Anda di halaman 1dari 14

PES

LEPTOPIROSIS
& TINDAKAN KARANTINA
PENYAKIT AKIBAT TIKUS
PRESENTED BY :

DANU SULAEMAN
MARHATUN SOLEHAH
PES

merupakan penyakit zoonosa terutama pada tikus dan


rodent lain yang dapat ditularkan kepada manusia.
Penya.kit yang dikenal dengan nama pesteurellosis atau
yersiniosis atau plague atau sampar ini bersifat akut
disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis (Pasteurella
pestis)
Leptospirosis

merupakan penyakit dari binatang (zoonosis)


yang bersifat akut. Penyakit ini disebabkan
oleh bakteri leptospira dengan spektum
penyakit yang luas dan dapat menyebabkan
kematian
Cara Penularan Penyakit Pes

Apabila seekor tikus menderita pes, maka tikus terinfeksi karena gigitan pinjal
Yersinia pestis menggunakan tubuh pinjal sebagai hospes. Tikus terinfeksi oleh
Yersenia Pestis melalui gigitan pinjal (Xenopsylla cheopis).
LANJUTAN …..

Sebelum kondisi tubuh tikus menjadi parah, tikus


masih dapat berinteraksi dengan tikus-tikus lain,
sehingga memungkinkan terjadi penularan antar
tikus. Tikus-tikus ini akan mencari tempat dan
biasanya mendekati lingkungan manusia dengan
masuk ke rumah-rumah. Bila tikus mati, pinjal akan
kelaparan dan keluar dari tubuh tikus. Pinjal yang
lapar akan menjadi sangat agresif untuk mendapatkan
pakan berupa darah, sehingga akan menyerang apa
saja yang ditemui terutama darah manusia.
LANJUTAN …..
Kuman pes, yaitu bakteri Yersinia Pestis akan berkembang
biak di dalam tubuh pinjal sehingga akan menyumbat
tenggorokan pinjal. Jika pinjal akan menghisap darah maka
pinjal harus terlebih dahulu muntah untuk mengeluarkan
Yersinia pestis yang menyumbat tenggorokan pinjal.
Muntahan pinjal akan masuk kedalam luka bekas gigitan
dan terjadi infeksi. Manusia setelah kontak langsung dan
terinfeksi tikus pembawa penyakit pes, maka akan nampak
gejala sakit setelah 2-6 hari sesuai masa inkubasi bakteri
untuk berkembangbiak dalam tubuh manusia.
Cara Penularan Penyakit Leptopirosis

Bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui


kulit yang luka atau membran mukosa,
melalui selaput lendir mulut, hidung dan
Penularan leptospirosis pada manusia mata, darah, masa inkubasi leptospirosis
terjadi secara .kontak langsung dengan
hewan terinfeksi Leptospira atau secara berkisar 2-26 hari, dengan rata-rata 10 hari.
tidak langsung melalui genangan air yang Kejadian leptospirosis dapat meningkat
terkontaminasi urin yang terinfeksi
Leptospira. pada saat curah hujan yang tinggi dan
lingkungan yang banyak genangan air.
Gejala penyakit Pes

a. Demam tinggi dan sakit kepala hebat


b. Mengigil
c. Nyeri otot, dan ditandai dengan pembengkakan
kelenjar getah bening, di pangkal paha, ketiak
dan leher, pada pemeriksaan di laboratorium
ditemukan bakteri pes (Yersinia pestis).
d. Gejala batuk secara tiba-tiba dan keluar dahak
e. Sakit dada, sesak nafas
f. Muntah darah
Gejala penyakit Leptopirosis
Terdapat tiga kriteria
yang ditetapkan dalam 2) Kasus
mendefinisikan kasus
Leptospirosis, yaitu: Probable, dan

1) Kasus 3) Kasus
Suspek, Konfirmasi.

1. Kasus Suspek
Demam akut dengan atau tanpa sakit kepala, disertai nyeri otot, lemah (malaise),
conjungtival suffision, dan ada riwayat terpapar dengan lingkungan yang terkontaminasi
atau aktifitas yang merupakan faktor risiko Leptospirosis dalam kurun waktu 2 minggu.
2. Kasus Probable
Dinyatakan probable merupakan saat di mana kasus suspect memiliki dua gejala klinis di
antara tanda-tanda berikut:
a. Nyeri betis
b. Ikterus atau jaundice merupakan kondisi medis yang ditandai dengan menguningnya kulit dan
sklera (bagian putih pada bola mata)
c. Manifestasi pendarahan
d. Sesak nafas
e. Oliguria atau anuria, yakni ketidakmampuan untuk buang air kecil
f. Aritmia jantung
g. Batuk dengan atau tanpa hemoptisis
h. Ruam kulit.
3. Kasus Konfirmasi
Dinyatakan sebagai kasus konfirmasi di saat kasus probable disertai salah satu
dari gejala berikut:
a. Isolasi bakteri Leptospira dari spesimen klinik
b. Hasil Polymerase Chain Reaction (PCR) positif
c. Sero konversi microscopic agglutination test (MAT) dari negatif menjadi positif.
Tindakan Karantina Penyakit akibat Tikus

“undang-undang No 1 tahun 1962 tentang


karantina laut dan No 2 tahun 1962 tentang
karantina udara”

Tindakan karantina: ialah tindakan-tindakan


terhadap pesawat udara beserta isinya dan
daerah
pelabuhan untuk mencegah penjangkitan
dan penjalaran penyakit karantina.
BAB VII
TINDAKAN KHUSUS TERHADAP PENYAKIT
KARANTINA

Pasal 31, Pasal 32, & Pasal 33


Pasal 31
Pes.
Tindakan terhadap kapal terjangkit atau tersangka pes adalah sebagai berikut:
a. pemeriksaan awak kapal dan penumpang;
b. para penderita diturunkan, diisolasikan dan dirawat;
c. para tersangka dihapus-seranggakan dan diawasi selama-lamanya enam hari terhitung dari hari tibanya
kapal di pelabuhan;
d. bagasi seorang terjangkit atau seorang tersangka serta barang-barang milik atau yang dipakai oleh si
penderita dan bagian kapal yang dicurigakan, dihapus-seranggakan dan jika perlu dihapus-hamakan;
e. seluruh kapal dihapus-tikus, jika perlu.
Pasal 32
Pada kapal yang sehat yang datang dari pelabuhan atau daerah terjangkit pes, dilakukan tindakan-tindakan
sebagai berikut:
a. seorang yang tersangka yang turun diawasi selama-lamanya enam hari, terhitung dari tanggal ia
meninggalkan pelabuhan atau daerah yang terjangkit;
b. jika perlu dinas kesehatan pelabuhan dapat melakukan hapus-tikus terhadap muatan dan atau kapal.
Pasal 33
Muatan kapal yang datang dari pelabuhan atau daerah terjangkit pes, hanya diturunkan:
a. jika dokter pelabuhan berpendapat, bahwa tidak terdapat tikus pes di dalam muatan itu;
b. jika nakhoda memiliki surat keterangan dari dinas kesehatan pelabuhan atau daerah terjangkit pes, yang
menerangkan bahwa tikus-tikus dan serangga-serangga dalam muatan telah dibasmi.

Anda mungkin juga menyukai