Anda di halaman 1dari 28

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA


JASA KONSTRUKSI INDONESIA
Oleh

Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan


Disampaikan dalam acara Sosialisasi Kartu Pekerja Konstruksi
Jambi, 29 September 2015
OUTLINE PEMBAHASAN

1 PENDAHULUAN

PERKEMBANGAN TERKINI SEKTOR


2 KONSTRUKSI NASIONAL

KONDISI DAN TANTANGAN JASA


3 KONSTRUKSI NASIONAL

PENINGKATAN KOMPETENSI SDM


4 JASA KONSTRUKSI

6 DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 2


1
PENDAHULUAN

3
NAWACITA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMBANGUN KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN NEGARA

1. Menghadirkan Kembali Negara Untuk Melindungi Segenap Bangsa dan


Memberikan Rasa Aman Pada Seluruh Warga Negara
2. Membuat Pemerintah Tidak Absen dengan Membangun Tata Kelola
Pemerintahan Yang Bersih, Efektif, Demokratis, dan Terpercaya
3. Membangun Indonesia dari Pinggiran Dengan Memperkuat Daerah-daerah
dan Desa Dalam Kerangka Negara Kesatuan
4. Menolak Negara Lemah dengan Melakukan Reformasi Sistem dan Penegakan
Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat dan Terpercaya
5. Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia
6. Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing di Pasar Internasional
7. Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dengan Menggerakkan Sektor-sektor
Strategis Ekonomi Domestik
8. Melakukan Revolusi Karakter Bangsa
9. Memperteguh Ke-Bhineka-an dan Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 4


TARGET RPJPN 2005-2025
PDB Per Kapita – Perbandingan Negara
Sumber: IMF Data, 2012; in US Dollars

TARGET RPJPN 2005-2025


Malaysia USD 16.794

Pembangunan Thailand USD 9.503


Pemenuhan layanan
infrastruktur untuk dasar: Rasio elektrifikasi Dimulainya
mencapai kondisi 100%; Akses air bersih China USD 9.300
pemanfaatan tenaga
layanan negara dan sanitasi100%;
Akses perumahan bagi
nuklir untuk Philippines USD 4.410
berpenghasilan
penduduk berpenghasilan pembangkit listrik
menengah di tahun
rendah100% Vietnam USD 3.788
2025

PROYEKSI PERCEPATAN
PERTUMBUHAN PDB RPJPN 2005-2025 memiliki
target untuk menjadikan posisi
2045 Indonesia sebagai negara
PDB: USD 15,0 –
2025
17,5 trillion berpenghasilan menengah
PDB: USD 4,0 –
4,5 triliun
Pendapatan per
kapita:
dengan PDB per kapita
Pendapatan per
2010
kapita: USD
USD 44.500 – US$14,500 pada tahun 2025
PDB: USD 700 49.000
miliar 14.250 – 15.500
Pendapatan per
kapita: USD 3.000 Sumber : UU No. 17 Tahun 2007
DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 5
2
PERKEMBANGAN TERKINI
SEKTOR KONSTRUKSI NASIONAL

6
GAMBARAN INDONESIA:
NEGARA KEPULAUAN TERBESAR
INDONESIA
PDB (2013) US$ $ 868.34 Bi Luas Daratan 1,904,443 km2

PDB perkapita (2013) US$ 3,510 Luas Lautan 3,116,163 km2

Total Luas 5,020,606 km2


Panjang Pantai 81,000 km

Populasi 240 juta penduduk (populasi terbesar ke-4 di dunia)

Prioritas pembangunan : Infrastruktur, perumahan, pertambangan,


dan energi
Pasar Konstruksi : Nomor 1 di Asean, Nomor 4 Asia.
Berbagai Sumber
Penambahan persentase kelas menengah Populasi
(% dari Populasi)

2003 2010
37.7% 56.5%
Sumber : World Bank

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 7


DAYA SAING INFRASTRUKTUR INDONESIA
Indeks Daya Saing Global
Indonesia (GCI)
Tahun Ranking

2010 – 2011 44

2011 – 2012 46

2012 - 2013 50

2013 - 2014 38

2014 - 2015 34

Indeks Daya Saing


Infrastruktur Indonesia Indonesia Malaysia Thailand Vietnam Phillipines

Infrastruktur 72 20 76 112 95
Tahun Ranking Jalan 72 19 50 104 87

2010 – 2011 90 Kereta Api 41 12 74 52 80


Pelabuhan 77 19 54 88 101
2011 – 2012 82
Transportasi Udara 64 19 37 87 108
2012 - 2013 92 Listrik 84 39 58 88 87

83 Telepon Bergerak 54 30 34 42 86
2013 - 2014
Telepon Tetap 71 73 91 86 113
2014 - 2015 72
Sumber: The Global Competitiveness Report (World Economic Forums)
DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 8
INFRASTRUKTUR
YANG HARUS DIBANGUN 2015-2019 (1/2)
Lokasi 15 bandara
Miangas
dan 24 Pelabuhan
Maratua
Singkawang
Pohuwato

Muara Teweh
Tojo Una-Una Taria
Enggano

Kenyam
Namniwel
Aboy

Kertajati Koroway
Batu
Moa

• Pembangunan Jalur KA 3.258 km di Jawa,


• Jalan baru 2.350 Km Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan terdiri dari:
• Jalan tol 1.000 Km
- KA Antar kota 2.159 km
• Pemeliharaan jalan 46.770 Km
- KA Perkotaan 1.099 km
• Pembangunan 15 Bandara baru
• Pengadaan 20 Pesawat Perintis • Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di 60
• Pengembangan Bandara untuk lokasi
pelayanan Cargo Udara di 6 Lokasi • Pengadaan kapal penyeberangan perintis
sebanyak 50 unit
• Pembangunan 24 Pelabuhan baru
• Pengadaan 26 Kapal Barang Perintis • Pembangunan BRT di 29 kota
• Pengadaan 2 Kapal Ternak
• Pembangunan angkutan massal cepat di kawasan
• Pengadaan 500 unit kapal Rakyat
perkotaan (6 Kota metropolitan, 17 Kota besar)

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 9


INFRASTRUKTUR
YANG HARUS DIBANGUN 2015-2019 (2/2)
• Pembangunan 65 Waduk Baru dan 33 • Pembangunan Rusanawa 5.257 Twinblok
PLTA (515.711 rumah tangga)
• Pembangunan/Peningkatan jaringan • Bantuan stimulan perumahan swadaya 5,5
irigasi 1 Juta Ha Juta rumah tangga
• Rehabilitasi 3 Juta Ha Jaringan Irigasi • Penanganan kawasan kumuh 37.407 Ha
• Fasilitasi kredit perumahan untuk MBR 2,5
• Pembangunan 2 kilang minyak 2x300 Juta rumah tangga
ribu barrel
• Pembangunan FSRU 5 lokasidi Jawa
Barat/DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa • Pembangunan SPAM di perkotaan 21,4 juta
Timur, Sumatera Utara dan Lampung sambungan rumah (268.680 liter/detik)
• Jaringan gas kota sebesar 90 rb • Pembangunan SPAM di perdesaan 11,1 juta
sambungan rumah sambungan rumah (22.647 desa)
• Pembangunan SPBG 75 unit
• Rasio elektrifikasi menjadi 96,6 persen
• Pembangkit listrik sebesar 35 ribu MW • Pembangunan sistem air limbah komunal di
• Gas bumi untuk 600 ribu nelayan 227 kota/kab dan terpusat di 430 kota/kab
• Pembangunan IPLT untuk pengelolaan lumpur
• Jangkauan Pitalebar/broadbanddi
100% kab/kota tinja perkotaan di 409 kota/kab
• Indeks e-government mencapai 3,4 • Pembangunan TPA sanitary landfill dan
(skala 4,0) fasilitas 3R di 341 kota/kab dan fasilitas 3R
• Pengmbangan e-pengadaan, e- terpusat & komunal di 294 kota/kab
kesehatan, e-pendidikan, dan e-logistik • Pengurangan genangan seluas 22.500 Ha di
kawasan permukiman

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 10


PELUANG PASAR JASA KONSTRUKSI ASEAN

INDONESIA ADALAH PASAR


JASA KONSTRUKSI

TERBESAR DI
ASEAN

Perlu Peran Aktif Pembinaan


Konstruksi untuk Mensinergikan
Kekuatan Nasional untuk
Mempertahankan Pasar
INDONESIA Nasional dan Merebut Pasar
$ 267 Billion Konstruksi Regional
(Sumber: ASIA CONSTRUCTION OUTLOOK, AECOM Oktober 2014)

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 11


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

• Penyertaan modal asing:


– Kontraktor dari max 55% menjadi 70%
– Konsultan dari 51% menjadi 70%
• Pergerakan tenaga kerja:
– TKA yang masuk tetap dibatasi hanya level manajemen dan expert
– dibatasi pada tiga status:
• Business visitor,
• intra-corporate (dalam satu perusahaan) dan
• contracted person (tenaga kerja yang dipekerjakan oleh perusahaan
asing yang telah mendapat kontrak kerja).
tidak dimungkinkan tenaga kerja ASEAN yang masuk karena mencari
pekerjaan secara individual (job seeker) di Indonesia.
– Mutual Recognition Agreement  pengakuan penyetaraan kompetensi
antar negara anggota ASEAN

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 12


3
KONDISI DAN TANTANGAN
JASA KONSTRUKSI NASIONAL

13
TUSI PEMERINTAH…(1/2)

UU 18/1999 Pasal 35:


1) Pemerintah melakukan pembinaan jasa konstruksi dalam bentuk pengaturan,
pemberdayaan, dan pengawasan.

PP 30/2000 Pasal 6:
1) Pembinaan melalui pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan tugas dan tanggung jawab
Pemerintah Pusat.
2) Pengaturan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan :
a. menetapkan kebijakan nasional pengembangan jasa konstruksi dan pengaturan jasa
konstruksi;
b. menerbitkan dan menyebarluaskan peraturan perundang-undangan jasa konstruksi dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait.
3) Pemberdayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan
menetapkan kebijakan, meliputi:
a. pengembangan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi;
b. peningkatan kemampuan teknologi, sistem informasi serta penelitian dan pengembangan
teknologi.

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 14


TUSI PEMERINTAH…(2/2)

PP 38/2007 Pasal 2 ayat (6):


Pengaturan:
1) Penetapan dan penerapan kebijakan nasional pengembangan keahlian dan
teknik konstruksi.
2) Penetapan dan penerapan kebijakan nasional pengembangan SDM bidang
konstruksi.

Pemberdayaan:
1) Pemberdayaan penerapan keahlian dan teknik konstruksi kepada LPJK nasional
serta asosiasi profesi tingkat nasional.
2) Perintisan penyelenggaraan pelatihan tenaga terampil konstruksi sebagai
model.
3) Fasilitasi proses sertifikasi tenaga terampil konstruksi.

Pengawasan:
1) Pengawasan guna tertib usaha mengenai persyaratan perizinan dan ketentuan
ketenagakerjaan.
2) Pengawasan terhadap LPJKNasional serta asosiasi badan usaha dan profesi
tingkat nasional.

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 15


KONDISI UMUM

• Kurang harmonisnya hubungan antar pelaku


jasa konstruksi (pemilik dan kontraktor, manajemen dan pekerja,
asosiasi dan pekerja outsourcing, pengusaha dan pemerintah, klasifikasi dan
kualifikasi BU, lemahnya dukungan pada produk unggulan, dan pelayanan unit
usaha konstruksi)

• Langkanya informasi, penerapan sistem


penyelenggaraan, dan teknologi inovatif 'best
value' untuk jasa konstruksi (proyek2nya, inovasi 'lean', dan
rantai pasok SDI dan TK)

• Rendahnya kompetensi tenaga kerja (K3, mandor,


diklat, sertifikasi, praktek perjanjian, minat teknologi baru, manajemen lapangan)

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 16


KONDISI & TANTANGAN JASA KONSTRUKSI (1/3)

1. Daya saing kontraktor rendah:


a. Kontraktor besar & bermutu sedikit:
- umumnya hanya BUMN;
- berlokasi di Jakarta, P. Jawa, dan pusat pengembangan regional;
- hanya beberapa yang menembus pasar internasional;
- sedikit yang memanfaatkan peluang usaha dan lapangan kerja tenaga
terampil di Timur Tengah dan negara ASEAN.
b. Belum menerapkan rantai pasok; kecuali kontraktor EPC di ESDM; BUMN
mulai melakukan, namun vertical integration.
c Konsep kemitraan (besar/menengah/kecil, pusat/daerah, JO, JV, serta antara
pemilik, kontraktor, dan konsutan) belum dilaksanakan secara luas.
d. Terdapat 128.570 kontraktor nasional aktif (BPS, 2013):
- 2.433 (2%) besar; menguasai 80% pasar, bersama kontraktor menengah;
- 17.511 (14%) menengah;
- 108.626 (85%) kecil memperebutkan 20% pasar.
e. Kontraktor spesialis hampir tidak ada; negara maju: Jepang, UK, USA
(59-72%); China (48%).

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 17


KONDISI & TANTANGAN JASA KONSTRUKSI (2/3)

2. Kompetensi TA & konsultan nasional lemah; termasuk


tenaga terampil:
a. Dari 7.078 konsultan nasional:
• hanya 1% B, 9% M, & 90% K;
• konsultan besar hanya di Jakarta dan P. Jawa.
b. Sebagian besar tidak mempunyai TA tetap:
• margin keuntungan kecil untuk membina TA yang bermutu;
• billing rate kecil; SE Men. PU 03, 2013, Maret 2013 perbaikan
remunerasi.
c. Mutu 7,3 juta pekerja konstruksi rendah:
(1)Terdapat 4,38 juta (60%) Tenaga tidak terampil; 2,19 juta (30%) Tenaga
Terampil; 0,73 juta (10%) TA.
(2)Sampai dengan akhir tahun 2014 terdapat 124.864 orang tenaga ahli
dan 353.425 orang tenaga terampil telah bersertifikat; atau sekitar
6,55% dari 7,3 juta orang tenaga kerja konstruksi bersertifikat.

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 18


KONDISI & TANTANGAN JASA KONSTRUKSI (3/3)

3. Mutu konstruksi rendah


• Terjadi kegagalan bangunan (jalan rusak sebelum rencana, runtuhnya
bendung Situ Gintung)
• Manajemen O & P belum baik
• SMM belum berkembang
4. Angka kecelakaan kerja
(Kemenakertrans 2010):
• Tertinggi di ASEAN Lain-lain
• Kontribusi sektor 21%
Konstruksi
Kehutanan
4% 32%
Petambangan
3% Transport
9%

Industri
31%

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 19


TANTANGAN DAN HAMBATAN
KONSULTAN KONSTRUKSI INDONESIA(1/2)

1. Margin keuntungan konsultan dalam melaksanakan pekerjaan


konsultansi sangat kecil sehingga menyulitkan konsultan untuk
mengembangkan usaha dan kapasitas TA :
a. Umumnya kontrak konsultan adalah kontrak tahun tunggal dan TA
hanya bekerja atau dibayar selama 6 bulan dalam satu tahun.
b. Billing rate yang masih belum membuat SDM handal tertarik
bekerja di sektor jasa konsultan konstruksi.
c. HPS yang juga rendah juga karena belum optimalnya dukungan
kebijakan (persyaratan audit payrole, bukti penyetoran pajak TA,
dll.).
2. Dunia konstruksi nasional yang bergerak dalam pendanaan APBN/D
telah ditinggalkan oleh konsultan maju dan TA bermutu yang berasal
dari perguruan tinggi yang mempunyai reputasi baik di Indonesia.
3. Prinsip-prinsip good governance masih perlu ditingkatkan untuk
pelaksanaan jasa konstruksi.

20
DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 |20
TANTANGAN DAN HAMBATAN
KONSULTAN KONSTRUKSI INDONESIA(2/2)

4. Demikian juga dukungan pemihakan yang belum dirasakan oleh


konsultan kecil/daerah dalam bentuk pengaturan segmentasi usaha
kecil secara khusus dan kemitraan antara konsultan besar dan kecil
serta antara konsultan pusat dan daerah.
5. Pelaksanaan pengadaan melalui proses e-procurement belum
berlangsung sesuai dengan kaidah yang telah di tetapkan dalam
peraturan.
6. SBU dan SKA masih bersifat administratif, dan belum dirasakan
memberikan nilai tambah bagi peningkatan mutu dan daya saing
produk dan jasa konstruksi.
7. Hampir seluruh konsultan kesulitan dalam memiliki tenaga ahli tetap
dan membina atau mengembangkan kapasitas tenaga ahlinya

21
DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 |21
4
PENINGKATAN KOMPETENSI
SDM JASA KONSTRUKSI

22
DUKUNGAN KEBIJAKAN PEMBINAAN SDM
DALAM MENGHADAPI MEA (1/2)

• REVISI PERMEN PU 05/2011:


“Untuk pekerjaan konsultansi, kerja sama operasi antara BUJKA dengan
BUJK Nasional dilakukan dengan persyaratan:
 seluruh pekerjaan perencanaan teknis dilakukan di dalam negeri;
dan ;
 paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari nilai pekerjaan
perencanaan konstruksi dikerjakan oleh BUJK.
• PERMEN PU 08/2011:
 Mendorong Agar Usaha Jasa Konsultan Nasional Memiliki
Spesialisasi Melalui Persyaratan Penanggung Jawab Subklasifikasi
Adalah Tenaga Ahli Tetap Dengan Bidang Keahlian Yang Sesuai.
 Penyelarasan subklasifikasi dengan standar internasional (CPC)
 Penambahan Subklasifikasi Usaha Jasa Enjiniring Terpadu untuk
kualifikasi besar dan pekerjaan kompleks, berisiko tinggi,
berteknologi tinggi dan berbiaya besar.(rencana revisi PERMEN PU
08/2011.
DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 23
DUKUNGAN KEBIJAKAN PEMBINAAN SDM
DALAM MENGHADAPI MEA (2/2)

• SE Menteri PU Nomor : 03/SE/M/2013 :  Remunerasi tenaga ahli


konstruksi

• PERMEN PU 14/2013: Pekerjaan konsultansi di bawah Rp 750 juta


diperuntukkan bagi usaha kecil

• UU KEINSINYURAN:
 memberikan jaminan bagi praktik keinsinyuran yang berazaskan
profesionalisme dan bertanggung jawab serta meningkatkan daya
saing insinyur Indonesia.
 Meningkatkan jumlah Insinyur Indonesia

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 24


MENINGKATKAN KESADARAN PEMBERDAYAAN
TENAGA KERJA KONSTRUKSI BERSERTIFIKAT
• Melindungi tenaga kerja nasional supaya menambah nilai dan siap dalam
menghadapi liberalisasi perdagangan ASEAN 2015 dan Asia Pasifik 2020.
Tujuan • Melindungi BUJK nasional agar memiliki tenaga kerja yang kompeten dan
produktif.
Sertifikasi

• Menciptakan KESADARAN BUJK & Tenaga Kerja Konstruksi akan


pentingnya sertifikasi.
• Mendorong KETERTARIKAN BUJK & Tenaga Kerja Konstruksi dalam
mengikuti kegiatan pelatihan di proyek (on the job training) yang
bersertifikat.
Tujuan • Mewujudkan KEIKUTSERTAAN BUJK & Tenaga Kerja Konstruksi dalam
pelatihan di proyek yang bersertifikat.
Komunikasi

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 25


PENINGKATAN KUALITAS
TENAGA KERJA KONSTRUKSI (1/2)

• Mengoptimalkan peran sumber daya daerah setempat


untuk pelaksanaan pelatihan (Pemda, asosiasi, LPJK dan
swasta)
• Menggalakkan pelatihan instruktur (TOT) di daerah
• Meningkatkan pelayanan pelatihan menggunakan Mobile
Training Unit
• Kerjasama sertifikasi dengan ASEAN/Malaysia (CIDB) di
bidang keterampilan konstruksi
• Mengembangkan kompetensi Penanggung Jawab Teknik
Badan Usaha Jasa Konstruksi
• Bantuan Pelatihan dan Kerjasama Bidang Konstruksi

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 26


PENINGKATAN KUALITAS
TENAGA KERJA KONSTRUKSI (2/2)
• Mempercepat pembangunan tenaga kerja untuk mengisi kebutuhan industri di
Kawasan Pengembangan Industri (KPI) melalui kerja sama antara pemerintah,
dunia usaha/asosiasi profesi, dan lembaga diklat (pemerintah dan swasta).
• Menghasilkan tenaga kerja yang bisa beradaptasi dan terampil, melalui:
 Langkah-langkah sistimatis untuk menjamin agar Kualitas Pelatihan dan Skills
yang benar-benar tercermin pada kompetensi pekerjanya;
 Pemenuhan standar, mulai kurikulum, tempat pelatihan, proses ujian dan
sertifikasi.
• Menyiapkan pusat-pusat pendidikan dan pelatihan di koridor ekonomi sesuai
sektor yang dikembangkan.
• Meningkatkan Jumlah lembaga pelatihan berbasis kompetensi berkolaborasi
dengan industri, asosiasi para profesional, lembaga sertifikasi yang difasilitasi
oleh pemerintah.
• Meningkatkan Keahlian manajerial dan profesional dengan kurikulum dan
pelatihan di tempat kerja.
DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 27
TERIMA KASIH
Jambi, 29 September 2015

DIREKTORAT KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN 2015 | 28

Anda mungkin juga menyukai