Anda di halaman 1dari 13

Pelaksanaan

Pemilu DPRD
KELOMPOK IV
Anggota
1.
2.
Pengertian Pemilu
• Pemilihan umum (pemilu) adalah suatu proses
di mana para pemilih memilih orang-orang
untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu.
Sistem Pelaksanaan Pemilu
1) Sistem Distrik (The single member
constituencies)

Sistem distrik merupakan sistem pemilihan


umum di mana wilayah negara terbagi ke
dalam beberapa daerah bagian iairtrito)
pemiihan yang jumlahnya sama dengan
jumlah anggota Dewan perwakilan Rakyat
yang dikehendaiki.
2) Sistem Proposional (The multi member
constituencies)

Sistem ini merupakan sistem pemilihan


berdasarkan persentase pada kursi yang
akan di bagikan kepada organisasi peserta
pemilu atau partai. Dengan kata lain, setiap
partai akan mendapatkan sejumlah kursi
jabatan sesuai dengan jumlah pemilih yang
diperoleh di seluruh daerah.
3) Sistem gabungan

Sistem gabungan merupakan sistem yang


menggabungkan sistern distrik dan proporsional.
Sistem ini membagi wilayah negara dalam
beberapa daerah pemilihan. sisa suara pemilih
tidak hilang, melainkan diperhitungkan dengan
jumlah kursi yang belum dibagi.
Sistem Pemilihan Anggota DPR dan DPRD

Sesuai dengan apa yang tertera dalam landasan teori, di


Indonesia memang menggunakan system
campuran/gabungan. Namun dapat kita ketahui bahwa
Indonesia juga memiliki undang-undang yang mengatur
mengenai pemilihan legislative. Undang-undang ini
secara yuridis merupakan peraturan yang paling utama
dalam pelaksanaan pemilihan legislative. Pada tahun ini
telah dikeluarkan undang-undang terbaru mengenai
pemilu legislative yaitu UU no.8 tahun 2012 yang di
undangkan pada tanggal 11 Mei 2012.
• Jumlah kursi anggota DPR ditetapkan
sebanyak 560 (lima ratus enam puluh). Daerah
pemilihan anggota DPR adalah provinsi atau
bagian provinsi. Jumlah kursi setiap daerah
pemilihan anggota DPR paling sedikit 3 (tiga)
kursi dan paling banyak 10 (sepuluh) kursi.
Penentuan daerah pemilihan anggota DPR
dilakukan dengan mengubah ketentuan
daerah pemilihan pada Pemilu 2004. (pasal
21-22 UU no. 8 th 2012)
Pandangan Mengenai Pemilu Legislatif di
Indonesia
• Pemilu legislative di Indonesia sekarang ini sudah
tidak menjamin tercapainya harapan yang diinginkan
oleh masyarakat. Semenjak adanya reformasi,
dimana pemilu yang tadinya hanya diikuti 3 partai
besar, menjadi diikuti lebih dari 18 partai. Hal ini
menjadi semakin menunjukan betapa besarnya
keinginan masyarakat Indonesia untuk menyalurkan
hakberorganisasinya.
• Namun saat ini, dengan system pemilihan yang semakin
sulit dipahami oleh masyarakat, mengakibatkan
banyaknya parpol dan nama-nama calon dari tiap parpol
membuat masyarakat kebingungan. Ditambah dengan
kurang dikenalnya nama-nama calon dari parpol tersebut.
Hal ini akan mengakibatkan masyarakat memilih bukan
karena tahu kemampuan dari tiap calon anggota
legislatifnya, namun hanya melihat dari parasnya saja.
Terlebih lagi bila masyarakat hanya memilih karrena
adanya money politic dari calon anggota legislative
tertentu.
KESIMPULAN
1. Penyelengaraan pemilu legislative di Indonesia
merupakan wujud penerapan aturan hokum yang telah
ditetapkan dalam UU No. 8 Tahun 2012, dimana setiap
pembagian kewenangan dan pembagian kursi yang ada
di pererintah pusat dan daerah telah dijelaskan secara
detil.
2. Dewasa ini pemilu di Indonesia cukup sulit dipahami oleh
masyarakta terutama kalangan masyarakat yang
berpendidikan rendah.oleh karena itu, hendaknya
pemerintah semakin memperkenalkan dan member
penyuluhan yang lebih dini untuk pemilu yang akan
dating, guna meminimalisir keragu-raguan masyrakat
untuk menyalurkan suaranya.
TERIMA KASIH
Pada sesi pertanyaan dibuka 3 pertanyaan dimana 1
kelompok wajib memberikan 1 pertanyaan .

APAKAH ADA PERTANYAAN ?

Anda mungkin juga menyukai