Anda di halaman 1dari 12

BAB VI formation temperatures

and resistivity measurements

oleh
hardianti mayang sari
143210098
FORMATION TEMPERATURE AND
RESISTIVITY MEASUREMENT
 Formation temperature
Pengetahuan tentang suhu di setiap
kedalaman lubang bor diperlukan karena dua
alasan utama:
- koreksi alat pengukuran yang sensitif terhadap
suhu (yaitu resistivitas),
- penentuan potensial hidrokarbon dari air asin
dalam hal produsen minyak atau gas bumi sebagai
fungsi source rock. Yang terakhir ini tergantung
pada tipe bahan organik, suhu dan tekanan,
akibatnya kedalaman, dan waktu
 Reservoir minyak dan gas bumi ditemukan
mulai dari kedalaman puluhan feet hingga
ribuan feet
 Setiam penambahan kedalaman kedalaman
akan ada penambahan temperatur
Seseorang dapat memperkirakan suhu formasi
awal dalam kasus di mana seseorang memiliki
paling sedikit dua pasang pengukuran suhu yang
diambil dalam kondisi yang baik. Ini menyiratkan:

(a) rekaman suhu maksimum yang dibaca setiap kali


alat logging dijalankan di lubang;
(b) waktu sirkulasi paling sedikit yang mungkin
sesuai dengan keamanan dan kemampuan
untuk turun dengan alat logging. Hal ini agar
tidak mendinginkan formasi terlalu banyak
sebelum suhu diukur (sehingga
meminimalkan tk)

(c) mengumpulkan cukup data untuk


mendapatkan definisi Δt dan tk yang baik,
yaitu :
1. Penggunaan metode Horner
(A) Kumpulan data
(B) Plot Horner itu sendiri.
2. Menetapkan profil suhu sumur
3. Pengukuran suhu terus menerus

APLIKASI :
1. Open hole
2. Pemetaan gradien geothermal
 Resistivity measurement
Penentuan resistivity dapat variasi dari sistem
dasar yang umum: satu (atau beberapa) emitor
(elektroda) mengirimkan sinyal (arus listrik) ke
dalam formasi. Satu (atau beberapa) penerima
(elektroda) mengukur respons formasi terhadap
sinyal ini pada jarak tertentu dari emitor.
Umumnya, peningkatan jarak antara emitor dan
penerima (disebut jarak) menghasilkan kedalaman
penyelidikan yang meningkat (dan pembacaan
mendekati resistivitas formasi sejati, Rt), dengan
mengorbankan resolusi vertikal.
Prinsip
Prinsip nya masih didasarkan pada
pengukuran tegangan arus dan alat yang
dipancarkan. Rasio dari multiple koefisien
yang konstan dikenal sebagai k factor yang
tergantung pada geometri dari alat itu sendiri
Rt = Ko/1.
namun salah satunya harus mempertimbangkan:
 Casing lubang bor berfungsi sebagai elektroda
besar yang mengarahkan arus jauh dari sumur
bor.
 Saat mengikuti jalur resistensi rendah,
mengakibatkan resistensi steel casing juga
rendah.
 Kontras resistivitas yang tinggi antara casing dan
formasi menentukan kebocoran arus tegak
kedalam formasi karena casing pada dasarnya
eksponensial.
Alat-alat

 The TCR (Through Casing Resistivity) tool


Alat pengangkat protitipe pertama dari Bater
Atlas. Alat TCR adalah hydraulic yang
dioperasikan dari 2,125 inch (0,054m)
diameter. Alat ini diletakan di dinding casing
dan 7 elektroda untuk melakukan kontak
listrik pada casing.
 The CHFR (Cased Hole Formation
Resistivity)

Alat ini didasarkan pada CPET (Casing


Corossion and Protection Evaluation Tool)
sonde

Anda mungkin juga menyukai