Anda di halaman 1dari 43

STRATEGI PENGEMBANGAN

SISTEM INFORMASI
KESEHATAN

Ibrahim Chandra, M.Kes

Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes RI
Pontianak, 2018
Tujuan Pembelajaran
• Mengetahui dan memahami Proses
Perencanaan Strategis Organisasi.

• Mengetahui dan memahami


Perencanaan Pengembangan Strategis
Sistem Informasi Kesehatan.

2
Pendahuluan
• Strategi :
–Suatu proses yang berkelanjutan
secara kreatif dan interaktif untuk
menentukan keberadaan organisasi di
masa depan, serta bagaimana untuk
mencapainya.
–Pengembangan rencana jangka
panjang secara komprehensif untuk
membimbing kegiatan dan
operasional dari suatu organisasi.3
Proses Perencanaan Strategi
1. Mendefinisikan Visi dan Misi Organisasi.
2. Memiliki tujuan dan sasaran yg spesifik.
3. Memiliki Rencana Strategis (Renstra).
4. Memiliki seperangkat petunjuk kebijakan.
5. Menentukan jenis produk dan layanan serta
memiliki pangsa pasar potensial.
6. Memiliki dukungan teknologi yg merupakan
faktor penting dalam Renstra organisasi.
4
Tingkatan dalam Organisasi

5
Aktivitas dan Proses
Pengambilan Keputusan Organisasi

6
Proses Perencanaan Strategi
Teknologi Informasi (TI)
• Identifikasi ruang lingkup dan tujuan TI.
• Mengumpulkan data dari internal dan
eksternal organisasi.
• Analisis data.
• Identifikasi solusi yang potensial.
• Pilih rencana tindakan untuk “action”.
• Implementasikan solusi yg telah dipilih.
• Lakukan evaluasi dan umpan-balik (feedback).
7
Strategi Pengembangan SIK
1. Integrasi sistem informasi kesehatan
yang ada.
2. Penyelenggaraan pengumpulan dan
pemanfaatan bersama (sharing) data
dan informasi terintegrasi.
3. Fasilitasi pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan Daerah.

8
Strategi Pengembangan SIK

4. Pengembangan pelayanan data dan


informasi untuk manajemen.
5. Pengembangan pelayanan data dan
informasi untuk masyarakat.
6. Pengembangan teknologi sumberdaya
dan kesehatan.

9
1. Integrasi Sistem Informasi
Kesehatan yang Ada
• Pengertian integrasi sistem informasi 
adanya saling keterkaitan antar sub-
sistem sehingga data dari satu sistem
secara rutin dapat melintas menuju, atau
diambil oleh, satu atau lebih sistem yang
lainnya.
• Contoh : SI SEP BPJS terintegrasi dg SI RS

10
1. Integrasi Sistem Informasi Kesehatan yang Ada

Diketahui bahwa terdapat banyak sistem


informasi di bidang kesehatan :

No Direktorat Jenis Aplikasi


1 P2M GIS, Surveilans Terpadu, PWS
2 GIZI SKPG, SIM-Gaky
3 FARMASI SIM-OBAT, SIKER
4 SDMK SIMKA, SIMPEG, SINAKES, SIPTK
5 LITBANG SI-IPTEKKES
6 YANKES SIMPUS, SIRS
11
1. Integrasi Sistem Informasi Kesehatan yang Ada

• Upaya peng-integrasi-an sistem informasi


yang ada, bertujuan agar kinerja tiap2 sistem
tersebut menjadi lebih efisien.

• Pengintegrasian diutamakan pada


pengembangan :
a. Pembagian tugas.
b. Tanggung jawab.
c. Otoritas-otoritas .
d. Mekanisme saling hubung.

12
1. Integrasi Sistem Informasi Kesehatan yang Ada

• Dengan integrasi, diharapkan semua sistem


informasi yang ada akan bekerja secara
terpadu dan sinergis membentuk SIKNAS.

• Pembagian tugas dan tanggung jawab akan


memungkinkan data yang dikumpulkan
memiliki kualitas dan validitas yang baik.

13
1. Integrasi Sistem Informasi Kesehatan yang Ada

• Otoritas akan menyebabkan tidak adanya


duplikasi dalam pengumpulan data, sehingga
tidak akan terdapat informasi yang berbeda-
beda mengenai suatu hal.

• Mekanisme saling hubung, khususnya dengan


Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan (Pusdatin) akan menjamin dapat
dilakukannya pengolahan dan analisis data
secara komprehensif.
14
2. Pengumpulan dan Pemanfaatan Data
dan Informasi Terintegrasi
• Pertimbangan perlunya mengkoordinasikan
lima jenis pengumpulan data yang masing-
masing memiliki kekhususan dan kepentingan
yang sangat signifikan, yaitu :
a. Surveilans  meliputi surveilans penyakit, gizi,
kesehatan lingkungan dan pemantauan
ketersediaan obat.
b. Pencatatan dan pelaporan data rutin  sistem
pelaporan dari UPT ke Dinas yang lebih tinggi
diatasnya. 15
2. Pengumpulan dan Pemanfaatan Data dan Informasi Terintegrasi

c. Pencatatan dan pelaporan program-program


kesehatan khusus yang ada, seperti
program pemberantasan penyakit menular, DBD, dll.

d. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan


administrasi kesehatan yang sudah berjalan seperti
SIRS online Kementerian Kesehatan.

e. Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan


informasi dari pengumpulan data rutin, baik
regional maupun nasional.
16
3. Fasilitasi Pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan Daerah

• Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup


SIK yang dikembangkan di unit-unit pelayanan
kesehatan, khususnya Puskesmas dan Rumah
Sakit.

17
3. Fasilitasi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah

• Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas


memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan :
a. Mencatat dan mengumpulkan data  kegiatan
dalam gedung maupun luar gedung.
b. Mengolah data.
c. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan
Kab/Kota.
d. Memelihara bank data.
e. Mengupayakan penggunaan data dan informasi
untuk manajemen pasien dan manajemen unit
puskesmas.
f. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada
masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya
di wilayah kerjanya.
18
3. Fasilitasi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah

• Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Rumah Sakit


memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan :
a. Memantau indikator kegiatan penting RS (penerimaan
pasien, lama rawat, pemakaian TT (BOR, LOS, TOI, BTO),
mortalitas, waktu tunggu, dan lain2).
b. Memantau kondisi finansial RS (cost recovery).
c. Memantau pelaksanaan sistem rujukan.
d. Mengolah data.
e. Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kab/Kota.
f. Memelihara bank data.
g. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk
manajemen pasien dan manajemen RS.
h. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada
masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di
wilayah kerjanya.
19
Permenkes No. 1171/MENKES/PER/VI/2011

tentang
Petunjuk
Teknis Sistem
Informasi
Rumah Sakit
3. Fasilitasi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah

• Sistem Informasi Kesehatan Kab/Kota memiliki


tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan2 :
a. Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan
sumber-sumber lain.
b. Menyelenggarakan survei/penelitian bilamana
diperlukan.
c. Membuat profil kesehatan kab/kota.
d. Mengirim laporan berkala/profil kesehatan kab/kota ke
dinas kesehatan provinsi setempat dan pemerintah
pusat.
e. Memelihara bank data.
f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk
manajemen klien, manajemen unit dan manajemen
sistem kesehatan kab/kota.
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada
masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di
wilayah kerjanya. 21
3. Fasilitasi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah

• Sistem Informasi Kesehatan Provinsi memiliki


tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan2 :
a. Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan
milik daerah propinsi dan sumber-sumber lain.
b. Menyelenggarakan survei/penelitian bilamana
diperlukan .
c. Membuat profil kesehatan propinsi.
d. Mengirim laporan berkala/profil kesehatan propinsi ke
pemerintah pusat.
e. Memelihara bank data.
f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk
manajemen klien, manajemen unit dan manajemen
sistem kesehatan propinsi
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada
masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di
wilayah kerjanya.
22
4. Pengembangan Pelayanan Data
dan Informasi untuk Manajemen.
• Pengembangan pelayanan data dan
informasi untuk manajemen diawali
dengan mengidentifikasi peluang-
peluang yang dapat dimanfaatkan untuk
menyajikan data dan informasi kesehatan
 dengar pendapat di DPR/DPRD, Forum
Kerjasama Lintas Sektor, Musrenbang, dll
23
4. Pengembangan Pelayanan Data dan Informasi untuk
Manajemen.

• Pengembangan Publikasi berkala


mengenai data dan informasi kesehatan
 media cetak dan elektronik (website).
• Ketersediaan akses online terhadap Bank
Data secara real time.
• Penyelenggaraan pelatihan SDM Kes
dalam pengelolaan data dan informasi
kesehatan.
24
5. Pengembangan Pelayanan Data
dan Informasi untuk Masyarakat
• Pengembangan Publikasi berkala
mengenai data dan informasi kesehatan
 menjangkau sampai kepada individu
atau kelompok masyarakat yang
membutuhkan.
• Terhadap akses data online  keamanan
data harus dijaga.
25
5. Pengembangan Pelayanan Data dan Informasi untuk
Masyarakat.

• Dengan berkembangnya teknologi


informasi  perlu dikembangkan
kemudahan akses data melalui fasilitas
Wireless Fidelity (Wi-Fi).

26
6. Pengembangan Teknologi dan
Sumberdaya Kesehatan

• Berkembang secara paralel dalam


strategi  Pengembangan Fasilitas SIK
Daerah, Pengembangan Pelayanan Data
dan Informasi untuk Manajemen
maupun Pengembangan Pelayanan Data
dan Informasi untuk Masyarakat.

27
6. Pengembangan Teknologi dan Sumberdaya Kesehatan

• Kementerian Kesehatan telah


menetapkan Grand Design Sistem
Informasi Kesehatan (SIK) :
a. Dimensi Kebutuhan
b. Dimensi Komponen SIK
c. Dimensi Waktu

28
Aspek Dimensi Grand Design SIK

29
a. Dimensi Kebutuhan
• Dimensi Kebutuhan  target rancangan/
produk yang diharapkan.
• SIK yang diharapkan ditelaah menurut
kinerjanya  mengacu pada pelayanan yang
disediakan oleh SIK untuk melayani kebutuhan
informasi bagi organisasi maupun pemangku
kepentingannya (Stakeholders).

30
• Secara teknis  SIK dirancang utk memenuhi
kebutuhan standar spesifikasi teknologi dan
insfrastrukturnya.
• Spesifikasi mempertimbangkan terbentuknya
konektivitas jejaring komunikasi data
kesehatan utama sesuai sebaran sumber data
seperti puskesmas, rumah sakit, dan desa 
antar manajemen kesehatan di Kab/Kota
maupun Provinsi
• Dimensi kebutuhan juga mempertimbangkan
kebutuhan dalam strategi pengelolaannya.
31
b. Dimensi Komponen SIK
• Dimensi Komponen SIK  strategi pendekatan
yang dilakukan untuk penguatan SIK.
• Strategi ini mengacu sesuai klasifikasi Health
Metric Network :
1. Sumber daya
2. Indikator
3. Sumber data
4. Manajemen data (pengumpulan; pengolahan dan
analisis data)
5. Kualitas data
6. Diseminasi dan penggunaan data
32
Kerangka Penguatan SIK

33
c. Dimensi Waktu
• Dimensi Waktu  tahapan masa yang
diperlukan untuk mencapai rancangan sistem
informasi kesehatan yang diharapkan.

Peta Jalan (roadmap) SIK


34
Fase 1 (2015-2019)
• SIK mampu menyediakan layanan
informasi kesehatan yang lebih cepat dan
valid  proses berbagi sumber daya data
bersama pada berbagai jenjang
administrasi manajemen kesehatan.
• Implementasi konektivitas komunikasi
data antara institusi pemerintah dengan
publik (government to public).
35
Fase 1 (2015-2019)

• Penyediaan aplikasi SIK berbasis


elektronik terintegrasi yang
diimplementasi di institusi fasilitas
kesehatan tingkat pertama dan rujukan
pemerintah serta pemangku kepentingan.

36
Fase 2 (2020-2024)
• SIK mampu menyediakan layanan informasi
kesehatan yang lebih cepat dan valid 
proses berbagi sumber daya data bersama
pada berbagai jenjang administrasi
manajemen kesehatan.
• Implementasi konektivitas komunikasi data
antara institusi sektor kesehatan pemerintah
dengan sektor swasta/private (government
to business) serta antara sektor kesehatan
swasta dengan masyarakat (business to
public). 37
Fase 2 (2020-2024)

• Pemantapan aplikasi SIK (bersifat high


potential) berbasis elektronik terintegrasi
yang diimplementasi di institusi fasilitas
kesehatan tingkat pertama dan rujukan
swasta serta pemangku kepentingan
penunjangnya.

38
Fase 3 (2025-2029)
• SIK mampu menyediakan layanan
informasi kesehatan yang lebih cepat dan
valid  proses berbagi sumber daya data
bersama pada berbagai jenjang
administrasi manajemen kesehatan.
• Implementasi konektivitas komunikasi
data antara institusi sektor kesehatan
swasta dengan swasta (Business to
Business). 39
Fase 3 (2025-2029)

• Pemantapan aplikasi SIK (bersifat high


potential) berbasis electronic health (e-
kesehatan) terintegrasi yang
diimplementasi khususnya di sektor
publik yang berjaminan mutu dengan
standar internasional, serta penerapan e-
kesehatan di semua pemangku
kepentingan.
40
Fase 4 (2030-2034)
• SIK mampu menyediakan layanan informasi
kesehatan global yang lebih cepat dan valid 
proses berbagi sumber daya data bersama pada
berbagai jenjang administrasi manajemen
kesehatan.
• Aplikasi SIK (bersifat strategic) berbasis
electronic health (e-kesehatan) dengan jaringan
global terintegrasi yang diimplementasi
berjaminan mutu dengan standar internasional,
serta pemantapan penerapan e-kesehatan di
semua pemangku kepentingan. 41
Fase 5 (2035-2039)
• Pemantapan aplikasi sistem informasi
kesehatan (bersifat strategic) berbasis
electronic health (e-kesehatan) dengan
jaringan global terintegrasi yang
diimplementasi berjaminan mutu dengan
standar internasional, serta pemantapan
penerapan e-kesehatan di semua
pemangku kepentingan.
42
Terima Kasih

43

Anda mungkin juga menyukai