Anda di halaman 1dari 17

FIKSASI dan

IMMOBILISASI

ABDUL AZIZ
DESTYANA JHERI
FITRIYA YUSMITA
GITA ANGGALIA
KIKI ULYA FITRI
MONALISA ANGGRAINI
NOPI IRHAMNI
NYAK RAMADHANI TIARA
PRAMALIA PUJI ASTUTI
WELLA FAUZIAH
FIKSASI
Pengertian
Restrain adalah terapi dengan
menggunakan alat-alat mekanik atau manual
untuk membatasi mobilitas fisik klien. Alat
tersebut meliputi penggunaan manset untuk
pergelangan tangan atau kaki dan kain
pengikat. Restrain harus dilakukan pada
kondisi khusus, hal ini merupakan intervensi
yang terakhir jika perilaku klien sudah tidak
dapat diatasi atau dikontrol dengan strategi
perilaku maupun modifikasi lingkungan.
2. Indikasi
Adapun dari indikasi tindakan restrain adalah
sebagai berikut:
a. Perilaku kekerasan yang membahayakan diri
sendiri dan lingkungannya.
b. Perilaku agitasi yang tidak dapat diatasi dengan
obat-obatan.
c. Klien yang mengalami gangguan kesadaran.
d. Klien yang membutuhkan bantuan untuk
mendapatkan rasa aman dan pengendalian diri.
e. Ancaman terhadap integritas tubuh
berhubungan dengan penolakan klien untuk
istirahat, makan dan minum.
Jenis – Jenis Restrain
1. Camisole (Jaket Pengekang)

2. Manset / tali untuk pergelangan tangan


dan kaki
Tujuan Pemasangan Restrain
1. Menghindari hal – hal yang membahayakan pasien selama
pemberian asuhan keperawatan
2. Memberi perlindungan kepada pasien dari kecelakaan
(jatuh dari tempat tidur)
3. Memenuhi kebutuhan pasien akan keselamatan dan rasa
aman (safety and security needs)

D. Sasaran Pemasangan Restrain


1. Pasien dengan penurunan kesadaran disertai gelisah
2. Pasien dengan indikasi gangguan kejiwaan (gaduh gelisah)
Persiapan Alat
1. Pilihlah restrain yang cocok sesuai kebutuhan
2. Bantalan pelindung kulit/ tulang

F. Persiapan Pasien
Kaji keadaan pasien untuk menentukan jenis restrain sesuai keperluan

G. Cara Kerja
1. Perawat cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Gunakan bantalan pada ekstremitas klien sebelum dipasang restrain
4. Ikatkan restrain pada ekstremitas yang dimaksud
5. Longgarkan restrain setiap 4 jam selama 30 menit
6. Kaji kemungkinan adanya luka setiap 4 jam (observasi warna kulit dan denyut
nadi pada ekstremitas)
7. Catat keadaan klien sebelum dan sesudah pemasangan restrain
IMMOBILISASI
Definisi Imobilisasi
Imobilisasi adalah ketidakmampuan untuk
bergerak secara aktif akibat berbagai
penyakit atau impairment (gangguan pada alat
atau organ tubuh) yang bersifat fisik atau
mental. Imobilisasi dapat juga diartikan
sebagai keadaan tidak bergerak atau tirah
baring yang terus menerus selama lima hari
atau lebih akibat perubahan fungsi fisiologis.
(Potter & Perri, 2010)
Tujuan imobilisasi yaitu antara lain:
 Meningkatkan kemampuan pasien untuk otot dan
sendi
 Memotivasi Pasien
 Mengurangi aktivitas fisik dan kebutuhan oksigen
tubuh
 Mengurangi nyeri
 Mengembalikan kekuatan tubuh dan otot-otot
 Meningkatkan fungsi kardiovaskuler, respirasi,
gastrointernal.
 Mencegah terjadinya kecacatan sekunder atau
komplikasi.

Tujuan Imobilisasi
Jenis Imobilisasi
A. Imobilisasi fisik
Merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah
terjadinya gangguan komplikasi pergerakan, seperti pada pasien dengan
hemiplegia yang tidak mampu mempertahankan tekanan di daerah paralisis
sehingga tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mengurangi tekanan.
B. Imobilisasi intelektual
Merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya pikir,
seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit.
C. Imobilisasi emosional
Keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara emosional karena
adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri. Sebagai contoh,
keadaan stres berat dapat disebabkan karena bedah amputasi ketika seseorang
mengalami kehilangan bagian anggota tubuh atau kehilangan sesuatu yang paling
dicintai.
D. Imobilisasi sosial
Keadaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan interaksi sosial
karena keadaan penyakitnya sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam
keadaan sosial.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Prosedur Pelaksanaan Perawatan Pada Pasien Imobilisasi :

 Kaji kondisi kulit secara menyeluruh, perhatikan adanya tanda – tanda


dekubitus.
 Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam sekali.
 Berikan bantalan kecil pada daerah siku, bokong dan tumit.
 Hindari penggunaan alat tenun yang kasar dan menimbulkan rasa panas pada
klien.
 Lakukan perawatan personal hygene setiap hari untuk menjaga kebersihan dan
kelembaban kulit.
 Hindari penggunaan lotion dan talk pada klien karena dapat menimbulkan
iritasi pada kulit.
 Tinggikan posisi kaki lebih tinggi dari badan untuk mencegah terjadinya edema
karena sirkulasi yang kurang baik.
 Pastikan pelindung/penyangga tempat tidur terpasang dengan baik untuk
mencegah terjadinya cedera atau terjatuh.

Anda mungkin juga menyukai