PRESERVASI
PEMELIHARAAN RUTIN
LONG SEGMENT
TINGKAT LAYANAN
KINERJA JALAN
KINERJA JEMBATAN
PRESERVASI JALAN
1. Secara PREVENTIF
PEMELIHARAAN JALAN REKONSTRUKSI JALAN
2. Secara REAKTIF
1. Pemeliharaan Rutin
2. Pemeliharaan Berkala
3. Rehabilitasi Jalan
PREVENTIF REAKTIF
• membatasi jenis, tingkat, • memperbaiki setiap
sebaran kerusakan; kerusakan yang
• menunda kerusakan lebih
lanjut;
terjadi pada
• mengurangi jumlah perkerasan jalan
kegiatan pemeliharaan untuk
rutin; mengembalikan ke
• melindungi perkerasan kondisi sesuai
dari pengaruh beban dan rencana.
lingkungan;
• mempertahankan kondisi
jalan dalam tingkatan baik
dan sedang sesuai
rencana.
PREVENTIF REAKTIF
Source : AASHTO Pavement Management Guide Book, 2012 adopted from Peshkin et al. 2007
10
Direktorat Preservasi Jalan @2017 10
KONSEP KEMANTAPAN JALAN
Jalan dikategorikan dalam kondisi mantap jika kondisi jalan tersebut dalam kondisi Baik dan
Sedang, dan dikategorikan dalam kondisi yang tidak mantap jika kondisi jalan tersebut dalam
kondisi Rusak Ringan dan Rusak Berat
SDI
IRI
< 50 50 – 100 100 – 150 > 150
<4 BAIK SEDANG SEDANG RUSAK
13
Direktorat Preservasi Jalan @2017 13
Siklus Penanganan Umur Rencana 10 th.
16
Direktorat Preservasi Jalan @2017 16
Perlu Perhatian ?
18
Direktorat Preservasi Jalan @2017 18
Acuan Normatif Pemeliharaan
19
Direktorat Preservasi Jalan @2017 19
SURVEY
KONDISI
JALAN
20
SURVEY KONDISI JALAN
21
SURVEY KONDISI JALAN
1. Persyaratan-persyaratan
a. Ketentuan umum
• Sebelum pelaksanaan survei, petugas survei harus meminta izin terlebih
dahulu kepada instansi/Pemda setempat yang berwenang.
• Petugas survei harus mengetahui ruas jalan yang akan disurvei.
• Petugas survei harus memahami dan mendalami cara pengisian
formulir.
• Dalam pelaksanaannya petugas survei harus memperhatikan kelancaran
lalu lintas
22
SURVEY KONDISI JALAN
23
SURVEY KONDISI JALAN
2. Ketentuan Teknis
a. Survei kondisi untuk pemutakhiran data
• Survei dilakukan dari dalam kendaraan.
• Pengamatan terus menerus dan dicatat setiap 200 meter atau sesuai keperluan.
• Survei dilakukan terhadap perkerasan, bahu, drainase, saluran samping, trotoar,
kereb, median jalan, lereng samping/badan jalan, gorong-gorong.
• Harus dimulai dari titik awal dan berakhir pada titik akhir.
• Penentukan jenis, tingkat, besaran kerusakan harus diukur langsung di tempat.
• Pengambilan foto pada bagian jalan yang mengalami penurunan, erosi
permukaan, lubang, bekas roda, bergelombang, erosi bahu, saluran rusak, lereng
yang longsor/runtuh, minimal sekali setiap jenis kerusakan setiap ruas jalan, dan
ditunjukkan lokasinya dengan menuliskan lokasi (station) pada selembar kertas
dan harus terekam (terlihat) di dalam foto.
24
SURVEY KONDISI JALAN
25
SURVEY KONDISI JALAN
3. Pelaksanaan survei
a. Persiapan
b. Urutan pelaksanaan survei
c. Formulir survei
4. Laporan survei
26
SURVEY KONDISI JALAN
27
SURVEY KONDISI JALAN
28
SURVEY KONDISI JALAN
29
SURVEY KONDISI JALAN
b. Jenis peralatan dan perlengkapan
• Peralatan dan perlengkapan yang dimaksud adalah :
• kendaraan jenis station wagon dengan kondisi baik;
• alat ukur kerataan Naasra;
• dua buah beban, masing-masing 50 kg diletakan simetris pada lantai
kendaraan
• pengukur jarak (odometer halus)
• pengukur jarak (odometer kasar)
• alat pengukur profil memanjang yaitu Dipstick Floor Profiler dengan system
imperial maupun metric;
• pengukur tekanan ban yang baik dengan ketelitian 0,5 psi;
• formulir survai.
30
c. Kendaraan
• kendaraan R-4, layak jalan, tempat duduk minimal untuk 2 orang; dan dipasang
spanduk “Survai Kerataan Permukaan Perkerasan Jalan”;
• penggerak kendaraan pada roda belakang;
• peredam kejut (schock absorber) harus kuat (fungsi ganda/heavy duty)
berfungsi baik.
• pegas harus keras, dapar berbentuk per keong atau per daun dan harus bebas
dari keretakan, patah atau kerusakan-kerusakan lain;
• keempat ban kendaraan ukuran standar, mempunyai kontak permukaan yang
baik, dan ukuran tekanan ban 27 psi;
31
SURVEY KONDISI JALAN
d. Persiapan
• Formulir
• Pemasangan Alat Ukur Kerataan Naasra
• Pemeriksaan Alat Ukur Kerataan Naasra
• Kalibrasi
• Ketentuan survai
• Cara Survey
32
Data yang diperoleh dari Survey
Nilai IRI dinyatakan dalam meter turun naik per kilometer panjang jalan
(m/km).
• Jika nilai IRI = 10 m/km, artinya jumlah amplitude (naik dan turun)
permukaan jalan sebesar 10 m dalam tiap km panjang jalan. Semakin
besar nilai IRI-nya, maka semakin buruk keadaan permukaan
perkerasan.
