Anda di halaman 1dari 26

Cervical Root Syndrome

Oleh:
Karina Indah Prayogi

Dibimbing Oleh:
dr. Ingrid Melia Kartika Sp.KFR

KEPANITRAAN KLINIK MADYA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
LABORATORIUM ILMU REHABILITASI MEDIK RSUD BLAMBANGAN BANYUWANGI
2018
Definisi

Cervical Root Syndrome atau syndroma akar


saraf leher merupakan kumpulan gejala akibat
penekanan pada saraf spinal yang sering
diakibatkan oleh proses degenerasi pada
vertebrae dan discus intervertebralis pada daerah
leher. Kondisi ini sering diakibatkan oleh
spondylosis cervicalis atau osteoartritis yang
terjadi pada vertebrae Cervical
Tulang belakang cervical terdiri dari 7 vertebra yang secara keseluruhan
membentuk kurva lordosis bila dilihat dari lateral. Dapat dibagi menjadi 2
regio, regio atas (C1, C2) dan regio bawah (C3 - C7).

Tulang C1 tidak mempunyai corpus vertebra, berbetuk


cincin dengan kedua masa lateral dihubungkan
dengan arkus anterior dan posterior.

Sedangkan C2 mempunyai corpus vertebra, arkus


anterior yang menebal ditengah membentuk prosesus
odontoid, arkus posterior, dan prosesus spinosus
Regio bawah
Vertebra Cervical 3, 4, 5. :
Mempunyai processus spinosus yang bercabang.
Vertebra Cervical 6 dan 7 :
a) Processus spinosus tidak bercabang dan lebih panjang.
b) Merupakan transisional vertebra, mirip dengan vertebrae thoracal.
c) Permukaan superior konkaf, terdapat processus uncinatus pada tiap sisi,
sendinya disebut uncovertebral von Luschka
Discus Intervertebralis
1) Pada vertebrae cervical lebih kecil.
2) Terdiri dari nucleus pulposus, annulus fibrosus, dan 2 cartilaginus end
plate.
3) Lebih tertutup tulang bila dibandingkan dengan vertebra yang lainDiscus Intervertebralis
ARTICULATIO

Persendian tiap vertebra Cervical, mempunyai 5


buah facies articularis :
1) Satu articulatio corpus vertebra yang dipisahkan
oleh discus intervertebralis.
2) Dua sendi uncovertebralis von Luschka yang
merupakan sendi palsu dan
tidak dibatasi membrana synovia.
3) Dua articulation facet yang terletak di belakang
corpus Oleh karena bentuk
persendian pada cervical seperti Sadel sehingga
terjadi gerakan yaitu : fleksi-ekstensi, lateral-bending
dan rotasi
Saraf yang keluar dari vertebrae Cervical berjumlah 8, dimulai dari C1 sampai dengan
C8. Pada daerah cervical sendiri terdapat dua plexus yakni plexus cervicalis (C1-C4)
dan plexus brachialis (C4-T1). Masing-masing memiliki miotom dan dermatom berbed
epidemiologi

 Cervical Root Syndrome sering didapatkan pada orang yang berusia lebih
dari 55 tahun

 Dalam sebuah penelitian yang dilakukan nyeri leher dialami oleh 9,5% laki-
laki dan 13,5% perempuan
Etiologi

 pergeseran atau penjepitan dari akar saraf


atau gangguan pada foramen intervertebralis
 Kondisi tebanyak pada kasus ini disebabkan
oleh proses degeneratif dan herniasi dari discus
intervertebralis.
Faktor Resiko

 genetik
 Usia
 Jenis kelamin
 Trauma
 Aktivitas/pekerjaan
semakin tua umur kadar air berkurang Discus intervertebralis terdiri dari
terutama setelah usia 40 tahun, nucleus pulposus dikelilingi annulus
+degenerasi pada begian pusat discus, fibrosus
akibatnya discus sempit
Kandungan air dalam nucleus
pulposus tinggi
annulus fibrosus mengalami penekanan
Patofisiologi

dan menonjol keluar.


tipis, sehingga jarak antara vertebrae
yang berdekatan mejadi kecil dan
corpus-corpus vertebrae (berbatasan) ruangan discus
terjadi perubahan
Penekanan menimbulkan rasa nyeri di
sepanjang daerah yang mendapatkan
terbentuk jaringan ikat baru ( osteofit) persarafan dari akar saraf tersebut.

akar-akar saraf yang ada didalamnya akar-akar saraf kehilangan sifat


akan tertekan. fisiologisnya

akar-akar saraf terikat pada dinding


kepekaan saraf terus meningkat
foramen intervertebralis
Gejala klinis
 Nyeri radikuler servikal ditandai nyeri leher menjalar ke
sisi posterior lengan bawah, bahu dan kadang-kadang
bisa mencapai ke tangan.
 nyeri mengikuti distribusi dermatom dari saraf yang
terkena, tetapi juga mempengaruhi jaringan diinervasi
oleh saraf ini, seperti otot, sendi, ligamen dan kulit.
 Nyeri yang berasal dari akar servikal keempat (C4)
terlokalisir di leher dan daerah supraskapular.
 Nyeri dari akar servikal kelima (C5) menjalar ke lengan
bawah
 nyeri dari akar keenam dan ketujuh (C6 dan C7) meluas
ke leher, lengan bahu, dan tangan.
Diagnosis

a. Anamnesis
Gejala-gejala yang mungkin nampak pada inspeksi dan palpasi, misalnya :
 Nyeri kaku pada leher
 Rasa nyeri dan tebal dirambatkan ke ibu jari dan sisi radial tangan
 Dijumpai kelemahan pada biceps atau triceps
 Berkurangnya reflex biceps
 Dijumpai nyeri menjalar (referred pain) di bahu yang samar, dimana “nyeri
bahu” hanya dirasa bertahan di daerah deltoideus bagian lateral dan
infrascapula atas.
 Inspeksi: biasanya pasien menekukan kepala menjauhi sisi yang cedera
dan leher terlihat kaku. Gerak leher ke segala arah menjadi terbatas, baik
yang mendekati maupun menjauhi sisi cedera.
 Palpasi: Nyeri tekan di bagian belakang leher
Spasme otot-otot leher
Pemeriksaan ROM leher terbatas dan nyeri terutama pada
gerakan lateral bending dan rotasi
Dapat terjadi defisit sensoris dan hiporeflexia. Jarang ditemukan
parese dan atrofi otot
 Pemeriksaan fungsi motorik
 kelemahan pada abduksi pundak menunjukan radikulopati C5. Kelemahan
pada fleksi siku dan ekstensi pergelangan tangan menunjukan radikulopati C7
 Pemeriksaan fungsi sensori.
 Pemeriksaan fungsi sensori dilakukan bila ada gangguan sensorik. Namun
seringkali gangguan sensorik tidak sesuai dermatomal atlas anatomi. Hal ini
disebabkan adanya daerah persyarafan yang tumpang tindih satu sama lain
Tes Khusus
Untuk tes-tes khusus yang harus dilakukan, misalnya :

1. Tes Provokasi
Penderita disuruh duduk kemudian oleh pemeriksa dilakukan kompresi pada kepala dalam berbagai
posisi (miring kiri, miring kanan, tengadah, menunduk). Hasil tes dinyatakan positif bila pada
penekanan dirasa adanya nyeri yang dijalarkan
 Distraksi kepala akan menghilangkan nyeri yang
diakibatkan oleh kompresi terhadap radiks syaraf
 Tes valsava
Dengan tes ini, tekanan intrakranial dinaikkan, bila terdapat proses desak
ruang di kanalis vertebralis bagian cervical, maka dengan dinaikkannya
tekanan intratekal akan membangkitkan nyeri radikuler.
Nyeri syaraf ini sesuai dengan tingkat proses patologis di kanalis vertebralis
bagian cervical. Cara meningkatkan tekanan intratekal menurut valsava ini
adalah pasien disuruh mengejan sewaktu ia menahan nafasnya. Hasil positif
bila timbul nyeri radikuler yang berpangkal di leher menjalar ke lengan
Pemeriksaan Penunjang

1. Radiologi
2. CT-Scan,terbaik MRI
3. Tes elektrofisiologi
Terapi

 Medikamentosa
Pemberian obat NSAID (Anti Inflamasi Non Steroid) dan muscle relaxant untuk
menghilangkan rasa nyeri. Bila terdapat gejala radikuler bisa disertai dengan pemberian
kortikosteroid oral. Medikamentosa
 Non Medikamentosa
Memperbaiki postur fisiologis
·Mengurangi forward-head posture
Mengurangi lordosis yang berlebihan
Rehabiliasi medik

 traksi cervical
 Traksi leher pada posisi supinasi dengan sudut leher, beban dan durasi dari traksi disesuaikan dengan
toleransi dan respon dari pasien. Tujuan dari traksi adalah untuk mengembalikan posisi dari vertebra.
 SWD
 SWD memiliki beberapa fungsi antara lain meningkatkan metabolisme,
meningkatkan sirkulasi darah, menguragi kontraksi otot. SWD juga akan
menurunkan rasa nyeri, meningkatkan elastisitas dan oksigenasi jaringan
 SWD diberikan pada inflamasi kronik, dan biasanya mulai diberikan terapi
maksimal satu minggu setelah mulainya proses peradangan. Indikasi
diberikannya SWD adalah inflamasi dan juga proses degenarasi, baik pada
spondylosis cervical, osteoarthritis lutut, sprain ligament pada tumit, dan juga
pada sinusitis. Kontraindikasi SWD seperti tumor ganas, inflamasi akut,
penggunaan pacu jantung, perdarahan dan demam tinggi. Lama pemberian
SWD 5-30 menit tergantung derajat penyakitnya
 TENS
adalah salah satu elektroterapi yang paling sering digunakan sebagai
analgesia atau penghilang rasa sakit. Metode yang dilakukan pada TENS
adalah pemberian arus listrik ke saraf dan menghasilkan panas untuk
mengurangi kekakuan, meningkatkan mobilitas dan menghilangkan nyeri.
Peralatan TENS terdiri dari stimulator bertenagakan baterai dan elektroda
yang ditempelkan pada bagian yang akan diberikan terapi. Selain itu TENS
bisa dikombinasikan dengan steroid topikal untuk pengobatan rasa nyeri
 Terapi latihan
 Latihan penguatan otot leher
(1) Fleksi
Pasien meletakkan ke dua tangan dan menekan dahi dengan telapak tangan, kemudian
kepala melakukan gerakan fleksi (mengangguk) tetapi ditahan dengan tangan agar tidak
terjadi gerakan.
(2) Lateral Bending
Pasien menekan dengan tangan pada sisi lateral kepala dan mecoba untuk lateral fleksi
kepala, tahanan diberikan pada telinga dan bahu, di usahakan tidak terjadi gerakan.
(3) Ekstensi axial
Pasien menekan belakang kepala dengan kedua tangan dimana tahanan diberikan pada
belakang kepala dekat puncak kepala.
(4) Rotasi
Pasien menekan dengan satu tangan menahan pada daerah atas dan lateral dari mata dan
mencoba memutar kepala (rotasi) tetapi tetap ditahan agar tidak terjadi gerakan.
 Latihan fleksibilitas / stretching otot leher
 Bila terdapat rasa tidak enak akibat postur yang buruk atau adanya spasme otot, maka
R.O.M aktif akan membantu menghilangkan stress pada struktur leher dan memperbaiki
sirkulasi. Tujuan dari latihan stretching pada otot leher adalah menambah fleksibilitas
dalam fleksi, ekstensi, rotasi dan lateral fleksi secara aktif.
 Latihan postur
 Hindari hiperekstensi leher dan forward-head posture yang terlalu
lama dan berlebihan.
 Perbaiki lingkungan pekerjaan penderita seperti kursi dan meja yang kurang sesuai
ukuran tingginya, lingkungan tidur seperti bantal yang sesuai tingginya dan matras untuk
membantu relaksasi otot
 Ortesa
Pemasangan cervical colar bertujuan untuk proses imobilisasi
serta mengurangi kompresi pada radiks saraf.
Salah satu jenis collar yang banyak digunakan
adalah SOMI brace (sterna occipital mandibular immobilizer)
Prognosis

 Prognosis cervical root syndrome umumnya baik, namun


sering terjadi kekambuhan gejala
 Kebanyakan akan membaik tanpa operasi
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai