Anda di halaman 1dari 26

DASAR-DASAR ANESTESI

 Muhammad Syakir Marzuki


Jenis Anestesia

 1. Anestesi Umum
 2.Anestesi Regional
General – Anestesia
(Anestesia Umum)
 Definisi : Suatu keadaan dimana terjadi
kehilangan kesadaran secara reversible yang
disebabkan oleh obat anestesia, disertai oleh
hilangnya sensasi nyeri diseluruh tubuh.

 Trias G.A. :
1. 1.Hilangnya Kesadaran (Sedatif  Tidur)
2. 2.Analgesia (Tidak Nyeri)
3. 3.Penekanan Refleks (Relaksasi)
MACAM TEKNIK
GENERAL ANESTESIA
1. Pemberian melalui obat-obatan parenteral :
 Pentothal
 Ketamin
 Propofol, dll

2. Pemberian melalui obat-obat inhalasi :


a. Volatile :
 Halotan
 Isofluran
 Sevofluran
 Desflurane, dll
b. Gas : N2O
Teknik General Anestesia :
Persiapan Pra-Anestesia

Induksi Anestesia

Stadium AnestesiaYang Diinginkan

Maintenance Anestesia

Mengakhiri Tindakan Anestesia

Fase Pemulihan  Ruang Pulih (R.R.)
GENERAL ANESTESIA :

1. Persiapan pra–anestesia (di ruang pre-operatif) :

Pemeriksaan ulang  BP, HR, RR, temp, Skala Nyeri.dll


Cek ulang  ada gigi palsu, gigi goyah
Cek Ulang  hal-hal yang merupakan penyulit anestesi
Pemasangan infus  IV Cath ukuran besar dan aliran lancar
Premedikasi  obat apa yang akan diberikan 
i.m. (1/2 – 1 jam pra anestesia), atau
i.v. (5’ pra anestesia)
Transport pasien dari ruang pra-operatif ke ruang bedah
Menyiapkan obat-obat anestesia yang akan dipakai dan obat-
obat yang diperlukan pada keadaan darurat / obat-obat untuk
RJPO
Kelas Status Fisik
Seorang pasien yang normal dan sehat, selain
ASA I penyakit yang akan dioperasi.
Seorang pasien dengan penyakit sistemik ringan
ASA II sampai sedang.
Seorang pasien dengan penyakit sistemik berat yang
ASA III belum mengancam jiwa.
Seorang pasien dengan penyakit sistemik berat yang
ASA IV mengancam jiwa.
Penderita sekarat yang mungkin tidak bertahan dalam
waktu 24 jam dengan atau tanpa pembedahan,
kategori ini meliputi penderita yang sebelumnya
ASA V sehat, disertai dengan perdarahan yang tidak
terkontrol, begitu juga penderita usia lanjutdengan
penyakit terminal.
2. Induksi anestesia: Bisa dengan obat parenteral
atau obat inhalasi atau kedua-duanya
a.Parenteral :
- Tiopenton
- Ketamin
- Propofol
- Midazolam , dll
b.Inhalasi :
- Ether
- Halotan + N2O + O2
- Enthrane + N2O + O2
- Isoflurane + N2O + O2
- Desflurane + N2O + O2
- Sevofluran + N2O + O2
3. Stadium anestesia yang diinginkan  Stadium III
Plane 2 atau 3
4. Maintenace anestesia  Dosis obat diatur untuk
mempertahankan penderita pada stadium anestesia
yg diinginkan, dengan obat-obat volatile yang ada.
5. Mengakhiri tindakan anestesia  Obat anestesia
dihentikan pemberiannya
6. Fase Pemulihan  Di ruang pulih (Recovery Room)
Monitoring penderita  Refleks -refleks (+) /
sadar  Penderita bisa kembali ke ruangan.
Stadium – stadium anestesia

Stadium – stadium ini hanya jelas terlihat pada


“Volatile Anaesthetic Agents”, terutama ether.
 Stadium I : Stadium analgesia (disorientasi) : mulai
induksi sampai hilangnya kesadaran (refleks bulu
mata  ( - )
 Stadium II : Stadium Excitement : Mulai hilangnya
kesadaran sampai mulainya pernapasan jadi
teratur. Pada stadium ini penderita bisa berontak,
tahan napas, muntah, batuk, dll.
 Stadium III : Stadium Surgical Anaesthesia :
Mulainya pernapasan teratur sampai paralise
pernapasan. Stadium III ini terbagi lagi dalam 4
Plane:
Plane 1: Dari mulainya pernapasan teratur sampai
pergerakan bola mata terhenti.
Plane 2: Dari pergerakan bola mata terhenti sampai
mulainya paralise pernapasan interkostal.
Plane 3: Dari mulainya paralise sampai komplit
paralise pernapasan interkostal.
Plane 4: Dari komplit paralise pernapasan
interkostal sampai paralise diafragma.
 Stadium IV : Stadium overdosis : Dari
mulainya paralise diafragma sampai apnu,
dan penderita meninggal.
Macam Teknik General Anestesia
dengan Obat-obat Parenteral &
Inhalasi
1. Anestesia napas spontan dengan sungkup (masker)
 Induksi dengan obat suntikan atau inhalasi
dilanjutkan dengan obat inhalasi sampai stadium yang
diinginkan (dengan sungkup)  Obat inhalasi
disesuaikan dosisnya untuk maintenance.
2. Anestesia napas spontan dengan pipa
endotrakea  Induksi dengan obat
suntikan/inhalasi obat pelumpuh otot
depolarisasi Oksigenasi  Intubasi endotrakea
dengan pipa endotrakea  Lanjutkan dengan
obat inhalasi s/d stadium yang diinginkan(nafas
terus diberikan sampai pasien dapat bernafas
spontan) nafas spontan dipertahankan sampai
operasi selesai
3. Anestesia dengan pipa endotrakea & napas
kendali (kontrol)  Seperti point (2) s/d intubasi
endotrakea  obat inhalasi & parenteral dosis
kecil, serta obat pelumpuh otot non-depolarisasi
(napas kontrol dengan manual atau dengan
respirator / mesin)  Balanced Anestesia.
Kesulitan Saat Induksi
Anestesia
1. Batuk, tahan napas, laringospasme  O/K
pemberian obat induksi terlalu cepat  Cara
mengatasi :
^Spasme Partial  Obat anestesia di , O2 di
^Spasme Total  Berikan obat pelumpuh otot
dan pernapasan dikontrol
2. Obstruksi jalan napas  Cara mengatasi :
Tarik dagu ke depan sehingga lidah tidak jatuh
ke dalam farings
3. Depresi pernapasan  O/k obat-obat
premedikasi ataupun obat induksi  Cara
mengatasi : Pernapasan dikontrol.
4. Muntah / regurgitasi  O/k puasa tidak cukup
waktu  Cara mengatasi : Miringkan penderita,
kepala nya direndahkan & jalan napas
dibersihkan / suction.
5. Gangguan Kardiovaskuler (Takikardi, Bradikardi,
Gangguan Irama Jantung, Hipertensi, Hipotensi
s/d Henti Jantung)  O/k obat anestesia,
gangguan jalan napas, atau penyakit
penyerta Atasi penyebabnya, k/p RJPO
kesulitan Maintenance Anestesia

I. Komplikasi pada respirasi :


1) Depresi pernapasan  Penyebabnya o/k:
- Premedikasi narkotik >>
- Stadium anestesia terlalu dalam / obat anestesi >>

 Kontrol / assisted repirasi
 Konsentrasi obat anestesi  & O2

2) Obstruksi Jalan Napas  Penyebabnya :


Lidah jatuh menutup farings
Pipa Endotrakeal tertekuk / tersumbat
Laringospasme
Bronkospasme
Lendir, gigi palsu, perdarahan, dll

3) Pernapasan tidak adekuat  Penyebabnya airway (jalan napas) tidak bebas, ataupun
stadium anestesia yang dalam  CO2, O2 (Hiperkarbia, Hipoksemia/Hipoksia) :
Denyut jantung 
Tensi 
Takipnu
II. Komplikasi pada kardiovaskuler :
1) Hipotensi  Penyebabnya :
Obat premedikasi
Obat induksi anestesia
Obat maintenance anestesia
Perdarahan (luka operasi)

2) Hipertensi  Penyebabnya:
Anestesia dangkal / analgesia <  nyeri
Retensi CO2
Obat anestesia (induksi/maint) dangkal

3) Takikardi  Penyebabnya :
Refleks fisiologis pada hipotensi
Obat premedikasi (vagolitik)
Obat anestesia

4) Bradikardi  Penyebabnya :
Premedikasi kurang adekuat
Rengsang parasimpatis o/k pembedahan pada anestesia yang < dalam
Obat anestesia
5) Gangguan irama jantung  Penyebabnya:
Premedikasi kurang adekuat
CO2 darah 
Obat anestesia
6) Syok (Hipotensi, Takikardi, Nadi Kecil, Akral Dingin)  Penyebabnya:
Peradarahan (luka operasi)
Reaksi anafilaktik (obat anestesia)
7) Henti jantung  Penyebabnya (point 1 s/d 6 dan point I yang dibiarkan /
tidak diatasi)  RJPO

III. Muntah & Regurgitasi :


Bersihkan jalan napas (miringkan & rendahkan kepala pasien)
Pasang nasogastric tubesuction
Intubasi endotrakeal  Amankan jalan nafas

IV. Malignant Hyperthermia:


Saat akan dianestesia sebaiknya pend tidak demam a/ kalau operasi cito temp
< 380 C
Hal – halYang HarusDiperhatikan
1. Apakah kebutuhan O2 cukup  Lihat pada warna
darah dari luka operasi, warna kuku, bibir,dll.
2. Jumlah perdarahan  Apakah cukup dengan cairan
infus atau perlu transfusi.
3. Apakah derajat relaksasi otot baik, mis. pada
operasi abdominal  Barangkali anestesia perlu
didalamkan atau pemberian obat pelumpuh otot.
4. Observasi akibat yang ditimbulkan oleh manipulasi
operasi, misalnya : traksi pada viscera  Hipotensi,
Vagal Reflex.
Aestesia Regional

 1. Lokal Anestesi
 2.Sub Aracnoidal Block
 3.Epidural Block
 4.Pheriperal Nerve Block
?
Contoh kasus

 Wanita 20 thn,tiba di IGD dengan luka robek


dikepala bagian belakang post KLL sehabis
menghadiri pesta pernikahan. muntah (+) 2x
berisi air dan sisa makanan.TD: 130/90
mmHg, HR: 100 x/mnt,
Contoh kasus

 Laki-laki usia 78 thn, dengan riwayat kencing


tidak lancar. TD:200/105 mmHg, HR: 60
x/mnt, riwayat sesak nafas dan batuk
berdahak. Rencana tindakan operasi TUR-P
Contoh Kasus

 Laki-laki 5 thn, dengan keluhan benjolan


yang hilang timbul di kantong kemaluan, BB
17 kg, HR: 100x/mnt, asma(-), Alergi(-), URI (-)

Anda mungkin juga menyukai