Anda di halaman 1dari 39

Tutorial Klinik

RETENSIO PLASENTA

Oleh :
Azalia Mentari Ramadhana
(1710029010)

Pembimbing:
dr. Prima Deri Pella Todingbua, Sp.OG (K)

SMF/Lab Ilmu Kebidanan dan Kandungan


Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
2018
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia sendiri masih sangat
tinggi. Di Indonesia penyebab
kematian ibu terbanyak
didominasi oleh tiga penyebab
utama atau trias klasik yaitu
perdarahan, hipertensi dalam
kehamilan dan infeksi. Dikatakan
bahwa perdarahan postpartum Perdarahan postpartum
menyebabkan kematian empat kali primer / dini (early postpartum
lebih besar dibandingkan dengan hemorrhage) yaitu perdarahan
perdarahan antepartum. yang terjadi dalam 24 jam
pertama. Penyebab utamanya
adalah atonia uteri (50-60 %),
retensio plasenta (16-17 %), sisa
plasenta (23-24 %), laserasi jalan
lahir (4-5 %), dan kelainan darah
(0,5 – 0,8 %).
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
 Nama : Ny. LY
 Usia : 39 tahun.
 Alamat: Bengkuring, Samarinda
 Pekerjaan : PNS
 Pendidikan : S1
 Suku : Jawa
 Agama : Islam

Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 17


September 2018 pukul 07.00 WITA di ruang VK
RSUD AW.Sjahranie Samarinda.
LAPORAN KASUS

• Keluhan Utama : Perdarahan setelah melahirkan

• Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien merupakan rujukan dari klinik bidan dengan keluhan
perdarahan setelah melahirkan. Pasien telah melahirkan normal
pada pukul 04.09 WITA dan tali pusat masih belum lahir. Telah
dilakukan manual plasenta namun tali pusat putus. Pasien juga
mengeluh pusing dan pandangan kabur.
LAPORAN KASUS

 Riwayat Penyakit dahulu :


Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa. Pasien
juga tidak memiliki riwayat hipertensi dan diabetes
melitus.

 Riwayat Penyakit Keluarga :


Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga
dengan keluhan serupa dan tidak ada riwayat hipertensi
maupun diabetes melitus.
LAPORAN KASUS
 Riwayat Haid
Menarche : usia 14 tahun
Lama haid : 5 hari, dengan banyak 2-3 kali ganti
pembalut/hari

 Riwayat Perkawinan
Perkawinan yang pertama, umur pertama kali menikah 11
tahun, dan lama menikah 27 tahun.

 Kontrasepsi
Pasien pernah menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan
pil selama 3 tahun. Sekarang pasien tidak sedang
menggunakan kontrasepsi.
Riwayat Obstetri

Tahun Tempat Umur Jenis Penolong


No BB Ket
Partus Partus kehamilan Persalinan Persalinan

2.600g Hidup
1 2007 Klinik Aterm Pervaginam Bidan
r
2 2010 Abortus (Gemeli)

3 2011 Abortus
2.800g Hidup
4 2012 Klinik Aterm Pervaginam Bidan
r
5 2016 Abortus
Hidup
6 2018 Klinik Aterm Pervaginam Bidan 3000gr
LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN FISIK
• PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis

Tanda vital
• Tekanan darah : 90/60 mmHg
• Frekuensi nadi : 87 kali/menit, regular, lemah
• Frekuensi nafas : 23 kali/menit, regular
• Suhu : 36 oC (per axiller)
LAPORAN KASUS

STATUS GENERALIS
Kepala : Normosefalik
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
THT : Tidak ada kelainan
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-/-)

Thorax
 Jantung : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
 Paru : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-),wheezing (-/-)

Abdomen : Distensi (-) Bekas operasi (-), BU (+)

Ekstremitas : Akral dingin, edema (-/-)


LAPORAN KASUS

STATUS GINEKOLOGI

Inspeksi : luka bekas operasi (-), perdarahan aktif (+)

Vaginal Toucher
Vulva / vagina : luka (-) , massa (-), kondiloma (-), jaringan parut
(-)
Porsio : lunak, kenyal, tipis
Pembukaan : 5 cm teraba plasenta
Ketuban : (-)
Bagian terdepan : (-)
Penurunan : (-)
Pengeluaran : perdarahan aktif (+)

TFU : 3 jari diatas pusat


LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

DARAH LENGKAP (17/09/2018)


Hasil Nilai rujukan
Leukosit 9.200 4.800-10.800
Hematokrit 28% 37,0%-54,0%
Trombosit 197.000 150.000-450.000
Hemoglobin 9.2 12.0-16.0
BT 3 1-6
CT 10 1-15
URINALISA (21/08/2018
LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
KIMIA KLINIK (17/09/2018)
Hasil Nilai rujukan
Kreatinin 0.5 0,5-1,1 mg/dL
Ureum 20.0 19.3-49.2 mg/dL
GDS 110 70-100 mg/dL

IMUNO-SEROLOGI (17/09/2018)
Hasil Nilai rujukan
HbsAg NR NR
Ab HIV NR NR
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan USG

Hasil USG :
Uterus besar
Tampak gambaran echoic dan sisa plasenta
LAPORAN KASUS

DIAGNOSIS KERJA

Retensio Plasenta + Anemia


LAPORAN KASUS

TATALAKSANA

Advice Sp.OG :
Guyur RL 1-2 liter
Infus 2 line ( RL dan RL + Oksitosin 2 ampul 20 tpm)
Injeksi Cefotaxime 1 gr/8 jam IV
Pasang kateter urine
Puasakan pasien, ada kemungkinan rencana kuretase
FOLLOW UP
Tanggal Follow up Penatalaksanaan
17-09-2018 S : Perdarahan setelah melahirkan P:
06.40 Observasi KU, TTV dan perdarahan
VK O : TD = 90/60 mmHg, N= 83x/menit, Coba Manual Plasenta jika tidak berhasil
RR = 23 x/menit, T = 36 0C, Pro Kuretase
TFU 3 jari diatas pusat Tranfusi WB 2 kolf
VT: porsio lunak, kenyal, tipis,
pembukaan: 5 cm teraba plasenta,
perdarahan aktif (+)

A : Retensio Plasenta + Anemia

17-09-2018 S : Melakukan manual plasenta dan P:


07.30 plasenta tidak lahir lengkap Pro USG
VK Transfusi WB 1 kolf di VK dan 1 kolf di
O : Perdarahan (+) tidak aktif OK
Infus drip Oksitosin 2 ampul di lanjutkan
A : Retensio Plasenta + Anemia
Tanggal Follow up Penatalaksanaan
17-09-2018 S : Pasien merasa lemas P:
08.20 Guyur NaCl 500 ml
VK O : TD : 90/70 mmHg, N: 97x/menit, Transfusi lanjutkan
RR : 22x/menit, T : 36 C Perdarahan O2 Nasal Kanul 4 lpm
(+) tidak aktif, 3 jari di atas pusat,
kontraksi uterus baik

A : Retensio Plasenta + Anemia

17-09-2018 Dilakukan USG


09.20
VK Hasil USG :
Uterus besar
Tampak gambaran echoic dan sisa
plasenta

17-09-2018 Pasien naik OK IGD untuk kuretase


09.40
VK
Tanggal Follow up Penatalaksanaan
11.30 Laporan Kuretase Instruksi pasca tindakan :
Tanggal 17-09-2018 - Drip oxy 2 ampul/ RL 28 tpm sampai
Diagnosis Pre Tindakan : Retensio Plasenta 18/9/2018
Diagnosis Post Tindakan : Retensio Plasenta - Inj. Cefotaxime 1 gr/8 jam
Nama Tindakan : Manual plasenta + kuretase - Asam mefenamat 3x500 mg
- Kuretase  perdarahan ± 10 cc - Biosanbe 1x1
- Kontrol perdarahan aktif  pasang 2 - Cek Hb 6 jam pot transfusi, bila Hb ≤ 8
buah kassa/tampon uterus transfusi lagi 2 kolf PRC
- Lepas tampon uterus besok siang jam
12.00 (2 buah)

17-09-2018 Menjemput pasien dari OK IGD P:


11.45 Tranfusi darah kolf ke 2
VK S : perut mules Infus RL drip oxy 2 amp 28 tpm
O : TD : 70/50 mmHg, N: 84x/menit, RR : Cek DL post tranfusi
19x/menit, T : 35.8
A : Post kuretase + Anemia
Tanggal Follow up Penatalaksanaan
17-09-2018 Pasien di pindahkan ke ruang nifas P:
15.30 Infus RL drip oxy 2 amp 28 tpm
NIFAS S:- Cek DL post tranfusi
MAWAR O : TD : 70/50 mmHg, N: 71x/menit,
RR : 18x/menit, T : 36 C
A : Post kuretase + Anemia

