Anda di halaman 1dari 28

SEMINAR

SKIZOPHRENIA
RATIH PUSPITA WULANDARI
112011101060

SMF/LAB PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
Definisi

 Gangguan psikotik yang paling sering dijumpai.

 Eugen Bleuler (1857 – 1938) menganjurkan istilah


“skizofrenia” sesuai gejala utama penyakit ini yaitu
adanya keretakan atau disharmoni antara proses
berpikir (schizos = pecah belah; phren = jiwa)

 Ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan


karakteristik dari pikiran dan persepsi serta oleh afek
tidak wajar atau tumpul. Kesadaran dan kemampuan
intelektual biasanya tetap terpelihara.
Etiologi Skizofrenia
TEORI SOMATOGENIK TEORI PSIKOGENIK
Endokrin Teori Adolf Meyer
Sering timbul saat pubertas, waktu kehamilan. Suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi
disorganisasi kepribadian lama-lama ia akan
menjauhkan diri dari kenyataan “reaksi
skizofrenik”

Teori Sigmund Freud


-kelemahan ego
Metabolisme -superego dikesampingkan
Tampak pucat, tidak sehat, nafsu makan - kehilangan kapasitas untuk transferensi
berkurang, berat badan menurun.

Eugen Bleuler
schizos=pecah belah
phren=jiwa
Skizofren= Adanya keretakan atau disharmoni
antara proses berpikir
Gejala-Gejala Skizofrenia

 Penampilan dan perilaku umum


 Gangguan Pembicaraan
 Gangguan Perilaku
 Gangguan Afek
 Gangguan Persepsi
 Gangguan Pikiran
Penampilan dan perilaku
umum
 Tidak ada yang khas, bahkan dapat berperilaku dan
berpenampilan “normal”

 Cenderung menelantarkan penampilannya

 Kerapian dan higiene pribadi terabaikan

 Cenderung menarik diri secara sosial


Gangguan Pembicaraan
 Asosiasi longgar
Kalimat-kalimat tidak saling berhubungan, satu idea belum selesai
diutarakan, sudah dikemukakan idea lain
 Inkoherensi
Bentuk yang lebih parah
 Asosiasi bunyi (Clang association)
Misalnya “piring-miring”
 Neologisme
Membentuk kata baru yang hanya dipahami oleh dirinya sendiri
 Mutisme
 Blocking
Pikiran seakan-akan berhenti, tidak muncul idea lagi
Gangguan Perilaku
 Katatonik stupor
tidak bergerak, tidak berbicara, tidak berespons, walaupun sadar penuh
 Katatonik gaduh gelisah
aktivitas motorik yang tidak terkendali
 Fleksibilitas serea
bila anggota badan dibengkokkan terasa suatu tahanan seperti lilin atau
malam dan dipertahankan agak lama
 Katalepsi
bila suatu posisi badan dipertahankan untuk waktu yang lama
 Stereotipi
berulang-ulang melakukan suatu gerakan atau mengambil sikap badan
tertentu
Gangguan Perilaku
 Manerisme
stereotipi tertentu pada skizofrenia yang dapat dilihat dalam bentuk
grimas pada mukanya atau keanehan berjalan dan gaya jalan
 Verbigerasi
kata atau kalimat diulang-ulangi
 Negativisme
menentang atau justru melakukan yang berlawanan dengan apa
yang disuruh
 Otomatisme komando (command automatism)
semua perintah dituruti secara otomatis
 Ekholalia
meniru kata-kata yang diucapkan orang lain
 Ekhopraxia
meniru perbuatan atau gerakan orang lain
Gangguan Afek
 Kedangkalan respons emosi (emotional blunting)
acuh-tak acuh terhadap hal-hal yang penting untuk dirinya sendiri seperti
keadaan keluarganya dan masa depannya
 Inadequaat (incongruity of affect)
Parathimi
yang seharusnya menimbulkan rasa senang, penderita timbul rasa sedih atau
marah
Paramimi
penderita merasa senang atau gembira, akan tetapi ia menangis
 Ambivalensi afektif
dua hal yang berlawanan timbul bersamaan, mis: mencintai dan membenci,
menangis dan tertawa
 Sensitivitas emosi
hipersensitivitas terhadap penolakan, bahkan sebelum ia sakit
Gangguan Persepsi
 Halusinasi pendengaran (auditorik atau akustik)
paling sering berupa suara manusia, bunyi barang-barang
dan siulan
 Halusinasi penciuman (olfaktorik)
mencium kembang kemanapun ia pergi
 Halusinasi pengecapan (gustatorik)
merasa ada racun pada makanannya
 Halusinasi rabaan (taktil)
 Halusinasi penglihatan (optik)
sering pada psikosis akut yang berhubungan dengan
sindrom otak organik
Gangguan Pikiran
 Waham

baginya, waham merupakan fakta yang tidak dapat diubah oleh


siapapun, sebaliknya ia tidak mengubah sikapnya yang
bertentangan

- Waham primer

timbul secara tidak logis sama sekali

misal: seorang penderita berkata “dunia akan kiamat” sebab dia


melihat seekor anjing mengangkat kaki terhadap sebatang pohon
untuk kencing

- Waham sekunder

biasanya logis kedengarannya


Waham (delusi)
 Waham kejaran
mis: pasien yakin ada orang atau komplotan yang sedang
mengganggunya atau sedang ditipu, dimata-matai atau
dikejar
 Waham somatik atau hipokondrik
keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak
mungkin benar. Mis: ada seekor kuda dalam perutnya
 Waham kebesaran
bahwa ia mempunyai kekuatan, pendidikan, dan kekayaan
yang luar biasa
 Waham keagamaan
waham dengan tema keagamaan
Waham (delusi)
 Waham dosa
keyakinan bahwa ia telat berbuat dosa atau kesalahan
yang besar, yang tidak dapat diampuni
 Waham pengaruh
bahwa pikirannya, emosi dan perbuatannya dipengaruhi
oleh orang lain atau suatu kekuasaan yang aneh
 Waham sindiran
ia dibicarakan oleh orang lain
 Waham nihilistik
yakin bahwa dunia oini sudah hancur atau bahwa ia
sendiri atau orang lain sudah mati
Jenis-Jenis Skizofrenia

 Skizofrenia Paranoid
 Skizofrenia Hebefrenik
 Skizofrenia Katatonik
 Skizofrenia Simplex
 Skizofrenia Residual
Skizofrenia Paranoid

 Mulai usia 30 tahun


 Mulanya mungkin subakut, mungkin juga akut
 Kepribadian sebelum sakit digolongkan skizoid
 Mudah tersinggung, suka menyendiri, agak congkak,
kurang percaya pada orang lain
 Gejala yang mecolok adalah waham primer, disertai
waham-waham sekunder dan halusinasi
 Ada juga gangguan proses berpikir, gangguan afek, emosi
dan kemauan
Skizofrenia Hebefrenik

 Timbul saat remaja antara 15-25 tahun

 Permulaan perlahan-lahan atau subakut

 Gejala yang mencolok: gangguan proses berpikir,


gangguan kemauan, dan adanya depersonalisasi atau
double personality

 Sering gangguan psikomotor : mannerism, neologisme,


perilaku kekanak-kanakan

 Waham dan halusinasi banyak sekali


Skizofrenia Katatonik
 Timbul umur 15-30 tahun
 Didahului oleh stres emosional
 Stupor katatonik
‐ mutisme, kadang dengan mata tertutup
‐ muka topeng
‐ negativisme, grimas, katalepsi
‐ menolak makanan  terjadi dehidrasi, kolaps, kadang
kematian
‐ ludah tidak ditelan, air seni dan feses ditahan
‐ tidak bergerak sama sekali dalam waktu yang lama
 Gaduh gelisah katatonik
hiperaktivitas motorik, tetapi tidak disertai dengan emosi yang
semestinya dan tidak dipengaruhi oleh rangsangan dari luar
Skizofrenia Simplex

 Saat pubertas
 Gelaja utama: kedangkalan emosi dan kemunduran
kemauan
 Gangguan proses berpikir sukar ditemukan
 Waham dan halusinasi jarang
 Timbul perlahan-lahan sekali
 Permulaannya menarik diri dari pergaulan, lalu makin
mundur dalam pekerjaan atau pelajaran dan akhirnya
menjadi pengangguran
Skizofrenia Residual
 Keadaan kronis dari skizofrenia dengan riwayat sedikitnya satu
episode psikotik yang jelas dan gejala-gejala berkembang ke arah
gejala negatif yang lebih menonjol
 Gejala negatif:

‐ kelambatan psikomotor

‐ penurunan aktivitas

‐ penumpukan afek

‐ tidak ada inisiatif

‐ kemiskinan pembicaraan

‐ ekspresi non verbal yang menurun

‐ buruknya perawatan diri dan fungsi sosial


Pedoman Diagnostik

 Kurun waktu: 1 BULAN atau lebih


 Harus ada sedikitnya 1 gejala dari:
 Thought eco, thought insertion atau withdrawal,
thought broadcasting
 Delusion of control, delusion of influence atau
passivity
 Halusinasi auditorik
 Waham menetap
 Atau paling tidak 2 gejala dari:

 Halusinasi menetap

 Arus pikiran yg terputus

 Katatonik atau fleksibilitas serea, negativisme,


mutisme, dan stupor

 Gejala-gejala negatif
Prognosis
 Kepribadian prepsikotik
prognosis lebih jelek pada skizoid dan bila hubungan antar
manusia kurang memuaskan
 Onset
Bila timbul akut, prognosis lebih baik
 Jenis
jenis katatonik paling sering, kemudian paranoid, lalu hebefrenik
dan simplex
 Umur
Makin muda permulaan, makin buruk prognosis
 Pengobatan
prognosis lebih baik bila lekas diberi obat
Prognosis
 Faktor pencetus

bila ada stres psikologis atau penyakit badaniah sebagai pencetus, prognosis lebih
baik

 Faktor keturunan

bila ada anggota keluarga yang juga menderita skizofrenia, prognosis lebih buruk

 Jenis kelamin

jenis kelamin laki-laki memiliki prognosis lebih buruk

 Faktor ekonomi

Semakin rendah prognosis semakin buruk

 Dukungan dan bantuan dari orang di sekitarnya


Pengobatan Skizofrenia

 Farmakoterapi

 Terapi Elektro-konvulsi (TEK)

 Psikoterapi dan Rehabillitasi

 Lobotomi Prefrontal
Psikofarmakoterapi
 Indikasi

▪ Mengendalikan gejala aktif

▪ Mencegah kekambuhan
 Dengan fenotiazin biasanya waham dan halusinasi hilang
dalam waktu 2-3 minggu
 Setelah 4-8 minggu, masuk tahap stabilisasi, resiko relaps masih
tinggi bila pengobatan terputus atau pasien mengalami stres
 Dosis dipertahankan selama beberapa bulan lagi jika itu baru
yang pertama kali
 Jika lebih dari satu kali, diberi selama satu atau dua tahun
 Setelah 6 bulan, masuk fase rumatan (maintenance) untuk
mencegah kekambuhan
Terapi Elektro-Konvulsi (TEK)

 Dapat memperpendek serangan dan mempermudah


kontak dengan penderita
 Tidak dapat mencegah serangan yang akan datang
 Lebih mudah diberikan
 Bahaya lebih besar
 Lebih murah
 Perlu tenaga khusus
 Baik untuk jenis katatonik, terutama stupor
Psikoterapi dan Rehabilitasi

 Psikotheraphy supportive (8)

 Mendorong penderita bergaul supaya tidak


mengasingkan diri lagi

 Permainan atau latihan bersama

 Lingkungan yang mendukung, terapi keluarga dapat


bermanfaat supaya tidak mengalami stres terlalu
banyak
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai