TETANUS GENERALISATA
Oleh
Dr. Marisa Alfianty
Pembimbing :
Dr. Khristi Handayani, Sp. S
PROGRAM INTERNSIP
RSU KOTA TANGERANG SELATAN
Periode 2018-2019
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. AS
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 30 tahun
• Alamat : Serua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan
• Status pernikahan : Menikah
• Pekerjaan : Karyawan Swasta
• Agama : Islam
• Pendidikan terakhir : SMA
Anamnesis
• Masuk tanggal : 16/5/2018
• Keluhan Utama : Tubuh yang terasa kaku sejak 5 hari SMRS
• Keluhan Tambahan : Kesulitan menelan, kesulitan bernapas, leher terasa sakit
Keluhan tidak disertai dengan adanya kelemahan anggota tubuh, kejang, nyeri kepala, mual
muntah, diare maupun gangguan saat BAB dan BAK.
Nyeri menelan juga disangkal.
Pasien mengaku memiliki beberapa gigi geraham yang bolong namun tidak diobati
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat tonsillitis, infeksi telinga, epilepsi disangkal
• Riwayat Imunisasi
Pasien tidak ingat imunisasi terakhir kapan dan diberikan imunisasi apa
Pemeriksaan Fisik
Kepala Normocephali, Rambut Hitam, tidak mudah rontok
dengan penarikan, luka -
Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis Wajah Simetris, tidak ada jaringan parut, Risus Sardonicus (+)
Kesan Sakit : Tampak sakit sedang
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), sekret (-/-
Tanda Vital
Tekanan Darah : 140/100mmHg ), pupil bulat isokor (+/+), diameter (4mm/4mm),
Denyut Nadi : 88 x/menit refleks cahaya langsung (+/+) reflex cahaya tidak
Pernapasan : 20 x/menit langsung (+/+), eksophtalmus(-/-), endophtalmus (-/-),
Suhu : 36.1
Saturasi : 99% nistagmus(-/-), Ptosis (-/+) lagophtalmus (-/-),
Eksotrofi OS, kornea jernih (+/+), lensa jernih (+/+)
Pemeriksaan Fisik
Telinga Bentuk normotia, liang telinga lapang (+/+), serumen (+/+), sekret(-/-), membran timpani sulit dinilai, refleks cahaya
sulit dinilai, nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tarik aurikula (-/-)
Hidung Simetris, nafas cuping hidung(-/-), deviasi septum (-/-), sekret(-/-), epistaksis (-/-)
Mulut Mild Trismus (+), keadaan rongga mulut sulit dinilai karena adanya trismus
Leher Inspeksi : tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun kelenjar getah bening, tidak tampak deviasi
trakea
Palpasi : pembesaran tiroid(-), pembesaran kelenjar getah bening retroaurikula, preaurikula,
submental,submandibula, supraklavikula, axilla, inguinal (-), trakea teraba di tengah, kuduk kaku (+)
Thorak JANTUNG
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi :
Ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis sinistra
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-
Pemeriksaan Fisik
Thorak PARU
Inspeksi
Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernapasan yang tertinggal, pernapasan abdomino-
torakal, retraksi suprastrenal(-), retraksi intercostal(-),retraksi subcostal(-)
Palpasi
Gerak napas simetris kanan dan kiri
Perkusi
Sonor di kedua hemithoraks paru
Auskultasi
Suara napas vesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen Inspeksi :
Perut datar, tidak dijumpai adanya efloresensi pada kulit perut, kulit keriput (-), gerakan peristaltik (-).
Auskultasi :
bising usus (+) frekuensi 3x/menit
Palpasi :
Defans Muscular (+), perut teraba keras (+), Nyeri tekan pada seluruh region abdomen. Hepar dan Lien sulit teraba
Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas Inspeksi : Warna kulit sawo matang, oedem (-/-), sianosis(-/-), atrofi (-/-), bekas vulnus punctum pada
plantar pedis sin yang sudah tertutup oleh jaringan sehat
Palpasi : Akral hangat, turgor kulit baik (+/+), oedem ekstremitas (-/-), nyeri tekan (-/-), CRT < 2s
Status Neurologis
• Kesadaran : GCS E4 V5 M6
• Pupil bulat, isokor, ukuran 4 mm / 4 mm
• Meningeal Sign
Kanan Kiri
Kaku kuduk (-)
Laseque (-)
Kernig (-)
Brudzinsky I (-) (-)
Brudzinsky II (-) (-)
Pemeriksaan Fisik
N. I Optikus Tidak dilakukan
N. II Olfaktorius Tidak dilakukan
N. III, IV, VI Dbn
(Okulomotorik,
Trochlearis,
Abduscen)
N. V Trigeminus Hanya dapat membuka mulut +/- 3 cm
N. VII Facialis Dbn
N. VIII Tidak dilakukan
Vestibulocochlearis
N. IX, X Vagus Dbn
N. XI Aksesorius Dbn
N. XII Hipoglosus Dbn
Pemeriksaan Fisik
Motorik Peningkatan tonus keempat ekstremitas
Muscle Rigidity keempat ekstremitas (+), lain dbn
Sensorik Tidak dilakukan
Refleks Fisiologis Dbn
Refleks Patologis Dbn
Propriosepsi Tidak dilakukan
Fungsi autonomik dbn
Keseimbangan dan Dbn
koordinasi
Pemeriksaan Laboratorium
NAMA PEMERIKSAAN HASIL
Hematologi
Hb 15.7 g/dL
Leukosit 12.100 /uL
Diagnosis
Hematokrit 45%
• Diagnosis Klinis : Mild Trismus, Disfagia, spasm
Trombosit 283.000 /uL
otot leher dan perut
• Diagnosis Topis : Peripheral Motor End Plates
Kimia Klinik • Diagnosis Etiologis : Toxin Clostridium tetani
Glukosa Sewaktu 88 mg/dL • Diagnosis Patologis : Infeksi
Ureum 35 mg/dL
Creatinin 0.97 mg/dL Diagnosis Banding
SGOT 31 U/L • Strychnine Poisoning
SGPT 16 U/L • Hipokalsemia
• Peritonsillar abcess / Quinsy Abcess
Elektrolit
Natrium 140 mmol/L
Kalium 3.9 mmol/L
Chlorida 106 mmol/L
TATALAKSANA
Medikamentosa
o IVFD Futrolit 28 tpm
o Drip Diazepam 40 mg dalam D5% 8 tpm iv
Prognosis :
o Injeksi Tetagram 12 ampul im pada keempat ekstremitas
Ad ivVitam
o Injeksi Ceftizoxime 2x1 gram : Dubia Ad Bonam
o AdmgFunctionam
Drip Metronidazole 3x500 iv : Ad Bonam
o Pasang NGT Ad Sanationam : Ad Bonam
Non Medikamentosa
o Rawat ruang isolasi
o Fisioterapi
FOLLOW UP
Pasien dirawat di RSU Tangerang Selatan
dari tanggal 16 Mei 2018 s/d 3 Juni 2018
16/05/2018
19/05/2018
Pasien masuk IGD
S : Kaku pada mulut, leher, dan perut S : Nyeri memberat pada leher hingga
O: punggungnya
TD : 140/100 HR : 88x O:
RR : 20x S: 36.7 Sat : 99% TD : 132/80 HR : 78x RR : 20x
Status Generalis : S: 36.7 Sat : 99%
• Trismus + Status Generalis :
• Kuduk kaku + • Trismus +
• Spasm abdominal muscle + • Kuduk kaku +
• Rigiditas + pada keempat ekstremitas • Spasm abdominal muscle +
• Opisthotonus +
A : Tetanus Generalisata • Rigiditas + pada keempat ekstremitas
P: A : Tetanus Generalisata
• IVFD Futrolit 28 tpm
• Drip Diazepam 40 mg dalam D5% 8 tpm iv P:
• Injeksi Tetagram 12 ampul im pada keempat Diberikan tambahan terapi sbb :
ekstremitas • Dexketoprofen 2x1 iv
• Injeksi Ceftizoxime 2x1 gram iv • MST 2x1 tab
• Drip Metronidazole 3x500 mg iv • Omeprazole 2x40 mg
• Pasang NGT • Alprazolam 2x0.5 mg
20/05/2018
• Tetanospasmin yang
dihasilkan oleh spora C.
tetanii menghambat
keluarnya neurotransmitter
Inhibitory neuron
• Excitatory Neuron >>
Inhibitory Neuron
• Terjadi rangsangan terus
menerus pada otot
• Menyebabkan rasa kaku
TETANUS
Masa Inkubasi : 3-21 hari Pada Kasus +/- 14 hari
Semakin singkat masa inkubasi, prognosis semakin jelek
Tetanus Tetanus
Tetanus Lokal Cephalic
Generalisata
• Bentuk yang paling umum • Nyeri dan kekakuan pada • Terjadinya bentuk ini bila luka
• Keluhan diawali dengan trismus kemudian proksimal luka mengenai daerah mata, kulit
menjalar ke seluruh tubuh • Paling ringan kepala, muka, telinga, leher, OMSK
Opsithotonus • Dapat berkembang menjadi dan pada kasus tonsilektomi
• Tonic contraction tetanus generalisata • Disfungsi saraf cranial antara lain:
• Terjadi Autonomic Overactivity n. III, IV, VII, IX, X, XI
iritabilitas, mudah lelah, berkeringat, dan • Pada umumnya prognosa bentuk
takikardi tetanus cephalic jelek
• Kejang +/-
Pada kasus ditemukan gejala trismus hingga terjadi opsithotonus namun dengan port d’entrée luka pada telapak
kaki sehingga dapat disimpulkan pasien mengidap TETANUS GENERALISATA
DIAGNOSIS
Diagnosis tetanus didasari hanya dengan : KLINIS
TATALAKSANA
Goals of Treatment
1. Menghentikan produksi toksin
DAKAR
SCORE
PHILLIPS Factor
Incubation time:
Score
2–5 days
5
Site of infection:
Peripheral proximal 3
Peripheral distal 2
PROGNOSIS
SCORE None 10
Complete protection 0
PROGNOSIS
ALBETT
CLASSIFICATION
PROFILAKSIS
IMPROVING WOUND
IMUNISASI
HYGINE MANAGEMENT
PROFILAKSIS
17/05/2018 25/05/2018
TERIMAKASIH