Anda di halaman 1dari 20

GASTROENTERITIS AKUT

PEMBIMBING PKM BATUA MAKASSAR :


dr
PENDAHULUAN
Diare atau gastroenteritis akut merupakan keluhan yang
sering ditemukan pada dewasa.. Berdasarkan WHO, angka
prevalensi diare atau gastroenteritis akut 2-3 kali lipat lebih besar
pada Negara berkembang dibandingkan negara maju.

Berdasarkan profil kesehatan Puskesmas Batua pada tahun


2015, 2016 dan tahun 2017 penyakit Gastroenteritis Akut merupakan
pnyakit yang menduduki peringkat pertama dari 10 penyakit
terbanyak rawat inap di Puskesmas Batua. Pada tahun 2018,
penyakit Gastroenteritis Akut telah menempati urutan ke-II, tetapi hal
ini tidak terlalu signifikan karena masih banyaknya pasien
Gastroenteritis Akut yang harus dirawat inap
IDENTITAS
 Nama : Ny. AS
 Umur : 72 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Pendidikan : SD
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Status perkawinan : Kawin
 Alamat : Jalan Inspeksi Kanal Lr. 3,
Kota Makassar
ANAMNESIS
 Keluhan utama : BAB encer dan muntah
 Anamnesis terpimpin : Pasien perempuan datang ke Puskesmas Batua
dengan keluhan BAB encer sejak 2 hari yang lalu dengan frekuensi lebih dari
10 kali, konsistensi cair, berwarna kuning, tidak berlendir dan tidak ada darah
yang disertai nyeri perut dan muntah. Pasien mengeluhkan mual dan muntah
jika sementara BAB encer, yang berisi sisa makanan ataupun hanya lendir
dan air saja. Pasien juga merasakan demam, sakit kepala, pusing, tidak ada
nafsu makan dan sangat lemas. Sebelumnya pasien mengaku hanya makan
makanan rumah yang di masak pasien, juga minuman yang ada di rumah.
Pasien tidak pernah jajan atau makan di sembarang tempat. Pasien mengaku
tidak ada orang dirumah atau disekitarnya yang seperti ini.

 Riwayat penyakit terdahulu : hipertensi (+), gastritis (+)


 Riwayat penyakit keluarga : tidak ada
 Riwayat pengobatan : tidak ada
 Riwayat nitrisi : Makanan pasien sehari-hari biasanya dibuat oleh
pasien sendiri. Pasien tidak pernah membeli makanan dan jajanan di
sekitar rumahnya. Pasien dan keluarganya kadang menyimpan atau
menyisakan makanan, biasanya makanan yang disimpan akan
dipanaskan kembali

 Riwayat pribadi :
 Pasien merupakan keluarga ekonomi menengah kebawah.
 Untuk keperluan mandi dan keperluan untuk memasak, pasien
menggunakan air PDAM dan sumur, pasien menggunakan air yang
dimasak sendiri untuk diminum.
 Pasien memiliki fasilitas kamar mandi yang berada di dalam rumah
pasien. Di dalam kamar mandi terdapat jamban jongkok.
 Untuk memasak, keluarga pasien menggunakan kompor gas.
 Pasien memiliki tempat pembuangan sampah di halaman depan
rumah.
 Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan tempat padat
penduduk
PEMERIKSAAN FISIS
 Vital Sign
Nadi : 92 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit, teratur tipe torakoabdominal
Temperatur : 38,3oC
 Status General :
Kepala dan Leher :
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
THT : struktur normal, tidak Nampak tanda radang
Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (+), mulut normal, gigi
geligi dalam batas normal, lidah kotor (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), kelenjar tiroid tidak membesar,
leher simetris
 Thorax :
Inspeksi : Retraksi (-), pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Gerakan dinding dada simetris, fremitus vocal sama
antara kiri dan kanan
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru. Batas jantung tidak
dievaluasi.
Auskultasi
Pulmo : Vesikuler (+/+) ,Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor : S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen :
Inspeksi : Massa (-), distensi (-), massa (-), skar (-)
Auskultasi: Peristaltik (+), bising usus meningkat
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (+) pada region epigastrik, massa (-), hepar
dan lien tidak teraba
 Anggota Gerak : Dalam batas normal
 Kulit : Turgor menurun
 Urogenital : tidak didapatkan kelainan
 Vertebrae : nyeri ketok costovertebra (-)
 Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan

 Diagnosis Kerja
GEA + Dehidrasi sedang

 Rencana Terapi
IVFD RL 30 tpm, 1 kolf pertama di guyur

Loperamid 2-1-1

Inj. Ondansentron 4mg/iv/8jam

Paracetamol 1-1-1

 Prognosis
Bonam
 Konseling, Informasi, Dan Edukasi (Kie)
1. Mengkonsumsi makanan yang dianjurkan pada pasien ini
adalah makanan yang cukup mengandung cairan, tinggi kalori
dan tinggi protein serta rendah serat.
2. Menjaga kebersihan makanan, makan makanan yang sekali
habis dan membiasakan mencuci tangan dengan sabun
sebelum akan dan menjaga kebersihan kuku.
3. Edukasi kepada keluarga atau orang yang kontak dengan
pasien diberikan penjelasan mengenai rute transmisi, gejala-
gejala, dan cuci tangan yang efektif, terutama setelah BAB dan
BAK, dan sebelum menyiapkan makanan atau makan.
PEMBAHASAN
DEFINISI
Gastroenteritis adalah kehilangan cairan
dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air
besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair
EPIDEMIOLOGI
Sulawesi Selatan menjadi salah satu propinsi
dengan KLB diare terbesar pada tahun 2014 di mana
angka kesakitan diare tertinggi terjadi di kota Makassar,
Gowa, Bulukumba, Takalar, Pangkep, dan Luwu Utara.
Bila dikelompokkan ke dalam kelompok umur maka
jumlah kasus yang tertinggi berada pada kelompok umur
< 5 tahun sebanyak 93.560 kasus.
Dari kasus tersebut, angka kesakitan diare tertinggi
terjadi di kota Makassar dengan 26.485 kasus dari
seluruh jumlah penduduk sebanyak 1.429.242 jiwa
ETIOLOGI
 Faktor infeksi
1. Virus
2. Bakteri
3. Parasit
4. Parenteral

 Faktor non infeksi


1. Malabsorpsi
2. Makanan
MANIFESTASI KLINIS
 Nausea
 Muntah
 Nyeri abdomen
 Demam
 Feses yang sering bisa air, malabsorbtif, atau
berdarah tergantung bakteri pathogen yang
spesifik.
DIAGNOSIS
 Anamnesis :
Perlu ditanyakan riwayat pasien meliputi onset, durasi, frekuensi,
progresivitas, volume diare, konsistensi, adanya buang air besar
(BAB) disertai darah atau lendir, dan muntah. Selain itu, perlu
diketahui riwayat makan dan minum 6-24 jam terakhir yang
dimakan/diminum oleh penderita

 Pemeriksaan fisis :
Keadaan umum, berat badan, suhu tubuh, denyut nadi dan
frekuensi napas, tekanan darah, tanda-tanda dehidrasi, dan tanda-
tanda ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit

 Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan feses
Pemeriksaan darah lengkap, ureum dan kreatinin
Pemeriksaan radiologi
PENATALAKSANAAN
 Penggantian Cairan dan Elektrolit
 Antibiotik
 Obat Anti-Diare
 Kelompok Anti-sekresi Selektif
 Kelompok Opiat
 Kelompok Absorbent
PROGNOSIS
Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien
saat datang, ada atau tidaknya komplikasi, dan
pengobatannya, sehingga umumnya prognosis adalah
dubia ad bonam. Bila kondisi saat datang dengan ehidrasi
berat, prognosis dapat menjadi dubia ad malam
EDUKASI
 Sumber air
1. Mengambil air dari sumber air yang bersih.
2. Mengambil dan menyimpan air dalam tempat yang bersih
dan tertutup serta menggunakan gayung khusus untuk
mengambil air

 Jenis tempat pembuangan tinja


1. Tidak mengotori air dalam tanah di sekitarnya,
2. Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai sebagai
tempat lalat bertelur atau perkembangbiakan vektor penyakit
lainnya

 Pembuangan sampah
1. Pengumpulan dan pengangkutan sampah
2. Pemusnahan dan pengelolaan sampah
 Perumahan
1. Ventilasi
2. Cahaya
3. Luas bangunan rumah
4. Fasilitas-fasilitas di dalam rumah sehat

 Air limbah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai