Anda di halaman 1dari 34

Presentasi Kasus

TETANUS GENERALISATA
Oleh
Dr. Marisa Alfianty

Pembimbing :
Dr. Khristi Handayani, Sp. S

PROGRAM INTERNSIP
RSU KOTA TANGERANG SELATAN
Periode 2018-2019
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. AS
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 30 tahun
• Alamat : Serua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan
• Status pernikahan : Menikah
• Pekerjaan : Karyawan Swasta
• Agama : Islam
• Pendidikan terakhir : SMA
Anamnesis
• Masuk tanggal : 16/5/2018
• Keluhan Utama : Tubuh yang terasa kaku sejak 5 hari SMRS
• Keluhan Tambahan : Kesulitan menelan, kesulitan bernapas, leher terasa sakit

• 3 hari SMRS pasien merasakan


lehernya mulai kaku, dan sulit
• Pasien dibawa oleh keluarganya dengan untuk melakukan gerakan
keluhan tubuh yang terasa kaku-kaku sejak 5 menundukan kepala.
hari SMRS • 2 hari SMRS, pasien merasakan
• Kaku pada mulut, leher, dada serta perutnya dada dan perutnya menjadi
(+) kaku sehingga pasien sulit untuk
• Awal mula kaku dirasakan pada mulutnya menarik napas dalam.
sehingga menjadi sulit untuk membuka • Ia juga merasa sulit untuk
menelan makanan dan sering
mulutnya lebar-lebar
tersedak sejak dua hari SMRS.
Anamnesis

• Keluhan terutama dirasakaan saat beraktifitas


• Demam (+) sejak 5 hari SMRS
• Dua minggu SMRS, kaki kiri pasien tertusuk paku berkarat yang menempel pada kayu saat
sedang membuat kursi mainan untuk anaknya.
• Pasca tertusuk ia tidak langsung berobat ke rumah sakit melainkan hanya menaburkan kopi
pada lukanya

Keluhan tidak disertai dengan adanya kelemahan anggota tubuh, kejang, nyeri kepala, mual
muntah, diare maupun gangguan saat BAB dan BAK.
Nyeri menelan juga disangkal.
Pasien mengaku memiliki beberapa gigi geraham yang bolong namun tidak diobati
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat tonsillitis, infeksi telinga, epilepsi disangkal

• Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga menyangkal pernah memiliki riwayat keluhan yang sama

• Riwayat Penggunaan Obat-obatan


Pasien hanya menggunakan obat-obat warung untuk sakit kepala dan demam

• Riwayat Imunisasi
Pasien tidak ingat imunisasi terakhir kapan dan diberikan imunisasi apa
Pemeriksaan Fisik
Kepala Normocephali, Rambut Hitam, tidak mudah rontok
dengan penarikan, luka -

Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis Wajah Simetris, tidak ada jaringan parut, Risus Sardonicus (+)
Kesan Sakit : Tampak sakit sedang
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), sekret (-/-
Tanda Vital
Tekanan Darah : 140/100mmHg ), pupil bulat isokor (+/+), diameter (4mm/4mm),
Denyut Nadi : 88 x/menit refleks cahaya langsung (+/+) reflex cahaya tidak
Pernapasan : 20 x/menit langsung (+/+), eksophtalmus(-/-), endophtalmus (-/-),
Suhu : 36.1
Saturasi : 99% nistagmus(-/-), Ptosis (-/+) lagophtalmus (-/-),
Eksotrofi OS, kornea jernih (+/+), lensa jernih (+/+)
Pemeriksaan Fisik
Telinga Bentuk normotia, liang telinga lapang (+/+), serumen (+/+), sekret(-/-), membran timpani sulit dinilai, refleks cahaya
sulit dinilai, nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tarik aurikula (-/-)
Hidung Simetris, nafas cuping hidung(-/-), deviasi septum (-/-), sekret(-/-), epistaksis (-/-)
Mulut Mild Trismus (+), keadaan rongga mulut sulit dinilai karena adanya trismus
Leher Inspeksi : tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun kelenjar getah bening, tidak tampak deviasi
trakea
Palpasi : pembesaran tiroid(-), pembesaran kelenjar getah bening retroaurikula, preaurikula,
submental,submandibula, supraklavikula, axilla, inguinal (-), trakea teraba di tengah, kuduk kaku (+)
Thorak JANTUNG
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi :
 Ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis sinistra
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-
Pemeriksaan Fisik
Thorak PARU
 Inspeksi
Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernapasan yang tertinggal, pernapasan abdomino-
torakal, retraksi suprastrenal(-), retraksi intercostal(-),retraksi subcostal(-)
 Palpasi
Gerak napas simetris kanan dan kiri
 Perkusi
Sonor di kedua hemithoraks paru
 Auskultasi
Suara napas vesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen Inspeksi :
Perut datar, tidak dijumpai adanya efloresensi pada kulit perut, kulit keriput (-), gerakan peristaltik (-).
Auskultasi :
bising usus (+) frekuensi 3x/menit
Palpasi :
Defans Muscular (+), perut teraba keras (+), Nyeri tekan pada seluruh region abdomen. Hepar dan Lien sulit teraba
Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas Inspeksi : Warna kulit sawo matang, oedem (-/-), sianosis(-/-), atrofi (-/-), bekas vulnus punctum pada
plantar pedis sin yang sudah tertutup oleh jaringan sehat
Palpasi : Akral hangat, turgor kulit baik (+/+), oedem ekstremitas (-/-), nyeri tekan (-/-), CRT < 2s

Status Neurologis
• Kesadaran : GCS E4 V5 M6
• Pupil bulat, isokor, ukuran 4 mm / 4 mm
• Meningeal Sign
Kanan Kiri
Kaku kuduk (-)
Laseque (-)
Kernig (-)
Brudzinsky I (-) (-)
Brudzinsky II (-) (-)
Pemeriksaan Fisik
N. I Optikus Tidak dilakukan
N. II Olfaktorius Tidak dilakukan
N. III, IV, VI Dbn
(Okulomotorik,
Trochlearis,
Abduscen)
N. V Trigeminus Hanya dapat membuka mulut +/- 3 cm
N. VII Facialis Dbn
N. VIII Tidak dilakukan
Vestibulocochlearis
N. IX, X Vagus Dbn
N. XI Aksesorius Dbn
N. XII Hipoglosus Dbn
Pemeriksaan Fisik
Motorik Peningkatan tonus keempat ekstremitas
Muscle Rigidity keempat ekstremitas (+), lain dbn
Sensorik Tidak dilakukan
Refleks Fisiologis Dbn
Refleks Patologis Dbn
Propriosepsi Tidak dilakukan
Fungsi autonomik dbn
Keseimbangan dan Dbn
koordinasi
Pemeriksaan Laboratorium
NAMA PEMERIKSAAN HASIL
Hematologi
Hb 15.7 g/dL
Leukosit 12.100 /uL
Diagnosis
Hematokrit 45%
• Diagnosis Klinis : Mild Trismus, Disfagia, spasm
Trombosit 283.000 /uL
otot leher dan perut
• Diagnosis Topis : Peripheral Motor End Plates
Kimia Klinik • Diagnosis Etiologis : Toxin Clostridium tetani
Glukosa Sewaktu 88 mg/dL • Diagnosis Patologis : Infeksi
Ureum 35 mg/dL
Creatinin 0.97 mg/dL Diagnosis Banding
SGOT 31 U/L • Strychnine Poisoning
SGPT 16 U/L • Hipokalsemia
• Peritonsillar abcess / Quinsy Abcess
Elektrolit
Natrium 140 mmol/L
Kalium 3.9 mmol/L
Chlorida 106 mmol/L
TATALAKSANA
 Medikamentosa
o IVFD Futrolit 28 tpm
o Drip Diazepam 40 mg dalam D5% 8 tpm iv
Prognosis :
o Injeksi Tetagram 12 ampul im pada keempat ekstremitas
Ad ivVitam
o Injeksi Ceftizoxime 2x1 gram : Dubia Ad Bonam
o AdmgFunctionam
Drip Metronidazole 3x500 iv : Ad Bonam
o Pasang NGT Ad Sanationam : Ad Bonam

 Non Medikamentosa
o Rawat ruang isolasi
o Fisioterapi
FOLLOW UP
Pasien dirawat di RSU Tangerang Selatan
dari tanggal 16 Mei 2018 s/d 3 Juni 2018
16/05/2018
19/05/2018
Pasien masuk IGD
S : Kaku pada mulut, leher, dan perut S : Nyeri memberat pada leher hingga
O: punggungnya
TD : 140/100 HR : 88x O:
RR : 20x S: 36.7 Sat : 99% TD : 132/80 HR : 78x RR : 20x
Status Generalis : S: 36.7 Sat : 99%
• Trismus + Status Generalis :
• Kuduk kaku + • Trismus +
• Spasm abdominal muscle + • Kuduk kaku +
• Rigiditas + pada keempat ekstremitas • Spasm abdominal muscle +
• Opisthotonus +
A : Tetanus Generalisata • Rigiditas + pada keempat ekstremitas

P: A : Tetanus Generalisata
• IVFD Futrolit 28 tpm
• Drip Diazepam 40 mg dalam D5% 8 tpm iv P:
• Injeksi Tetagram 12 ampul im pada keempat Diberikan tambahan terapi sbb :
ekstremitas • Dexketoprofen 2x1 iv
• Injeksi Ceftizoxime 2x1 gram iv • MST 2x1 tab
• Drip Metronidazole 3x500 mg iv • Omeprazole 2x40 mg
• Pasang NGT • Alprazolam 2x0.5 mg
20/05/2018

S : napas menjadi sesak, terutama saat


22/05/2018
menarik napas. Seluruh tubuh menjadi
kaku dan sakit
S : Kaku di tubuh mulai berkurang, sesak
O:
napas mulai berkurang
TD : 120/80 HR : 90x RR : 24x
O:
S: 36.7 Sat : 99%
TD : 122/78 HR : 90x RR : 20x
Status Generalis :
S: 36.4 Sat : 99%
• Trismus +
Status Generalis :
• Kuduk kaku +
• Trismus +
• Spasm abdominal muscle +
• Kuduk kaku +
• Opsithotonus (+)
• Spasm abdominal muscle <<
• Rigiditas + pada keempat ekstremitas
• Opisthotonus <
A : Tetanus Generalisata
A : Tetanus Generalisata
P : mendapatkan terapi tambahan sbb :
• IVFD Futrolit + Fenobarbital 50 mg 30 tpm P : Fenobarbital diturunkan menjadi 25
• Inj Piracetam 4x3 gram iv tpm
• Inj Mecobalamin 2x1 iv
• Gabapentin 1x300 po
25/05/2018

S : Kaku-kaku semakin berkurang, pasien 03/06/2018


sudah mulai bisa menelan makanan
S : Os sudah dapat menelan. Kaku-kaku <<
O: Demam (-)
TD : 124/84 HR : 104x RR : 18x
S: 37.9 Sat : 99% O:
TD : 140/80 HR : 130 RR : 20x S:
Status Generalis : 37.8 Sat : 99%
• Trismus <<
• Kuduk kaku + Status Generalis :
• Spasm abdominal muscle << • Trismus <<
• Opisthotonus << • Kuduk kaku <<
• Spasm abdominal muscle (-)
A : Tetanus Generalisata perbaikan • Opisthotonus (-)

P: A : Tetanus Generalisata perbaikan


• << IVFD Futrolit + Fenobarbital 50 mg
20 tpm P : acc rajal
• Aff NGT
• Konsul KFR
ANALISA KASUS
TETANUS
Definisi
• gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot
Pasien masuk RS pada dan spasme
tanggal 16 Mei 2018 • disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat yang
dengan keluhan kaku dihasilkan oleh Clostridium tetani
pada mulut, leher, dan
Etiologi
perut. • Clostridium tetani  bakteri gram positif anaerob

Dari anamnesis dan • C. tetani menghasilkan dua buah


eksotoksin, yaitu tetanolysin dan
pemeriksaan fisik,
tetanospasmin
pasien didiagnosis • Spora bakteri ini terdistribusi pada
menderita tanah dan saluran pencernaan
Tetanus Generalisata serta feses dari kuda, domba,
anjing, kucing, tikus, babi, dan
ayam
Pasien memiliki keluhan
• Kaku saat membuka
mulut
• Kaku pada leher
• Kaku pada dada
• Kaku pada perut

• Tetanospasmin yang
dihasilkan oleh spora C.
tetanii menghambat
keluarnya neurotransmitter
Inhibitory neuron
• Excitatory Neuron >>
Inhibitory Neuron
• Terjadi rangsangan terus
menerus pada otot
• Menyebabkan rasa kaku
TETANUS
Masa Inkubasi : 3-21 hari  Pada Kasus +/- 14 hari
Semakin singkat masa inkubasi, prognosis semakin jelek

