Anda di halaman 1dari 21

SURVEILANS PENYAKIT

DIABETES MELLITUS

KELOMPOK 8

Devi Utami Effendi 151000180


Putri Ayu Lestari 161000047
Gita Aristi Br. Ginting 161000077
Cut Hilda Kaswary 161000115
Tessa Trivera Gultom 161000130
Nadhil Syavirah 161000147
Cindy Grace N S 161000224
Rudolfo Putra 161000249
PENGERTIAN DM

Diabetes mellitus adalah penyakit yang


disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam
darah akibat gangguan sekresi insulin.
Diabetes mellitus disebut juga penyakit
kencing manis. Yaitu air kencing yang di
produksi bercampur zat gula. Adanya kadar
gula yang tinggi dalam air kencing.
FAKTOR RESIKO DM

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah ras dan


etnik, urnur, jenis kelamin, riwayat keluarga dengan diabetes
melitus, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari
4000 gram, dan riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah
(kurang dari 2500 gram).

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi erat kaitannya


dengan perilaku hidup yang kurang sehat, yaitu berat
badan lebih, obesitas abdominal/sentral, kurangnya
aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, diet tidak
sehat/tidak seimbang, riwayat Toleransi Glukosa Terganggu
(TGT) atau Gula Darah Puasaterganggu (GDPterganggu), dan
merokok.
KLASIFIKASI DM

Terdapat dua kategori utama diabetes melitus


yaitu :
• Diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Diabetes tipe 1 disebut insulin dependent,
ditandai dengan kurangnya produksi insulin.

Diabetes tipe 2 disebut non-insulin-dependent,


disebabkan penggunaan insulin yang kurang efektif
oleh tubuh.
GEJALA DM

• Poliuria : banyak berkemih


• Polidipsi : rasa haus sehingga jadi banyak
minum
• Polifagia : banyak makan karena perasaan lapar
terus-menerus
• Penglihatan kabur
• Penurunan BB yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya.
GEJALA DM

Tabel kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai


patokan penyaring dan diagnosis DM:

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di


Indonesia - PERKENI tahun 2011.
KLASIFIKASI USIA DM

1. Selama pertumbuhan antara usia 0-14 tahun (infantil atau diabetes Childhood).
Pasien-pasien ini biasanya hadir dengan gejala awal yang parah diabetes dan
cepat menjadi insulin-dependent.
2. Antara 15 dan 24 tahun (diabetes Young). Pasien-pasien ini biasanya memiliki
onset akut gejala diabetes dan paling dapat diharapkan menjadi insulin-dependent.
3. Antara 25 dan 64 tahun (Dewasa Penderita diabetes). onset pertumbuhan, insulin-
dependent diabetes dapat terjadi sampai usia 22 atau 23 tahun, tetapi antara 20
dan 35 tahun, kasus tersebut bergabung menjadi kasus onset dewasa yang jauh
lebih sedikit insulin-dependent. Pasien-pasien ini dimulai dengan gejala variabel
diabetes dan mungkin atau mungkin tidak perlu insulin.
4. Lebih dari 65 tahun (penderita diabetes Lansia). Pasien-pasien ini sering hadir
dengan gejala komplikasi diabetes dan sering dapat dikendalikan tanpa insulin.
SURVEILANS DM

Surveilans Diabetes Melitus adalah serangkaian


kegiatan yang dimulai dari pengumpulan, pengolahan,
penyajian, analisis data penyakit DM atau masalah
kesehatan dan penyebarluasan luasan informasi kepada
pihak lain yang membutuhkan secara terus menerus dan
tepat waktu, untuk kepentingan pengambilan keputusan.
METODE PENGUKURAN DM
METODE PENGUKURAN DM
METODE PENGUKURAN DM
METODE PENGUKURAN DM
METODE PENGUKURAN DM
DATA SURVEILANS DM

 Proporsi Penderita Diabetes

Survei Kesehatan Rumah Tangga(SKRT)2001 mendapatkan prevalensi diabetes


melitus pada penduduk usia 25-64 tahun diJawa dan Bali sebesar 7,5%.

Riset KesehatanDasar(Riskesdas)tahun 2007 dan 2013 melakukan wawancara


untuk menghitung proporsi diabetes melitus pada usia 15 tahun ke atas.
Didefinisikan sebagai diabetes melitus jika pernah didiagnosis menderita kencing
manis oleh dokter atau belum pernah didiagnosis menderita kencing manis oleh
dokter tetapi dalam 1 bulan terakhir mengalami gejala sering lapar, sering haus,
sering buang air kecil dengan jumlah banyak dan berat badan turun.
DATA SURVEILANS DM

 Untuk memastikan diagnosis diabetes melitus dibutuhkan pemeriksaan kadar


glukosa darah. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)tahun 2007 dan 2013
melakukan pemeriksaan gula darah untuk mendapatkan data proporsi penderita
diabetes melitus di Indonesia pada penduduk usia 15 tahun ke atas.
DATA SURVEILANS DM

 Penderita Diabetes yang tidak Terdeteksi

Diabetes Melitus dikenal sebagai silent killer karena sering tidak disadari
oleh penyandangnya dan saat diketahui sudah terjadi komplikasi.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)tahun 2013 melakukan wawaneara untuk
mendapatkan proporsi diabetes melitus pada usia 15 tahun ke atas, yaitu proporsi
penduduk yang pernah didiagnosis menderita kencing manis oleh dokter dan
penduduk yang belum pernah didiagnosis menderita kencing manis oleh dokter
tetapi dalam 1 bulan terakhir mengalami gejala sering lapar, sering haus, sering
buang air kecil dengan jumlah banyak dan berat badan turun. Proporsi penduduk
yang mengalami gejala diabetes melitus namun belum terdiagnosis diabetes dapat
menunjukkan besarnya jumlah penduduk Indonesia yang mengalami gejala diabetes
namun belum dipastikan/diperiksa apakah memang menderita diabetes atau tidak.
DATA SURVEILANS DM
Gambar Distribusi Penderita Diabetes Melitus Terdiagnosis dan Belum Terdiagnosis

Sumber: Riskesdas2007,2013, Kementerian Kesehatan


Dit. Pengendalian Penyakit Tidak Menu/or Kementerian Kesehatan
Gambar menunjukkan gambaran hasil pemeriksaan kadar glukosa darah
pada Riskesdas, yaitu gambaran penderita diabetes melitus yangterdiagnosis
dan belum terdiagnosis.

Riskesdas 2007 yang hanya memeriksa penduduk di perkotaan


mendapatkan di antara responden yang diperiksa gula darahnya 5,7%
menderita diabetes melitus. Dari yang terdeteksi tersebut hanya 26,3% yang
telah terdiagnosis sebelumnya dan 73,7% tidak terdiagnosis sebelumnya.
DATA SURVEILANS DM
 Proporsi Penderita Diabetes Menurut Karakteristik

Proporsi penderita diabetes melitus, Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)dan Gula Darah
Puasa terganggu (GDPterganggu) menu rut beberapa karakteristik lain adalah sebagai berikut.

Berdasarkan Gambar di atas, menurut pekerjaan proporsi penderita diabetes


melitus terendah adalah pad a pegawai diikuti petani/nelayan/buruh,
wiraswasta, dan tidak bekerja. Proporsi tertinggi pada pekerjaan lainnya.
Sedangkan, menurut kuintil indeks kepemilikan proporsi diabetes melitus
cenderung meningkat seiring meningkatnya indeks kepemilikan. Sebaliknya
proporsi GDPterganggujustru tertinggi pada indeks kepemilikan terbawah.
PENGENDALIAN DM
Program Pengendalian diabetes melitus dilaksanakan secara terintegrasi dalam
program pengendalian penyakit tidak menular terintegrasi yaitu antara lain:

 Pendekatan faktor risiko penyakit tidak menular terintegrasi di fasilitas


layananprimer (Pandu PTM)Untuk peningkatan tatalaksana faktor risiko utama
(konseling berhenti merokok, hipertensi, dislipidemia, obesitas dan lainnya) di
fasilitas pelayanan dasar (puskesmas, dokter keluarga, praktik swasta)
 Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular)Pemberdayaan
masyarakat dalam meningkatkan kewaspadaan dini dalam memonitoring
faktor risiko menjadi salah satu tujuan dalam program pengendalian
penyakit tidak menular termasuk diabetes mellitus. Posbindu PTM
merupakan program pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular
berbasis masyarakat yang bertujuan meningkatkan kewaspadaan masyarakat
terhadap faktor risiko baik terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat
lingkungan sekitarnya.
PENGENDALIAN DM
 CERDIK dan PATUH di Posbindu PTM dan Balai Gaya Hidup Sehat

Program PATUH,yaitu:
P : Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
A: Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
T : Tetap diet sehat dengan gizi seimbang
U: Upayakan beraktivitas fisik dengan aman
H : Hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya

Program CERDIK,pesan peningkatan gaya hid up sehat yang disampaikan di


lingkungan sekolah, yaitu:
C : Cek kondisi kesehatan secara berkala
E : Enyahkanasap rokok
R : Rajin aktifitas fisik
D: Diet sehat dengan kalori seimbang
I : Istirahat yang cukup
K : Kendalikan stress

Anda mungkin juga menyukai