Anda di halaman 1dari 53

PEMICU 1

Kelompok 6
Anggota Kelompok
FASILITATOR : dr. Ratna Widayati, M. Biomed

• Agustian Wahyuningrat D. FAA 116 017


• Muhammad Rinaldi FAA 116 016
• Mita Eva Dayani FAA 116 015
• Reza Kurnia Rahmawati FAA 116 014
• Syahrullah FAA 116 013
• Kadek Pande Yoga Z. FAA 116 012
• Billy Pebrinatan FAA 116 011
• Putri Hagalang Sinta FAA 116 007
• Dinda Amelia Dewi FAA 116 008
• Ida Ayu Tungga Dewi FAA 115 044
• Azhar Putra Pratama FAA 115 047
Skenario
Kata Kunci
• Tidak bisa kencing
• Laki-laki
• 65 tahun
• Riwayat sulit kencing
• Sering kencing malam hari
Identifikasi Masalah
• Laki-laki 65 tahun dengan keluhan tidak bisa
kencing, memiliki riwayat sulit kencing, dan
sering kencing pada malam hari hingga 4 kali
Analisis Masalah
Laki-laki 65 tahun

Keluhan Utama Riwayat penyakit Keterangan


dahulu Tambahan

Retensi Urin

BPH Diagnosis Banding Urolitiasis

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis Kerja
Hipotesis
• Laki-laki 65 tahun dengan keluhan retensi urin
didiagnosis mengalami BPH
Pertanyaan Terjaring
1. Jelaskan anatomi dan fisiologi sistem urinaria!
2. Jelaskan interpretasi data tambahan!
3. Jelaskan diagnosis banding beserta tabel! (BPH dan urolitiasis)
4. Jelaskan BPH!
a. Definisi
b. Epidemiologi
c. Etiologi
d. Patofisiologi
e. Faktor risiko
f. Tanda dan gejala
g. Klasifikasi
h. Diagnosis
i. Tatalaksana
j. Pencegahan
k. Komplikasi
l. Prognosis
Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria
Kidney
Ureter
Urinary Bladder
Uretra
Pembentukan Kemih
Interpretasi Pemeriksaan Fisik
• Kompos mentis (Normal)
• TD = 130 / 80 mmHg (120/ 80 – 130 / 90 mmHG)
• Nadi = 100 x / menit (60 – 100 x / menit)
• Nafas= 20 x / menit (12 – 20 x / menit)
• Suhu= 370 C (36,4 – 37,20 C)
• Konjungtiva tak pucat (Normal)
• Sklera tak ikterik (Normal)
• JVP 5-2 cm H2O (5-2cmH2O - 5+2cmH2O)
• Jantung dan paru (Normal)
Interpretasi Pemeriksaan Fisik
Abdomen :
• Tampak benjolan di suprasimfisis, dinding rata, kenyal, nyeri
tekan (+) diakibatkan karena terjadinya retensi urin
sehingga kandung kemih (vesica urinaria membesar)
• Balotemen (-)  balotemen untuk membuktikan adanya
benda yang melayang atau terapung dalam cairan asites.
Negatif berati tidak ada benda yang melayang dalam asites.
• Bising usus (+) normal  menunjukkan bahwa peristaltik
usus ada dan normal
Punggung :
• Nyeri tekan (-) dan nyeri ketok (-) normal, kalau ada
berarti kemungkinan terjadi infeksi saluran kemih atau batu
saluran kemih.
Interpretasi Pemeriksaan Fisik
Colok dubur
• TSA baik (Total Sialic Acid merupakan marker
untuk menilai CA prostat)
• Prostat kenyal simetris, mukosa licin, dan tidak
didapatkan nodul : merupakan gambaran
klinis dari pembesaran prostat benigna.
• TBP (Total Berat Prostat) 60 gram : TBP normal
20 gram
Interpretasi Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
Hemoglobin 13 g/dl 13-18 g/dl Normal
Hematokrit 39% 40-50 % Menurun
Lekosit 8000/uL 3200-10000/uL Normal
Trombosit 250.000/uL 150.000- Normal
500.000/uL
Ureum 35 mg/dl 10-50 mg/dl Normal
Kreatinin 1,3 mg/dl 0,6-1,5 mg/dl Normal
PSA 3 ng/dl 0-4 ng/dl Tidak mengarah ke
keganasan
Eritrosit 15/LPB 1-3/LPB Hematuria
Leukosit 5/LPB 1-5/LPB (P) Normal
0-5/LPB (L)
Silinder (-) (-) Normal
Kristal (-) (-) Normal
Hasil USG ginjal
Temuan Pada Pemeriksaan USG Ginjal Interpretasi
Tidak terdapat pelebaran sistem pelvio Normal
kalises kedua ginjal

Tidak terdapat batu pada ginjal Normal


Buli-buli normal Normal
Prostat membesar Pembesaran prostat biasannya disebabkan
hipertrofi jinak namun kadang-kadang
mungkin disebabkan oleh karsinoma.

Normoechoic Suara normal saat di USG


Pemeriksaan Urologi - Colok Dubur
Tabel DD
Definisi Hasil anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

Benign BPH didefinisikan sebagai proliferasi • Frekuensi berkemih • Digital Rectal Exam • Urinalysis –
prostate dari sel stromal prostat, dimana • Nocturia – keinginan (DRE) atau Rectal menggunakan
hyperplasia menyebabkan pembesaran pada untuk berkemih Toucher adalah tekhnik dipstick
glandula prostata pada malam hari bagian lanjut dari atau dengan
• Hesitancy – evaluasi pada pasien centrifuged
kesulitan dalam laki-laki terduga BPH. sediment
memulai berkemih; Dengan DRE, evaluation untuk
terganggu, aliran pemeriksa dapat menilai adanya
lemah menilai ukuran darah, leukosit,
• Pengososngan prostate dan kontur, bakteri, protein
kandung kemih tidak mengevaluasi nodul atau glukosa
selesai – adanya dan mendeteksi area • Kultur urine
perasaan urin sisa yang dicurigai • Prostate spesicific
yang menetap, yang keganasan antigen (PSA) –
berpengaruh pada cancer
frekuensi berkemih • Elektolit – blood
• Straining – perlunya urea nitrogen dan
menegangkan kratinin. Screening
ataupun mendorong utntuk chronic
(meanuver valsava) renal insuffiency
untuk memulai dan • USG (abdomianl,
menjaga urinasi renal, transrectal)
untuk pengosongan
kandung kemih
• Penurunan kekuatan
aliran kemih
Diagnosis klinis Komplikasi Penatalaksanaan

Benign Diagnosis ditegakkan • Retensi urin • Watchful waiting


Prostate berdasarkan anamnesis, • Insufisiensi ginjal • Terapi obat (eg,
hyperplasia pemeriksaan fisik dan • Infeksi saluran alpha blockers, 5-
pemeriksaan penunjang kemih berulang alpha-reductase
• Gross hematuria inhibitors) –
• Bladder calculi untuk pasien
(bladder stones) yang diragukan,
• Gagal ginjal atau sedang sampa
uremia parah gangguan
traktus urinari
bawah dengan
BPH
• Terapi
intervasional (eg,
transurethral
resection of the
prostate [TURP])
– untuk pasien
dengan sedang
sampai berat
Definisi Hasil anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

Urolithiasis Bladder (vesical) calculi adalah batu • Dapat tidak • Nyeri tekan • studi laboratoium
atau material yang terkalsifkasi yang bergejala, jika ada : suprapubic yang kurang spesifik
berada pada kandung kemih. • Nyeri suprapubic • Fullness meliputi : microscopic
Biasanya dihubungkan dengan stasis • Dysuria • Kadang-kadang atau gross hematuria,
urinari tetapi bisa timbul pada • Intermitten dirasakan kandung pyuria. Bacteiuria,
individu sehat tanpa adanya bukti • Frekuensi kemih crystalluria, dan urine
kelainan anatomis, striktur, infeksi • Nocturia menggembung jika kultur pisitif untuk
atau benda asing • Retensi urin terjadi acute urinary urea splitting
retention organisme
• Abdominopelvic
palanar radiography
umumnya digunakan
untuk menidentifikasi
radiopak batu
kandung kemih. Akan
tetapi calculi, yang
dibentuk predominan
asam urat, akan
radiolusen, kecuali
terbungkus kalsium.
Diagnosis klinis Komplikasi Penatalaksanaan

Urolithiasis Diagnosis ditegakkan • Chronic bladder • Pharmacologic


berdasarkan anamnesis, dysfunction stone dissolution.
pemeriksaan fisik dan • Urinary tract Meliputi :
pemeriksaan penunjang. infections potassium citrate
Pemeriksaan paling umum • Surgical
digunakan untuk menegakan fragmentation
diagnosis adalah dengan and removal.
cystoscopy Meliputi :
• Transurethral
cystolitholapaxy
• Percutaneous
suprapubic
cystolithopaxy
• Open suprapubic
cystotomy
Sumber :
• KAPOOR A. Benign prostatic hyperplasia
(BPH) management in the primary care
setting. Can J Urol 2012;19(Suppl 1):10-17
• J. De la Rosette. 2009. Guidelines on Benign
Prostate Hyperplasia. European Association
of Urology
• C Turk. Et al. 2016. EAU Guidelines on
Urolithiasis. European Association of
Urology
Benign Prostate Hyperplasia
(BPH)
Definisi
• Hipertrofi prostat benigna (HBP) adalah kelainan
histologis yang khas ditandai dengan proliferasi sel-
sel prostat.
Epidemiologi
BPH menjadi masalah global pada pria usia lanjut. Di dunia, hampir 30
juta pria menderita BPH. Di Amerika Serikat, hampir 14 juta pria
menderita BPH. Prevalensi dan kejadian BPH di Amerika Serikat terus
meningkat pada tahun 1994-2000 dan tahun 1998-2007.
Di RS Dr. Soetomo Surabaya terdapat 1.948 kasus BPH pada periode
1993-2002 dan di RS Sumber Waras punya 602 kasus pada rentang
waktu itu juga.
Etiologi
• Faktor genetik merupakan predisposisi
• Teori hormonal
• Teori sel punca
• Teori apoptosis
• Teori interaksi stroma-epitelia
• Teori faktor inflamasi dan sindrom metabolik
Patofisiologi
Pada usia tua

Esterogen dan testosteron tidak


seimbah
Growth factor
Esterogen :
-Proliferasi sel
-meningkatkan jumlah reseptor
Mempengaruhi sel-sel stroma
androgen
-Menurunkan jumlah kematian
sel-sel prostat (sel-sel prostat
mempunyai umur yang panjang) Proliferasi sel-sel epitel maupun sel
storma

Hiperplasia prostat

Menyumbat uretra pars prostatika

Retensi Urine
Faktor Resiko
• Kadar hormon
• Usia
• Ras
• Riwayat keluarga
• Obesitas
• Aktivitas seksual
Tanda dan Gejala
I. Keluhan pada saluran kemih bagian bawah
a. Gejala obstruksi
b. Gejala iritasi
II. Gejala pada saluran kemih bagian atas Keluhan akibat hiperplasi prostat pada sluran kemih
bagian atas berupa adanya gejala obstruksi, seperti nyeri pinggang, benjolan dipinggang
(merupakan tanda dari hidronefrosis), atau demam yang merupakan tanda infeksi atau
urosepsis.
III. Gejala diluar saluran kemih Pasien datang diawali dengan keluhan penyakit hernia inguinalis
atau hemoroid.

Adapun gejala dan tanda lain yang tampak pada pasien BPH, pada pemeriksaan prostat didapati
membesar, kemerahan, dan tidak nyeri tekan, keletihan, anoreksia, mual dan muntah, rasa tidak
nyaman pada epigastrik, dan gagal ginjal dapat terjadi dengan retensi kronis dan volume residual
yang besar.
Klasifikasi
Derajat Generalisata
Derajat Gambaran Klinik

Derajat 1 - Lemahnya pancaran kemih


- Tidak puas kencing
- Frekuensi kencing bertambah pada
malam hari

Derajat 2 - Timbulnya retensi urin sehingga


menimbulkan infeksi
- Mengeluh miksi terasa panas
- Kencing malam bertambah hebat

Derajat 3 - Timbulnya retensi total


Diagnosis
Dapat ditegakkan diagnosis BPH dengan evaluasi :
• Anamnesis perjalanan penyakit
• Pemeriksaan Rectal Toucher
• Pemeriksaan Prostat Spesifik Antigen (PSA)
• Pemeriksaan Sistoskopi
• Pemeriksaan Uroflowmetri
• USG rektal
Tatalaksana
• Medikamentosa
a. α1-blocker
b. 5α-reductase inhibitor
c. Antagonis Reseptor Muskarinik
d. Phospodiesterase 5 inhibitor
• Pembedahan
a. Invasif minimal
 Transurethral Resection of the Prostate (TURP)
 Laser Prostatektomi
 Transurethral Incision of the Prostate (TUIP) atau insisi
leher kandung kemih (bladder neck insicion)
b. Operasi terbuka
Tamsulosin
• MEKANISME KERJA
Menghambat pembentukan dihidrotestosteron (DHT) daritestosteron, yang
dikatalisis oleh enzim 5-redukstase didalam sel-sel prostat
• FARMAKOKINETIK
Tamsulosin diabsorpsi dengan baik jika diberikan secara oral. Tamsulosin akan
mengalami metabolisme di hati dan hanya sedikit yang diekskresi utuh
melalui ginjal. Tamsulosin mempunyai waktu paruh 5-10 jam
• EFIKASI KLINIS
Pemberian tamsulosin dapat menyebabkan relaksasi otot trigonum dan
sfingter pada kandung kemih. Tamsulosin juga dapat merelaksasikan otot
polos kelenjar prostat yang membesar pada BPH,sehingga dapat
memperbaiki aliran urin dan gejala saluran kemih bagian bawah (LUTS)
• EFEK SAMPING
Pusing, sakit kepala, gelisah, hipotensi ortostatik,takikardi, palpitasi, obstruksi
nasal.
• DOSIS
0.4-0.8 mg/hari
Pencegahan
Jangan menahan
menjaga berat badan ideal Hindari merokok air kencing
Konsumsi buah dan sayur

konsumsi kacang kacangan Olahraga teratur Hindari cuaca/minuman dingin


• mengurangi minum setelah makan malam agar
menghindari nokturia (berkemih di malam hari).
• Juga menghindari obat-obatan parasimpatolitik
(menghambat fungsi simpatik)
• mengurangi kopi, dan alcohol agar tidak sering
buang air kecil.
• menghindari makanan berkolesterol.
Komplikasi
Komplikasi dari BPH yaitu :
1. Retensi urin akut, terjadi apabila buli-buli
menjadi dekompensasi
2. Infeksi saluran kemih
3. Involusi kontraksi kandung kemih
4. Refluk kandung kemih
5. Hidroureter dan hidronefrosis
6. Gagal ginjal bisa dipercepat jika terjadi infeksi
7. Hematuri
8. Hernia atau hemoroid
Prognosis
Lebih dari 90% pasien mengalami perbaikan
sebagian atau perbaikan dari gejala yang
dialaminya. Sekitar 10-20% akan mengalami
kekambuhan dalam 5 tahun.
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai