Anda di halaman 1dari 30

PROGRAM KESEHATAN YG TERKAIT DALAM

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK


A. PEMELIHARAAN
KESEHATAN PADA IBU
A.Pemeliharaan Kesehatan pada Remaja Calon Ibu
• Masa remaja merupakan salah satu fase dari perkembangan
individu yang mempunyai ciri berbeda denga masa sebelumnya
atau sesudahnya. Karena remaja (pubertas) diterjemahkan dari kata
adolescence yang berarti tumbuh atau menjadi dewasa.
Adolescence menggambarkan seluruh perkembangan remaja, baik
fisik, psikis, dan social.
• Masa remaja ditinjau dari rentang kehidupan individu merupakan
masa peralihan dari masa kanak–kanak ke masa dewasa. Menurut
Adams dan Gullota (dalam Arro,1997), massa remaja meliputi usia
antara 11–20 tahun. Sedangkan menurut Hurlock (1990), masa
remaja terbagi menjadi masa remaja awal (13 – 16 tahun), dan
masa remaja akhir (17 – 18 tahun). Perbedaan ini terjadi karena
pada masa remaja akhir, individu telah mencapai transisi
perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.
Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja, meliputi :
• Peningkatan emosional yang terjadi selama masa remaja awal (masa strom
dan stress) yang merupakan hasil perubahan fisik, terutama hormon. Pada
masa ini remaja diharap tidak lagi bertingkah seperti anak–anak, harus
lebih mandiri, dan bertanggung jawab.
• Perubahan yang cepat secara fisik yang disertai kematangan seksual.
Perubahan ini terkadang membuat remaja merasa tidak yakin akan dirinya
sendiri, dan sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
• Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan
orang lain (tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin
yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis dan orang dewasa). Remaja
diharapkan dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal–hal yang
lebih penting.
• Perubahan nilai, dimana apa yang dianggap penting pada kanak–kanak
menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
B. Perkawinan yang Sehat

• Perkawinan merupakan ikatan yang suci, yang bertujuan untuk


meneruskan keturunan atau melangsungkan reproduksi,
membentuk generasi yang berkualitas, mencapai kebahagiaan,
merupakan bagian dari ajaran agama, dan menjadi dasar untuk
membentuk keluarga yang sehat.
• Mengingat rumah tangga adalah bagian terkecil dari kehidupan
sosial, maka rumah tangga adalah penentu keselamatan dan
kesehatan kehidupan masyarakat. Oleh karenanya, masing–masing
anggota keluarga memiliki peranan penting dalam mewujudkan
kesehatan jiwa sesamanya, terutama suami atau istri terhadap
pasangan hidupnya, ayah, ibu dan terhadap anak–anaknya.
Tentunya sebelum suami atau istri menyediakan sarana kesehatan
jiwa untuk pasangan hidup dan anak–anaknya, ia harus mampu
membuktikan bahwa dirinya memiliki jiwa yang sehat.
3. Keluarga Sehat

Keluarga yang sehat tentunya harus dibentuk oleh


individu–individu yang sehat dalam keluarga tersebut.
Dilihat dari aspek kesehatan reproduksi, ada beberapa
fase dalam keluarga yang dapat dilihat dari skema pola
perencanaan keluarga berikut :
a. Fase menunda atau mencegah kehamilan
Bagi pasangan suami istri dengan usia kurang dari
20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Karena
pada usia kurang dari 20 tahun organ reproduksi belum
matang sehingga beresiko tinggi untuk kehamilan,
persalinan, dan nifas, serta terjadi komplikasi.
b. Fase menjarangkan kehamilan
Pada periode usia istri antara 20–30/35 tahun,
merupakan periode usia paling baik untuk hamil,
melahirkan, dengan jarak antara kehamilan anak 2–4
tahun.
c. Fase menghentikan dan mengakhiri kehamilan atu
kesuburan
Periode saat usia istri di atas 35 tahun, sebaiknya
mengakhiri kesuburan setelah mempunyai anak dengan
jumlah cukup (disarankan 2 orang) karena jika terjadi
kehamilan dan kelahiran pada usia ini, ibu mempunyai
resiko tinggi untuk terjadinya komplikasi obtetrik. Misalnya
perdarahan, pre-eklamsi, eklamsi, persalinan lama, atonia
uteri, dan lain–lain. Pada usia lebih tua juga mempunyai
resiko untuk terjadi penyakit jantung, tekanan darah tinggi,
keganasan, dan kelainan metabolik.
4. Sistem Reproduksi dan Masalahnya
• Kesehatan reproduksi adalah kemampuan seorang wanita untuk
memanfaatkan alat reproduksi dan mengatur kesuburannya
(fertilitas), dapat menjalani kehamilan dan persalinan secara aman
serta mendapatkan bayi tanpa risiko apapun atau well health mother
dan well born baby dan selanjutnya mengembalikan kesehatan
dalam batas normal. Dalam survei yang dilakukan oleh WHO,
menetapkan 5 jenis ketentuan sebagai kriteria klasifikasi wanita
yaitu kesehatan, perkawinan, pendidikan, pekerjaan, dan
persamaan. Sadar akan keadaan demikian, pemerintah dan diikuti
oleh kalangan swasta telah mendirikan pusat-pusat kesehatan
untuk mendekatkan pelayanan terhadap masyarakat. Di samping itu
penyebaran Bidan di Desa merupakan gagasan pemerintah untuk
menggantikan peranan dukun yang masih dominan di tengah
masyarkat, sehingga mendapatkan pelayanan yang bermutu dan
menyeluruh. Meskipun angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian anak (AKA) masih belum dapat diturunkan secara berarti.
Keadaan ini dapat berubah bila mengikutsertakan masyarakat
menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, dengan secara
aktif mengambil bagian untuk memelihara kesehatannya
5. Penyakit yang Berpengaruh terhadap Kehamilan dan
Persalinan, atau Sebaliknya

• Perdarahan
Perdarahan Obstetrik yang terjadi pada kehamilan trimester
ketiga dan yang terjadi setelah anak atau plasenta lahir pada umumnya
adalah perdarahan yang berat, dan jika tidak mendapat penanganan
yang cepat bisa mendatangkan syok yang fatal. Plasenta previa,
solutio placenta, dan ruptura uteri merupakan contoh dari perdarahan
yang menjadi komplikasi dalam kehamilan.
• Pre-eklampsia dan eklamsia
Pre-eklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan
dapat terjadi ante, intra, dan postpartum. Gejala-gejala klinik pre-
eklampsia dapat dibagi menjadi pre-eklampsia ringan dan pre-
eklampsia berat.
-Kelainan Letak (Lintang/Sungsang)
Letak lintang adalah bila sumbu memanjang janin
menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus atau
mendekati 90 derajat. Angka kejadian letak lintang berkisar
antara 0,5-2%

-Hidramnion
Kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari dua
liter. Keadaan ini mulai tampak pada trimester ketiga, dapat
terjadi secara perlahan-lahan atau sangat cepat.

-Ketuban pecah dini


Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah
kehamilan berusia 22 minggu. Ketuban dinyatakan pecah
dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan
pretem sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan
aterm
Komplikasi Obstetri Tidak Langsung
1. Penyakit jantung
2. Tuberculosis
3. Anemia
4. Malaria
5. Diabetes Melitus
B. PELAYANAN KESEHATAN PADA ANAK
1. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
• Masa perinatal dan neonatal merupakan masa yang kritis bagi
kehidupan bayi. Dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4
minggu setelah persalinan, dan 60% kematian bayi baru lahir
terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Faktor yang dapat
menyebabkan kematian perinatal antara lain perdarahan,
hipertensi, infeksi, kelahiran preterm atau bayi berat lahir
rendah, asfiksia, dan hipotermia.
• Penanganan bayi baru lahir yang kurang baik dapat
menyebabkan hipotermi, cold stress, yang selanjutnya dapat
menyebabkan hipoksemia, hipoglikemia, dan mengakibatkan
kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak,
shock, dan keterlambatan tumbuh kembang.
2. Pelayanan Kesehatan Anak Balita

• Masa krisis proses tumbuh kembang anak adalah masa


dibawah usia 5 tahun ( balita ) lebih dari 8 juta anak usia
balita meninggal setiap tahun. Hampir 90% kematian ini
disebabkan 6 kondisi, yakni : penyebab neonatal,
pneumonia, diare, malaria, campak, dan HIV/AIDS. Oleh
Karena itu, salah satu tujuan dari MDGs 2015 adalah
menurun angka kematian anak
.
Pokok – pokok kegiatan imunisasi
-Imunisasi Rutin
Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang
dilaksanakan pada periode waktu tertentu yang telah ditentukan.
Berdasarkan usia kelompok sasaran, imunisasi rutin dibagi menjadi :
a.Imunisasi rutin pada bayi
b.Imunisasi rutin pada wanita usia subur
c.Imunisasi rutin pada usia anak sekolah
Vaksin untuk imunisasi rutin pada balita yang diwajibkan
adalah :
a.BCG (diberikan sekali pada bayi usia 0–11 bulan)
b.DPT (diberikan 3 kali pada bayi usia 2–11 bulan dengan jarak waktu
antara pemberian minimal empat minggu. Kemudian diberikan
lagi pada umur 18 bulan dan 5 tahun).
C.Polio (imunisasi pertama kali dilakukan setelah bayi lahir, dilanjutkan
pada usia 2,4,6, dan 18 bulan. Yang terakhir, vaksin polio
diberikan saat berumur 4 hingga 6 tahun)
d.Campak (satu kali pada bayi usia 9–11 bulan)
e.Hepatitis B (diberikan tak lama setelahnya bayi dilahirkan)
-Imunisasi Tambahan
Pasangan Usia Subur (PUS)
• Pasangan Usia subur adalah pasangan
yang sudah menikah,pasangan suami istri
dimana kedua-duanya masih hidup
dengan batas umur 15 – 49 tahun.
• Pasangan usia subur (Pus) adalah
pasangan suami istri berumur 15-49 tahun
dari secara operasional termasuk pula
pasangan suami istri yang istrinya
berumur kurang dari 15 tahun dan telah
haid atau istrinya berumur 50 tahun tetapi
masih hamil. (Hartono,2004).
Pelayanan Kesehatan ada Catin
Pelayanannya berupa:
a. Pemeriksaan kesehatan kedua catin, agar salah
satu/kedua catin tersebut menderita penyakit dapat
diketahui sebelumnya.
b. Apabila ternyata sakit agar segera berobat,sehingga
pada saat pernikahan kedua catin benar-benar dalam
keadaan sehat.
c. Penjelasan tentang kesehatan dalam perkawinan,
terutama yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,
masa nifas dan KB.
d. Pemberiaan imunisasi TT pada catin perempuan.
e. Memberikan pengetahuan bagaimana sikap seorang
PUS ini harus sesuai dengan kodratnya, tidak sama
dengan sebelum dia menikah, atau masih gadis.
2. Pelayanan Keluarga Berencana
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan :

a. Prioritaskan pelayanan KB diberikan terutama kepada


pasangan usia subur yang istrinya mempunyai keadaan “4
terlalu” yaitu : terlalu muda(< dari 20 thn), terlalu banyak anak
(lebih dari 3 orang), terlalu dekat jarak kehamilan( dari 35 thn).
b. Tanggung jawab dalam kesetaraan ber-KB merupakan
tanggung jawab bersama antara suami dan istri.
c. Setiap Metode kontrasepsi mempunyai keuntungan dan
kelemahan masing-masing.
d. Pelaksana pelayanan KB wajib memberikan nasehat
tentang metode yang paling cocok sesuai dengan hasil
pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan kepada
klien akan lebih mudah menentukan pilihan.
e. Klien juga harus diberi informasi tentang kontraindikasi
pemakaian berbagai metode kontrasepsi.
Wanita Usia Subur (WUS)

WUS (Wanita Usia Subur) adalah wanita yang keadaan


organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara
umur 20-45 tahun. Pada wanita usia subur ini
berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak
kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada
usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil.
Pada usia 30-an presentasenya menurun hingga 90%.
Sedangkan memasuki usia 40, kesempatan hamil
berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40
wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan
untuk hamil
1. Siklus Haid
Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya subur.Satu putaran
haid dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari sebelum haid datang
kembali, yang biasanya berlangsung selama 28-30 hari.
2. Pembekalan pengetahuan untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita
a. Personal Hygiene, misalnya :
– Mandi 2x sehari
– Ganti pakaian dalam setiap hari
– Hindari keadaan lembab di vagina
– Mamakai pembalut yang tidak mengandung zat berbahaya (berbahaya ditandai
dengan mudah rusaknya pembalut jika terkena air)
– Ganti pembalut maksimal tiap 6 jam atau bila sudah penuh oleh darah haid
– Cebok dari arah depan ke belakang
– Hindari penggunaan sabun/cairan pembersih vagina.
b. Gizi
– Hindari 5 P (Pewarna, pengawet, penyedap, pengenyal,
– Konsumsi buah dan sayuran.
c. Perilaku seks
– Hindari perilaku seks bebas diluar nikah.
d. Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja
Aspek perubahan remaja
1. Perubahan fisik (pubertas)
pertumbuhan yang sangat cepat
- tinggi
- BB
biasa disebut pertumbuhan dan kematangan
seksual sebagai perubahan hormonal.
c. Proses reproduksi yang bertanggung jawab
d. Pergaulan yang sehat antara remaja laki – laki dan
perempuan serta kewaspadaan terhadap masalah remaja
yang banyak di temukan.
e. Persiapan pranikah.
f. Kehamilan dan persalinan.
Kematangan seksual remaja putra :
Terjadi usia 10 – 13,5 tahun

Kematangan seksual remaja putri :

Terjadi usia 9,0 – 15 tahun


3. Pelayanan kesehatan dengan deteksi dini kanker sistem
reproduksi. Kanker system reproduksi meliputi kanker
leher rahim , payudara , indung telur , rahim , dan alat
kelamin perempuan .
Ciri-ciri yang perlu di curigai akan adanya kanker leher
rahim :
a. Adanya cairan vagina abnormal ( duh vagina )
b. Perdarahan di waktu haid atau haid dengan perdarahan
hebat
c. Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual
d. Paritas tinggi dan di atas 30 tahun.
a. Pemeriksaan pap smear :
Cara termudah untuk mengetahui secara dini
kanker leher rahim adalah melalui pemeriksaan
pap smear yaitu pemeriksaan yang di lakukan
dengan mengambil usapan sel dan lender leher
rahim untuk mengetahui apakah ada perubahan
pada sel secara mikroskopis .
a. Pada umur berapapun pada usia subur
b. Telah berhubungan seks lebih dari 1 tahun
c. Ada atau tidak ada cairan vagina yang
mencurigakan
4. Pemeriksaan untuk mendeteksi kanker
payudara ( SADARI )
Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Klimakterim/ Menopause
• Kata menopause berasal dari bahasa yunani yang
berarti ”bulan” dan ”penghentian sementara”
(Wirakusumah,Emma.S, 2004).
• Menopause atau mati haid adalah masa dimana seorang
perempuan mendapatkan haid atau datang bulan atau
menstruasi terakhir secara alami dan tidak lagi haid
selama 12 bulan berturut-turut (Departemen Kesehatan
RI, 2005).
• Umumnya terjadi menopause mulai terjadi pada
permpuan berusia sekitar 45-55 tahun (Departemen
Kesehatan RI, 2005).
Gejala – Gejala Menopause
a. Gejala Jangka Pendek

1. Gejala Vasomotor 2. Gejala Psikologis


– Kulit memerah dan panas – Mood murung
tiba-tiba – Ansietas
– Palpitasi – Iritabilitas dan mood
– Pening berubah-ubah
– Rasa lemah dan ingin – Labilitas emosi
pingsan – Merasa tidak berdaya
– Gangguan daya ingat
– Konsentrasi berkurang
– Sulit mengambil
keputusan
– Merasa tidak bahagia
Gejala Jangka Menengah
Atrofi Urogenital Perubahan Kulit
– Kekeringan vagina menyebabkan – Pada pasca menopause terjadi
dispareuni, yang kemudian akan penyusutan generalisata
menurunkan libido kolagen dari lapisan dermis
– PH vagina meningkat dan vagina kulit
rentan mengalami infeksi oleh – Wanita sering mengeluh kulit
bakteri, karena terjadi penurunan yang tipis, dan kering disertai
kolonisasi oleh laktobasil kerontokan rambut dan
– Insiden disuria, frekuensi, urgensi, kerapuhan kuku.
dan inkotinensia meningkat – Sering terjadi keluhan nyeri
seiring bertambahnya usia, dan sendi dan otot yang
terjadi atrofi dan berkurangnya generalisata dan hal ini juga
jaringan kolagen di sekitar disebabkan oleh berkurangnya
leherkandung kemih. kolagen.
Gejala Jangka Panjang

1.Osteoporosis
2.Penyakit kardiovaskuler.
Pelayanan Kesehatan yang Dapat
dilakukan :
– Memberikan penjelasan tentang perubahan –
perubahan yang terjadi
– Memberikan nasehat tentang nutrisi dan diet untuk
kesehatan sendiri
– Menganjurkan pengkonsumsian makanan
vegetarian sehingga tidak mengganggu fungsi alat
pencernaan nya , orang tua memerlukan banyak
serat dalam makanannya.
– Menghindari perubahan kejiwaan dengan
keharmonisan keluarga dan saling pengertian
– Kemungkinan pemberian terapi hormonal dengan
lebih dahulu berkonsultasi dengan dokter ahli.
Wassalam
‘n
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai