Oleh:
Karina Indah Prayogi
Dibimbing Oleh:
dr. Ingrid Melia Kartika Sp.KFR
Cervical Root Syndrome sering didapatkan pada orang yang berusia lebih
dari 55 tahun
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan nyeri leher dialami oleh 9,5% laki-
laki dan 13,5% perempuan
Etiologi
genetik
Usia
Jenis kelamin
Trauma
Aktivitas/pekerjaan
semakin tua umur kadar air berkurang Discus intervertebralis terdiri dari
terutama setelah usia 40 tahun, nucleus pulposus dikelilingi annulus
+degenerasi pada begian pusat discus, fibrosus
akibatnya discus sempit
Kandungan air dalam nucleus
pulposus tinggi
annulus fibrosus mengalami penekanan
Patofisiologi
a. Anamnesis
Gejala-gejala yang mungkin nampak pada inspeksi dan palpasi, misalnya :
Nyeri kaku pada leher
Rasa nyeri dan tebal dirambatkan ke ibu jari dan sisi radial tangan
Dijumpai kelemahan pada biceps atau triceps
Berkurangnya reflex biceps
Dijumpai nyeri menjalar (referred pain) di bahu yang samar, dimana “nyeri
bahu” hanya dirasa bertahan di daerah deltoideus bagian lateral dan
infrascapula atas.
Inspeksi: biasanya pasien menekukan kepala menjauhi sisi yang cedera
dan leher terlihat kaku. Gerak leher ke segala arah menjadi terbatas, baik
yang mendekati maupun menjauhi sisi cedera.
Palpasi: Nyeri tekan di bagian belakang leher
Spasme otot-otot leher
Pemeriksaan ROM leher terbatas dan nyeri terutama pada
gerakan lateral bending dan rotasi
Dapat terjadi defisit sensoris dan hiporeflexia. Jarang ditemukan
parese dan atrofi otot
Pemeriksaan fungsi motorik
kelemahan pada abduksi pundak menunjukan radikulopati C5. Kelemahan
pada fleksi siku dan ekstensi pergelangan tangan menunjukan radikulopati C7
Pemeriksaan fungsi sensori.
Pemeriksaan fungsi sensori dilakukan bila ada gangguan sensorik. Namun
seringkali gangguan sensorik tidak sesuai dermatomal atlas anatomi. Hal ini
disebabkan adanya daerah persyarafan yang tumpang tindih satu sama lain
Tes Khusus
Untuk tes-tes khusus yang harus dilakukan, misalnya :
1. Tes Provokasi
Penderita disuruh duduk kemudian oleh pemeriksa dilakukan kompresi pada kepala dalam berbagai
posisi (miring kiri, miring kanan, tengadah, menunduk). Hasil tes dinyatakan positif bila pada
penekanan dirasa adanya nyeri yang dijalarkan
Distraksi kepala akan menghilangkan nyeri yang
diakibatkan oleh kompresi terhadap radiks syaraf
Tes valsava
Dengan tes ini, tekanan intrakranial dinaikkan, bila terdapat proses desak
ruang di kanalis vertebralis bagian cervical, maka dengan dinaikkannya
tekanan intratekal akan membangkitkan nyeri radikuler.
Nyeri syaraf ini sesuai dengan tingkat proses patologis di kanalis vertebralis
bagian cervical. Cara meningkatkan tekanan intratekal menurut valsava ini
adalah pasien disuruh mengejan sewaktu ia menahan nafasnya. Hasil positif
bila timbul nyeri radikuler yang berpangkal di leher menjalar ke lengan
Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi
2. CT-Scan,terbaik MRI
3. Tes elektrofisiologi
Terapi
Medikamentosa
Pemberian obat NSAID (Anti Inflamasi Non Steroid) dan muscle relaxant untuk
menghilangkan rasa nyeri. Bila terdapat gejala radikuler bisa disertai dengan pemberian
kortikosteroid oral. Medikamentosa
Non Medikamentosa
Memperbaiki postur fisiologis
·Mengurangi forward-head posture
Mengurangi lordosis yang berlebihan
Rehabiliasi medik
traksi cervical
Traksi leher pada posisi supinasi dengan sudut leher, beban dan durasi dari traksi disesuaikan dengan
toleransi dan respon dari pasien. Tujuan dari traksi adalah untuk mengembalikan posisi dari vertebra.
SWD
SWD memiliki beberapa fungsi antara lain meningkatkan metabolisme,
meningkatkan sirkulasi darah, menguragi kontraksi otot. SWD juga akan
menurunkan rasa nyeri, meningkatkan elastisitas dan oksigenasi jaringan
SWD diberikan pada inflamasi kronik, dan biasanya mulai diberikan terapi
maksimal satu minggu setelah mulainya proses peradangan. Indikasi
diberikannya SWD adalah inflamasi dan juga proses degenarasi, baik pada
spondylosis cervical, osteoarthritis lutut, sprain ligament pada tumit, dan juga
pada sinusitis. Kontraindikasi SWD seperti tumor ganas, inflamasi akut,
penggunaan pacu jantung, perdarahan dan demam tinggi. Lama pemberian
SWD 5-30 menit tergantung derajat penyakitnya
TENS
adalah salah satu elektroterapi yang paling sering digunakan sebagai
analgesia atau penghilang rasa sakit. Metode yang dilakukan pada TENS
adalah pemberian arus listrik ke saraf dan menghasilkan panas untuk
mengurangi kekakuan, meningkatkan mobilitas dan menghilangkan nyeri.
Peralatan TENS terdiri dari stimulator bertenagakan baterai dan elektroda
yang ditempelkan pada bagian yang akan diberikan terapi. Selain itu TENS
bisa dikombinasikan dengan steroid topikal untuk pengobatan rasa nyeri
Terapi latihan
Latihan penguatan otot leher
(1) Fleksi
Pasien meletakkan ke dua tangan dan menekan dahi dengan telapak tangan, kemudian
kepala melakukan gerakan fleksi (mengangguk) tetapi ditahan dengan tangan agar tidak
terjadi gerakan.
(2) Lateral Bending
Pasien menekan dengan tangan pada sisi lateral kepala dan mecoba untuk lateral fleksi
kepala, tahanan diberikan pada telinga dan bahu, di usahakan tidak terjadi gerakan.
(3) Ekstensi axial
Pasien menekan belakang kepala dengan kedua tangan dimana tahanan diberikan pada
belakang kepala dekat puncak kepala.
(4) Rotasi
Pasien menekan dengan satu tangan menahan pada daerah atas dan lateral dari mata dan
mencoba memutar kepala (rotasi) tetapi tetap ditahan agar tidak terjadi gerakan.
Latihan fleksibilitas / stretching otot leher
Bila terdapat rasa tidak enak akibat postur yang buruk atau adanya spasme otot, maka
R.O.M aktif akan membantu menghilangkan stress pada struktur leher dan memperbaiki
sirkulasi. Tujuan dari latihan stretching pada otot leher adalah menambah fleksibilitas
dalam fleksi, ekstensi, rotasi dan lateral fleksi secara aktif.
Latihan postur
Hindari hiperekstensi leher dan forward-head posture yang terlalu
lama dan berlebihan.
Perbaiki lingkungan pekerjaan penderita seperti kursi dan meja yang kurang sesuai
ukuran tingginya, lingkungan tidur seperti bantal yang sesuai tingginya dan matras untuk
membantu relaksasi otot
Ortesa
Pemasangan cervical colar bertujuan untuk proses imobilisasi
serta mengurangi kompresi pada radiks saraf.
Salah satu jenis collar yang banyak digunakan
adalah SOMI brace (sterna occipital mandibular immobilizer)
Prognosis