Anda di halaman 1dari 40

SKRINING FITOKIMIA

DAN
EKSTRAKSI
Ruby Brianda
16.44238.1009
Ekstraksi dalam Bidang Farmasi

“ Adalah pemisahan bagian aktif yang berkhasiat obat dari jaringan tanaman
(dan hewan) menggunakan pelarut khusus sesuai dengan standar prosedur.”

Selama proses ekstraksi , pelarut berdifusi kedalam bagian tanaman dan


melarutkan komponen yang memiliki polaritas yang sama .
Hasil yang Didapat dari Proses
Ekstraksi…..
EKSTRAK → Campuran yang relatif komples dari metabolit – metabolit ( baik
primer maupun sekunder) pada fase
 Cair disebut Ekstrak cair ( Extractum Liquidum)
 Semipadat disebut Ekstrak kental ( Extractum Spissum) atau setelah
dihilangkan pelarutnya berupa
 Serbuk kering ( padat ) disebut Ekstrak kering ( Extractum Siccum)
Hasil yang Didapat dari Proses
Ekstraksi…..
 Decocta
 Infusa POPULER
 Ekstrak cair DISEBUT SEDIAAN


Tingtur
Pil ( ekstrak kental atau kering)
GALENIKA
Tujuan Dari Ekstraksi Terstandar……

Memperoleh bagian ( komponen ) aktif secara teurapetik yang diinginkan dan


menghilangkan bagian yang tidak diinginkan dengan menggunakan pelarut khusus
yang disebut menstrum.
Ekstrak yang Didapat , dan Telah di
Standarisasi
Dapat digunakan sebagai Bahan obat ( berkhasiat / Zat aktif) misal dalam
bentuk :
Tingtur → Obat gosok

Campuran
 Ekstak cair → dalam potio
Kompleks
Jika diproses lebih lanjut dapat ditambahkan panda
Glikosida ,
 Tablet dan
 Kapsul
alkaloid ,
Flavonoid , dan
Lignan
Beberapa Teknik Umum dalam ekstraksi
Tanaman Obat
 Maserasi  Ekstraksi dengan bantuan
microwave
 Infusi
 Sonikasi ( ekstraksi dg gel.
 Perkolasi
Ultrasonik )
 Dekoktasi
 Ekstraksi cairan superkritikal
 Soxletasi ( ekstraksi panas
 Ekstraksi fitonik ( pelarut
berkesinambungan)
fluorocarbon)
 Fermentasi
 Ekstraksi dua arah ( bolak balik)
 Digesti
Headspace Trapping , solid phase
microextraction ,perkolasi
Untuk tanaman aromatic : Metode terbaru untuk tanaman jenis
ini:
 Distilasi
 Headspace trapping
 Enfleurage
 Mikroekstraksi fase padat
 Ekstraksi protoplas
 Mikrodestilasi
 Termomikrodestilasi
 Destilasi molekuler
Parameter yang Mempengaruhi Kualitas
Ekstrak
1. Bagian tanaman sebagai bahan awal
2. Pelarut yang digunakan
3. Prosedur ekstraksi
Efek Ekstrak Tanaman Secara Fitokimia
Dipengaruhi…..
1. Tempat asal
2. Derajat pemrosesan
3. Kadar lembab
4. Ukuran partikel
Metode Ekstraksi Mempengaruhi Jumlah &
Komposisi Metabiolit Sekunder , Bergantung
pada
1. Jenis Ekstraksi
2. Waktu Ekstraksi
3. Suhu
4. Pelarut yang digunakan
5. Konsentrasi pelarut
6. Polaritas
Bagian Tanaman untuk Ekstraksi

Bagian tanaman yang biasanya mengandung bahan berkhasiat diantaranya :


 Kulit
 Daun
 Akar Biasanya digunakan dalam bentuk
 Bunga kering
 Buah
Dikeringkan dengan oven pada suhu
 Biji
40⁰C selama 72 jam
 Dsb
Syarat Pelarut yang Baik

 Toksisitas rendah
 Mudah menguap
 Meningkatkan absorpsi ekstrak secara fisilologis
 Mempunyai aktifitas pengawet
 Tidak bereaksi dengan ekstrak
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Pelarut
 Jumlah bahan yang akan diekstraksi
 Kecepatan ekstraksi
 Keragaman kandungan yang akan diekstraksi
 Kemudahan dalam penanganan ekstrak selanjutnya
 Toksisitas pelarut dalam proses bioassay
 Kemungkinan bahaya dari ekstrak
Beberapa Pelarut yang Digunakan pada Proses Ektraksi

Aseton
AIR
Digunakan untuk mengekstraksi Air Aseton Melarutkan komponen hidrofil dan
tanaman yang berkhasiat anti lipofil ( bersifat semipolar) ,
mikroba & flavonoid yg larut dalam 01 02 bercampur dengan air , mudah
menguap , toksisitas rendah ,
air , senyawa fenol yg larut air dan
memiliki aktivitas antioksidan digunakan pada studia ntimikroba
dimana senyawa fenol lebih
diharapkan ter ekstraksi
Diklorometanol Etanol

Pelarut lain yang digunakan untuk Alkohol ( etanol) Konsentrasi 70 % v/v lebih mudah
Diklorometanol
ekstraksi terpenoid tertentu. mempenetrasi membrane sel dan
06 03 mengekstrak bahan intraseluler,
bersifat pengawet , menginakktivasi
beberapa reaksi enzimatis

Eter Kloroform

Digunakan secara khusus untuk Eter Kloroform Melarutkan komponen lemak miyak
ekstraksi kumarin dan asam lemak ( nonpolar) , lebih efekstif untu
tertentu.
05 04 ekstraksi komponen non polar
disbanding metanol
Metode Ekstraksi Dibedakan Berdasarkan

1. Lama waktu ekstraksi


2. Pelarut yang digunakan
3. pH dari pelarut
4. Temperatur
5. Derajat halus bagian tanaman
6. Perbandingan pelarut dengan sampel
Prosedur Ekstraksi

a. Homogenisasi Bagian tanaman :

Bagian tanaman ( segar / kering ) diblender hingga halus . Letakan sejumla


bagian yang telah dihaluskan pada pelarut dan dikocok secara terus menerus
selama 5-10 menit , atau didiamkan selama 24 jam kemudian disaring.
b. Ekstraksi mendalam berkesinambungan

Serangkaian ekstraksi yang menggunakan menggunakan pelarut yang


kepolarannya meningkat dari pelarut non polar ( n- heksan) sampai pelarut yang
lebih polar ( methanol) untuk memastikan koponen dengan polaritas beragam
dapat terekstraksi
c. Soxletasi

Hanya digunakan saat komponen yang diinginkan memilki lelarutan terbatas


dalam pelarut & zat pengotor tidak larut dalam pelarut
d. Maserasi

Bagian tanama / serbuk kasar didiamkan dalam pelarut pada wadah tertutup (
bersumbat) selama waktu tertentu dengan pengocoan tertaur hingga bahan yang
larut terlarut dalam sempurna dalam pelarut . Cocok untu zat termolabil
e. Dekoktasi
digunakan pada bahan aktif yang larut air dan dan tahan panas dengan
mendidihkannya dalam air selama 15 menit, didinginkan , disaring dan ditambah
air sampai volume yang diinginkan
f. Infusi

Larutan encer dari komponen yang larut pada pelarut, dibuat dengan maserasi
bahan pada waktu yang singkat dengan atau tanpa dididihkan
g. Digesti

Maserasi dengan pemanasan rendah , digunakan saat peningkatan temperature


tidak diinginkan dan mengefisienkan pelarut
h. Perkolasi
menggunakan percolator,
1. bahan kering dibasahkan dengan pelarut dan direndam selama 4 jam pada wadah tertutup baik
2. dimasukan ke percolator ( nagian tas ) ditambahkan pelarut sampai merendam massa tadi ,
percolator ditutup dan dimaserasi selama 24 jam .
3. Setelah 24 jam , keran percolator dbuka dan cairan didalamnya dibirkan menetes , hasil
tetesan ditambahkan pelarut hingga volumre yang diinginkan
i. Sonikasi

Menggunakan gelombang ultrasonik dengan frekuensi berkisar antara 20 kHz -


20.000 kHz. Meningkatkan permeabilitas dinding sl pada proses peronggaan
SKRINING FITOKIMIA→ UJI FITOKIMIA UNTUK SEMUA
EKSTRAK SESUAI METODE STANDAR

Deteksi alkaloid
a. Uji Mayer :
Filtrat + Reagen Mayer (K2Hg2I4) → endapan kuning = Alkaloid positif

b. Uji Wagner
Filtrat + Reagen Wagner ( I2 dalam KI) → endapan coklat kemerahan
= Alkaloid positif
c. Uji Dragendorff
Filtrat + Reagen Dragendroff (BiI4K) → endapan Merah = Alkaloid positif
d. Uji Haager
Filtrat + Reagen Haager → endapan kuning = Alkaloid positif
Deteksi karbohidrat
a. Uji Molisch
Filtrat + 2 tetes alkoholik α – Naftol pada tabung reaksi , jika terbentuk cincin
ungu , karbohidrat positif

b. Uji Fehling
Filtrat + HCl encer , dinetralkan dg basa , tambahkan larutan Fehling A dan
Fehling B , panaskan , jika terbentuk endapan merah bata , terdapat gula
pereduksi
c. Uji Benedict
Filtrat + Reagen Benedict , dipanaskan jika terbentuk endapan merah ,
terdapat gula pereduksi
Deteksi Glikosida
a. Uji Borntrager termodifikasi :
 Ekstrak + FeCl3 , dilarutkan dalam air mendidih di masukan dalam air
mendidih selama 5 menit ,
 angkat dinginkan dan iekstrak menggunakan volume benzen yang sama
 Lapisan benzene dipisahkan dan ditetesi larutan ammonia ,
 jika terbentuk warna rose- pink pada lapisan ammonia , terdapat glikosida
anthranol
b. Uji Legal
Ekstrak + Na. Nitroprusida dalam larutan piridin & NaOH , jika terbentuk warna
merah muda sampai merah darah , terdapat glikosida jantung
Deteksi Saponin
a. Uji Buih
Ekstrak dilarutkan dalam aquabidest ad 20mL , dikocok selama 15menit , jika
terbentuk 1 cm lapisan buih , terdapat saponin
b. Uji ketahanan Buih
0,5 g ekstrak dikocok dg aquades 2mL , jika biuh yang terbentuk bertahan selama
10 menit , positif saponin
Uji Fitosterol
a. Uji Salkowski
Ekstrak dibasahi dan direndam daam kloroform dan disaring , filtrat diberi
beberapa tetes H2SO4 pekat ,
Kocok kemudian diamkan
Jika terbentk warna kuning emas , positfterdapat triterpenoid
b. Uji Lieberman Buchard
Ekstra direndam dalam klorofom dan disatng ,
Giltrat diberi beberapa tetes as asetat anhidrat , dan dipanaskan
Dinginkan , tambahkan beberapa tetes H2SO4 pekat, Jika terbentuk cincin cokat
, positif fitosterol
Deteksi Fenol
Uji Ferri Klorida
Ekstrak ditambah 3- 4 tetes FeCl3, terbentu warna hitam kebiruan , fenol positif
Deteksi Tanin
Uji Gelatin
gelatin 1% dalam larutan NaCl ditambahkan pada ekstrak , jika terbentuk
endapa , tannin positif
Uji Flavonoid
a. Uji Reagen Alkali
Ekstrak + NaOH → warna kuning kuat yang menghilang ketika ditambahkan asam ,
Flavonoid positif
b. Uji Timbal Asetat
Ektrak + Pb asetat → endapan kuning , Flavonoid positif
Deteksi Pprotein dan Asam Amino
a. Uji Xantoproteat
Ekstrak+ HNO3 pekat , jika terbentu warna kuning , protein positif
b. Uji Ninhidrin
Ekstrak+ 0,25% Ninhidrin , jika terbentu warna biru , protein positif
Deteksi Diterpen
Uji Tembaga asetat
Ekstrak dilarutkan dalam air , dan ditetesi 3-4 tetes Cu Asetat , jika terbentuk
warna hijau zamrud, diterpen positif

Anda mungkin juga menyukai