harus mengalaminya.
Fred Kerlinger, teori adalah konsep diri, definisi, proposisi untuk menjelaskan
hubungan unsur suatu fenomena dengan tujuan untuk mengontrolnya.
PARADIGMA TEORI KOMUNIKASI
Paradigma diartikan sebagai kacamata atau sudut pandang dalam
melihat obyek sesuatu yang diamati. Menurut Kuhn (1970).
Paradigma adalah satu kerangka referensi atau pandangan dunia
yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori. Paradigma
juga inti dari ilmu pengetahuan.
Menurut Paradigma ini, antara peneliti dengan subjek yang diteliti, perlu acta empati
dan interaksi dialektis agar mampu merekonstruksi realitas yang diteliti melalui
metode kualitatif seperti “participant observation”
Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially
meaningful action. Ilmu diperoleh melalui pengamatan langsung dan rinci terhadap
perilaku sosial dalam suasana keseharian yang alamiah, agar mampu memahami
dan menafsirkan bagaimana para pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan
atau mengelola dunia sosial mereka.
Menurut paradigma konstruktivisme, realitas sosial yang diamati oleh
seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang yang biasa
dilakukan oleh kaum klasik. Paradigma konstruktivisme menilai perilaku
manusia secara fundamental berbeda, karena manusia bertindak
sebagai agen yang mengkonstruksi dalam realitas sosial mereka, baik
itu melalui pemberian makna ataupun pemahaman perilaku dikalangan
mereka sendiri. Kajian paradigma konstruktivisme ini menempatkan
posisi peneliti setara dan sebisa mungkin masuk dengan subjeknya, dan
berusaha memahami dan mengkonstruksikan sesuatu yang menjadi
pemahaman si subjek yang akan diteliti.
3. PARADIGMA KRITIS (CRITICAL PARADIGM)
Paradigma ini mendefinisikan ilmu sebagai suatu proses yang secara kritis
berusaha mengungkap “the real structures” dibalik ilusi atau kesadaran
palsu yang ditampakkan dipermukaan. Bertujuan membantu membentuk
suatu kesadaran sosial agar seseorang atau masyarakat dapat
memperbaiki dan merubah kondisi kehidupannya.
Paradigma ini memiliki ide suatu teori atas ketidakadilan yang terjadi
dibalik fenomena sosial. Teori kritis banyak diilhami oleh ajaran Marxis
atau neo-Marxis (kiri baru). Dalam teori kritis, perilaku orang akan
mengubah makna konteks yang terkandung selanjutnya. Teori kritis
bersifat aktif dalam menciptakan makna, bukan hanya sekedar pasif
menerima makna atas dasar perannya pada teori konflik.
TINGKAT GENERALITASNYA
Contoh : teori yang berfokus pada simbol interaksi (teori interaksi simbolik),
teori yang berfokus pada pesan atau pengiriman pesan (teori retorika),
teori yang melihat komunikasi sebagai alat pengembangan hubungan
(teori penetrasi sosial), dll
BAGIAN PENTING DARI TEORI
1. Konsep
Konep adalah kata-kata atau istilah yang memberikan label elemen paling penting
dalam sebuah teori.
Beberapa teori dinamami dengan menggunakan konsep-konsep pokoknya, Contoh :
Disonansi (cognitive dissonance theory), interaksi (symbolic interaction theory)
Ada 2 jenis konsep :
• Konsep nominal (konsep-konsep yang tidak dapat diamati) Ex : Demokrasi,
Kredibilitas, perasaan, dll
• Konsep nyata (konsep-konsep yang dapat diamati) Ex : jarak spasial, kegiatan,
program, dll
2. Hubungan
Hubungan adalah cara-cara di mana konsep-konsep
dalam sebuah teori dikombinasikan.
FUNGSI TEORI (LITTLEJHON)
1. Mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal.
2. Memfokuskan. Pada dasarnya teori hanya menjelaskan suatu hal bukan banyak hal.
3. Menjelaskan. Maksudnya teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang
diamati.
4. Pengamatan. Teori tidak saja menjelaskan tentang apa yang sebaiknya diamati tetapi
juga memberikan petunjuk bagaimana “cara” mengamatinya.
5. Prediksi atau perkiraan. Fungsi ini penting sekali bagi bidang-bidang kajian ilmu
komunikasi terapan seperti persuasi dan perubahan sikap, komunikasi dalam organisasi,
dinamika kelompok kecil, periklanan, public relations dan media massa.
6. Heuristik. Fungsi ini harus mampu menstimuli penelitian selanjutnya, bila konsep-konsepnya
jelas dan memiliki penjelasan operasional sehingga dapat dijadikan pegangan bagi
penellitian-penelitian selanjutnya.
7. Komunikasi. Teori ini harus dipublikasikan, didiskusikan dan terbuka terhadap kritik-kritik,
sehingga penyempurnaan teori dapat dilakukan
8. Normatif. Mampu mengontrol kehidupan manusia atau masyarakat,
karena teori ini sangat berpotensi berkembang menjadi norma-norma
atau nilai-nilai yang dipegang dalam kehidupanmasyarakat sehari-
hari.