPSI EKSKRESI
Obat Bebas
METABOLISME/
BIOTRANSFORMASI
Manfaat Mempelajari Farmakokinetik
Untuk memilih route pemberian obat yang paling tepat.
Dengan cara identifikasi farmakokinetika dapat dihitung
aturan dosis yang tepat untuk setiap individu (dosage regimen
individualization).
Data farmakokiketika suatu obat diperlukan dalam
penyusunan aturan dosis yang rasional.
Dapat membantu menerangkan mekanisme interaksi obat,
baik antara obat dengan obat maupun antara obat dengan
makanan atau minuman.
Dapat membantu menemukan sebab-sebab terjadinya efek
toksik dari pemakaian suatu obat.
Istilah-istilah yang Perlu Dipahami
Ketersediaan Biologik (Bioavailabilitas):
Besarnya bagian dari dosis obat yang mencapai sirkulasi sistemik yaitu
aliran darah (% dari dosis), >80% zat aktif suatu obat dibebaskan
secara sempurna dan diabsorpsi sempurna dan dalam perjalanan
pertama melalui usus halus dan hati tanpa mengalami eliminasi yang
berarti. Ketersediaan biologik rendah (<30%) menunjukkan bahwa zat
aktif kecil persentasenya yang sampai kedalam sirkulasi sistemik.
Penyebabnya: kelarutan obat dalam usus jelek, adanya penukaran zat
oleh bakteri usus, penetrasi pada mukosa usus jelek, metabolisme
dalam hati “first-pass-effect”. Bioavailabilitas mempengaruhi daya
terapetik, aktivitas klinik dan aktivitas toksik obat.
Volume Distribusi (VD)
Adalah suatu besaran fiktif dan didefinisikan sebagai hasil bagi dari
jumlah obat dalam tubuh dan konsentrasinya dalam plasma.
…lanjutan (Istilah)
Ikatan Protein/Plasma:
Substansi yang sukar larut dalam air, dapat ditransport ke dalam
darah hanya bila substansi tersebut berikatan dengan protein dalam
plasma darah (albumin, glikoprotein, glukoronide, haptoglobin,
feritin, globulin). Ikatan protein adalah reversibel, terdapat suatu
keseimbangan antara bagian obat yang bebas dan yang berikatan
dengan protein plasma. Akan tetapi, yang berefek secara farmakologi
adalah obat yang bebas, bukan yang berikatan dengan protein
plasma.
Waktu Paruh Plasma:
Adalah dimana jumlah zat aktif suatu obat berkurang sampai dengan
setengahnya. Diukur kadar di dalam plasma (waktu paruh plasma),
sebagai dasar untuk pembuatan skema pemberian obat.
A. Absorpsi
Merupakan proses sejak obat masuk ke tubuh
sampai obat masuk ke sirkulasi darah.
Onset aksi (awal mula kerja) obat tergantung pada
kecepatan absorpsi.
Intensitas kerja obat tergantung seberapa banyak
obat dapat masuk ke sirkulasi darah.
48
…lanjutan (Absorpsi)
86