Anda di halaman 1dari 23

M.

Ali Mauludin
PENGERTIAN PANCASILA
1.1. LANDASAN ETIMOLOGIS
1.2. LANDASAN HISTORIS
1.3. LANDASAN YURIDIS
1.4. LANDASAN KULTURAL
1. PENGERTIAN PANCASILA
1.1. LANDASAN ETIMOLOGIS
 BAHASA SANSEKERTA
 HURUF DEWA NAGARI
Panca : lima
Syila : Batu sendi
Syiila : Normatif (perbuatan senonoh)

Pancasyiila (lima Perbuatan yang senonoh /


Normatif)
1.2. LANDASAN HISTORIS
 ZAMAN MAJAPAHIT ABAD KE-14
1. Buku Sutasoma
- Mpu Tantular (PANCASYIILA KRAMA)
2. Buku Negarakertagama
- Mpu Prapanca (Sarga 53 - Bait 2)
“Yatnang Gegwani Pancasyiila
Kertasanggara Bhiseka Krama”
3. RAPAT BPUPKI
1 Juni 1945 – Bung Karno
4. Piagam Jakarta
22 Juni 1945
5. Diundangkan UUD 1945 Di Jakarta
18 Agustus 1945
PANCASYIILAKRAMA
(PELAKSANAAN LIMA KESUSILAAN)
“Sutasoma – Mpu Tantular”

Tidak Boleh Melakukan Kekerasan


Tidak Boleh Mencuri
Tidak Boleh Dengki
Tidak Boleh Berbohong
Tidak Boleh Mabuk Minum minuman Keras
1.3. LANDASAN YURIDIS
 Pembukaan UUD 1945 Alenia Ke-4
 Pasal-pasal UUD 1945
 TAP MPR RI No. XVIII/MPR/98 Pancasila Sebagai Dasar
Negara
# Harus dilaksanakan konsisten dlm kehidupan
bernegara
# TAP MPR RI No. IV/MPR/99 Mewujudkan Visi
Bangsa Indonesia  PANCASILA
1.4. Landasan Kultural
*Perkembangan Religi
* Hubungan Kemasyarakatan
# Azas Musyawarah – Mufakat
# Gotong Royong
* Etika dalam Kehidupan
Pantangan MA-LIMA
1. Mateni
2. Maling
3. Main
4. MAbok
5. MAdon
FILSAFAT
 Mater Scientiarium
 Etimologis
Falsafah (Arab)
Philo-Sophia
- Philos  Sahabat
- Philein  Cinta
# Sophia – Pengetahuan yang Bijaksana
# Sophos – Hikmah – Wisdom

“MENCINTAI KEBENARAN YANG HAKIKI”


Keterkaitan Filsafat dengan Agama
 Menjunjung tinggi nilai-nilai Agama (faham Theisme)
PANCASILAISME
 Menolak, Meniadakan Agama (Faham Atheisme) – Agama
 Candu
KOMUNISME – MARXISME, MAOISME
* Mengabaikan Nilai-nilai Agama (Faham Sekularisme) 
LIBERALISME
HAKIKAT FILSAFAT
Ilmu (Science)
Mengkaji Sebab – sebab Terdalam
Kekuatan Budi/Akal
CARA BERFIKIR
FILSAFAT
1. Kritis
- Rasa ingin tahu
- Dinamis
2. Terdalam
- Substansi yang hakiki / radikal
- Melampaui pada yang empirik
3. Bersifat Konseptual
- Abstraksi dan generalisasi dari hal-hal yang
bersifat khsusus, individual dan kongkrit
4. Koheren
- Runtut
- Satu sama lain tidak bertentangan
- Satu sama lain berhubungan
5. Rasional
- Sesuai dengan logika
- Terbuka  dapat dikritik
6. Komprehensif
- Kesimpulan bersifat menyeluruh
7. Universal
- Nilai tidak dibatasi oleh ruang, waktu,
jumlah, keadaan (situasi dan kondisi)
8. Spekulatif
- Perekaan/dugaan yang Rasional
- Kemampuan Imaginasi yg berdisiplin
- Pemecahaan Persoalan yg Bijaksana
9. Sistematis
- Perenungan kefilasafatan bercirikan (tidak
fragmentaris, tidak acak, koheren, komprehensif
dan bersistem)
10. Bebas
- Berkemerdekaan dalam berfikir
FILSAFAT PANCASILA
 Aspek Ontologis
On – Being
Logos – Logis
Hakikat Ada
PEMBUKTIAN KEBERADAAN PANCASILA

1. Asal mula terjadinya


* Landasan Moral
* Landasan Yuridis
2. Asal Mula Proses
4 (empat) sebab (Causalitas)
* Causalitas Materialis (bahan)
* Causalitas Formalis (bentuk)
* Causalitas Efisien (Karya)
* Causalitas Finalis (Tujuan)
ASPEK EPISTEMOLOGIS
Epistem  Pengetahuan
PEMBUKTIAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM ILMIAH
Terpenuhinya syarat-syarat Ilmu
1. Berobyek
2. Milik Masyarakat (komunal)
3. Skeptis (bisa dipertanyakan)
4. Sistematis
5. Memiliki nilai-nilai kebenaran
6. Kebenaran disepakati bersama
ASPEK AXIOLOGIS
Axios – Value - Nilai
 Sumber Nilai
* Keutamaan, Keluhuran budi Manusia
 Nurani
* Cakupan Axiologis
# Bidang Etis
# Bidang Estetika
# Bidang Religius
PANCASILA
SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
 Sila-sila Pancasila merupakan satu
kesatuan organik
 Sila-sila Pancasila saling berhubungan
dan saling mengkualifikasi
 Sila-sila Pancasila merupakan satu
kesatuan majemuk Tunggal
PANCASILA FILSAFAT
THEISME
1. Moral  Tuhan YME
2. Moral  Universal
3. Manusia  Ciptaan Tuhan YME KHALIFAH DI
BUMI
Apa Kelebihan Manusia ?
Manusia : * Berasal dari Tuhan
* Sedang Mengabdi pada Tuhan
* Kembali pada Tuhan
Karakteristik Sistem Filsafat
Pancasila
 Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang
bulat dan utuh (sebagai suatu totalitas). Dengan
pengertian lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu
sila dengan sila lainnya terpisah-pisah, maka itu bukan
Pancasila.
 Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan
utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut :
Susunan Pancasila 2 3 4 5
1
1 3 4 5
1 2
4 5
2 1 3
2 5
3 2 1 4

3 2 1 5

5
Kedua gambar di atas menunjukkan bahwa :

 Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2, 3, 4, 5


 Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan
menjiwai sila 3, 4, 5
 Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari
dan menjiwai sila 4, 5
 Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3 dan mendasari
dan menjiwai sila 5
 Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3, 4
Inti atau esensi sila-sila
Pancasila meliputi :
 Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
 Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
 Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
 Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama
dan gotong royong
 Adil, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan
orang lain yang menjadi haknya.

Anda mungkin juga menyukai