Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN

KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN
KARDIOMIOPATI
DISUSUN OLEH :
SUBATIN
SUPRIYANTO (A)
DIAH AYU S Y
PENGERTIAN

 Kardiomiopati adalah setiap penyakit atau cedera pada jantung


yang tidak berhubungan dengan penyakit arteri koroner,
hepertensi, atau malformasi congenital.
 Kardiomiopati dapat terjadi setelah suatu infeksi jantung, akibat
penyakit otoimun, atau setelah individu terpajan toksin tertentu,
termasuk alcohol dan banyak obat anti kanker. Kardiomiopati
dapat terjadi secara idiopatik. (Corwin, 2009).
KLASIFIKASI

 1. Kardiomiopati dilatasi/kongsetif
 2. Kardiomiopati hypertrofi
 3. Kardiomiopati restriktif
ETIOLOGI

 1. Kardiomiopati dilatasi/kongsetif: etiologinya sebagian besar tidak


diketahui, namun mungkin berhubungan dengan virus,
penggunaan alcohol yang berlebihan,penyakit metabolic,kelainan
gen dan sebagainya.
 2. Kardiomiopati hypertrofi : Penyebabnya tidak diketahui namun
sebagian diturunkan secara autosom dominan.
 3. Kardiomiopati restriktif : etiologinya penyakit-penyakit yang
menginfiltrasi miokardium, seperti amiloidosis hemokromatisis,
sarkoidosis, dan sebagainya.
MANIFESTASI KLINIS

 Kardiomiopati dapat terjadi pada setiap usia dan menyerang pria


maupun wanita. Kebanyakan orang dengan kardiomiopati
pertama kali datang dengan gejala dan tanda gagal jantung.
Dispnu saat beraktifitas, parosikmal nokturnal dispnu (PND), batuk,
dan mudah lelah adalah gejala yang pertama kali timbul.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 1. Foto toraks, pada kardiomiopati dilatatif akan didapatkan


kardiomegali dan edema paru
 2. EKG akan tampak left ventrikel hypertropi pada jenis
kardiomiopati hipertrofi
 3. Ekokardiografi: dapat dilihat adanya dilatasi, penebalan pada
jantung
PENATALAKSANAAN

 1. Pembatasan garam dan pemberian diuretic dilatasi untuk


mengurangi volume diastolic akhir. Terapi yang lain untuk gagal
jantung mungkin diperlukan.
 2. Diberikan antikoagulan untuk mencegah pembentukan embolus.
 3. Penyekat beta diberikan untuk kardiomiopati hipertrofik
 4. Dapat diusahakan reseksi bedah pada bagian miokardium yang
mengalami hepertrofi.
 5. Penyekat saluran kalsium tidak digunakan karena dapat semakin
menurunkan konraktilitas jantung.
KOMPLIKASI