20.30 Hasil Lab post tranfusi :


Hb : 7,2 gr/dL
L : 11.300
Ht : 22 %
Tr : 118.000

17-09-2018 S:- P:
22.00 O : TD : 90/60 mmHg, N: 88x/menit, Infus 2 line RL 10 tpm, RL drip
NIFAS RR : 19x/menit, T : 36 C oxytocin 2 amp 20 tpm
MAWAR Terpasang tampon 2 buah, kateter urin (+) Injeksi cefotaxime 1 gr iv
A : Post kuretase + Anemia R/ trf PRC 2 kolf
R/ lepas tampon besok jam 12.00 siang
Tanggal Follow up Penatalaksanaan

18-09-2018 S:- P:
06.00 O : TD : 80/60 mmHg, N: 85x/menit, Infus 2 line RL 10 tpm, RL drip oxytocin 2
NIFAS RR : 19x/menit, T : 36 C amp 20 tpm
MAWAR Terpasang tampon 2 buah , kateter Injeksi cefotaxime 1 gr iv
urin (+) R/ lepas tampon besok pagi

Mammae : puting susu menonjol


ASI : belum keluar (-/-)
Kontraksi uterus : baik dan konsistensi
uterus keras
TFU : 1 jari dibawah pusat
Lokia : lokia rubra (+) perdarahan
minimal
Luka perineum : (-)
BAK : urin 250 cc kuning jernih
BAB : (-)

A : Post kuretase hari ke-1 + anemia


Tanggal Follow up Penatalaksanaan
19-09-2018 S : - P:
07.00 O : TD : 90/60 mmHg, N: 80x/menit, RR : - Infus 2 line RL 10 tpm, RL drip oxytocin 2
NIFAS 18x/menit, T : 36 C amp 20 tpm
Terpasang tampon 2 buah , kateter urin (+) - Injeksi cefotaxime 1 gr iv
- R/ lepas tampon pagi ini
Mammae : puting susu menonjol
ASI : sudah keluar (+/+) Melakukan lepas tampon, keluar tampon uterus 2
Kontraksi uterus : baik dan konsistensi buah, kontraksi uterus baik dan keras, perdarahan
uterus keras minimal
TFU : 1 jari dibawah pusat
Lokia : lokia rubra (+) perdarahan minimal Lapor dr Sp.OG advis :
Luka perineum : (-) Lepas kateter urin dan infus
BAK : urin 150 cc kuning jernih Pasien boleh pulang hari ini
BAB : (+)
Obat pulang :
A : Post kuretase hari ke-2 + anemia Cefadroxil 500 mg 3x1 per oral
Asam mefenamat 500 mg 3x1 per oral
Hasil Lab post tranfusi : Biosanbe 1x1 tab per oral
Hb : 9.1 gr/dL
L : 8.520
Ht : 27 %
Tr : 126.000
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Retensio Plasenta


Retensio plasenta adalah keadaan dimana
plasenta belum lahir atau tertahannya plasenta
dalam kurun waktu 30 menit setelah bayi lahir
(Sofian, 2013)
Etiologi Retensio Plasenta

HIS kurang kuat


(penyebab tersering)

Plasenta yang sukar terlepas

Kelainan plasenta

Kesalahan manajemen
aktif kala III

Kelainan lain
Kelainan Plasenta
Faktor Risiko Retensio Plasenta

• Usia ibu
• Paritas
• Kehamilan ganda
• Riwayat seksio sesarea
Patofisiologi Retensio Plasenta

Penyebab terjadinya retensio plasenta sampai saat ini tidak selalu jelas,
tetapi cukup sering disebabkan :

Kegagalan rahim Pemijatan dan penekanan


berkontraksi sehingga secara terus-menerus
pemisahan plasenta dari terhadap uterus yang sudah
dinding rahim gagal terjadi. berkontraksi dapat
mengganggu mekanisme
fisiologis pelepasan plasenta
sehingga pemisahan
Kesalahan penanganan kala plasenta tidak sempurna dan
III persalinan dan manipulasi pengeluaran darah
yang berlebihan (Memon, meningkat
Talpur, & Korejo, 2011) (Cunningham , et al., 2005)
Diagnosis Retensio Plasenta
 Plasenta belum lahir setelah 30 menit
 Perdarahan segera
 Uterus berkontraksi dan keras
 Tali pusat putus akibat traksi berlebihan
 Inversio uteri akibat tarikan
Pemeriksaan Penunjang

 Labolatorium darah lengkap


 Menentukan adanya gangguan
koagulasi dengan pemeriksaan
sederhana Coloting Time (CT) )
atau Bleeding Time (BT).
 USG abdomen
 MRI
Penatalaksaan Retensio Plasenta

 Manual Plasenta
Bila terjadi banyak perdarahan / riwayat perdarahan postpartum, maka
tak boleh menunggu, sebaiknya plasenta langsung dikeluarkan dengan
tangan. Juga jika perdarahan sudah > 500 cc atau satu nierbekken,
sebaiknya plasenta langsung dikeluarkan secara manual dan diberikan
uterus tonika, meskipun kala III belum lewat setengah jam.
Penatalaksaan Retensio Plasenta

 Kuretase
Kuretase
Kuretase
Kuretase mungkin
mungkin diperlukan
diperlukan jika
jika perdarahan
perdarahan berlanjut
berlanjut atau
atau
pengeluaran
pengeluaran manual
manual tidak
tidak lengkap
lengkap (Weeks,
(Weeks, 2001).
2001).


 Tindakan
Tindakan bedah
bedah
Pada
Pada kasus
kasus plasenta
plasenta akreta
akreta kompleta,
kompleta, tindakan
tindakan terbaik
terbaik ialah
ialah
histerektomi.
histerektomi.
Plasenta Manual
PEMBAHASAN

Anamnesis
Anamnesa

TEORI KASUS
Retensio plasenta adalah tertahannya • Wanita usia 39 tahun
atau belum lahirnya plasenta hingga atau • Multipara
melebihi waktu 30 menit setelah bayi • Ari ari bayi belum lahir sejak 30
lahir. menit setelah melahirkan bayi
Faktor predisposisi terjadinya retensio
plasenta : • Perdarahan pervaginam
• Usia ibu yang melahirkan anak pada
usia < 20 tahun atau > 35 tahun
• Ibu dengan paritas tinggi mempunyai
risiko lebih tinggi untuk mengalami
retensio plasenta
• Kehamilan ganda
• Bekas operasi seksio saesaria
PEMBAHASAN

Pemeriksaan
Anamnesa
Fisik :

TEORI KASUS
Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan Fisik :
Gejala klinis pada retensio
plasenta antara lain : - plasenta yang belum lahir 30 menit setelah
• plasenta belum lahir lahirnya bayi
setelah 30 menit
• perdarahan segera - perdarahan segera setelah bayi lahir
• tali pusat yang terputus
akibat traksi berlebihan - dilakukan penanganan manual plasenta tapi
• kontraksi uterus baik tali pusat putus
- Kontraksi uterus baik (+) dengan konsistensi
uterus keras
PEMBAHASAN

Pemeriksaan Penunjang
TEORI KASUS

- Darah lengkap Lab DL :


- Leukosit : 9.200/uL
Pemeriksaan gangguan koagulasi Trombosit : 197.000/uL
yang sederhana dengan Clotting Hemoglobin : 9,2 g/dL
Hematokrit : 28 %
Time (CT) atau Bleeding Time (BT). BT : 3’
- USG CT : 10’

USG abdomen :
-Tampak sisa plasenta
PEMBAHASAN

PENATALAKSANAAN

KASUS TEORI

Beberapa Penatalaksanaan :
penatalaksanaan yang Pentalaksanaan yang dilakukan pada
dapat dilakukan sesuai pasien ini adalah dilakukan tindakan
dengan diagnosis kerja manual plasenta namun gagal.
antara lain: Sehingga dilakukan kuretase pada
• Manual plasenta pasien ini.
• Kuretase
• Tindakan bedah
KESIMPULAN

Telah dilaporkan sebuah kasus atas pasien Ny. LY usia 39 dengan


keluhan utama ari-ari belum lahir 30 menit sejak bayi lahir pada pukul
04.09 wita. Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang maka didapatkan diagnosis Retensio Plasenta +
Anemia.
Diagnosis retensio plasenta didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada pasien ini dilakukan tindakan
kuretase. Setelah dilakukan tindakan tersebut plasenta lahir lengkap.
Secara umum penegakkan diagnosis maupun penatalaksanaan pada
pasien ini sudah tepat dan sesuai dengan teori.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai