PENGERTIAN
Pre eklampsia Ringan merupakan gejala hipertensi yang ditandai dengan
Kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau lebih dalam 2 kali
pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110
mmHgProteinuria +1-+2 (Sarwono, P, 2002: 208). Belum dijumpai gejala
subjektif Kenaikan berat badan 1 Kg atau lebih dalam 1 minggu (Manuaba,
IBG, 1998: 242).
Pre eklampsia Berat merupakan sesuatu yang ditandai denganTekanan
diastolik > 110 mmHgProteinuria > +2 (Sarwono, P, 2002: 208). Oligourin (<
400 cc dalam 24 jam) Sakit kepala daerah frontal Rasa nyeri pada
epigastrium Gangguan mata, penglihatan menjadi kabur Terdapat mual
sampai muntah Gangguan pernapasan sampai sianosis Terjadi gangguan
kesadaran (Manuaba, IBG, 1998: 208).
Tanda dan Gejala preeklamsia ringan
3.Obesitas (yang dengan indeks masa tubuh >29 ) meningkatkan resiko 4 kali
lipat.
4.Riwayat hipertensi.
5.Diabetes.
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti .
2. faktor imunologis
3. faktor genetik
PATOLOGIS
Menurut mochtar (2007) pada pre eklamsi terjadi spasme pembuluh darah
disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme
hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian
sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika
semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan
naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi
jaringan dapat dicukupi.
PENATALAKSANAAN
PENGERTIAN
Jenis-jenis eklamsia
1.Usia
2.Pekerjaan
3.Paritas
4.Usia Kehamilan
5.Riwayat Hipertensi
6.Pendidikan
Etiologi
Sebab eklamsia belum diketahui benar, salah satu teori yang dikemukakan
ialah bahwa eklamsia disebabkan ischemia rahim dan plasenta (ischemia
uteroplasenta). Selama kehamilan uterus memerlukan darah lebih banyak.
Pada molahydatosa, hidramnion, kehamilan ganda, multipara, pada akhir
kehamilan, pada persalinan, juga pada penyakit pembuluh darah ibu,
diabetes, perdarahan darah dalam dinding rahim kurang, maka keluarlah zat-
zat dari plasenta atau decidua yang menyebabkan vasospasmus dan
hypertensi
Patofisiologi
Patologi Eklampsia
Pada wanita yang mati karena eklampsia terdapat kelainan pada hati, ginjal, otak, dan
paru – paru dan jantung. Pada umumnya dapat ditemukan necrose, haemorrhagia,
odema, hyperaemia atau ischaemia dan thrombosis. Pada placenta terdapat infakt –
infarct karena degenarasi syncytium. Perubahan lain yang terdapat ialah retensi air dan
natrium, haemokonsentrasi dan kadang – kadang acidosis.
Penata Laksanaan
Penatalaksanaan eklampsia
Prinsip penataksanaan eklamsi sama dengan pre-eklamsi berat dengan tujuan
menghentikan berulangnya serangan konvulsi dan mengakhiri kehamilan
secepatnya dengan cara yang aman setelah keadaan ibu mengizinkan
a. Penderita eklamsia harus di rAwat inap di rumah sakit
b. Saat membawa ibu ke rumah sakit, berikan obat penenang untuk
mencegah kejang-kejang selama dalam perjalanan. Dalam hal ini dapat
diberikan pethidin 100 mg atau luminal 200mg atau morfin 10mg.
Tujuan perawatan di rumah sakit;
1) Menghentikan konvulsi
2) Mengurangi vaso spasmus
3) Meningkatkan diuresis
4) Mencegah infeksi
5) Memberikan pengobatan yang tepat dan cepat
6) Terminasi kehamilan dilakukan setelah 4 jam serangan kejang terakhir
dengan tidak memperhitungkan tuannya kehamilan.
PENCEGAHAN
Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre eklamsi kalau ada
faktor-faktor predisposisi
Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik (luka post SC).
Hambatan mobilitas fisik berhungan dengan Nyeri
Resiko infeksi berhubungan dengan Kerusakan jaringan epidermis
INTERVENSI
HARI/ DX Nursing Outcomes Classification Nursing Interventions
TANGGAL Classification
Mengerinyit. 3 5
2. Pastikan perawatan analgesic
Berkeringat 3 5 bagi pasien dilakukan dengan
berlebih pemantauan yang ketat.
Tekanan darah 3 5
3. Ajarkan penggunaaan teknik
non farmakologi (seperti,
biofeedback, TENS, hypnosis,
relaksasi, bimbingan
antisipatif, terapi music,
terapi bermain, terapi
aktivitas, akupressur, aplikasi
panas/dingin dan pijatan,
sebelum, sesudah, dan jika
memungkinkan, ketika
melakukan aktivitas yang
menimbulkan nyeri; sebelum
nyeri terjadi atau meningkat,;
dan bersamaan dengan
tindakan penurunan ras nyeri
lainnya)
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kolaborasikan dengan ahli terapi
selama 3x24 jam diharapkan kekakuan fisik, okupasional dan rekreasional
dapat berkurang/hilang dengan criteria dalam mengebangkan dan
hasil : menerapkan programlatihan sesuai
Tingkat nyeri 577 kebutuhan.
Indikator Awal Akhir
Ketegangan 3 5 1. Inisiasi pengukuran kontrol nyeri
otot. sebelum memulai latihan atau
aktivitas .
12.00 1 Memberikan obat analgesik kepada pasien S : pasien mengatakan mau diberikan
secara teratur obat
O: Pasien kooperatif saat pemberian obat
Paisen pasien kooperatif, pasien diberikan
obat analgesik
15.00 1 Mengajarkan penggunaaan teknik non S:Pasien kooperatif
farmakologi relaksasi dan terapi music O: pasien terlihat mengikuti arahan
perawat
2 Kolaborasi dengan ahli terapi fisik, S:pasien mengatakan mau untuk dilakukan
okupasional dan rekreasional dalam terapi fisik
mengebangkan dan menerapkan O:Pasien terlihat kooperatif dan mau
programlatihan sesuai kebutuhan mengikuti yang diinstruksikan oleh perawat
3 Memonitor karakteristik luka, termasuk S:Pasien mengatakan lukanya kering
drinase, warna, ukuran dan bau. tidak berbau
O: luka pasien sepanjang 10-15cm dan
sudah mulai pulih
20.00 1 Memberikan obat analgesik kepada pasien S:Pasien mengatakan mau diberikan
secara teratur obat.
O:Pasien kooperatif, pasien diberikan
obat tremadol