Anda di halaman 1dari 10

Oleh: Amaliah Chairul Nusu

 Indonesia menjadikan beras sebagai makanan


pokok.
 Pola konsumsi pokok bangsa Indonesia
mengalami pergeseran, dimana kontribusi beras
sebagai pangan penyumbang karohidrat
meningkat tiap tahunnya
 Konsumsi beras orang Indonesia bisa mencapai
110-114 kg/kapita/tahun (BPS)
 Sebagai negara agraris, Indonesia masih
mengalami kekurangan bahan pokok, karena
tingginya kebutuhan beras.
 Strategi untuk mengurangi konsumsi beras di
Indonesia yaitu dengan cara diversifikasi pangan
pokok.
 Tantangan bagi Indonesia sebagai negeri
agraris adalah membebaskan diri dari
ketergantungan terhadap beras melalui
diversifikasi makanan pokok
 dengan mengkonversi ketergantungan
berlebih masyarakat Indonesia terhadap
komoditi beras sebagai pangan pokok
melalui diversifikasi pangan berbasis bahan
pangan lokal yang beragam seperti singkong,
jagung, sagu, dan kentang.
2 faktor penting yang menjadi
tantangan dalam ketahanan pangan
tantangan yang sifatnya jangka
pendek terkait dengan dampak Kedua, tantangan yang sifatnya
negatif krisis finansial global. jangka menengah – panjang
Akibat krisis finansial maka terkait dengan perubahan iklim
pertumbuhan ekonomi melemah merupakan ancaman sangat
pengangguran meningkat, dan potensial terhadap ketahanan
daya beli masyarakat turun pangan karena pertanian sangat
sehingga akses penduduk rentan terhadap perubahan iklim.
terhadap pangan menurun
Kedua bentuk tantangan tersebut
menjawab urgensi diversifikasi
pangan pokok berbasis pangan
lokal di Indonesia.

1) Masyarakat Indonesia dengan potensi


sumber daya lokal memiliki peluang
sangat besar untuk berkembang dan
berjaya dalam menghidupkan makanan
pokok berbasis pangan lokal selain beras

2) faktor perubahan iklim dapat dijawab dengan upaya


diversifikasi pangan. Sebagai negeri agraris, Indonesia
memiliki sejumlah jenis makanan sumber karbohidrat.
Data SEAMEO BIOTROP tahun 2009 memaparkan
bahwa lebih dari 800 spesies tumbuhan tumbuh di
Indonesia dengan 77 jenis karbohidrat potensial.
• Kementerian Pertanian membuat sebuah Kegiatan Pengembangan
Pangan Pokok Lokak (P3L) yang mulai digarap pada tahun 2018 ini
1 yang akan dilaksanakan di 15 kabupaten pada 13 provinsi

• upaya pengembangan pangan lokal berbasis industri rumah tangga


melalui fasilitas UMKM
2

• pengembangan kegiatan optimalisasi pemanfaatan lahan


pekarangan sebagai sumber pangan keluarga melalui konsep
3 Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
Penurunan konsumsi pangan lokal di wilayah yang
sebelumnya menjadikan pangan lokal sebagai pangan pokok
memang memprihatinkan.

Paradoks kebijakan pangan. adanya kebijakan (gerakan)


diversifikasi konsumsi pangan untuk menindaklanjuti
Perpres No. 22 tahun 2009, tetapi di sisi lain ada kebijakan
beras untuk rakyat miskin (Raskin) untuk seluruh wilayah

Berkembangnya mi instan sebagai makanan utama setelah


beras didorong oleh kebijakan jaman orde baru yang
menganak-emaskan terigu selain beras.

Upaya diversifikasi pangan ini tak mudah karena terkendala


budaya masyarakat yang lekat dengan nasi.
 Penganekaragaman pangan (diversifikasi pangan) merupakan
jalan keluar yang saat ini dianggap paling rasional untuk
memecahkan masalah pemenuhan kebutuhan pangan beras.
Melalui penataan pola makan yang tidak tergantung pada satu
sumber pangan memungkinkan masyarakat dapat menetapkan
pangan pilihan sendiri, membangkitkan ketahanan pangan
keluarga masing-masing, yang berujung pada peningkatan
ketahanan pangan nasional.
 Diversifikasi konsumsi pangan pokok tidak dimaksudkan untuk
mengganti beras secara total tetapi mengubah pola konsumsi
pangan masyarakat sehingga masyarakat akan mengkonsumsi
lebih banyak jenis pangan dan lebih baik gizinya.
 Pemerintah telah menetapkan kebijakan percepatan diversifikasi
konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal. Pelaksanaan
kebijakan tersebut harus dijadikan sebagai gerakan massa,
bukan lagi sekedar program pemerintah, sehingga semua lapisan
terlibat.

Anda mungkin juga menyukai