URAIAN UMUM
ASPEK HIDROLOGI
ASPEK HIDROLIKA
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE
PERKOTAAN
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM
DRAINASE
INFRA STRUKTUR KOTA
Bangunan (fasilitas dasar) peralatan
dan instalasi yang dibangun & dibutuh
kan untuk mendukung berfungsinya
tatanan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat.
Infra struktur kota ada 7 kelompok.
INFRA STRUKTUR KOTA
7 kelompok Infra struktur kota.
1. Air (air bersih, sanitasi, drainase,
pengendalian banjir)
2. Jalan (Jl. Raya, Jl. Kota, jembatan)
3. Sarana transportasi (terminal, plabuhan,
pelud, stasiun)
4. Pengelolaan Limbah (sampah)
5. Bangunan kota (pasar, OR terbuka)
6. Energi (Listrik dan gas)
7. Telekomunikasi.
INFRA STRUKTUR AIR KOTA
Channel Precipitation
Interception
C
h
a
Depresion storage n
Surface runoff n
e
L
s
Infiltration
t
o
r
a
Soil moisture Interflow g
e
Choose appropriate
Hydraulics size of conduit
channel
ΔSs
I
perc
ΔSg
O, Output (runoff)
GWF
HUJAN (PRECIPITATION)
intensitas hujan : kedalaman hujan (d) per
satuan waktu (t)
frekuensi hujan (f) : waktu rerata antara 2
(dua) kejadian hujan untuk kedalaman dan
lama hujan yang sama:
misal d = 100 mm, t = 6 jam, setiap 50 tahun
f = 1/50 = 0.02
Kala ulang (T) = 1/f
Hujan
Pengukuran Hujan
penakar hujan biasa (manual raingauge)
penakar hujan otomatik (automatic ‘’ )
ditempatkan sesuai dengan aturan
WMO
Hujan
Hasil pengukuran hujan: (hujan titik)
penakar hujan biasa: biasanya berupa data
harian, misal dicatat setiap jam 07.00
penakar hujan otomatik: dengan interval
waktu yang lebih pendek, misal menit.
Analisis Hujan DAS
Metoda yang digunakan untuk memperki -
rakan hujan DAS:
aritmatik/ rerata aljabar
poligon Thiessen
isohyet
‘reciprocal square distance method’
Arimatik
tersederhana, hasil teliti bila
stasiun hujan tersebar merata C
A PA B PB C PC
A
dg n : jumlah stasiun
Pi : kedalaman hujan di stasiun I
i : bobot stasiun I= Ai / Atotal
Ai : luas daerah pengaruh sta. I
Atotal : luas total
Isohyet
d6
Flexibel, perlu kerapatan d5
B
1 n di d2
P Ai A3
A i1 2 A
A2
d1 d2 d5 d6 A1
A5
d4
A1
2 2
d1 d3
A
Hujan Rancangan (HR) QT C i(t ,T ) A
c
Penguapan
Intersepsi
S
Limpasan permukaan i
Komponen s
Tampungan permukaan
hidrograf ‘surface runoff’
t
e
infiltrasi
m
Aliran antara
Tampungan permukaan
S
‘interflow’ u
perkolasi n
g
Aliran air tanah a
Akuifer i
‘groundwater Debit
flow’ terukur
Pengaruh hujan & bentuk DAS thd hidrograf
t t
T
T
p
p
Q Q
t t
T T
ASPEK HIDROLIKA
Zat cair mengalir melalui media, yi saluran
alamiah dan buatan, terbuka (mempunyai
permukaan bebas) dan tertutup (tak ada
permukaan bebas).
Dlm saluran tertutup terjadi aliran bebas
(saat normal/ tak penuh), aliran tertekan
(saat penuh).
SALURAN ALAMIAH DAN BUATAN
Galian tanah, pasangan batu, pipa, penamp.
trapesium dll
KLASIFIKASI ALIRAN
Menurut kedalaman dan fungsi waktu:
Aliran permanen (steady) dan
Aliran tak permanen (unsteady).
Berdasar fungsi ruang:
Aliran seragam (uniform) dan
Aliran tak seragam (non uniform)
ALIRAN PERMANEN, TAK PERMANEN
Permanen:
kecepatan aliran di suatu titik tak berubah
terhahadap waktu
Tak permanen :
kecepatan aliran di suatu titik berubah thd
waktu (unsteady flow)
Dimungkinkan transformasi dari permanen ke
tak permanen
ALIRAN PERMANEN, TAK PERMANEN
ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN
Aliran beraturan laminer, tak beraturan
turbulen. Dipengaruhi gaya kekentalan dan
gaya inersia, Laminer : gy fiskositas
dominan, Turbulen : inersia ditunjukkan dg
angka Reynold (Re)
ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN
Angka Reynold (Re)
Re = VL/v, dengan V = Kec aliran (m/det),
L = panj karakteristik (m) pd saluran muka air bebas
L = R (jari2 hidrolik), v = kekentalan kinematik
m2/det.
