Anda di halaman 1dari 34

KEBIJAKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

Hendarman
Koordinator Kajian dan Pengembangan PPK
Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan
Balitbang Kemendikbud
PERILAKU ANAK SD

2
PERILAKU ANAK SD

3
DI KELAS
KETIKA GURU
TIDAK ADA

4
PERILAKU GURU

5
Arahan Khusus Presiden
1 Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Revitalisasi Pendidikan Vokasi:


2
SMK Maritim, Pertanian/Pangan, Pariwisata, Ekonomi Kreatif.

3 Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Gerakan Nasional Revolusi Mental


1 Integritas

2 Kerja Keras (Etos Kerja)

3 Gotong Royong
MENGAPA Amanat Undang-Undang dan Kebijakan Nasional Pendidikan
UU Sisdiknas, Nawacita, Trisakti, RPJMN 2015-2019, Amanat Presiden RI, Kebijakan Kemendikbud

FOKUS
a. Filosofi
Pendidikan karakter bukan produk baru, bukan mata pelajaran, bukan kurikulum baru tetapi merupakan
penguatan atau fokus dari proses pembelajaran dan sebagai poros/ruh/jiwa pendidikan
b. Penguatan Peran Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah dan Masyarakat
PPK mendorong penguatan ekosistem pendidikan (Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah dan Masyarakat).
c. Keteladanan
Keteladanan dan perilaku baik Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua dalam keseharian.
d. Praktik-Praktik Baik
Kekayaan pengalaman dan praktik-praktik baik sekolah khususnya Kepala Sekolah dan Guru

KONSEP
a. Pembelajaran Dialogis
PPK Berbasis Kelas, PPK Berbasis Budaya Sekolah, PPK Berbasis Partisipasi Masyarakat.

b. Terintegrasi dengan Seluruh Aktivitas KBM di Sekolah 7


Tujuan Pendidikan Nasional
(Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003)
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha


Sikap Spiritual
Esa
Berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis
Sikap Sosial
serta bertanggung jawab
Pengetahuan Berilmu
Keterampilan Cakap dan kreatif

.... memanusiakan manusia ......


RASIONAL

URGENSI PENGUATAN
KECENDERUNGAN GLOBAL
PENDIDIKAN KARAKTER DEFINISI PPK

• PEMBANGUNAN SDM GERAKAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH


BERLANGSUNGNYA REVOLUSI SEBAGAI FONDASI UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER
DIGITAL PEMBANGUNAN BANGSA SISWA MELALUI HARMONISASI OLAH
HATI (ETIK), OLAH RASA (ESTETIK),
PERUBAHAN PERADABAN • GENERASI EMAS 2045 YANG OLAH PIKIR (LITERASI), DAN OLAH
MASYARAKAT DIBEKALI KETERAMPILAN RAGA (KINESTETIK) DENGAN
ABAD 21 DUKUNGAN PELIBATAN PUBLIK DAN
• MENGHADAPI KONDISI KERJA SAMA ANTARA SEKOLAH,
SEMAKIN TEGASNYA
FENOMENA ABAD KREATIF DEGRADASI MORAL, ETIKA, KELUARGA, DAN MASYARAKAT YANG
DAN BUDI PEKERTI MERUPAKAN BAGIAN DARI GERAKAN
NASIONAL REVOLUSI MENTAL (GNRM)
JUMLAH PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA
(Juta)
140 132.7
120

100
88
80
63
60
42
40
25
20
20

0
2006 2008 2010 2012 2014 2016
Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2016
PERSENTASE PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA

69,8% atau 34 JUTA PELAJAR


BERPOTENSI MENGAKSES
KONTEN-KONTEN NEGATIF
DI MEDIA SOSIAL

Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2016


Tantangan Pendidikan

a. Optimalisasi pengembangan potensi siswa secara harmonis


melalui keseimbangan olah hati (etik), olah pikir (literasi), olah rasa (estetik), dan olah raga (kinestetik)

b. Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia

c. Membangun sinergi dan tanggungjawab terhadap pendidikan karakter anak


antara sekolah, orang tua dan masyarakat

d. Tantangan globalisasi
Memperkuat kemampuan beradaptasi terhadap perubahan melalui penumbuhan nilai-nilai religiusitas dan kearifan
lokal bangsa

e. Terbatasnya pendampingan orang tua


Perlu peningkatan kualitas hubungan orang tua dengan anak di rumah dan lingkungannya

f. Keterbatasan sarana belajar dan infrastruktur


Keterbatasan prasana dan sarana sekolah, aksesibilitas dan sarana transportasi ke sekolah (jalur lembah, hutan, sungai,
dan laut), sehingga PPK perlu diimplementasikan bertahap.

12
Kondisi Lingkungan Strategis Bangsa
Lingkungan Politik dan Lingkungan Ideologi, Sosbud,
Lingkungan Demografi Hankam, dan Teknologi
Ekonomi

• Populasi 254,9 juta jiwa (BPS, 2015). • Peringkat Indeks Daya Saing Global: 41 • Kekerasan, 1000 kasus sepanjang Tahun
• Jumlah etnis di Indonesia 1340 etnik dari Sabang dari 138 Negara (WEF, 2016) 2016 (KPAI)
sampai Merauke (BPPB, 2016). • Indeks Persepsi Korupsi Indonesia, • Intoleransi, Radikalisme/Terorisme
• Jumlah sekolah 297.368, Guru 3.439.794, Siswa peringkat ke-88 (Transparency • Separatisme
49.186.235 (PDSPK, 2016). International, 2015), naik dari tahun 2014
• Jumlah siswa TK 4.495.432, SLB 118.079, SD • Narkoba/Perang Candu, 5,1 juta
yang berada di peringkat 107
25.885.053, SMP 10.040.277, SMA 4.312.407 dan pengguna, 15.000 meninggal setiap tahun
• Penduduk miskin 10,86% sebesar 28,01 (BNN, 2016)
SMK 4.334.987 (PDSPK, 2016).
juta jiwa (BPS, 2016).
• Jumlah bahasa daerah 646 dan suku bangsa 1.340 • Pornografi dan Cyber Crime, 1.111 kasus
kelompok etnik (BPPB, 2017). • Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,04% tahun 2011-2015 (KPAI), 767 ribu situs
sampai 5,18% (BPS, 2016) Pornografi diblokir Kemenkominfo selama
• Indeks Pembangunan Manusia Indonesia 2016: 113
(UNDP, 2017) • Indeks Kebahagiaan: survei BPS tahun tahun 2016
2014 sebesar 68,28 pada skala 0-100, • Penyimpangan Seksual, 119 komunitas
• Keberagaman kondisi sekolah
Indeks Kebahagiaan Dunia peringkat 79 LGBT di Indonesia (UNDP, 2014)
Akreditasi A B C Belum dari 157 negara (PBB, 2016).
• Krisis Kepribadian Bangsa dan
• Daya Saing Industri Mebel terpuruk, 2,1 Melemahnya Kehidupan Berbangsa dan
SD 15,5% 50,2% 15,5% 18,9% juta orang terancam menganggur Bernegara
SMP 25,3% 32,5% 11,9% 30,3% (Kompas, 27 Maret 2017) 4
KARAKTER SEBAGAI POROS
PENDIDIKAN

Nawacita 8:
Melakukan Revolusi Karakter Bangsa
 Membangun pendidikan
kewarganegaraan (sejarah
pembentukan bangsa, nilai-nilai
patriotisme dan cinta Tanah Air,
semangat bela negara dan budi
pekerti)
 Penataan kembali kurikulum
pendidikan nasional
 Mengevaluasi model penyeragaman
dalam sistem pendidikan nasional
 Jaminan hidup yang memadai bagi
para guru khususnya di daerah
terpencil
 Memperbesar akses warga miskin
untuk mendapatkan pendidikan