• Jika IRI < 4,0 artinya jalan masih dalam tahap pemeliharaan rutin,
• jika IRI 4,1 - 8,0 , jalan pada kondisi sedang, berarti jalan perlu
dilakukan pemeliharaan berkala (periodic maintenance) yakni dengan
pelapisan ulang (overlay).
• Jika IRI 8 -12, jalan perlu dipertimbangkan untuk peningkatan.
• Sementara jika IRI > 12 , jalan sudah tidak dapat dipertahankan,
sehingga harus dilakukan rekonstruksi.
33
Hubungan antara kondisi, umur, dan jenis
penanganan jalan
34
SURVEY KONDISI JALAN
Hawkeye 2000
• Alat ini dapat mengumpulkan
data kondisi jalan dalam sekali
perjalanan dengan kecepatan 20
s.d 100 km/jam. Dengan
kecepatan tersebut, diharapkan
pengumpulan data kondisi jalan
dapat menghasilkan keluaran
yang lebih akurat
35
II. Condition survey based on road deterioration –
SDI(Survei kondisi berdasarkan kerusakan jalan)
untuk menentukan nilai besaran Surface Distress Index (SDI) yang menggambarkan
kondisi jalan secara struktural
Pelaksanaan survai :
• Menggunakan Formulir Survai Kondisi Jalan Aspal dan Jalan Tanah/Kerikil yang
telah diubah satuannya ke 100 meter.
• Survai dilaksanakan oleh PPK, di masing-2 Balai dan didampingi oleh P2JJ.
• Personil survey/surveyor harus berjumlah 3 (tiga) orang dengan rincian :
2 orang surveyor sebagai penilai/pengamat ;
1 orang surveyor sebagai pengukur jarak dengan menggunakan roll meter.
• Pencatatan per 100 meter dan selanjutnya hasil survai direkapitulasi per km
• Peralatan : roll meter dan cat pylox.
• Kamera digital dengan pixel yang tinggi, yang dipasang pada bagian depan
• Hasil survai kondisi untuk menghitung Surface Distress Index (SDI) per km. SDI
per km dihitung dengan menjumlahkan hasil survai kondisi /100 m
36
Survey SDI
Diagram Alir
pelaksanaan
SKJ pada
Jalan
Beraspal
SDI
IRI (m/km)
< 50 50 – 100 100 – 150 > 150
Penentuan <4 Baik Sedang Sedang Rusak Ringan
kondisi 4–8 Sedang Sedang Rusak Ringan Rusak Ringan
segmen jalan
8 – 12 Rusak Ringan Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Berat
37
Survey SDI
38
Hasil survey per 100 meter sebagai berikut, SDI
dengan nilai IRI 9. IRI (m/km)
< 50 50 – 100 100 – 150 > 150
1. Luas Retak : 14 m2
<4 Baik Sedang Sedang Rusak Ringan
2. Lebar Retak : 2 mm
4–8 Sedang Sedang Rusak Ringan Rusak Ringan
3. Jumlah lubang : 7 lubang
8 – 12 Rusak Ringan Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Berat
4. Dalam bekas roda : 3,5 cm
> 12 Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat
Perhitungan SDI
• Luas Retak : 14 / (100*3.5) = 0.4 %
maka masuk dalam penilaian < 10% sehingga didapat nilai SDI 5.
• Lebar Retak : 2 mm
maka masuk dalam penilaian 1 – 3 mm sehingga SDI tetap 5.
39
III. FWD ( Falling Weight Deflectometer)
menentukan Nilai Modulus Elastisitas
• pengukuran lendutan, modulus elastisitas ( kekakuan )
tiap lapis perkerasan dan kondisi tanah dasar jalan
• Maksud dari investigasi ini adalah untuk mengetahui
kondisi permukaan , kondisi perkerasan dan kondisi tanah
dasar jalan.
• Tujuannya adalah untuk mengetahui kapasitas struktur
perkerasan jalan yang ada akibat pengaruh beban roda
kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut
40
Survey dengan FWD
41
IV. BENGKELMAN BEAM (BB)
memperoleh data Struktur Perkerasan Jalan
42
Survey dengan BB
Keseragaman Lendutan
• Berdasarkan hasil
perhitungan yang didapat,
maka sebagai gambaran
tentang tingkat
keseragaman lendutan
yang sudah dikoreksi
dapat dilihat pada Gambar
43
V. Survey Lalu Lintas
Tujuan
• Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu lintas,
kecepatan kendaraan rata-rata, menginventarisasi jalan yang ada, serta
menginventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati ruas
jalan tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas
harian ratarata sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan.
44
Survey Lalu Lintas
45
Survey Lalu Lintas
Waktu dan Durasi Survey
Waktu pelaksanaan survey dipengaruhi oleh aktvitas masyarakat pengguna lalu
lintas.
• Jumlah lalu lintas yang tinggi dan LHR > 10.000 kendaraan dan perhitungan
dilakukan 40 jam selama 2 hari, mulai pukul 06.00 pagi pada hari pertama dan
berakhir pukul 22.00 pada hari kedua.
• Perhitungan diulang 4 kali selama satu tahun sesuai jadwal yang ditentukan.
• Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam penetapan
waktu survey, antara lain :
Liburan Sekolah
Libur Musiman
Hari dalam Minggu (Waktu Kerja dan Waktu Istirahat)
Kondisi Iklim (Misalnya Musim Hujan)
Pekerjaan-pekerjaan Penanganan Jalan
46
Survey Lalu Lintas
PENENTUAN KONDISI RUAS JALAN
• Penentuan Kondisi suatu Ruas Jalan (B – Baik, S – Sedang, RR – Rusak
ringan, dan RB – Rusak Berat), dengan batasan nilai IRI dan RCI vs
Volume Lalu Lintas.
47
BAB III HASIL SURVEI
48
HASIL SURVEI
49
HASIL SURVEI
50
HASIL SURVEI
51
HASIL SURVEI
Penentuan Kondisi Ruas Jalan dan Kebutuhan
Penanganan
Kebutuhan Tingkat
Kondisi Jalan IRI (m/km)
Penanganan Kemantapan
52
Pemanfaatan data survey
53
Pemanfaatan data survey
54
BAB V
KLASIFIKASI PENANGANAN PEMELIHARAAN JALAN
1. Preservasi Jalan
55
Benefit dari Preservasi
• Dengan upaya preservasi jalan maka dapat saving hingga 30
% dibandingkan dengan upaya overlay.
• Biaya penanganan jalan pada saat tingkat pelayanannya
rendah akan 5 kali lebih besar daripada biaya pemeliharaan
jalan pada saat masih optimum pada tingkat operasional.
56
Preservasi
57
Metode Preservasi (I)
Metode Preservasi
• Crack Seals
metode yang dilakukan dengan cara mengisi retakan
pada perkerasan dengan adhesive sealant, yang
biasanya terdiri dari aspal atau aspal emulsi yang
dicampur dengan air.
• Fog Seals
metode berupa aspal emulsi yang diaplikasikan diatas
permukaan perkerasan.
• Slurry Seals
Metode yang menggunakan campuran antara aspal
dengan agregat halus bergradasi baik.
58
Metode Preservasi (II)
• Sand Seals
metode ini menggunakan aspal emulsi dan agregat halus
atau pasir, namun aspal emulsi dan agregat halus tidak
dicampur terlebih dahulu.
• Scrub Seals
Material sama dengan yang digunakan pada metode sand
seals, yaitu aspal emulsi dan agregat halus. Perbedaannya
setelah dilakukan penyemprotan aspal emulsi akan dilakukan
semacam penyapuan agar aspal emulsi tersebut dapat
mengisi retakan-retakan halus dengan sempurna.
59
Metode Preservasi (III)
• Chip Seals
Metode ini terdiri atas dua tahapan
yaitu proses penyemprotan aspal
emulsi dilanjutkan dengan
penghamparan agregat kasar.
• Sandwich Seals
Aspal emulsi diletakan diantara dua
lapisan agregat kasar, yang
membedakan dengan chip seals lapis
ganda adalah pada lapisan agregat
kasar pertama tidak dilakukan
penyemprotan aspal emulsi
sebelumnya.
60
Metode Preservasi (IV)
• Cape Seals
Metode yang merupakan
gabungan antara dua metode
yaitu Chip seals dan Slurry seals.
• Teknologi Fibermat
Kombinasi antara polymer dengan
emulsi aspal modifikasi, helai
seratkaca (fiberglass strand), dan
agregat yang menciptakan lapisan
yang menyerap tegangan dan
menutup retak.
61
Preservasi
3. Pemeliharaan Rutin
62
Preservasi
4. Pemeliharaan Preventive
• Tujuan untuk membatasi jenis, tingkat, sebaran kerusakan, dan
menunda kerusakan lebih lanjut, serta mengurangi jumlah kegiatan
pemeliharaan rutin, melindungi perkerasan dari pengaruh beban dan
lingkungan, dan mempertahankan kondisi jalan dalam tingkatan baik
dan sedang sesuai dengan rencana
• Keuntungan Pemeliharaan Preventif yaitu :
• Mengurangi kerusakan dimasa mendatang;
• Mempertahankan atau meningkatkan kondisi fungsional dari
perkerasan;
• Memperpanjang masa layan perkerasan sesuai umur rencana
63
Preservasi
64
Pilihan Teknologi Preventif Perkerasan Lentur
65
Pilihan Teknologi Preventif Perkerasan Kaku
66
Prioritas Pemilihan Teknologi Preventif
67
Kondisi perkerasan yang direkomendasikan untuk pemeliharaan
preventif
68
5. Pemeliharaan Berkala
69
6. Rehabilitasi
70
7. Rekonstruksi
71
8. Penanganan Daerah Rawan Banjir
Dengan memperhatikan :
• Sumber air di bawah perkerasan
• Penanganan air hujan
• Fungsi Drainase dan Jenis Drainase
• Jenis Kerusakan Drainase
• Preservasi Sistem Drainase
72
9. Penanganan Daerah Rawan Longsor
Tindakan preventif masa Pra-Bencana:
• Pemetaan lokasi ruas jalan yang rawan longsor;
• Pemetaan daerah rawan bencana dan mengetahui gejala
gejala awal dari bencana;
• Menyiapkan alat berat, bahan jembatan darurat ( Balley ),
gorong-gorong baja Armco, Kawat beronjong, dan lain-lain
serta melakukan pelatihan pemasangannya,
• Menyiapkan jalur evakuasi penduduk ketempat aman bila
terjadi bencana.
73
Tugas BBPJN pada masa Pra-Bencana di lokasi ruas jalan
rawan longsor:
• Perlu dibuatkan Perencanaan (DESAIN KHUSUS ) baik
pada struktur jalan maupun jembatan;
• Menanam rumput ( Vetiver), pepohonan pada lereng;
• Memperbesar kemiringan lereng > 20 persen.
• Pembangunan talud/tembok penahan jalan rawan
longsor;
• Pembangunan/pembuatan drainase;
• Pemetaan daerah rawan bencana;
74
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN JALAN
75
Direktorat Preservasi Jalan @2017 75
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN JALAN
A.1.
A.1.JENIS KERUSAKAN PADA PERKERASAN BERASPAL
JENIS TINGKAT
NO. LOKASI CIRI-CIRI KEMUNGKINAN PENYEBAB KONDISI KERUSAKAN
KERUSAKAN KERUSAKAN
1. 111 Lubang Dapat terjadi pada Bahan lapis Diukur dengan 1. Merupakan perkembangan dari
setiap bagian permukaan kedalaman jenis kerusakan jalan lain (retak,
permukaan jalan hilang dan lubang dan luas ambles, alur, dan lain-lain) yang
tidak segera ditangani.
membentuk daerah yang
2. Pengaruh beban lalu-lintas dan
lubang-lubang terpengaruh cuaca (terutama hujan) akan
bulat mempercepat terbentuknya
lubang.
2. 112 Dapat terjadi pada Permukaan jalan Diukur dengan 1. Terjadi pergeseran bahan
Bergelombang/ setiap bagian tampak kedalaman perkerasan jalan.
Keriting permukaan jalan bergelombang gelombang dan 2. Lapis perekat antara lapis
permukaan dan lapis pondasi
atau keriting luas yang
tidak memadai.
dengan arah terpengaruh 3. Pengaruh roda kendaraan,
tegak lures terutama di daerah dimana
sumbu jalan kendaraan sering berhenti
(mengerem) atau menambah
kecepatan, misainya di
persimpangan jalan.
4. Salah satu lapis perkerasan tidak
cukup kaku akibat kesalahan
perencanaan atau pelaksanaan.
76
76
(4) Baby Roller (4) Agregat untuk (3) Pekerja (6 Bergelombang,
(5) Asphalt Sprayer / campuran Aspal orang) dalam >30 mm
Asphalt Kettle
(6) Concrete mixer
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN
Dingin (3)
Agregat kasar
RUTIN PERKERASAN JALAN
(4) Mekanik (1
orang)
113 – Alur,
kedalaman >50
(7) Vibrating Plate (0.5-2 cm) mm
Temper
C.1 PERBAKAN STANDAR PERKERASAN BERASPAL (4) 114 – Ambles,
(8) 5. Perbaikan
Vibrating Rammer
Perkerasan AgregatP5halus
Jalan Metode Perbaikan PENAMBALAN LUBANG kedalaman >50
(9) Rambu (< 0.5 cm) mm
Pengaman (5) 115 – Jembul,
(10) Trailer (untuk alat Kadar debu < kedalaman >50
vibrating diatas 6 mm
6%
ton) (6) 116 – Kerusakan
(11) Vibrating Roller tepi perkerasan
(12) Lampu / jalan
Generator Set *) (7) 117 – Retak buaya,
*) Untuk kegiatan lebar >2 mm
malam hari
INDIKATOR KINERJA : 77
1. Tidak ada lubang dengan diameter lebih dar 10 cm dan kedalaman lebih dari 4 cm
2. Bagian amblas < 3cm dengan luas permukaan yang amblas >5% setiap 100 m jalur jalan 77
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN JALAN
78
Direktorat Preservasi Jalan @2017 78
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN JALAN
1. 151 Dapat terjadi Pengisi celah (joint Diukur dengan 1. Pengaruh cuaca,
Kerusakan pada setiap sealant) terkelupas panjang celah terutama panas
pengisi celah sambungan atau retak-retak) yang matahari.
2. Kesalahan
sambungan melintang slab terpengaruh
pelaksanaan, misalnya
beton. : Kebersihan tidak
terjaga; Kualitas bahan
pengisi tidak memadai.
79
Direktorat Preservasi Jalan @2017 79
Diperlukan
INDIKATOR KINERJA :
Joint sealant perkerasan kaku dalam keadaan baik tidak rusak/hilang disemua slab joint
INDIKATOR KINERJA : 80
Joint sealant perkerasan kaku dalam keadaan baik tidak rusak/hilang disemua slab joint
80
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN JALAN
81
Direktorat Preservasi Jalan @2017 81
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN BAHU
1. 251 Retak Setempat Retak buaya atau retak Diukur luas 1. Daya dukung tanah (badan
setempat garis terlihat di bahu daerah jalan) sangat rendah atau
jalan hanya setempat kerusakan dalam menurun akibat meresapnya air
kedalam
saja m2
konstruksi perkerasan.
2. Stabilitas atau pemadatan lapis
permukaan tidak memadai.
2. 252 Pada bagian Permukaan terlepas dan Diukur dari luas 1. Daya dukung tanah (badan
Kehilangan bahu jalan yang tidak stabil karena tidak daerah jalan) sangat rendah atau
permukaan sering dilalui roda adanya bahan pengikat kerusakan dalam menurun akibat meresapnya air
kedalam
kendaraan (jalur m2
konstruksi perkerasan.
roda).
2. Stabilitas atau pemadatan lapis
permukaan tidak memadai.
82
82
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN BAHU
CARA KERJA
INDIKATOR KINERJA : 83
Tidak ada lubang dengan diameter lebih dar 15 cm dan kedalaman 5 cm 83
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN BAHU
84
Direktorat Preservasi Jalan @2017 84
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN DRAINASE
1. 431 Dapat terjadi Terlihat gundukan- Diukur luas 1. Aliran air membawa banyak
Pendangkalan pada sebagian gundukan tanah dan pendangkalan material endapan.
atau merata sampah setempat- (m2) dan 2. Saluran tertimbun longsoran
dari talud tepi jalan.
sepanjang setempat. Pada memperkirakan
drainase. musim hujan, aliran kedalaman
air kadang-kadang lumpur yang
sudah tidak mengikuti berada diatas
saluran yag ada, batas normal
timbul genangan-
genangan setempat.
