RETENSIO PLASENTA
Oleh :
Azalia Mentari Ramadhana
(1710029010)
Pembimbing:
dr. Prima Deri Pella Todingbua, Sp.OG (K)
Riwayat Perkawinan
Perkawinan yang pertama, umur pertama kali menikah 11
tahun, dan lama menikah 27 tahun.
Kontrasepsi
Pasien pernah menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan
pil selama 3 tahun. Sekarang pasien tidak sedang
menggunakan kontrasepsi.
Riwayat Obstetri
2.600g Hidup
1 2007 Klinik Aterm Pervaginam Bidan
r
2 2010 Abortus (Gemeli)
3 2011 Abortus
2.800g Hidup
4 2012 Klinik Aterm Pervaginam Bidan
r
5 2016 Abortus
Hidup
6 2018 Klinik Aterm Pervaginam Bidan 3000gr
LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN FISIK
• PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital
• Tekanan darah : 90/60 mmHg
• Frekuensi nadi : 87 kali/menit, regular, lemah
• Frekuensi nafas : 23 kali/menit, regular
• Suhu : 36 oC (per axiller)
LAPORAN KASUS
STATUS GENERALIS
Kepala : Normosefalik
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
THT : Tidak ada kelainan
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-/-)
Thorax
Jantung : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-),wheezing (-/-)
STATUS GINEKOLOGI
Vaginal Toucher
Vulva / vagina : luka (-) , massa (-), kondiloma (-), jaringan parut
(-)
Porsio : lunak, kenyal, tipis
Pembukaan : 5 cm teraba plasenta
Ketuban : (-)
Bagian terdepan : (-)
Penurunan : (-)
Pengeluaran : perdarahan aktif (+)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
KIMIA KLINIK (17/09/2018)
Hasil Nilai rujukan
Kreatinin 0.5 0,5-1,1 mg/dL
Ureum 20.0 19.3-49.2 mg/dL
GDS 110 70-100 mg/dL
IMUNO-SEROLOGI (17/09/2018)
Hasil Nilai rujukan
HbsAg NR NR
Ab HIV NR NR
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan USG
Hasil USG :
Uterus besar
Tampak gambaran echoic dan sisa plasenta
LAPORAN KASUS
DIAGNOSIS KERJA
TATALAKSANA
Advice Sp.OG :
Guyur RL 1-2 liter
Infus 2 line ( RL dan RL + Oksitosin 2 ampul 20 tpm)
Injeksi Cefotaxime 1 gr/8 jam IV
Pasang kateter urine
Puasakan pasien, ada kemungkinan rencana kuretase
FOLLOW UP
Tanggal Follow up Penatalaksanaan
17-09-2018 S : Perdarahan setelah melahirkan P:
06.40 Observasi KU, TTV dan perdarahan
VK O : TD = 90/60 mmHg, N= 83x/menit, Coba Manual Plasenta jika tidak berhasil
RR = 23 x/menit, T = 36 0C, Pro Kuretase
TFU 3 jari diatas pusat Tranfusi WB 2 kolf
VT: porsio lunak, kenyal, tipis,
pembukaan: 5 cm teraba plasenta,
perdarahan aktif (+)
17-09-2018 S:- P:
22.00 O : TD : 90/60 mmHg, N: 88x/menit, Infus 2 line RL 10 tpm, RL drip
NIFAS RR : 19x/menit, T : 36 C oxytocin 2 amp 20 tpm
MAWAR Terpasang tampon 2 buah, kateter urin (+) Injeksi cefotaxime 1 gr iv
A : Post kuretase + Anemia R/ trf PRC 2 kolf
R/ lepas tampon besok jam 12.00 siang
Tanggal Follow up Penatalaksanaan
18-09-2018 S:- P:
06.00 O : TD : 80/60 mmHg, N: 85x/menit, Infus 2 line RL 10 tpm, RL drip oxytocin 2
NIFAS RR : 19x/menit, T : 36 C amp 20 tpm
MAWAR Terpasang tampon 2 buah , kateter Injeksi cefotaxime 1 gr iv
urin (+) R/ lepas tampon besok pagi
Kelainan plasenta
Kesalahan manajemen
aktif kala III
Kelainan lain
Kelainan Plasenta
Faktor Risiko Retensio Plasenta
• Usia ibu
• Paritas
• Kehamilan ganda
• Riwayat seksio sesarea
Patofisiologi Retensio Plasenta
Penyebab terjadinya retensio plasenta sampai saat ini tidak selalu jelas,
tetapi cukup sering disebabkan :
Manual Plasenta
Bila terjadi banyak perdarahan / riwayat perdarahan postpartum, maka
tak boleh menunggu, sebaiknya plasenta langsung dikeluarkan dengan
tangan. Juga jika perdarahan sudah > 500 cc atau satu nierbekken,
sebaiknya plasenta langsung dikeluarkan secara manual dan diberikan
uterus tonika, meskipun kala III belum lewat setengah jam.
Penatalaksaan Retensio Plasenta
Kuretase
Kuretase
Kuretase
Kuretase mungkin
mungkin diperlukan
diperlukan jika
jika perdarahan
perdarahan berlanjut
berlanjut atau
atau
pengeluaran
pengeluaran manual
manual tidak
tidak lengkap
lengkap (Weeks,
(Weeks, 2001).
2001).
Tindakan
Tindakan bedah
bedah
Pada
Pada kasus
kasus plasenta
plasenta akreta
akreta kompleta,
kompleta, tindakan
tindakan terbaik
terbaik ialah
ialah
histerektomi.
histerektomi.
Plasenta Manual
PEMBAHASAN
Anamnesis
Anamnesa
TEORI KASUS
Retensio plasenta adalah tertahannya • Wanita usia 39 tahun
atau belum lahirnya plasenta hingga atau • Multipara
melebihi waktu 30 menit setelah bayi • Ari ari bayi belum lahir sejak 30
lahir. menit setelah melahirkan bayi
Faktor predisposisi terjadinya retensio
plasenta : • Perdarahan pervaginam
• Usia ibu yang melahirkan anak pada
usia < 20 tahun atau > 35 tahun
• Ibu dengan paritas tinggi mempunyai
risiko lebih tinggi untuk mengalami
retensio plasenta
• Kehamilan ganda
• Bekas operasi seksio saesaria
PEMBAHASAN
Pemeriksaan
Anamnesa
Fisik :
TEORI KASUS
Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan Fisik :
Gejala klinis pada retensio
plasenta antara lain : - plasenta yang belum lahir 30 menit setelah
• plasenta belum lahir lahirnya bayi
setelah 30 menit
• perdarahan segera - perdarahan segera setelah bayi lahir
• tali pusat yang terputus
akibat traksi berlebihan - dilakukan penanganan manual plasenta tapi
• kontraksi uterus baik tali pusat putus
- Kontraksi uterus baik (+) dengan konsistensi
uterus keras
PEMBAHASAN
Pemeriksaan Penunjang
TEORI KASUS
USG abdomen :
-Tampak sisa plasenta
PEMBAHASAN
PENATALAKSANAAN
KASUS TEORI
Beberapa Penatalaksanaan :
penatalaksanaan yang Pentalaksanaan yang dilakukan pada
dapat dilakukan sesuai pasien ini adalah dilakukan tindakan
dengan diagnosis kerja manual plasenta namun gagal.
antara lain: Sehingga dilakukan kuretase pada
• Manual plasenta pasien ini.
• Kuretase
• Tindakan bedah
KESIMPULAN