“Gerakan Penguatan Pendidikan


Karakter sebagai fondasi dan
ruh utama pendidikan”
14
PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER

Religius
Jujur Religius
Toleransi
Olah Hati Disiplin
(Etika)
Kerja Keras
Kreatif
Mandiri Integritas Nasionalis
Demokratis
Olah
Raga
Olah
Pikir
Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan Nilai Utama
Cinta Tanah Air
(Kinestetika) (Literasi) Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komunikatif
Cinta Damai
Gemar Membaca Gotong Mandiri
Olah Karsa Peduli Lingkungan Royong
Peduli Sosial
(Estetika) Tanggung Jawab
(dan lain-lain)

Filosofi Pendidikan Karakter Nilai-nilai Karakter Kristalisasi Nilai-Nilai


Ki Hajar Dewantara
*Nilai-nilai utama disesuaikan dengan GNRM,
kearifan lokal dan kreativitas sekolah 15
Religius
Sikap dan perilaku yang
taat/patuh dalam menjalankan Relasi dengan Sang Pencipta
ajaran agama yang  Beriman dan Bertaqwa
dipeluknya, bersikap toleran,  Menjalankan segala perintah-Nya
 Disiplin beribadah
mencintai alam dan selalu
menjalin kerukunan hidup Tuhan
antar sesama.

Relasi dengan sesama Individu Harmoni dengan alam


 Toleransi  Bersih
 Saling menolong  Menjaga lingkungan
 Saling menghormati  Memanfaatkan
perbedaan keyakinan lingkungan dengan bijak
Sesama Alam
Nasionalis
 Mengapresiasi, menjaga, mengembangkan kekayaan
budaya bangsa sendiri (kebijaksanaan, keutamaan,
tradisi, nilai-nilai, pola pikir, mentalitas, karya budaya)
dan mampu mengapresi kekayaan budaya bangsa lain
sehingga semakin memperkuat jati diri bangsa

Indonesia.
Teks
Sub Nilai Karakter Nasionalis:
 Cinta tanah air
 Semangat kebangsaan
 Menghargai kebhinnekaan
 teks  Rela berkorban
 Taat hukum
Mandiri

 Sikap percaya pada


kemampuan, kekuatan,
bakat dalam diri sendiri,
tidak tergantung pada orang
lain
Sub Nilai Karakter Mandiri:
 Kerja keras (etos kerja)
 Kreatif dan inovatif
 Disiplin
 Tahan banting
 Pembelajar sepanjang
hayat
Gotong Royong
 Kemampuan bekerjasama untuk
memperjuangkan kebaikan bersama bagi
masyarakat luas, terutama yang sangat
membutuhkan, marginal, dan terabaikan di
dalam masyarakat.

Sub Nilai Karakter Gotong Royong:


 Kerjasama
 Solidaritas
 Kekeluargaan
 Aktif dalam gerakan komunitas
 Berorientasi pada kemaslahatan bersama
Integritas
 Menyelaraskan pikiran,
perkataan dan perbuatan yang
merepresentasikan perilaku
bermoral yang kebenarannya
dapat dipertanggungjawabkan
secara rasional.

Sub Nilai Karakter Integritas:


 Kejujuran
 Keteladanan
 Tanggungjawab
 Antikorupsi
 Komitmen moral
 Cinta pada kebenaran
IMPLEMENTASI KONSEP PPK
Diajarkan
PPK BERBASIS KELAS
 Integrasi dalam mata pelajaran
 Optimalisasi muatan lokal Dibiasakan
 Manajemen kelas