85
Direktorat Preservasi Jalan @2017 85
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN DRAINASE
3. Perbaikan (400) DRAINASE Metoda Perbaikan D3 Pembersihan Saluran dengan Pasangan Batu
CARA KERJA
INDIKATOR KINERJA :
1. Bersih, tidak mengalami kerusakan structural,
2. tidak ada peyumbatan > dari 10% kapasitas saluran
86
Direktorat Preservasi Jalan @2017 86
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN DRAINASE
87
Direktorat Preservasi Jalan @2017 87
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN
BANGUNAN PELENGKAP & JEMBATAN
88
Direktorat Preservasi Jalan @2017 88
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN
BANGUNAN PELENGKAP & JEMBATAN
C.3 PERBAIKAN STANDAR JEMBATAN DAN GORONG-GORONG
1. Perbaikan (800) STRUKTUR JEMBATAN DAN GORONG-GORONG Metode Perbaikan St 1 Pembersihan Landasan Jembatan
CARA KERJA
INDIKATOR KINERJA :
Tidak ada kotoran
89
Direktorat Preservasi Jalan @2017 89
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN
BANGUNAN PELENGKAP & JEMBATAN
90
Direktorat Preservasi Jalan @2017 90
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN
BANGUNAN PELENGKAP & JEMBATAN
C.3 PERBAIKAN STANDAR JEMBATAN DAN GORONG-GORONG
CARA KERJA
INDIKATOR KINERJA :
Penurunan oprit< dari 5 cm dari elevasi rencana permukaan terdekat
91
Direktorat Preservasi Jalan @2017 91
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN
BANGUNAN PELENGKAP & JEMBATAN
JENIS TINGKAT
NO. LOKASI CIRI-CIRI KEMUNGKINAN PENYEBAB KONDISI KERUSAKAN
KERUSAKAN KERUSAKAN
3. 813 Penurunan Segmen yang Penurunan Diukur dengan 1. Deformasi yang terjadi dilapangan
oprit menghubungkan elevasi oprit luas daerah pada timbunan tanah di oprit
konstruksi jembatan yang terkena jembatan
2. Beban kejut kendaraan pada
perkerasan dengan kerusakan
permukaan slab
abutmen jembatan
92
Direktorat Preservasi Jalan @2017 92
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN
BANGUNAN PELENGKAP & JEMBATAN
C.3 PERBAIKAN STANDAR JEMBATAN DAN GORONG-GORONG
3. Perbaikan (800) STRUKTUR JEMBATAN DAN GORONG-GORONG Metode Perbaikan St 3 Perataan Oprit
CARA KERJA
INDIKATOR KINERJA :
Penurunan oprit< dari 5 cm dari elevasi rencana permukaan terdekat 93
Direktorat Preservasi Jalan @2017 93
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN
PERLENGKAPAN JALAN
4. MARKA JALAN
Marka pudar Terdapat pada Marka jalan Kerusakan pada marka Gesekan roda ban
(541), posisi permukaan perkerasan memudar, jalan yang diperbaiki kendaraan, atau
marka salah jalan di tempat-tempat terhapus atau dengan pengecatan terjadinya perubahan
(542) tertentu (perempatan, berubah bentuk/ kembali, diukur dalam luas bentuk (deformasi) pada
tempat penyebrangan alinyemen. (meter persegi) yang perkerasan aspal.
pejalan kaki, dan terkena cat.
sebagainya) atau
berupa garis pemisah
jalur/lajur sepanjang
jalan.
94
Direktorat Preservasi Jalan @2017 94
PETUNJUK TEKNIS PEMELIHARAAN RUTIN
PERLENGKAPAN JALAN
C METODA PERBAIKAN STANDAR PERLENGKAPAN JALAN
(1) Pick Up Truck (1) Cat Marka (1) Mandor (1 orang) 532 – Marka jalan
(2) Flat Bed Truck Jalan (2) Operator (2 orang) yang salah.
dilengkapi Crane (2) Aspal (3) Pekerja (3 orang)
(3) Asphalt Sprayer Emulsi
(4) Line Marking Machine (3) Pasir Kasar
(5) Alat Bantu & Rambu
Pengaman
CARA KERJA
INDIKATOR KINERJA :
(1) Lengkap sesuai rencana
(2) Menempel dengan kuat
(3) Dapat dilihat dengan jelas pada malam hari 95
95
PERMASALAHAN PEMELIHARAAN JALAN
BAHU JALAN
Elevasi terhadap badan jalan tidak sesuai standar
Bts. Kota Soe - Nikiniki Kauditan (By pass) – Airmadidi Tumpaan – Bts. Kota Manado
(Prov. Nusa Tenggara Timur) (Prov. Sulawesi Utara) (Prov. Sulawesi Utara)
Tumpaan – Bts. Kota Manado Tomohon – Kawangkoan Bts. Kota Manado – Tomohoon
(Prov. Sulawesi Utara) (Prov. Sulawesi Utara) (Prov. Sulawesi Utara)
96
Direktorat Preservasi Jalan @2017 96
PERMASALAHAN PEMELIHARAAN JALAN
DRAINASE
Saluran kotor
Kauditan (By pass) – Airmadidi Jl. Agus Salim (Prov. Gorontalo) Tomohon – Kawangkoan
(Prov. Sulawesi Utara) (Prov. Sulawesi Utara)
97
Direktorat Preservasi Jalan @2017 97
PERMASALAHAN PEMELIHARAAN JALAN
RAMBU
Rambu rusak
Rambu terhalang
Tomohon – Kawangkoan Kauditan (By pass) – Airmadidi Jl. Agus Salim (Prov. Gorontalo)
(Prov. Sulawesi Utara) (Prov. Sulawesi Utara)
98
Direktorat Preservasi Jalan @2017 98
PERMASALAHAN PEMELIHARAAN JALAN
MARKA
Tidak ada marka / marka pudar
Cimanggis – Nagrak Tumpaan – Bts. Kota Manado Jl. Agus Salim (Prov. Gorontalo)
(Prov. Jawa Barat) (Prov. Sulawesi Utara)
PATOK KM/HM
Tidak ada keterangan pada patok
Sebagian besar ruas jalan
tidak memiliki Patok Hm
Aegela – Bts. Kota Ende Bts. Kota Manado – Tomohon Tumpaan – Bts. Kota Manado
(Prov. Nusa Tenggara Timur) (Prov. Sulawesi Utara) (Prov. Sulawesi Utara)
JALAN
MANTAP
DAN
STANDAR
*
*) sesuai PERMEN PU
Nomor 19/PRT/M/2011
10
Direktorat Preservasi Jalan @2017 102
Dasar Long Segment
10
Direktorat Preservasi Jalan @2017 103
6 Filosofi Long Segment
TARGET
NO SASARAN/INDIKATOR KINERJA SATUAN
2015 2016 2017 2018 2019
SASARAN STRATEGIS
1 Tingkat Konektivitas Jalan Nasional % 73 74 75 76 77
2 Tingkat Kemantapan Jalan Nasional % 86* 91 94 97 98
SASARAN PROGRAM
1 Waktu Tempuh Pada Koridor Utama Jam/100 2,7 2,6 2,5 2,4 2,2
Km
2 Tingkat Penggunaan Jalan Nasional Miliar 101 116 122 127 133
Kendaraan
Km
3 Tingkat Fasilitasi terhadap Jalan % 0 25 50 75 100
daerah untuk mendukung kawasan
BAGIAN–BAGIAN JALAN
(UU No 38/2004 PSL 11, & PP No 34/2006 PSL 33)
RUMIJA
RUMAJA
5m
Badan Jalan
d b a b d
c c
1,5 m
RUWASJA
Catatan :
a = jalur lalu lintas
= Ruang manfaat jalan (Rumaja) = Ruang pengawasan jalan (Ruwasja)
b = bahu jalan
c = saluran tepi
= Ruang milik jalan (Rumija) = Bangunan d = ambang pengaman
106
10
Direktorat Preservasi Jalan @2017
Berdasarkan Permen PU No. 19/PRT/M/2011 Tanggal 15 Desember 2011
1. Tipikal Penampang Melintang Jalan Raya
5% 3% 3% 5%
107
10
Direktorat Preservasi Jalan @2017
Berdasarkan Permen PU No. 19/PRT/M/2011 Tanggal 15 Desember 2011
2. Tipikal Penampang Melintang Jalan Sedang
5% 3% 3% 5%
108
10
Direktorat Preservasi Jalan @2017
Berdasarkan Permen PU No. 19/PRT/M/2011 Tanggal 15 Desember 2011
3. Tipikal Penampang Melintang Jalan Kecil
5% 3% 3% 5%
109
10
Direktorat Preservasi Jalan @2017
• PERSYARATAN INDIKATOR KINERJA (TAHUN TUNGGAL)
3
MASA PELAKSANAAN
No RUANG LINGKUP MASA PEMELIHARAAN
(JANGKA WAKTU PELAKSANAAN)
: Periode Pengembalian Kondisi & Minor (Pekerjaan konstruksi pada perkerasan jalan dibayar dengan volume base)
: Periode Pelaksanaan (Pekerjaan konstruksi pada perkerasan jalan dibayar dengan volume base)
: Periode Setelah Lingkup Pekerjaan Selesai Sampai dengan PHO
: Masa Pemeliharaan (Warranty Period )
110
11
Direktorat Preservasi Jalan @2017
• INSPEKSI HARIAN
4
INSPEKSI
HARIAN
LAP. MINGGUAN
INSPEKSI FORMAL
Tidak
INDIKATOR TINDAKAN
KINERJA PERBAIKAN
Tidak
WAKTU PEMOTONGAN
Ya
TANGGAP PEMBAYARAN
Ya
TAGIHAN
111
11
Direktorat Preservasi Jalan @2017
• PEMBAYARAN BERDASARKAN VOLUME (VOLUME BASE)
5
PK KONSTRUKSI
112
11
Direktorat Preservasi Jalan @2017
• FLEKSIBILITAS (OPTIMASI PROGRAM DAN DANA TERSEDIA)
6
1.Optimasi program
Menyesuaikan lokasi kegiatan efektif sesuai
dengan kondisi lapangan
Holding untuk segmen yang rusak tapi
belum dapat ditangani sesuai kebutuhannya
2.Penurunan umur rencana pada kegiatan
rehabilitasi dan/atau rekonstruksi
3.Pergeseran dana antar output (target tetap)
113
11
Direktorat Preservasi Jalan @2017
• FLEKSIBILITAS (OPTIMASI PROGRAM DAN DANA TERSEDIA)
6
Kondisi
Jalan baik rusak berat baik rusak ringan baik sedang
Program
Penanganan RM RECON RM REHAB RM Preventif
2017
Rekayasa rusak
Lapangan baik rusak berat baik rusak berat baik rusak ringan
ringan
Penanganan
2017 RM RECON RM RECON HL RM HL
Rencana
Penanganan RM WP RM WP RECON RM RECON
2018
114
11
Direktorat Preservasi Jalan @2017
115
11
Direktorat Preservasi Jalan @2017
PEMENUHAN TINGKAT LAYANAN JALAN (1)
118
11
Direktorat Preservasi Jalan @2017
KONTRAK KRITIS
Untuk lingkup
pelebaran, rekonstruksi, rehabilitasi, dan
pemeliharaan preventif jalan;
pemenuhan Tingkat Layanan Jalan diberlakukan
sejak berakhirnya waktu penyelesaian masing-
masing lingkup berdasarkan jadual yang telah
ditetapkan hingga PHO.
Pengukuran IRI
sebagai bagian pemenuhan tingkat layanan jalan
segera setelah pekerjaan lapis atas aspal selesai.
124
12
Direktorat Preservasi Jalan @2017
PEMENUHAN TINGKAT LAYANAN JALAN
(SSKH Huruf H)
125
12
Direktorat Preservasi Jalan @2017
No Waktu Tanggap
Indikator Kinerja Jalan
. Perbaikan
1 Perkerasan Jalan
Lubang: Harus selesai diperbaiki dalam
a Tidak boleh ada lubang dengan diameter lebih dari 10cm dan waktu maksimum 7 (tujuh)
kedalaman lebih dari 4cm pada bagian jalan. hari.
2 Bahu Jalan
127
12
Direktorat Preservasi Jalan @2017
No. Indikator Kinerja Jalan Waktu Tanggap Perbaikan
3 Drainase
128
12
Direktorat Preservasi Jalan @2017
No. Indikator Kinerja Jalan Waktu Tanggap Perbaikan
4 Perlengkapan Jalan
Kekurangan, Kerusakan dan
Rambu Peringatan dan Rambu Petunjuk: Kecacatan harus selesai
i). Terpasang dengan benar sesuai ketentuan, secara struktur kokoh diperbaiki selambat –
dan tiang tidak bengkok. lambatnya 21 (dua puluh satu)
a
ii). Pemasangan rambu sementara untuk pencegahan kecelakaan lalu hari.
lintas yang disebabkan kerusakan jalan yang belum dapat Pemasangan rambu sementara
diperbaiki. paling lambat 24 (dua puluh
empat) jam.
Kekurangan, Kerusakan dan
Pemisah Horizontal pada Median atau Trotoar: Kecacatan harus selesai
b i). Pemisah yang ada harus kokoh dan berfungsi dengan baik. diperbaiki selambat –
ii). Permukaannya dapat dilihat dengan jelas pada malam hari. lambatnya 21 (dua puluh satu)
hari.
Kerusakan, kekurangan dan
Guardrails / Rel Pengaman: kecacatan harus selesai
c Secara struktur kokoh, terpasang dengan benar dan tidak terjadi diperbaiki selambat –
kerusakan. lambatnya 21 (dua puluh satu)
hari.
129
12
Direktorat Preservasi Jalan @2017
No. Indikator Kinerja Jalan Waktu Tanggap Perbaikan
130
13
Direktorat Preservasi Jalan @2017
No. Indikator Kinerja Jalan Waktu Tanggap Perbaikan
6 Pengendalian Tanaman
Bebas dari tumbuh-tumbuhan di sekitar ujung gorong-gorong, terusan Pengendalian Tumbuh -
gorong-gorong, saluran air yang diperkeras, kerb, sekitar rambu lalu- Tumbuhan harus selesai
a lintas, guardrails, patok pengarah, tiang lampu, bahu jalan, seluruh dirapikan atau dipotong sesuai
permukaan yang dilabur (black top), pulau untuk lalu lintas, ketentuan selambat –
bangunan bawah jembatan dan tepi deck jembatan. lambatnya 7 (tujuh) hari.
131
13
Direktorat Preservasi Jalan @2017
METODE INSPEKSI KINERJA JALAN
Inspeksi/Inspeksi Harian
Setiap saat PPK dan/atau Direksi Teknis dapat melaksanakan
inspeksi lapangan di sepanjang ruas jalan yang termasuk dalam
kontrak terhadap pemenuhan kinerja.
Sejak diberlakukan pemenuhan indikator kinerja jalan, Penyedia
harus membuat Laporan Mingguan Pemenuhan Indikator Kinerja
Jalan.
Informasi yang harus tersedia dari hasil Inspeksi Harian meliputi
penilaian terhadap pemenuhan indikator kinerja masing – masing
komponen jalan untuk setiap segmen penilaian sepanjang 100m
bagian jalan dengan mencantumkan batas waktu tanggap
perbaikannya.
132
13
Direktorat Preservasi Jalan @2017
INSPEKSI OLEH DIREKSI TEKNIS
(INSPEKTOR KONSULTAN)
Data Kinerja Awal. *)
Melakukan inspeksi lapangan untuk memperoleh informasi
terkini yang didukung dengan foto dokumentasi tentang
kondisi/kinerja jalan. Hasil inspeksi tersebut harus
mencakup identitas lokasi, penilaian kondisi jalan
berdasarkan indikator kinerja jalan, disampaikan kepada
PPK.
Pemutakhiran Data. *)
Sejak awal layanan harus melakukan inspeksi harian untuk
pemutakhiran data kondisi/kinerja jalan, dan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan Kontraktor, termasuk tindak lanjut
terhadap temuan-temuan yang sudah diterbitkan;
didistribusikan melalui Pengendali Dokumen.
*) Dinyatakan di dalam KAK Pengawasan.
133
13
Direktorat Preservasi Jalan @2017
METODE INSPEKSI KINERJA JALAN
Inspeksi Formal
Tujuan utama, agar Direksi Teknis dan PPK dapat memverifikasi data
pendukung dalam pengajuan pembayaran dan untuk memberikan
persetujuan atas MC.
Dijadwalkan oleh PPK mengacu pada jadwal inspeksi tingkat layanan
yang disusun oleh Manajer Kendali Mutu (QCM) Penyedia Jasa, dan
dilaksanakan:
Setiap akan melakukan pengajuan tagihan pembayaran; secara
bersama – sama oleh Penyedia, PPK, dan Direksi Teknis.
Data pemenuhan tingkat layanan serta kemajuannya untuk
mendukung pengajuan pembayaran harus didasarkan pada Laporan
Mingguan yang sudah terverifikasi.
Akumulasi Laporan Mingguan dalam bulan bersangkutan akan
diverifikasi oleh Direksi Pekerjaan, dan dibuat Berita Acara Hasil
Verifikasi sebagai dasar perhitungan pemotongan pembayaran pada
MC sebagai konsekuensi dari keterlambatan pemenuhan tingkat
layanan jalan.
134
13
Direktorat Preservasi Jalan @2017
SANKSI KETERLAMBATAN
PEMENUHAN TINGKAT LAYANAN JALAN
Dimana:
D : Besarnya pemotongan pembayaran dalam rupiah.
H : Jumlah hari keterlambatan perbaikan pemenuhan tingkat
layanan jalan, berdasarkan hasil inspeksi lapangan.
Pjc : Panjang jalan yang cacat (tidak memenuhi indikator kinerja)
dalam segmen jalan yang ditetapkan (panjang segmen
penilaian dengan interval 100meter).
Pjl : Panjang jalan dalam kontrak berdasarkan lingkup pekerjaan.
Nlp : Nilai lingkup pekerjaan dalam kontrak.
135
13
Direktorat Preservasi Jalan @2017
136
13
Direktorat Preservasi Jalan @2017
[CONTOH]
SIMULASI PEMOTONGAN PEMBAYARAN PEMENUHAN INDIKATOR KINERJA
137
13
Direktorat Preservasi Jalan @2017
MATA PEMBAYARAN
Pekerjaan yang diukur seperti disyaratkan pada SKh-1.10.a.5.1) harus dibayar menurut
Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini
dan Mata Pembayaran lainnya yang diperuntukkan pada Lingkup Pemeliharaan Rutin
sebagaimana ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
SKh-1.10.a.(1) Galian Tanah untuk saluran air dan lereng Meter Kubik
139
13
Direktorat Preservasi Jalan @2017
140
14
Direktorat Preservasi Jalan @2017
PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN
141
14
Direktorat Preservasi Jalan @2017
INDIKATOR KINERJA JEMBATAN … (1)
No Indikator Kinerja Elemen Jembatan Pengukuran Waktu Tanggap Perbaikan
1 Bangunan Bawah
i) Bangunan bawah harus bersih dari kotoran Inspeksi visual Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum
14 (empat belas) hari.
ii) Tidak boleh ada retakan atau pecah pada Inspeksi visual Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum
beton 28 (dua puluh delapan) hari.
iii) Tidak boleh ada kerusakan pada pasangan Inspeksi visual Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum
batu 14 (empat belas) hari.
iv) Tidak terjadi karat pada pondasi tiang Inspeksi visual Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum
pancang 28 (dua puluh delapan) hari.
2 Bangunan Atas
i) Bangunan atas harus bersih dari kotoran Inspeksi visual Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum
7 (tujuh) hari.
ii) Tidak boleh ada retakan atau pecah pada Inspeksi visual Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum
beton 28 (dua puluh delapan) hari.
iii) Tidak boleh ada korosi pada seluruh struktur Inspeksi visual Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum
baja. 28 (dua puluh delapan) hari.
iv) Tidak boleh ada terkelupasnya lapisan Inspeksi visual Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum
galvanis pada seluruh struktur baja. 28 (dua puluh delapan) hari.
v) Baut, paku keling tidak longgar dan pen tidak Inspeksi dengan Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum
aus serta terpelihara dengan baik. torsimeter 28 (dua puluh delapan) hari.
vi) Sambungan siar muai tidak boleh tersumbat Inspeksi visual Harus selesai diperbaiki dalam waktu142
maksimum
14
7 (tujuh ) hari.
INDIKATOR KINERJA JEMBATAN … (2)
No Indikator Kinerja Elemen Jembatan Pengukuran Waktu Tanggap Perbaikan
i) DAS harus bersih dari kotoran/debris Inspeksi visual Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum
28 (dua puluh delapan) hari.
143
14
Direktorat Preservasi Jalan @2017
METODE INSPEKSI KINERJA JEMBATAN … (1)
Inspeksi/Inspeksi Harian
Setiap saat PPK dan/atau Direksi Teknis dapat
melaksanakan inspeksi lapangan terhadap
pemenuhan kinerja jembatan sebagaimana yang
disyaratkan.
Sejak diberlakukan pemenuhan Tingkat Layanan
Jembatan, Penyedia harus membuat Laporan
Bulanan Pemenuhan Indikator Kinerja Jembatan.
Informasi yang harus tersedia dari hasil Inspeksi
Harian meliputi penilaian terhadap pemenuhan
indikator kinerja masing – masing komponen
jembatan untuk setiap unit bentang jembatan
dengan mencantumkan batas waktu tanggap
perbaikannya.
144
14
Direktorat Preservasi Jalan @2017
METODE INSPEKSI KINERJA JEMBATAN … (2)
Inspeksi Formal
Tujuan utama, agar Direksi Teknis dan PPK dapat memverifikasi
data pendukung dalam pengajuan pembayaran dan untuk
memberikan persetujuan atas MC.
Dijadwalkan oleh PPK mengacu pada jadwal inspeksi tingkat
layanan yang disusun oleh Manajer Kendali Mutu (QCM)
Penyedia Jasa, dan dilaksanakan:
Setiap akan melakukan pengajuan tagihan pembayaran;
secara bersama – sama oleh Penyedia, PPK, dan Direksi
Teknis.
Data pemenuhan tingkat layanan serta kemajuannya untuk
mendukung pengajuan pembayaran harus didasarkan pada
Laporan Bulanan yang sudah terverifikasi.
Kemudian dibuat Berita Acara Hasil Verifikasi yang dapat
digunakan sebagai perhitungan pemotongan pembayaran
prestasi pekerjaan, dari keterlambatan pemenuhan Indikator
Kinerja Jembatan (jika ada) 145
14
Direktorat Preservasi Jalan @2017
SANKSI KETERLAMBATAN
PEMENUHAN TINGKAT LAYANAN JEMBATAN
Dimana:
D : Besarnya pemotongan pembayaran dalam rupiah.
H : Jumlah hari keterlambatan perbaikan pemenuhan kinerja
jembatan, berdasarkan hasil inspeksi lapangan.
Pjc : Panjang jembatan yang cacat (tidak memenuhi indikator
kinerja) yang ditetapkan (dalam unit bentang/span jembatan).
Pjl : Total panjang jembatan dalam kontrak berdasarkan lingkup
pekerjaan.
Nlp : Nilai lingkup pekerjaan dalam kontrak.
146
14
Direktorat Preservasi Jalan @2017
MATA PEMBAYARAN
Nomor Mata
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
SKh-1.10.b.(1) Pembersihan jembatan Meter Persegi
SKh-1.10.b.(2) Perbaikan retak/kerusakan beton non struktural Meter Persegi
SKh-1.10.b.(3) Pengecatan sederhana Meter Persegi
147
14
Direktorat Preservasi Jalan @2017
Terimakasih...
148
14
Direktorat Preservasi Jalan @2017