Kelas : 3B A. PEMELIHARAAN KESEHATAN IBU 1. Pemeliharaan Kesehatan pada Remaja Calon Ibu Menurut Adams dan Gullota (dalam Arro,1997), massa remaja meliputi usia antara 11– 20 tahun. Sedangkan menurut Hurlock (1990), masa remaja terbagi menjadi masa remaja awal (13 – 16 tahun), dan masa remaja akhir (17 – 18 tahun). Beberapa masalah yang sering dialami oleh remaja dari yang bersifat fisik antara lain anemia, kegemukan, mental–kejiwaan (gangguan belajar), perilaku beresiko seperti merokok, hubungan seks pranikah, penyalahgunaan NAPZA, hingga terjangkit HIV atau AIDS. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja sangat penting untuk dimiliki. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu keadaan dimana remaja dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalani fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman. Pengetahuan kesehatan yang penting untuk diketahui oleh remaja antara lain adalah tentang tumbuh kembang remaja, kesehatan reproduksi remaja, penyakit menular seksual, HIV atau AIDS, penyalah gunaan NAPZA, komunikasi dan konseling, pendidikan keterampialan hidup sehat 2.PERKAWINAN SEHAT Perkawinan merupakan ikatan yang suci, yang bertujuan untuk meneruskan keturunan atau melangsungkan reproduksi, membentuk generasi yang berkualitas, mencapai kebahagiaan, merupakan bagian dari ajaran agama, dan menjadi dasar untuk membentuk keluarga yang sehat. Mengingat rumah tangga adalah bagian terkecil dari kehidupan sosial, maka rumah tangga adalah penentu keselamatan dan kesehatan kehidupan masyarakat. Oleh karenanya, masing–masing anggota keluarga memiliki peranan penting dalam mewujudkan kesehatan jiwa sesamanya, terutama suami atau istri terhadap pasangan hidupnya, ayah, ibu dan terhadap anak– anaknya. Tentunya sebelum suami atau istri menyediakan sarana kesehatan jiwa untuk pasangan hidup dan anak–anaknya, ia harus mampu membuktikan bahwa dirinya memiliki jiwa yang sehat 3.KELUARGA SEHAT Keluarga yang sehat tentunya harus dibentuk oleh individu–individu yang sehat dalam keluarga tersebut. a. Fase menunda atau mencegah kehamilan Bagi pasangan suami istri dengan usia kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Karena pada usia kurang dari 20 tahun organ reproduksi belum matang sehingga beresiko tinggi untuk kehamilan, persalinan, dan nifas, serta terjadi komplikasi. b. Fase menjarangkan kehamilan Pada periode usia istri antara 20–30/35 tahun, merupakan periode usia paling baik untuk hamil, melahirkan, dengan jarak antara kehamilan anak 2–4 tahun. c. Fase menghentikan dan mengakhiri kehamilan atu kesuburan Periode saat usia istri di atas 35 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai anak dengan jumlah cukup (disarankan 2 orang) karena jika terjadi kehamilan dan kelahiran pada usia ini, ibu mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya komplikasi obtetrik. Misalnya perdarahan, pre-eklamsi, eklamsi, persalinan lama, atonia uteri, dan lain–lain. Pada usia lebih tua juga mempunyai resiko untuk terjadi penyakit jantung, tekanan darah tinggi, keganasan, dan kelainan metabolik 4.SISTEM REPRODUKSI DAN MASALAHNYA Infeksi mempunyai akibat yang menyedihkan pada kesehatan reproduksi yang dapat berakhir dengan infertilitas (kemandulan) dan meningkatnya kejadian kehamilan ektopik. Agar tercapai kesehatan alat reproduksi sehingga dapat menghasilkan generasi sehat rohani dan jasmani, perlu dilakukan berbagai upaya pencegahan dan diagnosis dini, melalui pengobatan yang tepat dan berhasil guna. Dapat dikatakan alat reproduksi adalah alat untuk prokreasi dan kreasi yang diupayakan semaksimal mungkin sehingga tercapai well health mother for well born baby. Dengan demikian melalui pembangunan diharapkan dapat mengubah lingkaran kemiskinan menjadi lingkaran kesejahteraan, sehingga kesehatan umum masyarakat dan kesehatan reproduksi dapat meningkatkan generasi yang berkualitas. Secara rinci dapat dikemukakan bahwa pada masa remaja ditekankan pada bagaimana menghindari bahaya infeksi alat reproduksi sehingga terhindar dari komplikasi, masa reproduksi kesehatannya dapat dijaga dengan memanfaatkan metode keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi 5. Penyakit yang Berpengaruh terhadap Kehamilan dan Persalinan, atau Sebaliknya 1. Penyulit kehamilan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin 2. Penyakit atau keadaan alat kandungan yang dapat mempengaruhi kehamilan, termasuk di dalamnya komplikasi kehamilan. Menurut Departemen Kesehatan RI (1997), jika tidak melaksanakan Ante Natal Care (ANC) sesuai aturan, dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi tiga kelompok : 1). Komplikasi Obstetrik Langsung • Perdarahan • Pre-eklampsia dan eklamsia • Kelainan Letak (Lintang/Sungsang) • Hidramnion • Ketuban pecah Dini 6. Sikap dan Perilaku pada Masa Kehamilan dan Persalinan Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. Akibat perubahan sikap dan perilaku akan mengganggu kesehatan, misalnya pada masa hamil muda terjadi gangguan psikologi misalnya benci terhadap seseorang (suami) atau benda tertentu. Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahan perilaku. Pada masa persalinan atau pasca persalinan gangguan jiwa mungkin terjadi 7.KESEHATAN SAAT HAMIL Ibu hamil harus ANC minimal 4 kali selama masa kehamilannya. Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 kali, yaitu pada Trimester pertama 1 kali, Trimester dua 1 kali dan pada Trimester tiga 2 kali. B.PELAYANAN KESEHATAN PADA ANAK 1.PELAYANAN KESEHATAN PADA BBL a.IMD Inisiasi Menyusui Dini) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri. Inisiasi menyusui dini ( IMD ) akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI ekslusif. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusui dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena IMD dapat menyelamatkan 22 % dari bayi yang meninggal sebelum usia 1 bulan. b.Melakukan Penilaian Pada BBL 1. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan 2. Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas 3. Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
c.Membebaskan jalan napas
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut : Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat. Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung. Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score) Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan. d.Merawat tali pusat e.Pencegahan kehilangan panas f.Pencegahan infeksi g.Pemberian vitamin K h.Pemeriksaan Fisik pada BBL 2.Pelayanan Kesehatan pada Balita • Masalah Yang Mempengaruhi Proses Tumbuh Kembang BALITA • Pelayanan kesehatan dengan Pemberian Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak • Pelayanan Kesehatan Pada Anak dengan Imunisasi. a.BCG : Untuk mencegah penyakit tuberkulosis. b.Polio oral vaksin : Untuk mencegah panyakit polio. c.DPT : Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus. d.Hapetitis B : Untuk mencegah penyakit Hepatitis B. e.Campak : Untuk mencegah penyakit campak • Pemberian vitamin A Pemberian vitamin A bertujuan untuk mencegah penyakit mata pada bayi. Pemberian vitamin A dilakukan pemberian dua kali dalam satu tahun. Vitamin A terdiri dari 2 jenis Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun. Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita • Manajemen Terpadu Balita Sakit Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll) • Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS • KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter. Manfaat KMS 1. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI. 2. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan • anak. 3. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi. Pemberian Kapsul Vit A • Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain. • Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI, 2007) 1. Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun. 2. Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita.
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia (mata kering). Hal
ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ). Pelayanan Posyandu • Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup : 1) Penimbangan berat badan 2) Penentuan status pertumbuhan 3) Penyuluhan 4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas. MTBS • Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0- 59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
1) Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus
balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih). 2) Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS). 3) Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan). Pelayanan Imunisasi
a.BCG : Untuk mencegah penyakit tuberkulosis.
b.Polio oral vaksin : Untuk mencegah panyakit polio. c.DPT : Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus. d.Hapetitis B : Untuk mencegah penyakit Hepatitis B. e.Campak : Untuk mencegah penyakit campak Konseling pada keluarga Balita • Konseling yang dapat diberikan adalah: 1. Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita. 2. Pemberian makanan bayi. 3. Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun. 4. Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita. 5. Peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal idenitasnya sebagai laki-laki atau perempuan. Kunjungan Anak Balita • Bidan berkewajiban mengunjungi bayi yang ditolongnya atupun yang ditolong oleh dukun di bawah pengawasan bidan di rumah.
Kegiatan yang dilakukan :
1)Pemeriksaan fisik anak ditakukan termasuk penimbangan berat badan. 2)Penyuluhan atau nasehat pada ibu tentang pemeliharaan kesehatan anak dan perbaikan gizi serta hubungan psiko sosial antar anak, ibu dan keluarga. Ibu diminta memperhatikan tumbuh kembang anak, pola makan dan tidur serta perkembangan prilaku dan sosial anak. 3)Penjelasan tentang Keluarga Berencana. 4)Dokumentasi pelayanan PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUS Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi dan Upaya Penanggulangannya 1. Fertilitas •Fertilitas adalah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan bayi hidup dari suami yang mampu menghamilinya. •Pasangan Infertil adalah suatu kesatuan hasil interaksi biologis yang tidak mampu menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup. •Infertilitas Primer adalah jika istri belum berhasil hamil walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan pada kemuungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut. •Infertilitas Sekunder adalah jika istri pernah hamil akan tetapi tidak berhasil hamil lagi walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut. 2. PMS • Yaitu penyakit yang cara penularannya melalui hubungan kelamin Yang tergolong ke dalam penyakit ini adalah sifilis, GO,herpessimpleks, HIV/Aids, dsb) • PMS dapat menimbulkan infeksi akut yang menimbulkan npenanganan yang tepat kerena dapat menjalar kealat genetalia bagian dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi yang dapat menimbulkan kurang subur atau mandul • Dalam hal ini bidan berperan untuk mengenali secara dini PMS dan dapat menjaring penderita PMS untuk di berikan konseling agar tidak terjadi penyebaran dan menjadi langkah awal bagi penderita untuk mendapatkan pengobatan selanjutnya • Untuk mencegah terjadinya penularan PMS, bidan dapat melakukan penyuluhan yang bertujuan untuk menjelaskan pada PUS tentang PMS seperti gejala-gejala PMS, pencegahan PMS, dan anjuran untuk ke tenaga kesehatan jika menemui gejala-gejala yang sudah di jelaskan Keluarga Berencana •Yaitu merupakan program pemerintah untuk menjarangkan/ membatasi kehamilan dan menunda kehamilan sebagai upaya terwujudnya keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera B. Pelayanan Kesehatan Reproduksi pada WUS • WUS (Wanita Usia Subur) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. • Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. C. PELAYANAN KESEHATAN PADA KLIMAKTERIUM
Klimakterum adalah masa peralihan
antara masa reproduksi dan masa senium ( 46-50 tahun). Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir ( 50-55 tahun). Senium adalah masa sesudah menopause, usia ± 60 tahun Gejala Menopause a. Gejala jangka pendek •Gejala ini sering dijumpai, menimbulkan distress dan menyebabkan banyak wanita yang sebelumnya sehat mencari anjuran medis. Gejala-gejala sering salah diagnosis. Pada beberapa wanita, gejala- gejala menopause mungkin sangat mengganggu kualitas hidup dan sebaiknya tidak diabaikan dalam setiap pembahasan mengenai resiko dan manfaat FSH. 1. Gejala Vasomotor Kulit memerah dan panas tiba-tiba Palpitasi Pening Rasa lemah dan ingin pingsan. 2. Gejala Psikologis o Mood murung o Ansietas o Iritabilitas dan mood berubah-ubah o Labilitas emosi o Merasa tidak berdaya o Gangguan daya ingat o Konsentrasi berkurang o Sulit mengambil keputusan o Merasa tidak bahagia. b. Gejala jangka menengah 1. Atrofi Urogenital • Kekeringan vagina menyebabkan dispareuni, yang kemudian akan menurunkan libido • PH vagina meningkat dan vagina rentan mengalami infeksi oleh bakteri, karena terjadi penurunan kolonisasi oleh laktobasil • Insiden disuria, frekuensi, urgensi, dan inkotinensia meningkat seiring bertambahnya usia, dan terjadi atrofi dan berkurangnya jaringan kolagen di sekitar leherkandung kemih. • 2. Perubahan Kulit • Pada pasca menopause terjadi penyusutan generalisata kolagen dari lapisan dermis kulit • Wanita sering mengeluh kulit yang tipis, dan kering disertai kerontokan rambut dan kerapuhan kuku. • Sering terjadi keluhan nyeri sendi dan otot yang generalisata dan hal ini juga disebabkan oleh berkurangnya kolagen. • c. Gejala jangka panjang 1. Osteoporosis 2. Penyakit kardiovaskuler. Upaya dalam mengatasi gejala-gejala menopause a. Terapi non-hormonal 1. Arus panas (hot flush) •Dianjurkan untuk meningkatkan asupan vitamin B kompleks untuk menekan stress dengan menormalkan sistem saraf tubuh. Meningkatkan konsumsi makanan tinggi fitoestrogen seperti kacang-kacangan terutama kedelai dan olahannya (tahu, tempe, susu kedelai), dan pepaya. Makan sumber vitamin E yang tidak saja dapat memperlancar oksigen tapi juga mencegah pengendapan kolesterol di arteri sehingga peredaran darah menjadi lancar. 2. Kulit kering dan keriput •Makanlah makanan alami bersifat membangun dan tidak merusak, terutama buah-buahan dan sayuran. Tingkatkan asupan vitamin E yang terdapat di biji-bijian terutama biji-bijian yang sudah berkecambah. Vitamin E diyakini dapat menyerap dan menghancurkan pigmen tanda- tanda penuaan yang timbul pada kulit. Perbanyak minum air putih dan hindari merokok. 3. Pening atau sakit kepala •Cobalah untuk bersantai, beristirahat atau melakukan meditasi. Hindari hal- hal yang menyebabkan ketegangan, depresi atau stress. Hindari alkohol dan kopi. 4. Pengerutan vagina •Menggunakan krim estrogen atau gel khusus vagina, melakukan hubungan seks secara teratur. 5. Infeksi saluran kemih •Banyak mengkonsumsi air putih. Jika kantung kemih dalam keadaan penuh, pembilasan akan sering terjadi sehingga bakteri akan terbawa keluar. Mencuci bersih alat kelamin setelah buang air kecil untuk mencegah masuknya bakteri. 6. Insomnia (sulit tidur) •Menjalani gaya hidup yang positif dan hilangkan pikiran negatif. Melakukan aktivitas fisik di siang hari. Aktivitas fisik secara teratur dapat membuat tidur lebih nyenyak. Jangan membiarkan perut dalam kondisi kelaparan. 7. Gangguan psikis dan emosi •Memperbanyak makanan sumber fitoestrogen dan vitamin B6, misalnya kedelai dan produknya seperti tempe, tahu, dan susu kedelai. Vitamin B6 penting untuk memperlancar kerja sistem saraf dan menurunkan tingkat stress. Meningkatkan asupan kalsium menurut Gay Gaer Luce dapat mengurangi kesedihan dengan mempengaruhi fungsi sistem saraf. Perasaan marah dan depresi bisa diakibatkan oleh ketidakseimbangan natrium dan kalium dalam cairan tubuh. Oleh karena itu kurangi garam dan tingkatkan asupan kalium, misalnya jeruk atau pisang. Menghargai dan mencintai diri sendiri dengan cara menerima apa adanya. 8. Osteoporosis •Meningkatkan asupan kalsium bisa dari susu atau ikan, misalnya ikan teri. Meningkatkan asupan vitamin D dari susu dan paparan sinar matahari pagi (jam 08.00-09.00). Meningkatkan asupan estrogen alami (fitoestrogen) dengan banyak mengkonsumsi produk kedelai seperti susu kedelai, tempe dan tahu. Meningkatkan aktivitas fisik (Wirakusumah,Emma.S, 2004). • Gejala-gejala menopause dan osteoporosis bisa dibantu dengan menggunakan terapi penyulihan atau penggantian hormon (HRT = Hormone Replacement Therapy) yang dilakukan dengan memasukkan hormon-hormon seksual di dalam tablet atau beberapa bentuk lainnya. HRT tidak sesuai bagi setiap perempuan dan adanya beberapa kondisi medis, seperti kanker payudara. HRT perlu waktu lama untuk persiapan sehingga bisa sesuai dengan setiap individu. Salah satu kerugian HRT adalah bahwa kebanyakan persiapan HRT menyebabkan sedikit perdarahan bulanan pada perempuan yang secara normal sudah berhenti menstruasi tetapi persiapan HRT sekarang tersedia bagi perempuan tua dimana tidak ada perdarahan bulanan yang dialaminya (Nash Barbara, 2006). TERIMA KASIH