PPK BERBASIS BUDAYA SEKOLAH Dilatih


Konsisten
 Pembiasaan nilai-nilai dalam
keseharian sekolah
 Branding sekolah Menjadi
 Keteladanan pendidik Kebiasaan
 Ekosistem sekolah
 Norma, peraturan, dan tradisi sekolah
Menjadi
PPK BERBASIS MASYARAKAT Karakter

 Orang tua, Komite Sekolah


 Dunia usaha
 Akademisi Menjadi
 pegiat pendidikan Budaya
 Pelaku Seni, Budaya, Bahasa & Sastra
 Pemerintah & Pemda 21
Membangun Generasi Emas 2045 yang dibekali
Keterampilan Abad 21
Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan setiap siswa

1 2 3
Kualitas Karakter Literasi Dasar Kompetensi
Bagaimana siswa beradaptasi Bagaimana siswa menerapkan Bagaimana siswa memecahkan
pada lingkungan yang dinamis. keterampilan dasar sehari-hari. masalah kompleks

• Religius • Literasi bahasa • Berpikir kritis


• Nasionalis • Literasi numerasi • Kreativitas
• Mandiri • Literasi sains • Komunikasi
• Gotong royong • Literasi digital • Kolaborasi
(teknologi informasi &
• Integritas
komunikasi)
• Literasi finansial
• Literasi budaya dan
kewarganegaraan
Sumber: Kemendikbud 2016
SIMULASI MODEL IMPLEMENTASI PPK
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Nilai Karakter**
Penguatan Nilai Utama:
Waktu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, Integritas
Kegiatan Pembiasaan:
Memulai hari dengan Upacara Bendera (Senin), Apel, menyanyikan lagu Indonesia Raya,
Lagu Nasional, dan berdoa bersama, kegiatan literasi.

Kegiatan PPK
Kegiatan Intra-Kurikuler: bersama orang tua:
Kegiatan Belajar – Mengajar Interaksi dengan
Waktu
Belajar* orang tua dan
lingkungan /
sesama
Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler:
Sesuai minat dan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan
orang tua & masyarakat: Kegiatan Keagamaan, Pramuka, PMR, Paskibra, Kesenian, Bahasa
& Sastra, KIR, Jurnalistik, Olahraga, dsb.
Kegiatan Pembiasaan:
Sebelum menutup hari Siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah dan berdoa
bersama.
*Durasi waktu tidak mengikat dan disesuaikan dengan kondisi sekolah 23
** Nilai-nilai karakter disesuaikan dengan GNRM, kreativitas sekolah, dan kearifan lokal
SINERGI TRIPUSAT PENDIDIKAN
Jalinan Kemitraan Tripusat Pendidikan
(Keluarga-Satuan Pendidikan-Masyarakat)
Keluarga

Man faat

Peserta Didik

Masyarakat Satuan
Pendidikan

Kemitraan

25
Prinsip Kemitraan Tripusat Pendidikan

Kesamaan Hak, Kesejajaran,


1
dan Saling Menghargai

2 Semangat Gotong-Royong dan


Kebersamaan

Saling Melengkapi dan


3
Memperkuat

4 Saling Asah, Saling Asih, dan


Saling Asuh

26
Program Utama Pelibatan Keluarga di Satuan Pendidikan

Pertemuan dengan
1 wali kelas minimal dua
kali/semester

Mengikuti kelas orang


2 tua (parenting)
minimal dua kali/tahun

Pelibatan Ortu terpilih


3 sebagai nara sumber
kelas inspirasi

Pelibatan Ortu dalam


4 pameran karya dan
pentas akhir tahun
27
Dampak Pelibatan Keluarga
1 • Meningkatkan kehadiran anak di sekolah
2 • Meningkatkan sikap dan perilaku positif anak
3 • Meningkatkan kebiasaan belajar anak
4 • Meningkakan prestasi akademik anak
5 • Meningkatkan keinginan anak untuk melanjutkan sekolah
6 • Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak
7 • Meningkatkan harapan orang tua pada anak
8 • Orang tua merasa turut berhasil
9 • Meningkatkan kepuasan orang tua terhadap sekolah
10 • Meningkatkan semangat kerja guru
11 • Mendukung iklim sekolah yang lebih baik
12 • Mendukung kemajuan sekolah secara keseluruhan
28
Pertemuan dengan Wali Kelas
1. Orang tua dapat memahami program dan tata tertib sekolah serta dapat
memberi usulan/masukan.
2. Orang tua dapat mendapatkan nomor-nomor telepon penting seperti
nomor telepon sekolah, kepala sekolah, wali kelas, dan sesama orang tua.
3. Sekolah dan orang tua dapat menyepakati cara berkomunikasi antara
pihak sekolah dengan orang tua.
4. Orang tua dapat membentuk paguyuban orang tua guna saling
berkomunikasi dan wadah kepentingan bersama.
5. Orang tua dapat menyepakati kegiatan dan jadwal kelas orang tua, kelas
inspirasi, pentas akhir tahun, dan kegiatan lain untuk mendukung
kemajuan sekolah.

29
Membangun Komunikasi Intensif antara Sekolah dan Orang Tua
1. Kedua belah pihak memperoleh informasi secara utuh terkait kemajuan maupun
permasalahan setiap siswa.
2. Hal-hal yang perlu dikomunikasikan antara lain:
a. Saat anak tidak masuk sekolah: orang tua dapat mengirim SMS kepada wali kelas
untuk diteruskan ke guru kelas.
b. Saat anak tidak masuk sekolah tanpa ada pemberitahuan: wali kelas dapat
bertanya ke orang tua melalui SMS, sehingga jika terjadi sesuatu cepat diambil
tindakan.
c. Saat anak berprestasi seperti terpilih penjadi ketua/pengurus kelas, pengurus
OSIS, mewakili sekolah, mendapat nilai 10, dll. wali kelas menyampaikan ucapan
selamat kepada orang tua melalui SMS.
d. Saat anak melanggar tata tertib sekolah.
3. Melalui kolaborasi ini, pelanggaran awal siswa terhadap tata tertib sekolah
penanganannya diserahkan ke orang tua/wali.

30
Kelas Inspirasi
1. Dilaksanakan dengan memanfaatkan waktu saat upacara bendera atau
waktu lain minimal sebulan sekali.
2. Menghadirkan nara sumber untuk berbicara 15-20 menit yang dapat
menginspirasi siswa.
3. Nara sumber dapat berasal dari orang tua terpilih, alumni, tokoh
masyarakat, pengusaha/pedagang/petani sukses, atau berbagai
profesi untuk memberikan inspirasi, motivasi, atau pengenalan
profesi.
4. Diisi materi penyuluhan misalnya terkait kekerasan, NARKOBA,
pornografi, HIV/Aids, ancaman radikalisme, dan materi lain yang perlu
diketahui atau dapat menginspirasi siswa.

31
Pentas Kelas Akhir Tahun
1. Menggembirakan anak setelah semua tugasnya sebagai pelajar
selama setahun tertunaikan.
2. Memanfaatkan waktu setelah ujian akhir semester sebelum
penerimaan rapor kenaikan kelas:
a. Menampilkan hasil karya dan prestasi yang dicapai siswa selama
satu tahun: setiap siswa wajib menampilkan hasil karya
terbaiknya minimal satu buah karya.
b. Setiap kelas diminta pentas secara bergilir disaksikan oleh para
orang tua, undangan, dan siswa kelas lainnya.
c. Acara diakhiri dengan pemberian penghargaan dari orang tua
atau sekolah kepada orang tua, guru, dan siswa atas prestasi non
akademik yang dicapai atau perilaku baik yang patut diteladani.
32
Portal PPK
cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id

Portal Pendidikan Keluarga


www.sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
Terima Kasih

foto: anakbersinar.com

Anda mungkin juga menyukai