R = A/p, A = luas penampang basah,
p = keliling basah.
Laminer >Re=600> Turbulen
ALIRAN SUB KRITIS DAN SUPER KRITIS
Aliran kritis : kec aliran = kec gelombang
gravitasi amplitudo kecil. (gelombang gravitasi
dibangkitkan dengan kedalaman)
Aliran sub kritis : kec. aliran < kec. kritis.
Aliran Super kritis : kec aliran > kec kritis.
Parameter: antara gaya gravitasi & gaya
inersia dengan angka Froud (F).
ALIRAN SUB KRITIS DAN SUPER KRITIS
Angka Froud (F):
V
Fr
g .h
Dengan : V = kecepatan aliran m/det
h = kedalaman aliran (m)
g = percepatan grafitasi (m/det2)
ALIRAN SERAGAM
Aliran seragam : Kecepatan aliran pada
waktu tertentu tak berubah terhadap
jarak.
Aliran berubah : aliran tak seragam (aliran
berubah lambat laun & berubah tiba-tiba)
ALIRAN SERAGAM
Dristribusi kec pada
potongan melintang
.
KONSERVASI MOMENTUM
RUMUS EMPIRIK KECEPATAN RERATA
Rumus Chezy
RUMUS EMPIRIK KECEPATAN RERATA
1. Rumus Chezy (1768)
BAZIN
DARCY
WEISBACH
RUMUS EMPIRIK KECEPATAN RERATA
2. MANNING (1889)
2 1
1 dengan : n = kekasaran Manning
V R S 3 2
n
1
besarnya angka koedisien
R 6 Manning (n) tercantum dalam
C
n tabel referensi.
SALURAN PALING EKONOMIS
Qmaks dicapai pada Vmaks, dan akan dicapai jika Rmaks,
dengan Pminimum.
1. Penampang persegi yang ekonomis:
A = Bh atau B = A/h, P = B + 2h
substitusi : P = (A/h)+2h
SALURAN PALING EKONOMIS
asumsi luas penampang A konstan:
dP A
2 2 0 , A= 2h2 = Bh
dh h
Atau: B = 2h, atau h = B/2
Jari-jari hidraulik: A Bh
R
p B 2h
2
Atau: 2h h
R
2h 2 h 2
SALURAN PALING EKONOMIS
P 4 m 1 2mh 0
2
P (8 / 3)h 3 (2 / 3)h 3 2h 3
4 4
B 2h 3 h 3 h 3
3 3
Contoh 1
Saluran drainase penampang trapesium mengalirkan
debit 10 m3/detik, miring dasar saluran 1:5000, dinding
saluran dilining dengan n = 0,012.
Tentukan dimensi saluran terekonomis!
Penyelesaian: P 2h 3 h
R
2
Manning:
2 1
2 1 h 3 2
Q = A.V = h 3x ( ) S , Q = 10 m2/dt
n 2
2 1
1 h
Pers Manning: Q h 3x ( ) 3 S 2 ,
2
Dg: n 2
Q = 10 m2/dt, 2 1
n = 0,012 1 h 3
10 h 3x
2 ( ) (1/ 5000) 2 ,
S = 1/5000 0,012 2
2
Dari pers manning, h 3 7,78; h 2,16 m
didapat: 2
B 3 2,49 m
3h
Jadi ukuran yg ekonomis B=2,49 m, tinggi h= 2,16 m
Contoh 2
Saluran drainase trapesium dg kemiringan dinding m=2, h = 2,5 m,
lebar dasar B = 5 m, koef kekasaran Manning n = 0,025, debit Q = 75
m3/detik, berapa S
Penyelesaian:
2 1
Pers Manning : 1 3 , 2 A = (B+mh)h = (5+2x2)2 = 18 m2
V R S
P = B+2h(m2+1)0,5n= 5+2x2(4+1)0,5 =13,94 m
A 18
R 1,291 , V
Q 75
4,17 ,
P 13,94 A 18
2 1
1 1
4,17 x1,2913 xS 2
0,025 S 2 0,0879; sehingga S 0,0077
TERIMA KASIH