Anda di halaman 1dari 25

Strategi penghematan

pajak melalui pemilihan


kegiatan usaha
Sarah Vinia Kusama – 2015011005
Siti Sadiatu Rosidah - 2015011027
Kenya Cahya Regita Putri – 2015011030
Ananda Putri Larasati - 20150110
PENDAHULUAN
Pilihan kegiatan usaha sangat dipengaruhi kemampuan dan
kesiapan masing – masing wajip pajak atas kegiatan usaha yang
akan dipilihnya selain juga mempertimbangkan berbagai aspek
seperti permodalan,izin, tren pasar dan berbagai pertimbangan
lain.

Bidang Pertanian

Bidang Industri

Real Estat
Pilihan Usaha di Bidang Pertanian
Pilihan Usaha di Bidang Pertanian

Terdapat kewajiban pemungutan


PPh pasal 22 yang dilakukan
oleh badan usaha industri atau Untuk pertimbangan PPn di
eksportir yang bergerak dalam bidang pertanian terdapat BKP
sektor kehutanan, pertanian, strategis dan BKP non strategis.
peternakan, perikanan dengan
tarif 0,5% dari harga pembelian
tidak termasuk PPN.

PERTIMBANGAN PERTIMBANGAN
PPh PPn
PENGENAAN PPn PADA KEGIATAN PERTANIAN

• PERTANIAN
• PERKEBUNAN & KEHUTANAN
• PERIKANAN
• PETERNAKAN
PERTANIAN
• Tidak dikenakan PPN  Petani

BKP strategis :
- Barang hasil pertanian
- Bibit barang pertanian

Perlakuan khusus :
- Pertanian padi dan penggilingan gabah
- Pertanian tebu
PERKEBUNAN
BKP strategis :
- Barang hasil perkebunan dan kehutanan
- Bibit tanaman perekbunan dan kehutanan

Perlakuan khusus :
- Kelapa sawit
- Kopra
- Karet
- Kakao
KEHUTANAN
Hutan :
- Hutan alam
- Hutan tanaman
Hasil : kayu  dengan perlakuan sbb :
• Kayu bulat (log) : tidak dikenakan PPN apabila diserahkan oleh petani
• Kayu olahan dikenakan PPN
PERIKANAN
Bebas PPn :
• Ikan
• Benih
• Makanan ikan
• Bahan baku pembuatan makanan ikan

Khusus coldstorage dikenakan PPn.


PETERNAKAN
Barang hasil peternakan = BKP yang dikenakan PPn.

Kegiatan bebas PPn :


• Perburuan
• Penangkapan
• Penangkaran
Seperti : makanan ternak, unggas, bahan baku makanan
ternak & unggas, benih peternakan/penangkaran.

• Hewan untuk fattening (penggemukan) dikenakan PPN,


hewan untuk breeding (pembiakan) dibebaskan PPN.
Pertimbangan
Pengenaan PPn
PILIHAN USAHA BIDANG INDUSTRI

PERTIMBANGAN PPh PERTIMBANGAN PPn


Pertimbangan PPh
Pemungutan PPh yang dilakukan oleh industri adalah
berkaitan dengan PPh pasal 22 atas penjualan produknya. PPh
pasal 22 tersebut menjadi beban pembeli sebagai distributor.
Tidak semua kegiatan industri dibebani kewajiban memungut
PPh 22. Kewajiban pemungutan PPh 22 ini hanya diberikan
Besarnya tarif serta perlakuan PPh pabrikan yang berbentuk badan usaha.
22 atas kegiatan industri adalah
seperti berikut:
No Industri Pemungutan PPh Sifatnya
1 Industri Kertas 0.1 % DPP Tidak Final
2 Industri Baja 0.3% DPP Tidak Final
3 Industri Semen 0.25% DPP Final
4 Industri Otomotif 0.45% DPP Tidak Final

Selain kegiatan indstri diatas, pengusaha tidak mempunyai kewajiban memungut PPh 22 atas penjualan produknya,
sehingga bebannya menjadi lebih ringan.
DASAR PENGENAAN
DAN TARIF

Pertimbangan PPn
CARA PELUNASAN
Dasar Pengenaan dan Tarif
Dasar pengenaan dan tariff PPn pada industri umumnya adalah sebesar 10% dari DPP, atau tidak
berbeda dengan yang lain. Hanya saja untuk industri tertentu tidak mempergunakan dasar dan tarif
itu.

Besarnya PPn dan dasar pengenaan PPn dari berbagai industri adalah sebagai berikut

No Industri PPn Dasar Pengenaan PPn


1 Industri kertas 10% DPP
2 Industri baja 10% DPP
3 Industri hasil tembakau 8.4% Harga Bandrol
4 Industri semen 10% DPP
5 Industri otomotif 10% DPP
6 Industri rekaman gambar 10% Harga jual rata-rata
7 Industri rekaman suara 10% Harga jual rata-rata
8 Industri minyak goring Ditanggung Ditanggung
pemerintah pemerintah
Cara Pelunasan
• mempergunakan mekanisme PKPM

Untuk industry rokok, rekaman suara dan gambar, cara pelunasannya:


• melibatkan Ditjen Bea Cukai
• pelunasan PPh dilakukan pada saat penebusan pita cukai
PILIHAN USAHA BIDANG REAL ESTATE
Pilihan Usaha Bidang Real Estate
Pilihan kegiatan usaha dalam bidang real estate harus
memperhatikan perlakuan perpajakan seperti berikut:
- Perlakuan PPh
- Perlakuan PPN
- Perlakuan PPn BM
Tabel Pengenaan PPh Final pada Peralihan Hak
Tanah dan Bangunan
No Penjual Kriteria Harga Tanah dan PPh Sifat
Bangunan
1 WP orang pribadi Penghasilan > PTKP - 5% Final

2 WP orang pribadi Penghasilan < PTKP < Rp 60 juta Tidak Terutang

3 WP orang pribadi Penghasilan > PTKP >Rp 60 juta 5% Final

4 Yayasan, organisasi sejenis - 5% Final


5 WP badan yang usaha pokoknya Rumah Sederhana - 5% Final
pengalihan hak tanah dan bangunan

6 WP badan yang usaha pokoknya Rumah susun - 1% Final


pengalihan hak tanah dan bangunan sederhana
Pertimbangan Pengenaan PPh Perhimpunan
Penghuni Rumah Susun

• Bagi Pengembang

• Bagi Perhimpunan Penghuni

• Bagi Badan Pengelola


Pertimbangan Perlakuan PPN

Pada dasarnya semua perumahan yg diserahkan oleh perusahaan


real estate dikenakan PPN, namun ada beberapa tipe rumah yg
tidak dikenakan PPN, yaitu:
• Rumah sederhana
• Rumah susun sederhana
• Pondok boro
• Asrama mahasiswa dan pelajar
• Rumah sederhana sehat (Rs Sehat/RSH), dan
• Rumah inti Tumbu (RIT)
Pertimbangan Membangun Sendiri pada Real
Estate

• PPn membangun sendiri = 4% X jumlah biaya


yang dikeluarkan dan atau yang dibayarkan
untuk membangun sendiri, tidak termasuk
harga perolehan tanah.
Pertimbangan Membangun Rumah Susun pada
Real Estate

Pengerjaan rumah susun akan


terutang PPn, kecuali atas
rumah susun sederhana milik
(RUSUNAMI).
Pertimbangan Perlakuan PPn BM
• Rumah mewah dikenakan PPn
BM sebesar 20%.

Anda mungkin juga menyukai