Anda di halaman 1dari 58

RUANG LINGKUP

URAIAN UMUM
ASPEK HIDROLOGI
ASPEK HIDROLIKA
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE
PERKOTAAN
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM
DRAINASE
INFRA STRUKTUR KOTA
Bangunan (fasilitas dasar) peralatan
dan instalasi yang dibangun & dibutuh
kan untuk mendukung berfungsinya
tatanan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat.
Infra struktur kota ada 7 kelompok.
INFRA STRUKTUR KOTA
7 kelompok Infra struktur kota.
1. Air (air bersih, sanitasi, drainase,
pengendalian banjir)
2. Jalan (Jl. Raya, Jl. Kota, jembatan)
3. Sarana transportasi (terminal, plabuhan,
pelud, stasiun)
4. Pengelolaan Limbah (sampah)
5. Bangunan kota (pasar, OR terbuka)
6. Energi (Listrik dan gas)
7. Telekomunikasi.
INFRA STRUKTUR AIR KOTA

Sistem Air Bersih


(urban water suplply),
Sistem Sanitasi
(waste water),
Sistem Drainase
Air Hujan
(storm water sistem)
SISTEM AIR BERSIH (urban water supply system)
Sistem Air Bersih (urban water suplply),
Sistem Sanitasi (waste water),
SISTEM SANITASI (urban waste water system)
Sistem Sanitasi (waste water),
SISTEM SANITASI
(urban waste water system)

 Sistem Air Bersih (urban water


suplply),
 Sistem Sanitasi (waste water),
 Sistem Drainase Air Hujan (storm
water sistem)
DRAINASE PERKOTAAN
 Drainase (drainage) : mengalirkan, menguras,
membuang/mengalirkan air.
 Teknik Sipil : tindakan teknis utk kurangi kelebihan
air (air hujan, rembesan, kelebihan irigasi). Usaha
mengontrol mutu air tanah kaitannya dg salinitas
DRAINASE PERKOTAAN
 Secara Umum : drainase merupk serangkaian
bangunan air (saluran penerima, pengumpul,
pembawa & saluran induk), berfungsi untuk
mengurangi dan atau membuang kelebihan air,
sehingga lahan berfungsi optimal.
Untuk drainase tercampur air diolah dengan
IPAL, & dibuang ke badan air penerima (tak
mengganggu)
SEJARAH PERKB DRAIN KOTA
 Romawi Kuno: pertama kali membangun
saluran bawah tanah untuk membuang
limpasan air hujan.
 London 1815, Boston 1833, Paris 1880:
membangun sistem drainase tercampur
(air hujan dengan air buangan domestik).
SEJARAH PERKB DRAIN KOTA
 Akhir Abad 19 : dikembangkan sistem bangunan
terpisah yi drainase air buangan domestik
dengan rioolering (air buangan di treatment
dengan IPAL) baru dibuang ke badan air, dan
saluran pembuang air hujan disendirikan.
MASALAH DRAINASE KOTA
Banjir makin meningkat, berkait dengan
cepat tambah penduduk (urbanisasi &
migrasi), tataguna lahan kota jadi acak2 an,
drainase rumit. Kesadaran masy thd sistem
drainase & hukum masih rendah, lebih
mengutamakan kebutuhan primer.
Pembangunan pada umumnya belum
melibatkan masyarakat secara aktif.
MASALAH DRAINASE KOTA
SIDLAKOM (survey, identifacation,
design, land acquisition, operation and
maintenence), perlu dilengkapi dengan
evaluasi dan monitoring, sehingga ada
inventarisasi untuk pijakan dan pertim-
bangan dlm pengembangan masa dtg.
Koordinasi & sinkronisasi antar kom -
ponen Instansi masih lemah.
ASPEK HIDROLOGI
Dlm drainase perlu analisis HIDROLOGI, rumit
krn ketakpastian, (teori, rekaman data, ekonomi)
terbatas
SIKLUS HIDROLOGI.
SIKLUS HIDROLOGI
Precipitation
Evaporation Evaporation

Channel Precipitation
Interception
C
h
a
Depresion storage n
Surface runoff n
e
L

s
Infiltration
t
o
r
a
Soil moisture Interflow g
e

Ground water Ground water flow


Stream
flow
EconomicsPubl Select recurrence
ic Health interval

Select design storm


Meteorology

Estimate peak runoff


Hydrology rate or storm
hydrograph

Choose appropriate
Hydraulics size of conduit
channel

Gambar Prosedur perancangan sistem drainasi (Hall, 1984)


. IMBANGAN AIR (WATER BALANCE)
perhitungan jumlah air masuk (inflow) dan
yang keluar (outflow) pada daerah yang
ditinjau selama perioda waktu tertentu

I, Input (hujan) I - O = dS/dt


P E

ΔSs
I
perc
ΔSg
O, Output (runoff)
GWF
HUJAN (PRECIPITATION)
 intensitas hujan : kedalaman hujan (d) per
satuan waktu (t)
 frekuensi hujan (f) : waktu rerata antara 2
(dua) kejadian hujan untuk kedalaman dan
lama hujan yang sama:
misal d = 100 mm, t = 6 jam, setiap 50 tahun
f = 1/50 = 0.02
 Kala ulang (T) = 1/f
Hujan
Pengukuran Hujan
 penakar hujan biasa (manual raingauge)
 penakar hujan otomatik (automatic ‘’ )
 ditempatkan sesuai dengan aturan
WMO
Hujan
Hasil pengukuran hujan: (hujan titik)
 penakar hujan biasa: biasanya berupa data
harian, misal dicatat setiap jam 07.00
 penakar hujan otomatik: dengan interval
waktu yang lebih pendek, misal menit.
Analisis Hujan DAS
Metoda yang digunakan untuk memperki -
rakan hujan DAS:
 aritmatik/ rerata aljabar
 poligon Thiessen
 isohyet
 ‘reciprocal square distance method’
Arimatik
tersederhana, hasil teliti bila
stasiun hujan tersebar merata C

di DAS, variasi kedlman hujan


antar stasiun relatif kecil
B

dengan n: jumlah stasiun di


kedalaman hujan di stasiun i
Poligon Thiessen
relatif lebih teliti, kurang fleksibel, tidak
memperhi tungkan faktor topografi, C
Objektif
n
P  i Pi B
i 1

 A PA B PB C PC
A
dg n : jumlah stasiun
Pi : kedalaman hujan di stasiun I
i : bobot stasiun I= Ai / Atotal
Ai : luas daerah pengaruh sta. I
Atotal : luas total
Isohyet
d6
Flexibel, perlu kerapatan d5

jaringan cukup untuk


C A5
membuat peta isohyet
yang akurat subjektif A4

B
1 n di  d2
P   Ai A3
A i1 2 A
A2
d1  d2 d5  d6 A1
 A5
d4
A1
 2 2
d1 d3
A
Hujan Rancangan (HR) QT  C i(t ,T ) A
c

Hujan rancangan (design rainfall) : pola hujan


yang digunakan dalam rancangan hidrologi,
berfungsi sebagai masukan input model
hidrologi untuk menentukan debit rancangan
dengan menggunakan model hujan-aliran.
Pemilihan pola Hujan Rancangan tergantung
dari model hujan-aliran yang akan digunakan.
Hujan Rancangan (HR)
Hujan rancangan dpt berupa:hujan titik,
misal metoda Rational untuk perancangan
sistem drainasi, hyetograph, misal pada
model hujan-aliran untuk design bangunan
pelimpah Suatu bendungan dengan
menggunakan metoda hidrograf satuan
HIDROGRAF HUJAN

Penguapan

Intersepsi
S
Limpasan permukaan i
Komponen s
Tampungan permukaan
hidrograf ‘surface runoff’
t
e
infiltrasi
m
Aliran antara
Tampungan permukaan
S
‘interflow’ u
perkolasi n
g
Aliran air tanah a
Akuifer i
‘groundwater Debit
flow’ terukur
Pengaruh hujan & bentuk DAS thd hidrograf

 Pengaruh hujan dan bentuk DAS terhadap


hidrograf
Q Q

t t
T
T
p
p

Q Q

t t
T T
ASPEK HIDROLIKA
Zat cair mengalir melalui media, yi saluran
alamiah dan buatan, terbuka (mempunyai
permukaan bebas) dan tertutup (tak ada
permukaan bebas).
Dlm saluran tertutup terjadi aliran bebas
(saat normal/ tak penuh), aliran tertekan
(saat penuh).
SALURAN ALAMIAH DAN BUATAN
Galian tanah, pasangan batu, pipa, penamp.
trapesium dll
KLASIFIKASI ALIRAN
Menurut kedalaman dan fungsi waktu:
 Aliran permanen (steady) dan
 Aliran tak permanen (unsteady).
Berdasar fungsi ruang:
 Aliran seragam (uniform) dan
 Aliran tak seragam (non uniform)
ALIRAN PERMANEN, TAK PERMANEN
 Permanen:
kecepatan aliran di suatu titik tak berubah
terhahadap waktu
 Tak permanen :
kecepatan aliran di suatu titik berubah thd
waktu (unsteady flow)
 Dimungkinkan transformasi dari permanen ke
tak permanen
ALIRAN PERMANEN, TAK PERMANEN
ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN
Aliran beraturan laminer, tak beraturan
turbulen. Dipengaruhi gaya kekentalan dan
gaya inersia, Laminer : gy fiskositas
dominan, Turbulen : inersia ditunjukkan dg
angka Reynold (Re)
ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN
Angka Reynold (Re)
Re = VL/v, dengan V = Kec aliran (m/det),
L = panj karakteristik (m) pd saluran muka air bebas
L = R (jari2 hidrolik), v = kekentalan kinematik
m2/det.
R = A/p, A = luas penampang basah,
p = keliling basah.
Laminer >Re=600> Turbulen
ALIRAN SUB KRITIS DAN SUPER KRITIS
Aliran kritis : kec aliran = kec gelombang
gravitasi amplitudo kecil. (gelombang gravitasi
dibangkitkan dengan kedalaman)
Aliran sub kritis : kec. aliran < kec. kritis.
Aliran Super kritis : kec aliran > kec kritis.
Parameter: antara gaya gravitasi & gaya
inersia dengan angka Froud (F).
ALIRAN SUB KRITIS DAN SUPER KRITIS
Angka Froud (F):
V
Fr 
g .h
Dengan : V = kecepatan aliran m/det
h = kedalaman aliran (m)
g = percepatan grafitasi (m/det2)
ALIRAN SERAGAM
Aliran seragam : Kecepatan aliran pada
waktu tertentu tak berubah terhadap
jarak.
Aliran berubah : aliran tak seragam (aliran
berubah lambat laun & berubah tiba-tiba)
ALIRAN SERAGAM
Dristribusi kec pada
potongan melintang

Distribuasi kec sbg


fungsi kedalaman
HUKUM KONSERVASI
Konservasi massa : Persamaan kontinuitas
Pers kontinuitas
Prinsip kontinuitas : jumlah pertambahan volume
= aliran netto yg lewat pada pias,
KONSERVASI ENERGI

.
KONSERVASI MOMENTUM
RUMUS EMPIRIK KECEPATAN RERATA
Rumus Chezy
RUMUS EMPIRIK KECEPATAN RERATA
1. Rumus Chezy (1768)

Dengan: V = kecepatan rerata


S0 = kemiringan dasar saluran
C = Faktor tahanan saluran disebut koefien Chezy
Pers untuk menentukan koef Chezy C

BAZIN

DARCY
WEISBACH
RUMUS EMPIRIK KECEPATAN RERATA
2. MANNING (1889)
2 1
1 dengan : n = kekasaran Manning
V R S 3 2
n

Korelasi pers kecepatan Chezy dan Manning :

1
besarnya angka koedisien
R 6 Manning (n) tercantum dalam
C
n tabel referensi.
SALURAN PALING EKONOMIS
Qmaks dicapai pada Vmaks, dan akan dicapai jika Rmaks,
dengan Pminimum.
1. Penampang persegi yang ekonomis:
A = Bh atau B = A/h, P = B + 2h
substitusi : P = (A/h)+2h
SALURAN PALING EKONOMIS
asumsi luas penampang A konstan:
dP A
 2  2  0 , A= 2h2 = Bh
dh h
Atau: B = 2h, atau h = B/2
Jari-jari hidraulik: A Bh
R 
p B  2h

2
Atau: 2h h
R  
2h  2 h 2
SALURAN PALING EKONOMIS

2. Penampang trapesium terekonomis:


A = (B+mh)h, dan P  B  2h m 2 1
Substitusi : A  ( P  2h m 2 1)h  mh 2
SALURAN PALING EKONOMIS
Penampang trapesium terekonomis:
Asumsi A dan miring dinding konstan:
dP
dh  P  4h m  1  2mh  0
2

P  4 m  1  2mh  0
2

P  (8 / 3)h 3  (2 / 3)h 3  2h 3
4 4
B  2h 3 h 3 h 3
3 3
Contoh 1
Saluran drainase penampang trapesium mengalirkan
debit 10 m3/detik, miring dasar saluran 1:5000, dinding
saluran dilining dengan n = 0,012.
Tentukan dimensi saluran terekonomis!
Penyelesaian: P   2h 3 h
R
2
Manning:
2 1
2 1 h 3 2
Q = A.V = h 3x ( ) S , Q = 10 m2/dt
n 2
2 1
1 h
Pers Manning: Q  h 3x ( ) 3 S 2 ,
2
Dg: n 2
Q = 10 m2/dt, 2 1
n = 0,012 1 h 3
10  h 3x
2 ( ) (1/ 5000) 2 ,
S = 1/5000 0,012 2
2
Dari pers manning, h 3  7,78; h  2,16 m
didapat: 2
B 3  2,49 m
3h
Jadi ukuran yg ekonomis B=2,49 m, tinggi h= 2,16 m
Contoh 2
Saluran drainase trapesium dg kemiringan dinding m=2, h = 2,5 m,
lebar dasar B = 5 m, koef kekasaran Manning n = 0,025, debit Q = 75
m3/detik, berapa S
Penyelesaian:
2 1
Pers Manning : 1 3 , 2 A = (B+mh)h = (5+2x2)2 = 18 m2
V R S
P = B+2h(m2+1)0,5n= 5+2x2(4+1)0,5 =13,94 m
A 18
R   1,291 , V
Q 75
  4,17 ,
P 13,94 A 18

2 1
1 1
4,17 x1,2913 xS 2
0,025 S 2  0,0879; sehingga S  0,0077
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai