Anda di halaman 1dari 40

PROGRAM KESEHATAN

YANG TERKAIT DALAM


MENINGKATKAN STATUS
KESEHATAN IBU DAN ANAK

Oleh : HESRA NENGSI (164210469)


Kelas : 3B
A. PEMELIHARAAN KESEHATAN
IBU
1. Pemeliharaan Kesehatan pada Remaja Calon Ibu
Menurut Adams dan Gullota (dalam Arro,1997), massa remaja meliputi usia antara 11–
20 tahun. Sedangkan menurut Hurlock (1990), masa remaja terbagi menjadi masa
remaja awal (13 – 16 tahun), dan masa remaja akhir (17 – 18 tahun).
Beberapa masalah yang sering dialami oleh remaja dari yang bersifat fisik antara lain
anemia, kegemukan, mental–kejiwaan (gangguan belajar), perilaku beresiko seperti
merokok, hubungan seks pranikah, penyalahgunaan NAPZA, hingga terjangkit HIV atau
AIDS.
Oleh sebab itu, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja sangat penting untuk
dimiliki. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu keadaan dimana remaja dapat
menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalani fungsi dan proses
reproduksinya secara sehat dan aman. Pengetahuan kesehatan yang penting untuk
diketahui oleh remaja antara lain adalah tentang tumbuh kembang remaja, kesehatan
reproduksi remaja, penyakit menular seksual, HIV atau AIDS, penyalah gunaan NAPZA,
komunikasi dan konseling, pendidikan keterampialan hidup sehat
2.PERKAWINAN SEHAT
Perkawinan merupakan ikatan yang suci, yang bertujuan untuk meneruskan
keturunan atau melangsungkan reproduksi, membentuk generasi yang
berkualitas, mencapai kebahagiaan, merupakan bagian dari ajaran agama, dan
menjadi dasar untuk membentuk keluarga yang sehat.
Mengingat rumah tangga adalah bagian terkecil dari kehidupan sosial, maka
rumah tangga adalah penentu keselamatan dan kesehatan kehidupan
masyarakat. Oleh karenanya, masing–masing anggota keluarga memiliki
peranan penting dalam mewujudkan kesehatan jiwa sesamanya, terutama
suami atau istri terhadap pasangan hidupnya, ayah, ibu dan terhadap anak–
anaknya. Tentunya sebelum suami atau istri menyediakan sarana kesehatan
jiwa untuk pasangan hidup dan anak–anaknya, ia harus mampu membuktikan
bahwa dirinya memiliki jiwa yang sehat
3.KELUARGA SEHAT
Keluarga yang sehat tentunya harus dibentuk oleh individu–individu yang sehat dalam
keluarga tersebut.
a. Fase menunda atau mencegah kehamilan
Bagi pasangan suami istri dengan usia kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda
kehamilannya. Karena pada usia kurang dari 20 tahun organ reproduksi belum matang
sehingga beresiko tinggi untuk kehamilan, persalinan, dan nifas, serta terjadi
komplikasi.
b. Fase menjarangkan kehamilan
Pada periode usia istri antara 20–30/35 tahun, merupakan periode usia paling baik
untuk hamil, melahirkan, dengan jarak antara kehamilan anak 2–4 tahun.
c. Fase menghentikan dan mengakhiri kehamilan atu kesuburan
Periode saat usia istri di atas 35 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah
mempunyai anak dengan jumlah cukup (disarankan 2 orang) karena jika terjadi
kehamilan dan kelahiran pada usia ini, ibu mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya
komplikasi obtetrik. Misalnya perdarahan, pre-eklamsi, eklamsi, persalinan lama,
atonia uteri, dan lain–lain. Pada usia lebih tua juga mempunyai resiko untuk terjadi
penyakit jantung, tekanan darah tinggi, keganasan, dan kelainan metabolik
4.SISTEM REPRODUKSI DAN
MASALAHNYA
Infeksi mempunyai akibat yang menyedihkan pada kesehatan reproduksi yang dapat
berakhir dengan infertilitas (kemandulan) dan meningkatnya kejadian kehamilan
ektopik.
Agar tercapai kesehatan alat reproduksi sehingga dapat menghasilkan generasi sehat
rohani dan jasmani, perlu dilakukan berbagai upaya pencegahan dan diagnosis dini,
melalui pengobatan yang tepat dan berhasil guna. Dapat dikatakan alat reproduksi
adalah alat untuk prokreasi dan kreasi yang diupayakan semaksimal mungkin sehingga
tercapai well health mother for well born baby.
Dengan demikian melalui pembangunan diharapkan dapat mengubah lingkaran
kemiskinan menjadi lingkaran kesejahteraan, sehingga kesehatan umum masyarakat
dan kesehatan reproduksi dapat meningkatkan generasi yang berkualitas. Secara rinci
dapat dikemukakan bahwa pada masa remaja ditekankan pada bagaimana menghindari
bahaya infeksi alat reproduksi sehingga terhindar dari komplikasi, masa reproduksi
kesehatannya dapat dijaga dengan memanfaatkan metode keluarga berencana, sehingga
jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas
reproduksi dan kualitas generasi
5. Penyakit yang Berpengaruh terhadap
Kehamilan dan Persalinan, atau Sebaliknya
1. Penyulit kehamilan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
2. Penyakit atau keadaan alat kandungan yang dapat mempengaruhi kehamilan,
termasuk di dalamnya komplikasi kehamilan.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1997), jika tidak melaksanakan Ante Natal Care
(ANC) sesuai aturan, dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi yang
terbagi menjadi tiga kelompok :
1). Komplikasi Obstetrik Langsung
• Perdarahan
• Pre-eklampsia dan eklamsia
• Kelainan Letak (Lintang/Sungsang)
• Hidramnion
• Ketuban pecah Dini
6. Sikap dan Perilaku pada Masa
Kehamilan dan Persalinan
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan
dan persalinan. Akibat perubahan sikap dan perilaku akan
mengganggu kesehatan, misalnya pada masa hamil muda terjadi
gangguan psikologi misalnya benci terhadap seseorang (suami)
atau benda tertentu. Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat
perubahan perilaku. Pada masa persalinan atau pasca persalinan
gangguan jiwa mungkin terjadi
7.KESEHATAN SAAT HAMIL
Ibu hamil harus ANC minimal 4 kali selama
masa kehamilannya.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4
kali, yaitu pada Trimester pertama 1 kali,
Trimester dua 1 kali dan pada Trimester tiga 2
kali.
B.PELAYANAN KESEHATAN
PADA ANAK
1.PELAYANAN KESEHATAN PADA
BBL
a.IMD
Inisiasi Menyusui Dini) adalah proses bayi menyusu segera
setelah dilahirkan dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya
sendiri. Inisiasi menyusui dini ( IMD ) akan sangat membantu dalam
keberlangsungan pemberian ASI ekslusif.
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF
yang merekomendasikan inisiasi menyusui dini sebagai tindakan
penyelamatan kehidupan, karena IMD dapat menyelamatkan 22 %
dari bayi yang meninggal sebelum usia 1 bulan.
b.Melakukan Penilaian Pada BBL
1. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
2. Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
3. Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera
lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.

c.Membebaskan jalan napas


 Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera
setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan
jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
 Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
 Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus
dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
 Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril.
 Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain
kering dan kasar.
 Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung
oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat.
 Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
 Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score) Warna kulit,
adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
d.Merawat tali pusat
e.Pencegahan kehilangan panas
f.Pencegahan infeksi
g.Pemberian vitamin K
h.Pemeriksaan Fisik pada BBL
2.Pelayanan Kesehatan pada Balita
• Masalah Yang Mempengaruhi Proses Tumbuh Kembang BALITA
• Pelayanan kesehatan dengan Pemberian Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak
• Pelayanan Kesehatan Pada Anak dengan Imunisasi.
a.BCG : Untuk mencegah penyakit tuberkulosis.
b.Polio oral vaksin : Untuk mencegah panyakit polio.
c.DPT : Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus.
d.Hapetitis B : Untuk mencegah penyakit Hepatitis B.
e.Campak : Untuk mencegah penyakit campak
• Pemberian vitamin A
Pemberian vitamin A bertujuan untuk mencegah penyakit mata pada bayi. Pemberian
vitamin A dilakukan pemberian dua kali dalam satu tahun. Vitamin A terdiri dari 2
jenis
Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu
kali dalam satu tahun.
Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
• Manajemen Terpadu Balita Sakit
Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk
Pustu, Polindes, Poskesdes, dll)
• Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS
• KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah
alat yang sederhana dan murah, yang dapat
digunakan untuk memantau kesehatan dan
pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus
disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu
dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau
fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan
dokter.
Manfaat KMS
1. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan
balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan,
pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul
vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan
Pendamping ASI.
2. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan
• anak.
3. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas
untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan
dan gizi.
Pemberian Kapsul Vit A
• Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat
melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya
tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak,
diare dan infeksi lain.
• Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang
diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang
dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan
balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI, 2007)
1. Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11
bulan satu kali dalam satu tahun.
2. Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita.

 Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia (mata kering). Hal


ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami
pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau
konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Pelayanan Posyandu
• Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan
Posyandu untuk balita mencakup :
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan
pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini
tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera
ditunjuk ke Puskesmas.
MTBS
• Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated
Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu
pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita
sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0- 59 bulan (balita)
secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program
kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit
Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen
khas yang menguntungkan, yaitu:

1) Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus


balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula
memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih).
2) Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya
banyak program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).
3) Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di
rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan).
Pelayanan Imunisasi

a.BCG : Untuk mencegah penyakit tuberkulosis.


b.Polio oral vaksin : Untuk mencegah panyakit polio.
c.DPT : Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan
Tetanus.
d.Hapetitis B : Untuk mencegah penyakit Hepatitis B.
e.Campak : Untuk mencegah penyakit campak
Konseling pada keluarga Balita
• Konseling yang dapat diberikan adalah:
1. Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita.
2. Pemberian makanan bayi.
3. Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.
4. Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita.
5. Peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan
pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal
idenitasnya sebagai laki-laki atau perempuan.
Kunjungan Anak Balita
• Bidan berkewajiban mengunjungi bayi yang ditolongnya atupun yang ditolong
oleh dukun di bawah pengawasan bidan di rumah.

Kegiatan yang dilakukan :


1)Pemeriksaan fisik anak ditakukan termasuk penimbangan berat badan.
2)Penyuluhan atau nasehat pada ibu tentang pemeliharaan kesehatan anak dan
perbaikan gizi serta hubungan psiko sosial antar anak, ibu dan keluarga. Ibu diminta
memperhatikan tumbuh kembang anak, pola makan dan tidur serta perkembangan
prilaku dan sosial anak.
3)Penjelasan tentang Keluarga Berencana.
4)Dokumentasi pelayanan
PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI
PELAYANAN KESEHATAN PADA
PUS
Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi dan Upaya
Penanggulangannya
1. Fertilitas
•Fertilitas adalah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan
melahirkan bayi hidup dari suami yang mampu menghamilinya.
•Pasangan Infertil adalah suatu kesatuan hasil interaksi biologis yang tidak
mampu menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup.
•Infertilitas Primer adalah jika istri belum berhasil hamil walaupun
bersenggama teratur dan dihadapkan pada kemuungkinan kehamilan selama
12 bulan berturut-turut.
•Infertilitas Sekunder adalah jika istri pernah hamil akan tetapi tidak
berhasil hamil lagi walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan pada
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.
2. PMS
• Yaitu penyakit yang cara penularannya melalui hubungan kelamin Yang
tergolong ke dalam penyakit ini adalah sifilis, GO,herpessimpleks, HIV/Aids, dsb)
• PMS dapat menimbulkan infeksi akut yang menimbulkan npenanganan yang
tepat kerena dapat menjalar kealat genetalia bagian dalam (atas) dan menimbulkan
penyakit radang panggul yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi
yang dapat menimbulkan kurang subur atau mandul
• Dalam hal ini bidan berperan untuk mengenali secara dini PMS dan dapat
menjaring penderita PMS untuk di berikan konseling agar tidak terjadi penyebaran
dan menjadi langkah awal bagi penderita untuk mendapatkan pengobatan
selanjutnya
• Untuk mencegah terjadinya penularan PMS, bidan dapat melakukan
penyuluhan yang bertujuan untuk menjelaskan pada PUS tentang PMS seperti
gejala-gejala PMS, pencegahan PMS, dan anjuran untuk ke tenaga kesehatan jika
menemui gejala-gejala yang sudah di jelaskan
Keluarga Berencana
•Yaitu merupakan program pemerintah untuk
menjarangkan/ membatasi kehamilan dan
menunda kehamilan sebagai upaya terwujudnya
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera
B. Pelayanan Kesehatan Reproduksi pada
WUS
• WUS (Wanita Usia Subur) adalah wanita yang
keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan
baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita usia
subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria.
• Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29
tahun.
C. PELAYANAN KESEHATAN
PADA KLIMAKTERIUM

Klimakterum adalah masa peralihan


antara masa reproduksi dan masa senium
( 46-50 tahun).
Menopause adalah haid terakhir atau
saat terjadinya haid terakhir ( 50-55
tahun).
Senium adalah masa sesudah
menopause, usia ± 60 tahun
Gejala Menopause
a. Gejala jangka pendek
•Gejala ini sering dijumpai, menimbulkan distress dan menyebabkan banyak
wanita yang sebelumnya sehat mencari anjuran medis. Gejala-gejala sering
salah diagnosis. Pada beberapa wanita, gejala- gejala menopause mungkin
sangat mengganggu kualitas hidup dan sebaiknya tidak diabaikan dalam
setiap pembahasan mengenai resiko dan manfaat FSH.
1. Gejala Vasomotor
Kulit memerah dan panas tiba-tiba
Palpitasi
Pening
Rasa lemah dan ingin pingsan.
2. Gejala Psikologis
o Mood murung
o Ansietas
o Iritabilitas dan mood berubah-ubah
o Labilitas emosi
o Merasa tidak berdaya
o Gangguan daya ingat
o Konsentrasi berkurang
o Sulit mengambil keputusan
o Merasa tidak bahagia.
b. Gejala jangka menengah
1. Atrofi Urogenital
• Kekeringan vagina menyebabkan dispareuni, yang
kemudian akan menurunkan libido
• PH vagina meningkat dan vagina rentan mengalami
infeksi oleh bakteri, karena terjadi penurunan
kolonisasi oleh laktobasil
• Insiden disuria, frekuensi, urgensi, dan inkotinensia
meningkat seiring bertambahnya usia, dan terjadi
atrofi dan berkurangnya jaringan kolagen di sekitar
leherkandung kemih.
• 2. Perubahan Kulit
• Pada pasca menopause terjadi penyusutan generalisata kolagen
dari lapisan dermis kulit
• Wanita sering mengeluh kulit yang tipis, dan kering disertai
kerontokan rambut dan kerapuhan kuku.
• Sering terjadi keluhan nyeri sendi dan otot yang generalisata
dan hal ini juga disebabkan oleh berkurangnya kolagen.
• c. Gejala jangka panjang
1. Osteoporosis
2. Penyakit kardiovaskuler.
Upaya dalam mengatasi gejala-gejala
menopause
a. Terapi non-hormonal
1. Arus panas (hot flush)
•Dianjurkan untuk meningkatkan asupan vitamin B kompleks
untuk menekan stress dengan menormalkan sistem saraf tubuh.
Meningkatkan konsumsi makanan tinggi fitoestrogen seperti
kacang-kacangan terutama kedelai dan olahannya (tahu, tempe,
susu kedelai), dan pepaya. Makan sumber vitamin E yang tidak
saja dapat memperlancar oksigen tapi juga mencegah
pengendapan kolesterol di arteri sehingga peredaran darah
menjadi lancar.
2. Kulit kering dan keriput
•Makanlah makanan alami bersifat membangun dan tidak merusak, terutama
buah-buahan dan sayuran. Tingkatkan asupan vitamin E yang terdapat di
biji-bijian terutama biji-bijian yang sudah berkecambah. Vitamin E diyakini
dapat menyerap dan menghancurkan pigmen tanda- tanda penuaan yang
timbul pada kulit. Perbanyak minum air putih dan hindari merokok.
3. Pening atau sakit kepala
•Cobalah untuk bersantai, beristirahat atau melakukan meditasi. Hindari hal-
hal yang menyebabkan ketegangan, depresi atau stress. Hindari alkohol dan
kopi.
4. Pengerutan vagina
•Menggunakan krim estrogen atau gel khusus vagina, melakukan
hubungan seks secara teratur.
5. Infeksi saluran kemih
•Banyak mengkonsumsi air putih. Jika kantung kemih dalam
keadaan penuh, pembilasan akan sering terjadi sehingga
bakteri akan terbawa keluar. Mencuci bersih alat
kelamin setelah buang air kecil untuk mencegah masuknya
bakteri.
6. Insomnia (sulit tidur)
•Menjalani gaya hidup yang positif dan hilangkan pikiran
negatif. Melakukan aktivitas fisik di siang hari. Aktivitas fisik
secara teratur dapat membuat tidur lebih nyenyak. Jangan
membiarkan perut dalam kondisi kelaparan.
7. Gangguan psikis dan emosi
•Memperbanyak makanan sumber fitoestrogen dan vitamin B6, misalnya
kedelai dan produknya seperti tempe, tahu, dan susu kedelai. Vitamin B6
penting untuk memperlancar kerja sistem saraf dan menurunkan tingkat
stress. Meningkatkan asupan kalsium menurut Gay Gaer Luce dapat
mengurangi kesedihan dengan mempengaruhi fungsi sistem saraf. Perasaan
marah dan depresi bisa diakibatkan oleh ketidakseimbangan natrium dan
kalium dalam cairan tubuh. Oleh karena itu kurangi garam dan tingkatkan
asupan kalium, misalnya jeruk atau pisang. Menghargai dan mencintai diri
sendiri dengan cara menerima apa adanya.
8. Osteoporosis
•Meningkatkan asupan kalsium bisa dari susu atau ikan,
misalnya ikan teri. Meningkatkan asupan vitamin D dari susu
dan paparan sinar matahari pagi (jam 08.00-09.00).
Meningkatkan asupan estrogen alami (fitoestrogen) dengan
banyak mengkonsumsi produk kedelai seperti susu kedelai,
tempe dan tahu. Meningkatkan aktivitas fisik
(Wirakusumah,Emma.S, 2004).
• Gejala-gejala menopause dan osteoporosis bisa dibantu dengan
menggunakan terapi penyulihan atau penggantian hormon (HRT =
Hormone Replacement Therapy) yang dilakukan dengan memasukkan
hormon-hormon seksual di dalam tablet atau beberapa bentuk lainnya.
HRT tidak sesuai bagi setiap perempuan dan adanya beberapa kondisi
medis, seperti kanker payudara. HRT perlu waktu lama untuk persiapan
sehingga bisa sesuai dengan setiap individu. Salah satu kerugian HRT
adalah bahwa kebanyakan persiapan HRT menyebabkan sedikit
perdarahan bulanan pada perempuan yang secara normal sudah berhenti
menstruasi tetapi persiapan HRT sekarang tersedia bagi perempuan tua
dimana tidak ada perdarahan bulanan yang dialaminya (Nash Barbara,
2006).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai