Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Annisa Abadia
1102010026
dr . Finekri Abidin, SpOG
IDENTITAS PASIEN
Keluhan Utama
• Sakit kepala yang bertambah berat sejak 1 hari
SMRS
Keluhan tambahan
• Nyeri uluh hati
Riwayat Penyakit Sekarang
Hamil ini
• Riwayat kebiasaan
– Merokok disangkal
– Konsumsi alkohol disangkal
Pemeriksaan Fisik
• Pada Pemeriksaan fisik di poli obsgyn didapatkan tekanan darah 180 / 110
mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 36. C. Permafasan 20 x/menit. Pada
pemeriksaan obstetric ditemukan janin tunggal hidup, letak memanjang,
presentasi kepala, punggung kiri, belum masuk pintu atas panggul. His (-),
DJJ 130 dpm. Pemeriksaan dalam dan pelvimetri tidak dilakukan.
• IBU
– G2P1A0 usia kehamilan 33 Minggu dengan Preeklampsia Berat , HELLP
Syndrome
• JANIN
– Janin Presentasi kepala, tunggal , hidup , air ketuban cukup.
Prognosis
• Ibu:
– Quo ad vitam: dubia
– Quo ad functionam: dubia
– Quo ad sanationam: dubia
• Janin:
– Quo ad vitam: dubia
– Quo ad functionam: dubia
Penatalaksanaan
• Medikamentosa :
– Nifedipine 10 mg p.o titrasi setiap 20 menit max 4 kali lalu dilanjutkan dengan
adalat oros 1 x 30 mg p.o target MAP 20%
– MgSO4 4gr IV, lalu dimaintenance 1 gr / jam iv.
– Dexamethasone 2 x 6 mg IV selama 2 hari
– N- Acetyl cysteine 3 x 600 mg PO
– Vitamin C 2 x 400 mg IV
• Non-medikamentosa:
– Rawat Inap
– Tirah baring ke kiri secara intermiten
– Infus Ringer Laktat 20 tpm
– Pantau balance cairan
– Diet putih telur 6 butir/hari
• Tindakan operatif
– Terminasi kehamilan dengan Sectio Caesarea cito atas indikasi HELLP
syndrome , CTG kategori II dan bekas section caesarea 1 kali.
Follow Up
• Follow-up 27 05 2015, pukul 16.30 WIB
• S: Nyeri luka post operasi VAS 3, Nyeri kepala (-), pandangan kabur (-), nyeri ulu
hati (-), perdarahan (-)
• O: KU baik, compos mentis, TD: 130/90mmHg, N: 102x/menit, RR: 20x/menit, T:
36oC.
• Status generalis: dalam batas normal
• Status ginekologis: TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik, I: v/u tenang
• Status lokalis: luka post operasi tertutup verban, rembesan (-)
• A: Perawatan pasca operasi pada P2 post SC a/i PEB HELLP Syndrome hari ke 1
• P: Observasi TTV, perdarahan, balans cairan, tanda overload
• Cek DPL post-op, cek elektrolit.
• RL 500cc/8jam
• Ceftriaxone 1x2 gram IV
• Transamin F 3 x 1 amp IV
• MgSO4 1gr/jam
• Adalat Oros 1x30 mg PO
• Metildopa 3x500 mg PO
• N-Acetylcysteine 3x600 mg PO
• Vitamin C 2x500 mg PO
• Dexamethason 2x10 mg p.o (1hari), dilanjutkan dengan 2x5 mg p.o
• Follow-up 28 05 2015, pukul 06.30 WIB
• S: Nyeri luka post operasi VAS 2, Nyeri kepala (-), pandangan kabur (-),
nyeri ulu hati (-), perdarahan (-)
• O: KU baik, compos mentis, TD: 140/90mmHg, N: 102 x/menit, RR:
18x/menit, T: 36,3oC. Status generalis: dalam batas normal
• Status obstetrikus: TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik, I: v/u tenang
• Status lokalis: luka operasi tertutup verban, rembesan (-)
• A: Perawatan pasca operasi pada P2 post SC a/i PEB HELLP Syndrome,
perbaikan hari ke 2
• P: Observasi TTV, perdarahan, kontraksi
• Cek DPL, Ur-Cr, OT/PT
• Asam mefenamat 3 x 500 mg PO
• Nifedipine (Adalat oros) 1x30 mg PO
• Dopa met 2 x 250 mg PO
• Valsartan 1x80 mg PO
• Vitamin C 2x400 mg PO
• NAC 3x600 mg PO
• Dexamethason 2x5 mg IV
ANALISA KASUS
• Anamnesis
– Nyeri Kepala
– Nyeri Uluh hati
Tanda dari nekrosis hepatoseluler, iskemi dan edema yang
meregangkan kapsul Glisson. Infark hemoragik dapat
berkembang menjadi hematoma liver yang kemudian bisa
menyebabkan ruptur dari kapsul hepar
– Riwayat keluhan yang sama pada kehamilan sebelumnya
Merupakan salah satu dari faktor resiko terjadinya
preeklampsia
• Pada pemeriksaan obstetri, ditemukan janin presentasi kepala
tunggal hidup, belum masuk pintu atas panggul, His (-), DJJ
130 dpm. Janin hidup berarti, presentasi kepala berarti bagian
terbawah janin adalah kepala dan terdapat berbagai
kemungkinan posisi dan presenting part, yang mungkin dapat
menyulitkan persalinan. Dengan presentasi kepala, pada
umumnya janin dapat dilahirkan secara spontan per vaginam;
pada kasus ini didukung dengan janin preterm dan ukuran
yang cenderung kecil.
• Pada urinalisis didapati protein +3 (Proteinuria) bersama
dengan tekanan darah 180/110 (sebelum pengobatan)
disimpulkan pasien mengalami preeklampsi berat.
• Hipoalbumin terjadi karena proteinuria
• LDH yang meningkat dapat menandakan hemolisis
mikroangiopati (pemeriksaan SADT akan menunjukkan
fragmentasi sel darah merah), hal ini karena LDH di dalam sel
darah merah yang pecah akan terbebas dan menyebabkan
kadar di plasma meningkat. Trombositopenia, pemendekan PT
dan aPTT, peningkatan D-dimer dan tanda-tanda hemolisis
mikroangiopati mengarah ke Disseminated Intravascular
Coagulation (DIC),
• Pada pemeriksaan fungsi hati didapati peningkatan enzim
liver SGOT (AST) yang disebabkan oleh hepatocellular necrosis
yang disebabkan oleh vasopasme dari pembuluh darah di
hepar.
• Dari uraian diatas didapati tanda dan gejala yang memenuhi
kriteria diagnosis untuk sindroma HELLP (Hemolysis, Elevated
Liver enzymes and Low Platelets).
• Pada USG ditemukan letak plasenta pada korpus posterior .
Pada pemeriksaan profil biofisik janin disimpulkan usia gestasi
(FL) sesuai dengan HPHT, Taksiran Berat Janin berdasarkan
USG adalah 2109 gram menunjukan perkembangan janin baik
dan tidak terhambat karena diatas persentil 10. BPD dari fetus
sesuai dengan usia gestasi 33 minggu, dengan kesalahan
minimal (tidak sampai +3 minggu sampai -3 minggu ) pada
trimester ke tiga. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
janin baik.
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi
Insidensi dan Faktor Resiko Etiologi
Rawat Inap
• Jika tidak ada perbaikan TTV
• kadar proteinuria selama 2 minggu
• adanya satu atau lebih tanda PEB
Perawatan Obstetrik
• < 37 minggu konservatif hingga aterm
• 22 – 37 minggu
• >37 minggu ditunggu sampai onset kelahiran dengan induksi
dan mempercepat kala 2 jika perlu.
Preeklampsia Berat
• PEB merupakan indikasi rawat inap dan harus diberi obat
antikejang
• Tirah baring satu sisi ( kiri )
• Balance cairan
– Ringer dextrose 5% / NaCl : , 125 cc/jam
– Dekstrosa 5% setiap 1 L diselingi RL 500 cc ( 60 – 125 cc/jam)
– Pasang Foley Cathether ( oliguria )
• Antasida
• Diet rendah garam
Anti kejang
Cara Pemberian
• Loading dose : initial dose 4 gram MgSO4: intravena, (40 %
dalam 10 cc) selama 15 menit
• Maintenance dose : Diberikan infuse 6 gram dalam larutan
ringer/6 jam; atau diberikan 4 atau 5 gram i.m. Selanjutnya
maintenance dose diberikan 4 gram im tiap 4-6 jam
Syarat-syarat pemberian MgSO4
• Harus tersedia antidotum MgSO4, bila terjadi intoksikasi yaitu
kalsium glukonas 10% = 1 gram (10% dalam 10 cc) diberikan iv
3 menit
• Refleks patella (+) kuat
• Frekuensi pernafasan > 16x/menit, tidak ada tanda tanda
distress nafas
Dosis terapeutik dan toksis MgSO4
• Dosis terapeutik : 4-7 mEq/liter atau 4,8-8,4 mg/dl
• Hilangnya reflex tendon 10 mEq/liter atau 12 mg/dl
• Terhentinya pernafasan 15 mEq/liter atau 18 mg/dl
• Terhentinya jantung >30 mEq/liter atau > 36 mg/dl
Anti Hipertensi
Kortikosteroid
Sikap terhadap kehamilannya
• Aktif : berarti kehamilan segera diakhiri/diterminasi
bersamaan dengan pemberian medikamentosa.
• Indikasi :
• Ibu , janin dan laboratorium
• Konservatif (ekspektatif): berarti kehamilan tetap
dipertahankan bersamaan dengan pemberian
medikamentosa.
EKLAMPSIA
Pengelolaan eklampsia
• Perbaikan KU
• Terminasi kehamilan
• Anti Kejang
• Anti hipertensi
• Perawatan waktu kejang, pengobatan obstetrik
HELLP SYNDROME
• HELLP Syndrome merupakan suatu komplikasi pada
preeklampsia – eklampsia
Yang ditandai oleh :
1. Hemolisis
2. Peningkatan Liver Enzyme
3. Trombositopenia
Mississippi Tennessee
Trombositopenia
Complete
• Kelas 1
• ≤ 50.000 / μl • Trombosit < 100000 / μL
• Kelas 2 • LDH ≥ 600 IU
• > 50000 – 100.000 / μl • SGOT ≥ 70 IU / L
• Kelas 3
• > 100000 - ≤ 150000 /μl