 1. Dapat terjadi infark miokard apabila kebutuhan oksigen ventrikel


yang menebal tidak dapat dipenuhi.
 2. Dapat terjadi gagal jantung pada kardiomiopati dilatasi apabila
jantung tidak mampu memompa keluar darah yang masuk.
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Sering didapat adanya keluhan dispnea, nyeri dada, cepat lelah, palpitasi dan
sinkop.
2. Diagnose Keperawatan
 a. Aktual/resiko tinggi pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan
pengembangan paru tidak optimal, kelebihan cairan di paru
 b. Aktual/resiko tinggi gangguan perfusi perifer yang berhubungan dengan
menurunnya curah jantung
 c. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan keletihan, kelemahan fisik
 d. Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan status
kesehatan, situasi krisis, ancaman, atau perubahan kesehatan
 e. Resiko ketidakpatuhan terhadap aturan terapeutik yang berhubungan
dengan tidak mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai
3. Rencana/intervensi Keperawatan
a. Aktual/resiko tinggi pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan pengembangan
paru tidak optimal, kelebihan cairan di paru sekunder akibat edema paru akut.
Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi perubahan pola napas
Kriteria : Klien tidak sesak napas, RR dalam batas normal16-20 kali/menit, respon batuk
berkurang
Intervensi Rasional
1) Auskultasi bunyi napas (kreakles)
2) Kaji adanya udema Curiga gagal kongestif/ kelebihan volume cairan
3) Ukur intake dan output
4) Timbang berat badan
5) Pertahankan pemasukan total cairan 2000 ml/24 jam dalam intoleransi kardiovaskuler
6. Kolaborasi:
a) Berikan diet tanpa garam
b) Berikan diuretic, Contoh; furosemide, sprinolakton, hidronolakton.
c) Pantau data laboratorium elektrolit kalium
b. Aktual/resiko tinggi gangguan perfusi perifer yang berhubungan dengan menurunnya
curah jantung
Tujuan : Dalam waktu 2x24 jam perfusi perifer meningkat
Kriteria : Klien tidak mengeluh pusing, TTV dalam batas normal, CRT<3 detik, urine > 600 ml/
hari
Intervensi Rasional
1) Auskultasi TD. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, duduk, atau
berdiri bila memungkinkan
2) Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan diaforesis secara teratur.
3) Kaji kualitas peristaltik, jika diperlukan pasang sonde
4) Kaji adanya kongesti hepar pada abdomen kanan atas
5) Pantau urine output Penurunan curah jantung
6) Catat murmur
7) Pantau frekuensi jantung dan irama
8) Berikan makanan kecil /mudah dikunyah, batasi asupan kafein.
9) Kolaborasi: Pertahankan cara masuk heparin ( IV) sesuai indikasi.
c. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke jaringan dengan
kebutuha sekunder akibat penurunan curah jantung.
Tujuan : Aktivitas sehari-hari klian terpenuhi dan meningkatnya kemampuan beraktivitas.
Kriteria : Klien menunjukan kemampuan beraktivitas tanpa gejala-gejala yang berat, terutama mobilisasi di tempat
tidur.
Intervensi Rasional
1) Catat frekuensi jatung, irama; serta perunahan tekanan darah selama dan sesudah aktivitas
2) Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat.
3) Anjurkan klien untuk menghindari peningkatan tekanan abdomen, misalnya: mengejan saat defekasi.
4) Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas.
5) Pertahankan klien tirah baring sementara sakit akut.
6) Tingkatkan klien duduk di kursi dan tinggikan kaki klien
7) Pertahankan rentang gerak pasif selama sakit kritis
8) Evaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi.
9) Berikan waktu istirahat diantara waktu aktivitas
10) Pertahankan penambahan O2 sesuai. Untuk meningkatkan oksigen jaringan.
11) Selama aktivitas kaji EKG, dispnea, sianosis, kerja dan frekuensi napas, serta keluhan subyektif
12) Berikan diet sesuai kebutuhan ( Untuk mencegah retensi cairan dan pembatasan air dan Na)
13) Rujuk ke program rehabilitasi jantung
d. Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, ancaman, atau perubahan
kesehatan.
Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam kecemasan klien berkurang
Kriteria : Klien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi
penyebab atau factor yang mempengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan, wajah rileks.
Intervensi Rasional
1)Bantu klien mengekspresikan perasaan marah, kehilangan, dan takut.
2) Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan, damping klien, dan lakukan tindakan bila menunjukan
perilaku merusak.
3) Hindari konfrontasi
4) Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan suasana
penuh istirahat.
5) Tingkatkan control sensasi klien Kontrol sensasi klien (dalam menurunkan ketakutan)
6) Orientasikan klien terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan.
7) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan ansietasnya.
8) Berikan privasi untuk klien dan orang terdekat
9)Kolaborasi:
 Berikan anti cemas sesuai indikasi: Diazepam
 Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan
e. Resiko kekambuhan yang berhubungan dengan ketidakpatuhan aturan terapeutik, tidak mau
menerima pola hidup yang sesuai.
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam klien mengenal fakto-faktor yang menyebabkan peningkatan
resiko kekambuhan.
Kriteria: Klien secara subyektif menyatakan bersedia dan termotivasi untuk melakukan aturan
terapeutik jangka panjang dan mau menerima perubahan pola hidup yang evektif, klien mampu
mengulangi factorfaktor resiko kekambuhan
Intervensi Rasional
1. Identifikasi factor yang mendukung pelaksanaan terapeutik
2. Berikan penjelasan penatalaksanaan terapeutik lanjutan
3. Menyarankan kepada keluarga agar memanfaatkan sarana kesehatan di masyarakat
4. 4. Ajarkan strategi menolong diri sendiri
5. 5. Mengikuti latihan fisik rutin Latihan fisik rutin secara bertahap memberikan adaptasi pada
ventrikel kiri dalam melakukan kompensasi kebutuhan suplai darah otot rangka.
6. Beri penjelasan tentang : Pemakaian obat nitrogliserin, Hindari merokok , Pendidikan kesehatan
diet, Pendidikan kesehatan sex, Stres emosional
7. Beri dukungan secara psikologis
4. Implementasi dilakukan sesuai intervensi
5. Evaluasi
a. Menunjukan peningkatan curah jantung : tanda-tanda vital kembali normal
b. Tidak ada keluhan sesak napas
c. Terhindar dari resiko penurunan perfusi perifer yaitu:
1) Tidak terjadi kelebihan volume cairan
2) Tidak sesak
3) Udema ekstremitas tidak terjadi
d. Terpenuhinya aktivitas sehari-hari
e. Menunjukan penurunan kecemasan
f. Memahami cara mencegah komplikasi dan menujukan tanda-tanda bebas dari
komplikasi g. Mematuhi program perawatan diri
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai