Anda di halaman 1dari 13

PEMETAAN DAN PENATAAN KAWASAN PEMUKIMAN DI

SEPANJANG LERENG GUNUNG PADANG “SUMATRA BARAT”


LATAR BELAKANG

Kota Padang terletak di pantai barat pulau Sumatera, dengan


luas keseluruhan kota Padang adalah 694,96 km² atau setara
dengan 1,65% dari luas provinsi Sumatera Barat. Dari luas
tersebut, lebih dari 60%, yaitu ± 434,63 km², merupakan
daerah perbukitan yang ditutupi hutan lindung,
LANDASAN TEORI PENELITIAAN
Pembangunan pemukiman dikawasan yang
berbahaya seperti kawasan lereng perlu
diperhatikan karena,kawasan lereng tidak di
peruntukan sebagai kawasan pemukiman
karena membahayakan keselamatan, sering
terjadi pergerakan tanah secara tiba –tiba
yang akan menimbulkan bencana longsor.
Metodologi penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini


ialah metode deskriptif, yaitu: “memberikan
gambaran tentang fenomena tertentu atau
aspek kehidupan tertentu dari masyarakat
yang menghuni lereng bukit sebagai kawasan
tinggal”
MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dalam penelitian ini dapat berupa


manfaat praktis maupun manfaat teoritis,adapun
manfaat seperti , kawasan lereng di perbukitan bisa
kembali ditata dengan baik dan bisa kembali ke fungsi
awalnya yaitu sebagai kawasan hijau dan cagar alam
bagi hewan – hewan yang ada dikawasan tersebut.
. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian yang ingin dicapai sebagai berikut :


 Mengetahui sebab-sebab masyarakat tersebut bisa

menempati kawasan lereng bukit


 •Mengkaji pengaruh tanah dan pergerakan tanah akibat

aktivitas di lereng bukit.


 •Mengkaji lebih dalam bagaimana cara menanggulangi

dan menata kawasan lereng seperti mana seahrusnya.


Metode pengumpulan data
 Observasi merupakan suatu pengamatan dengan
menggunakan indera penglihatan. Dalam kegiatan
pengamatan, observer (pengamat) belum mengajukan
pertanyaan-pertanyaan khusus yang terkait dengan
masalah penelitian.
 Dari hasil observasi data yang diperoleh dari cara ini

adalah warga lebih memilih tinggal dikawasan lereng


bukit karena lahan yang terbatas ,dan dekatnya temapt
mereka mencari nafkah sebagai alasan mereka tetap
menghuni kawasan tersebut hingga sekarang.
Mitigasi Bencana Gerakan Tanah ,akibat aktivitas manusia di
kawasan lereng bukit

 Mitigasi bencana gerakan tanah merupakan upaya-upaya yang


dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil kerugian atau dampak
yang ditimbulkan oleh bencana gerakan tanah (Soehaimi, 2011).
Kerugian atau dampak tersebut dapat berupa kehilangan harta
benda,

 kerusakan sarana prasarana vital dan fasilitas umum, jatuhnya


korban manusia, maupun rusaknya tata kehidupan dan penghidupan
masyarakat. Mitigasi bencana gerakan tanah seperti halnya mitigasi
bencana pada umumnya meliputi kegiatan sebelum, saat terjadi, dan
sesudah terjadi bencana. Soemantri (2008) menyebutkan tahapan
mitigasi bencana longsor sebagai berikut:
1. Pemetaan
Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana
alam geologi di suatu wilayah, sebagai masukan kepada
masyarakat dan atau pemerintah kabupaten/kota dan provinsi
sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar
terhindar dari bencana.

2. Penyelidikan
Mempelajari penyebab dan dampak dari suatu bencana sehingga
dapat digunakan dalam perencanaan penanggulangan bencana
dan rencana pengembangan wilayah.
3. Pemeriksaan
Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi
bencana, sehingga dapat diketahui penyebab dan cara
penanggulangannya.

4. Pemantauan
Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada
daerah strategis secara ekonomi dan jasa, agar diketahui
secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan
masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
5. Sosialisasi
Memberikan pemahaman kepada pemerintah provinsi
/kabupaten /kota atau masyarakat umum, tentang bencana alam
tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannnya. Sosialisasi
dilakukan dengan berbagai cara antara lain, mengirimkan poster,
booklet, dan leaflet
Gambar 2 klasifikasi tingkat kelerengan oleh Van Zuidam (1979
DAFTAR REFERENSI

(Soehaimi, 2011). Mitigasi bencana gerakan tanah


merupakan upaya-upaya yang dilakukan dengan
tujuan untuk memperkecil kerugian atau dampak
yang ditimbulkan oleh bencana gerakan tanah
Vegetasi sangat berpengaruh pada kestabilan lereng
dan hidrologi lereng (Soedjoko, 2008). klasifikasi
tingkat kelerengan oleh Van Zuidam (1979), tahapan
mitigasi bencana longsor Soemantri (2008)

Anda mungkin juga menyukai