Anda di halaman 1dari 10

dr.

Elvien Dwi Saleh


 Tuli Konduktif
 Tuli Saraf
 Tuli Campur
TELINGA LUAR TENGAH DALAM
TULI KONDUKTIF TULI KONDUKTIF TULI SARAF
Serumen, Bd Asing Cairan Koklea
Otitis Ext OMA Saraf Auditorik
(N.VIII)
Liang telinga: OMSK
Atresia,Stenosis
1.Gangguan pendengaran
konduktif
 Pada gangguan pendengaran jenis ini, transmisi gelombang
suara tidak dapat mencapai telinga dalam secara efektif.
 Sering pada usia pra/sekolah akibat
liang telinga tersumbat kotoran ( serumen ).
peradangan di telinga tengah ( middle ear).
seringkali disebabkan ISPA ( pilek, radang tenggorok).
Bersifat sementara , sembuh dengan obat atau mengeluarkan kotoran.
 Masalahnya : tidak terdeteksi oleh orang tua ataupun pendidik.

(1) Otitis Media Efusi ( OME),


(2) Otitis Media Akuta(OMA)
(3) Otitis media Supuratif Kronis (OMSK).
 •Ada riwayat keluarnya carian dari telinga atau riwayat
infeksi telinga sebelumnya
•Perasaan seperti ada cairan dalam telinga dan seolah-olah
bergerak dengan perubahan posisi kepala
•Dapat disertai tinitus (biasanya suara nada rendah atau
mendengung)
•Bila kedua telinga terkena, biasanya penderita berbicara
dengan suara lembut (soft voice) khususnya pada
penderita otosklerosis
•Kadang-kadang penderita mendengar lebih jelas pada
suasana ramai
 Pada tes fungsi pendengaran, yaitu tes bisik, dijumpai
penderita tidak dapat mendengar suara bisik pada
jarak lima meter dan sukar mendengar kata-kata yang
mengandung nada rendah. Melalui tes garputala
dijumpai Rinne negative, dengan menggunakan
garputala 250 Hz dijumpai hantaran tulang lebih baik
dari hantaran udara dan tes Weber didapati lateralisasi
ke arah yang sakit. Dengan menggunakan garputala
512 Hz, tes Scwabach didapati Schwabach memanjang
(Soepardi dan Iskandar, 2001)
2.Gangguan pendengaran jenis
sensorineural
 Gangguan pendengaran jenis ini umumnya irreversible, Kelainan di
koklea,n.VIII,atau pusat pendengaran

 gejala yang ditemui pada gangguan pendengaran jenis ini adalah


seperti berikut :
•Bila gangguan pendengaran bilateral dan sudah diderita lama, suara
percakapan penderita biasanya lebih keras dan memberi kesan seperti
suasana yang tegang dibanding orang normal. Perbedaan ini lebih jelas
bila dibandingkan dengan suara yang lembut dari penderita gangguan
pendengaran jenis hantaran, khususnya otosklerosis.
•Penderita lebih sukar mengartikan atau mendengar suara atau
percakapan dalam suasana gaduh dibanding suasana sunyi.
•Terdapat riwayat trauma kepala, trauma akustik, riwayat pemakaian
obat-obat ototoksik, ataupun penyakit sistemik sebelumnya.
 Pada tes garputala Rinne positif, hantaran udara lebih
baik dari pada hantaran tulang. Tes Weber ada
lateralisasi ke arah telinga sehat. Tes Schwabach ada
pemendekan hantaran tulang.
3.Gangguan pendengaran jenis
campuran
 Gangguan jenis ini merupakan kombinasi dari gangguan pendengaran
jenis konduktif dan gangguan pendengaran jenis sensorineural, mula-
mula gangguan pendengaran jenis ini adalah jenis hantaran (misalnya
otosklerosis), kemudian berkembang lebih lanjut menjadi gangguan
sensorineural. Dapat pula sebaliknya, mula-mula gangguan
pendengaran jenis sensorineural, lalu kemudian disertai dengan
gangguan hantaran (misalnya presbikusis), kemudian terkena infeksi
otitis media. Kedua gangguan tersebut dapat terjadi bersama-sama,
misalnya trauma kepala yang berat sekaligus mengenai telinga tengah
dan telinga dalam (Miyoso, Mewengkang dan Aritomoyo, 1985).
 Gejala yang timbul juga merupakan kombinasi dari kedua
komponen gejala gangguan pendengaran jenis hantaran dan
sensorineural, pada pemeriksaan fisik atau otoskopi tanda-tanda
yang dijumpai sama seperti pada gangguan pendengaran jenis
sensorineural. Pada tes bisik dijumpai penderita tidak dapat
mendengar suara bisik pada jarak lima meter dan sukar
mendengar kata-kata baik yang mengandung nada rendah
maupun nada tinggi, tes garputala Rinne negatif. Weber
lateralisasi ke arah yang sehat. Schwabach memendek
(Bhargava, Bhargava and Shah, 2002).

Anda mungkin juga menyukai