Elektif
Pasien Kritis Di
ICU
Kelompok 5
anggota:
Prioritas III
Prioritas I
tidak ada lagi
1. pasien tidak Prioritas II
kebutuhan untuk
membutuhkan
terapi intensive jika
perawatan pasien dipindah apabila
diketahui
intensif lagi hasil pemantuan
kemungkinan untuk
2. terapi mengalami intensif menunjukkan
pulih kembali sangat
kegagalan bahwa perawatan
kecil dan keuntungan
3. prognosa jangka intensif tidak
terapi hanya sedikit
pendek buruk dibutuhkan dan
manfaatnya misal :
sedikit pemantauan intensif
pasien dengan
kemungkinan bila selanjutnya tidak
penyakit lanjut
perawatan diperlukan lagi
penyakit paru kronis,
intensif
liver terminal,
dilanjutkan.
metastase carsinoma
Transportasi pada Pasien Kritis
1. Pendekatan pasien
a. Anamnesis. 2. Pemeriksaan fisik
b. Serah terima 3. Pemeriksaan, observasi
pasien. dan monitoring rutin
c. Pemeriksaan fisik 4. Jalur intra vaskuler
d. Kajian hasil 5. Intubasi dan pengelolaan
pemeriksaan, trakea.
monitoring, dan 6. Cairan.
pengobatan 7. Perdarahan gastro-
e. Identifikasi masalah intestinal
dan strategi 8. Nutrisi.
penanggulangannya 9. Reaksi pasien di ICU.
f. Keluarga dan teman
PENATALAKSANAAN
PASIEN DI ICU
1. Intake : a. Enteral
b. Parenteral
a. Kebutuhan cairan :
Dewasa, BB > 30 kg : 30 – 50 cc / kg BB / hari.
Mis : BB 50 kg : 1500 – 2500 cc / hari.
Anak- anak / bayi, BB < 30 kg :
1) BB 1 – 10 kg : 100 cc / kg BB / hari
2) BB 11 – 20 kg : 75 cc / kg BB / hari
3) BB 21 – 30 kg : 50 cc / kg BB / hari.
b. Komposisi cairan parenteral :
Karbohidrat : Dex 5 – 10 %, Martos, dll
Protein : Aminovel, Pan Amin G, Amiparen, dll
Lemak :
Elektrolit : RL, NaCl, dll.
2. Pola Ventilasi :
a. Spontan : Oksigen nasal : 1 – 4 l / mnt
Oksigen masker : 5 – 10 l / mnt ( Rebreating dan Non
Rebreating ).
b. Bantuan ( Manual dan ventilator )
Indikasi : Resiko gagal napas dan gagal napas.
3. Obat-obatan :
Obat umumnya diberikan secara titrasi menggunakan syring/infus
pump.
a. Dopamin ( inotropik) : meningkatkan kontraktilitas jantung,
memperbaiki perfusi ginjal.
b. Dobutamin : sama dengan dopamin, diberikan jika TD sistolok > 90
mmHg
c. Katapres : menurunkan TD
d. Valium : anti komvulsif
DOPAMIN 200 mg / 50 cc ( syring pump )
1 cc = 200 mg / 50 = 4 mg = 4000 Mcg
Dosis = ....... Mcg/kgBB/menit ( 3 – 10 Mcg/kgBB/mnt )
1 Mcg = 1 x BB x 60 = ...... cc/jam
4000
2 Mcg = = ........cc/jam
5. Kardiovaskuler
Memasang Bed Side Monitor ( TD, Hr, RR, SpO2, Sh ). Dengan 3 atau 5
elektroda dada ( R = right, L = left, F = foot, N = normal, C = central ).
2. Pola Ventilasi :
a. Spontan : Oksigen nasal : 1 – 4 l / mnt
Oksigen masker : 5 – 10 l / mnt ( Rebreating dan Non
Rebreating ).
b. Bantuan ( Manual dan ventilator )
Indikasi : Resiko gagal napas dan gagal napas.
3. Obat-obatan :
Obat umumnya diberikan secara titrasi menggunakan syring/infus
pump.
a. Dopamin ( inotropik) : meningkatkan kontraktilitas jantung,
memperbaiki perfusi ginjal.
b. Dobutamin : sama dengan dopamin, diberikan jika TD sistolok > 90
mmHg
c. Katapres : menurunkan TD
d. Valium : anti komvulsif
2. Pola Ventilasi :
a. Spontan : Oksigen nasal : 1 – 4 l / mnt
Oksigen masker : 5 – 10 l / mnt ( Rebreating dan Non
Rebreating ).
b. Bantuan ( Manual dan ventilator )
Indikasi : Resiko gagal napas dan gagal napas.
3. Obat-obatan :
Obat umumnya diberikan secara titrasi menggunakan syring/infus
pump.
a. Dopamin ( inotropik) : meningkatkan kontraktilitas jantung,
memperbaiki perfusi ginjal.
b. Dobutamin : sama dengan dopamin, diberikan jika TD sistolok > 90
mmHg
c. Katapres : menurunkan TD
d. Valium : anti komvulsif
WASSALAMUALAIKUM
WR. WB.