Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN

KEPERAWATAN
TYPHOID

Suryanti, SKep., Ners., MSc.


Departemen Medikal bedah
Jurusan Keperawatan
Poltekkes Surakarta
Definition
 Infeksi akut pada saluran pencernaan
( pd usus halus) yang ditandai oleh
demam > 1 minggu, penurunan fungsi
pencernaan, penurunan kesadaran
Etiology
 Salmonella Typhosa
 Salmonella Paratyphi A, B dan C
 Kuman Salmonella golongan bakteri berbentuk
batang, gram negatif mempunyai flagel yang
memungkinkan kuman ini dapat bergerak, tidak
berspora serta mempunyai tiga antigen ,yaitu :
 Antigen O (AgO) : antigen pada bagian Soma
 Antigen H (AgH) : antigen pada bagian flagel
 antigen Vi (AgVi) : antigen pada bagian kapsul.
Pathophysiology
 salmonella typhosa stomach
die

endotoxin intestine
(local inflammation)
bacteriemi RES
die (phagocytes)

blood vessels

Systemic organs
(intestine, hypothalamus, skin, tongue, etc.)
 Makanan atau minuman yang telah
terkontaminasi oleh kuman Salmonella
Typhosa masuk kedalam lambung,
selanjutnya lolos dari sistem pertahanan
lambung, kemudian masuk ke usus halus,
melalui folikel limpa masuk kesaluran limpatik
dan sirkulasi darah sistemik, sehingga terjadi
bakterimia. Bakterimia pertama-tama
menyerang Sistem Retikulo Endoteleal (RES)
yaitu : hati, lien dan tulang, kemudian
selanjutnya mengenai seluruh organ di dalam
tubuh antara lain sistem syaraf pusat, ginjal
dan jaringan limpa.
 Cairan empedu yang dihasilkan oleh hati
masuk ke kandung empedu sehingga terjadi
Kolesistitis. Cairan empedu akan masuk ke
Duodenum dan dengan virulensi kuman yang
tinggi akan menginfeksi intestin kembali
khususnya bagian illeum dimana akan
terbentuk ulkus yang lonjong dan dalam.
Masuknya kuman ke dalam intestin terjadi
pada minggu pertama dengan tanda dan
gejala suhu tubuh naik turun khususnya suhu
akan naik pada malam hari dan akan
menurun menjelang pagi hari.
 Disamping peningkatan suhu tubuh juga
akan terjadi obstipasi sebagai akibat
penurunan motilitas usus, namun ini tidak
selalu terjadi dapat pula terjadi sebaliknya.
Setelah kuman melewati fase awal intestinal,
kemudian masuk ke sirkulasi sistemik
dengan tanda peningkatan suhu tubuh yang
sangat tnggi dan tanda-tanda infeksi pada
RES seperti nyeri perut kanan atas,
splenomegali dan hepatomegali.
 Pada minggu selanjutnya dimana infeksi Focal
Intestinal terjadi dengan tanda-tanda suhu tubuh
masih tetap tinggi, tetapi nilainya lebih rendah dari
fase bakterimia dan berlangsung terus menerus,
lidah kotor, tepi lidah hiperemis, penurunan
peristaltik, gangguan digesti dan absorbsi sehingga
akan terjadi distensi, diare dan pasien merasa tidak
nyaman, pada masa ini dapat terjadi perdarahan
usus, perforasi dan peritonitis dengan tanda distensi
abdomen berat, peristaltik menurun bahkan hilang,
melena, syock dan penurunan kesadaran
Gejala Klinik
 Pasien dewasa biasanya lebih Berat dibandingkan anak.
 Masa tunas rata-rata 10-20 hari.
 Yang tersingkat 4 hari jika infeksi melalui makanan sedangkan
yang terlama sampai 30 hari jika infeksi melalui minuman.
 Selama masa inkubasi diketemukan gejala prodromal yaitu
perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing-pusing
dan tidak bersemangat.
 Kemudian menyusul gejala klinik yang biasa ditemukan yaitu
1. demam,
2. Gangguan pada saluran pencernaan,
3. Gangguan Kesadaran
Lanjut ….
1. Demam.
a. khas demam berlangsung 3 minggu bersifat febris
remitens.
b. Selama minggu pertama, suhu badan berangsur-angsur
meningkat pada sore hari sampai malam dan biasanya
menurun pada pagi.
c. Dalam minggu ke dua penderita terus berada dalam
keadaan demam.
d. Dalam minggu ke tiga suhu badan berangsur-angsur
turun dan normal kembali pada minggu ke empat.
Lanjut …
2. Gangguan pada saluran pencernaan.
a. Pada mulut terdapat bau nafas tidak sedap.
b. Bibir kering dan pecah-pecah (rhagaden).
c. Lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue), ujung
dan tepi lidah kemerahan, jarang disertai tremor.
d. Pada abdomen ditemukan keadaan perut kembung
(meteorismus).
e. Hati dan limpa membesar diserta nyeri pada perabaan.
f. Defekasi biasanya konstipasi, mungkin normal dan
kadang-kadang diare
Lanjut …
3. Gangguan kesadaran.
a. Umumnya kesadaran menurun (apatis sampai
somnolen)
b. Kadang ditemukan pada punggung atau anggota
yaitu roseola berupa bintik-bintik kemerahan
karena embolus basil dalam kapiler kulit terutama
diketemukan pada minggu pertama demam.
c. Kadang-kadang ditemukan bradikardia dan
mungkin didapatkan epistaksis
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah tepi untuk mendapatkan
gambaran mengenai :
 leukopenia
 limfositosis relatif
 eosinopilia
 Trombositopenia
Lanjut …
2. Pemeriksaan sumsum tulang untuk
mengetahui RES hiperaktif ditandai dgn :
• adanya sel makrofag
• sel hemopoetik
• granulopoetik
• eritropoetik
• trombopoetik berkurang
Lanjut …
3. Biakan empedu
Untuk mengetahui Salmonella typhosa
dalam darah penderita terutama pada
minggu pertama. Selanjutnya diketemukan
dalam faeces / urine dan mungkin tetap
positif dalam waktu lama
Lanjut …
4. Pemeriksaan widal
 Dasar pemeriksaan adalah reaksi aglutinasi yang terjadi bila
serum penderita dicampur dengan suspensi antigen salmonella
typhosa. Pemeriksaan dinyatakan positif bila terjadi reaksi
aglutinasi
 Untuk membuat diagnosis yang diperlukan ialah titer zat anti
terhadap antigen O yang bernilai 1/200 atau lebih dan atau
menunjukan kenaikan yang progresif. Titer O dipakai untuk
menentukan diagnosis karena mencapai puncaknya
bersamaan dengan penyembuhan penderita. Sedangkan titer
H tidak diperlukan untuk diagnosis karena dapat tetap tinggi
setelah penderita lama sembuh
Penatalaksanaan Medik
1. Isolasi penderita
2. Perawatan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
3. Istirahat selama demam sampai 6 hari bebas
panas.
4. Diet.
5. Obat. Pilihan terbaik Chloramphenicol dengan
dosis tinggi 100 mg/kg BB/hari (maksimum 2 gram
perhari) diberikan 4 x sehari peroral atau
intravena, kecuali penderita tidak cocok dapat
diberikan obat lain.
6. Bila terjadi komplikasi diberikan terapi yang
sesuai. Misalnya Intravena fluid drip (IVFD).
Komplikasi
1. Pada usus :
perdarahan usus, Perforasi usus, Peritonitis
2. diluar usus :
Meningitis, Bronchopneumonia,
hepatomegali, splenomegali, syock dan
penurunan kesadaran
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
Data Subyektif :
a. Pola hidup.sehari-hari
Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
tidak diolah dengan baik. Sumber air minum
yang tidak sehat dan kondisi lingkungan
rumah tempat tinggal yang tidak sehat, serta
kebersihan perseorangan yang kurang baik
Lanjut…
b. Riwayat penyakit sebelumnya
Apakah pasien pernah menderita penyakit
yang sama dan kapan terjadi.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah di dalam keluarga ada yang pernah
atau sedang menderita penyakit yang
sama.
Lanjut…
d. Keluhan yang dirasakan pasien, kaji
dengan lengkap dengan PQRST antara
lain:
 Peningkatan suhu tubuh yang berfluktuasi
 Tubuh lemah
 Kurang nafsu makan
 Perut kembung
 Konstipasi/diare
 Nyeri abdomen
Data Obyektif
a. Peningkatan suhu tubuh
demam Remiten
b. Relatif Bradikardi
Peningkatan satu derajat selcius suhu tubuh
akan disertai penambahan denyut nadi
,namun pada sebagian penderita dapat
dijumpai justru sebaliknya yaitu bradikardi.
Lanjut …
c. Lidah kotor berselaput putih dan tepi
hiperemis disertai stomatitis.
Tanda ini jelas muai nampak pada minggu
ke dua berhubungan dengan infeksi
sistemik dan endotoxin kuman.
d. Hepatomegali dan splenomegali
Pembesaran hepar dan lien
mengindikasikan infeksi RES yang mulai
terjadi pada minggu ke II.
Lanjut ….
e. Peristaltik
Dijumpai penurunan peristaltik atau bahkan hilang.
 Distensi abdomen dan nyeri
 Konstipasi atau diare
Konstipasi terjadi pada minggu I dan selanjutnya
dapat terjadi diare.
h. Hematemesis dan melena
Dapat terjadi perdarahan ulkus illeum yang akan
menyebabkan hematemesis, dan melena, distensi
abdomen, hipoperistaltik / aperistaltik
Lanjut …
i. Tanda-tanda gangguan sirkulasi akibat
perdarahan yaitu:
• Perubahan tanda-tanda vital,khususnya nadi dan tekanan
darah
• Kulit pucat, akral dingin.
• Penurunan kesadaran
j. Tanda-tanda Peritonitis
• Suhu tubuh sangat tinggi
• Distensi abdomen dan tegang
• Kesadaran menurun
• Penurunan peristaltik
Lanjut …
i. Pemeriksaan Darah
• Kadar Hb., Ht.
• Leukosit
• Khas penurunan leukosit oleh karena endotoxin
kuman menekan RES dalam memproduksi
leukosit
Lanjut …
 Pemeriksaan Penunjang
Mengukur kadar/titer antigen soma dan flagel
( titer O dan H ). Yang lebih akurat adalah
kadar titer O. Peningkatan kadar titer ini
menggambarkan virulensi kuman.
Diagnosa Keperawatan
 Nutrisi / cairan elektrolit kurang dari kebutuhan
tubuh,b/d anoreksia, gangguan digesti dan absorbsi
nutrien.
 Gangguan rasa nyaman b/d peningkatan suhu
tubuh akibat proses infeksi kuman Salmonella.
 Resiko terjadi komplikasi ( perdarahan, ferforasi dan
peritonitis ) b/d perlukaan ulkus intestinal.
 Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik dan
penurunan kesadaran

Anda mungkin juga menyukai