Yohana Putri Heni Br. Karo Sekali 1509005044 Anugrah Fitria Husain 1509005054 Brigita Galilea Adu 1509005058 Agus Santika Putra 1509005069 I Made Arya Udyana Putra 1509005075 I Gusti Ayu Komang Suastiningsih 1509005076 LIMBAH PETERNAKAN a. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). b. Limbah ternak merupakan hasil sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, dan sebagainya. c. Limbah peternakan meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan. KESEHATAN LINGKUNGAN Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang sehat, sejahtera dan bahagia. (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan) Pengertian kesehatan lingkungan menurut beberapa ahli : • Slamet Riyadi • WHO (World Health Organization) • HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) METODELOGI
Waktu : 12 November 2018, Pukul : 14.30
Tempat : Peternakan kambing di Jl. Maruti, kelurahan
Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar.
Pengumpulan Data: Data Primer & Data Sekunder
Metode Analisis : Penelitian kualitatif yang dilakukan dengan
metode wawancara dan observasi
Hasil Pengamatan • Nama Peternakan : Karim Mawar • Alamat : Jl. Maruti, kelurahan Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar • Nama Pemilik : Bapak Karim
• Jumlah Kambing : 50 ekor
• Jenis : Kambing Etawa
Lokasi peternakan baik. Pakan yang diberikan yaitu berupa daun waru, daun gamal dan gabut. Limbah pada peternakan kambing Karim biasanya dikumpulkan dan dijual untuk diolah kembali Kandang di peternakan kambing ini selalu dibersihkan setiap hari sebanyak 3 kali yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Pupuk Organik Padat Kotoran Kambing
Bahan : Alat : 1 ton kotoran kambing Cangkul
200 kg kapur pertanian Terpal
(Dolomit) Ember 200 kg abu/sekam/bekas gergajian 4 Botol EM4 (decomposer) Tahapan Pembuatan Siapkan tempat atau hamparan yang ternaungi dan jika hujan tempat tersebut tidak tergenang air.
Lakukan proses pencampuran bahan, agar mudah dan merata bisa
dilakukan dengan cara membuat lapisan-lapisan.
Pembuatan lapisan dengan cara menghamparkan kotoran kambing
dan setebal kurang lebih 20-30 cm dan taburkan dolomit, abu dan decomposer secukupnya.
Kemudian siapkan EM4 dari dosis yang ditetapkan yang dilarutkan
dalam air kemudian disiramkan pada lapisan tersebut hingga kadar air mencapai 40%. Atau bisa diukur dengan cara diremas dengan tangan air tidak meneteskan atau bahan organik tidak pecah saat genggaman tangan dibuka. Buat lapisan berikutnya hingga semua bahan habis, kemudian lapisan tersebut dicangkul dari salah satu sisi searah hingga menimbulkan timbunan baru.
Lakukan lagi kearah kebalikannya, kemudian ditimbun atau dibuat
gunungan sebesar lebar terpal penutup.
Timbunan ditutup rapat dengan terpal dan bagian pinggir terpal diberi beban sehingga jika ada angin terpal tidak terbuka.
Diamkan selama 1 minggu, setelah satu minggu terpal dibuka dan
timbunan diaduk untuk tujuan pemberian airasi pada proses pengomposan. Proses pengomposan yang berhasil akan timbul panas dan dapat dirasakan saat pembongkaran gundukan.
Perkirakan setelah 3 minggu Kompos sudah bisa dibongkar dan diangin
anginkan supaya menghilangkan bau amoniak dan sudah dapat dipakai. Pupuk Organik Cair dari Urin Kambing Bahan: (Satu) drum plastic urine dengan kapasitas 150 liter. Tetes Tebu/Molasses 1 ltr. Empon-empon (Temulawak, Temuireng, Kunyit, Laos, Kunci dll) 5kg Biostarter (EM4 atau merk dagang lain) yang banyak di pasaran sebagai starter fermenter Tahapan Pembuatan Bakteri EM4 dan Molases dilarutkan dalam air jernih sebanyak 10 liter kemudian dituangkan ke dalam drum urine
Empon-empon dihancurkan dan dimasukan ke dalam drum.
Setelah tercampur antara urine dan bahan-bahantersebut
kemudian urine diaduk sampai rata selama 15 menit, kemudian drum plastic ditutup rapat
Lakukan pengadukan setiap hari selama 15 menit dan
kemudian drum ditutup rapat kembali selama tujuh hari. Setelah tujuh hari urine dipompa dengan menggunakan pompa yang biasa dipakai pada aquarium untuk meniriskan urine dan dilewatkan melalui talang plastik dengan panjang 2 m yang dibuat seperti tangga selama 3 jam, tujuan proses ini untuk penipisan atau menguapkan kandungan gas ammonia, agar tidak berbahaya bagi tanaman yang akan diberi pupuk bio urine tersebut. Kemudian pupuk cair ini siap digunakan. Denpasar, 12 November 2018