Tetanus Tetanus
Tetanus Lokal Cephalic
Generalisata
• Bentuk yang paling umum • Nyeri dan kekakuan pada • Terjadinya bentuk ini bila luka
• Keluhan diawali dengan trismus kemudian proksimal luka mengenai daerah mata, kulit
menjalar ke seluruh tubuh  • Paling ringan kepala, muka, telinga, leher, OMSK
Opsithotonus • Dapat berkembang menjadi dan pada kasus tonsilektomi
• Tonic contraction tetanus generalisata • Disfungsi saraf cranial antara lain:
• Terjadi Autonomic Overactivity  n. III, IV, VII, IX, X, XI
iritabilitas, mudah lelah, berkeringat, dan • Pada umumnya prognosa bentuk
takikardi tetanus cephalic jelek
• Kejang +/-

Pada kasus ditemukan gejala trismus hingga terjadi opsithotonus namun dengan port d’entrée luka pada telapak
kaki sehingga dapat disimpulkan pasien mengidap TETANUS GENERALISATA
DIAGNOSIS
Diagnosis tetanus didasari hanya dengan : KLINIS
TATALAKSANA
Goals of Treatment
1. Menghentikan produksi toksin

TIG (ANTI TETANUS IMMUNOGLOBULIN) ATS


• TIG diberikan sebanyak 3000 unit single dose, diberikan • ATS diberikan 20.000 IU/hari selama lima hari berturut –
secara intramuscular pada keempat ekstremitas. turut
• Pemberian tidak perlu diulang karena waktu paruh • Beresiko memicu reaksi alergi
antibody ini 3 1/2 – 4 1/2 minggu • Lebih mudah didapatkan
• Harga : • Harga
Per 1 ampul (250 u) : +/- 220.000 Per 1 ampul (1500 iu) : +/- Rp. 100000
Kebutuhan 12 ampul : 12 x 220.000 = 2.640.000’ Kebutuhan 13 ampul /hari : 13x100.000 = 1.300.000
Kebutuhan selama 5 hari : 5 x 1.300.000 = 6.500.000
Cost effective >>
Pada kasus diberikan TIG sebanyak 3000 unit secara IM pada keempat ekstremitas
TATALAKSANA
Goals of Treatment
2. Airway Management
• Pemberian oksigen
• Suction jika terjadi penumpukan saliva
• Hingga trakeostomi jika dibutuhkan
3. Mengontrol Spasme Otot

Jenis Obat Dosis Efek Samping


Diazepam 0,5 – 1,0 mg/kg Berat Stupor, Koma
badan / 4 jam (IM)

Klorpromasin 25 – 75 mg/ 4 jam (IM) Hipotensi


Fenobarbital 50 – 100 mg/ 4 jam (IM) Depressi pernafasan
TATALAKSANA
Goals of Treatment
4. General Supportive Management
• Pemasangan selang makan (NGT)
• Pemberian nutrisi
• Rawat ruang isolasi
• Fisioterapi
PROGNOSIS

DAKAR
SCORE

0-1 : Mild (Mortality rate : <10%)


2-3 : Moderate (mortality rate : 10-20%)
4 : Severe (mortality rate : 20-40%)
5-6 : Very Severe (mortality rate >50%)
PROGNOSIS

PHILLIPS Factor

Incubation time:
Score

SCORE <48 hours

2–5 days
5

Pada kasus 5–10 days 3


• Inkubasi : 2 10–14 days 2
• SI : 2
>14 days 1

Site of infection:

Internal and umbilical 5

Head, neck, and body wall 4

Peripheral proximal 3

Peripheral distal 2
PROGNOSIS

PHILLIPS State of protection:

SCORE None 10

Pada kasus Possibly some or maternal


• Inkubasi : 2 immunisation in neonatal patients 8
• SI : 2
• SP : 10
Protected >10 years ago 4

Protected <10 years ago 2

Complete protection 0
PROGNOSIS

PHILLIPS Complicating factors:

SCORE Injury or life threatening illness 10

Pada kasus Severe injury or illness not


• Inkubasi : 2 immediately life threatening 8
• SI : 2
• SP : 10 Injury or non-life threatening
• CF : 0
illness 4
Score < 9 = Rawat Jalan atau
Minor injury or illness 2
rawat inap
Score 10 - 16 = Rawat Inap ASA Grade 1 0
Score > 17 = ICU
Total score 14
PROGNOSIS

ALBETT
CLASSIFICATION
PROFILAKSIS

IMPROVING WOUND
IMUNISASI
HYGINE MANAGEMENT
PROFILAKSIS
17/05/2018 25/05/2018
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai