Anda di halaman 1dari 11

Etika Pemberian Obat Dan Strategi

Penanggulangan Ketidak Patuhan Obat


Pada Penderita Tuberkulosis
Tutor: dr. J. Hudyono
• Muhammad Naqib Syahmi Bin Said Jaafar (102013494)
• Nur Sulaili Binti Borhan (102013511)
• Claudia Husin (102012183)
• Jesika Souhoka (102013038)
• Theodorus Samuel (102013050)
• Mawar Makmaker (102013144)
• Leopold Karsa Prapaskalis (102013309)
• Anastasia Mudita Linanda (102013366)
SKENARIO

Perempuan 25 tahun datang ke Puskesmas dengan


keluhan batuk darah. Setelah melakukan anamnesis
secara rinci, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lengkap, dokter menegakkan diagnosis
Tuberkulosis Paru. Dokter mengharapkan pasien
tersebut berobat sampai sembuh.
ANALISIS MASALAH

Penyakit
Etika Pemberian Obat
Tuberkulosis

Pemberian Obat Cara Meningkatkan


yang Rasional Kepatuhan Berobat
TUBERKULOSIS DISEASE

• Suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri


Mycobakterium tuberkulosis
• Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga
dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA)2.
• Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis BTA positif
pada waktu batuk atau bersin. Penderita menyebarkan kuman
ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak).
• Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan
bersarang di jaringan paru, dimana ia akan membentuk suatu
sarang pneumonik, yang disebut sarang primer atau afek primer.
Sarang primer ini mugkin timbul di bagian mana saja dalam paru,
berbeda dengan sarang reaktivasi. Dari sarang primer akan
kelihatan peradangan saluran getah bening menuju hilus
(limfangitis lokal). Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran
kelenjar getah bening di hilus (limfadenitis regional). Afek primer
bersama-sama dengan limfangitis regional dikenal sebagai
kompleks primer. Dari tuberkulosis primer ini akan muncul
bertahun-tahun kemudian tuberkulosis post-primer, biasanya
pada usia 15-40 tahun.
EPIDEMIOLOGI
 Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting
di dunia ini.
 1992: WHO telah mencanangkan tuberkulosis sebagai kategori Global
Emergency.
 Laporan WHO tahun 2013:
 Terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang
diantaranya adalah pasien HIV.
 Sekitar 75% dari pasien tersebut
berada di wilayah Afrika.
 Pada tahun 2012: Terdapat 450.000 orang
yang menderita TB dan 170.000 orang

diantaranya meninggal dunia.


UPAYA PENGENDALIAN TB

• Pada awal tahun 1990-an WHO dan IUATLD mengembangkan


strategi pengendalian TB yang dikenal sebagai strategi DOTS
(Directly Observed Treatment Short-course).
• Fokus utama DOTS  penemuan dan penyembuhan pasien,
 memutuskan rantai penularan TB
 menurunkan insidens TB di masyarakat.
• Penurunan angka insidensi TB secara global telah dicatat dan
telah menunjukkan tren penurunan sebanyak 2% setiap tahun
2012 manakala sebanyak 45% kasus kematian Berjaya
diturunkan bila dibandingkan dengan tahun 1990.
ETIKA PEMBERIAN OBAT
Teori tentang hak:
1. Konsekuensialisme
2. Deontologi
3. Etika hak
4. Intuisionisme
Etika:
1. Informed consent
2. Pemberian informasi obat
 Efek samping
 Kontraindikasi
 Cara dan waktu pengambilan
 Tempoh konsumsi obat
PEMBERIAN OBAT SECARA
RASIONAL
Definis WHO:
• Pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya,
dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dalam periode waktu
yang sesuai dan dengan biaya yang terjangkau oleh dirinya dan
kebanyakan masyarakat
Indikator rasional obat:
• Tepat diagnosis, • Tepat dosis,

• Tepat pemilihan obat, • Tepat cara dan lama pemberian,


• Tepat harga,
• Tepat indikasi,
• Tepat informasi
• Tepat pasien,
• Waspada terhadap efek samping obat.
STRATEGI MENINGKATKAN
KEPATUHAN OBAT
• Jenis ketidakpatuhan
• Sengaja
• Tidak sengaja
• Strategi
• Memberikan informasi yang tepat mengenai obat
• Permudah jadwal pengobatan dengan menurunkan jumlah obat,
menurunkan interval dosis perhari dan penyesuaian regimen
dosis untuk penggunaan terbaik pasien sehari-hari.
• Menyediakan alat bantu pengingat misal alarm di handphone
• Mengembangkan pengertian dan sikap mendukung di pihak
keluarga pasien dalam mengingatkan penggunaan obat
• Konseling dan motivasi
KESIMPULAN
Angka kasus dan angka kematian karena penyakit tuberculosis
terutamanya tuberculosis paru secara umumnya tinggi di seluruh
dunia termasuklah negara Indonesia. Ini diperburuk lagi dengan
seiring dengan tingginya juga angka kegagalan pengobatan pada
penderita TB karena ketidakpatuhan dalam mengambil obat.
Melihat kepada permasalahan ini, pelbagai usaha dan strategi
telah dilakukan di setiap negara untuk memperbaiki masalah ini
seperti program DOTS, pemberitahuan kepada ahli keluarga, sesi
konseling dan sebagainya.
Di samping itu, sebagai tenaga kesehatan terutama bagi
seorang dokter, haruslah sentiasa mematuhi etika dalam
pemberian obat secara rasional dalam praktek sehari-hari sesuai
dengan SOP dan etika kedokteran agar tidak menjadi satu beban dan
permasalahan kepada pasien.

Anda mungkin juga menyukai