Anda di halaman 1dari 30

 Di Indonesia urutan terbanyak di bidang urologi.

 Nomer 3 tersering di urologi setelah infeksi saluran kemih


dan BPH.
 Di Amerika angka kejadian 1 : 1000 penduduk
 Dapat terjadi pada semua golongan umur tetapi jarang
terjadi pada anak dibawah 10 tahun dan orang tua diatas
65 tahun
 Insidensi tertinggi umur 30 – 50 tahun
 laki-laki : perempuan = 3 : 1
1. Supersaturasi
Bertambah tingginya kristaloid bisa
diakibatkan oleh sekresi zat yang bertambah
atau berkurangnya volume urin sedangkan
ekskresi tetap, atau oleh kedua hal tersebut.
Bila konsentrasi zat bertambah, pada suatu saat
konsentrasinya melewati ambang solubility
product, dalam keadan ini zat akan mudah
mengkristal.
2. Keadaan pH urin
Batu yang terbentuk akibat supersaturasi
dan sangat dipengaruhi pH urin adalah batu
sistin dan batu asam urat. Sistin ini mudah
mengkristal bila dalam suasana asam.
Sebaliknya asam urat pada suasana alkalis.
3. Defisiensi zat protektif dalam urin
Zat protektif ini dapat mencegah terjadinya
presipitasi garam-garam kalsium walaupun
telah melewati solubility product. Diantaranya
adalah mukoprotein, magnesium, sitrat dan
lain-lain. Zat-zat tersebut terdapat didalam urin
yang normal.
.
4. Nidus batu (papilari nekrosis)
Pada beberapa keadaan seperti diabetes
mellitus ataupun pielonefritis dapat terjadi
nekrosis dari papila ginjal, papila ini kemudian
terlepas dan tersangkut disuatu tempat dan
menjadi inti dari batu.
5. Infeksi
Sering kali batu terbentuk pada ginjal yang
terinfeksi, terutama infeksi oleh bakteri yang
mempunyai enzim pemecah urea (Proteus,
Pseudomonas, atau Klebsiella sp.). Batu infeksi
ini mempunyai komposisi berupa magnesium
amonium fosfat.
 Lokasi: upper, middle or lower calyx; renal
pelvis; upper, middle or distal ureter; and
urinary bladder.
• Ureterolithiasis:
• Berasal dari batu ginjal yang turun
• Jarang terbentuk di ureter sendiri
• penampang 0,5 cm dengan diuretik diharapkan keluar spontan  keluar
lewat uretra
• Komposisi sama dengan batu ginjal
• Tempat berhenti batu ureter :
 1. Ureteropelvic junction
 2. Setinggi vasa iliaca
 3. Setinggi vas deferens/lig. Latum
 4. Ureter menembus dinding vesika urinaria
 5. Ureter intra mural
 Vesicolithiasis:
 Sering terjadi pada pasien yang menderita
gangguan miksi (BPH, striktura uretra,
divertikel buli–buli atau buli–buli neurogenik)
 Terdapat benda asing di buli–buli (misalnya
kateter yang terpasang pada buli–buli dalam
waktu yang lama)
 Batu ginjal atau ureter yang turun
 Batu uretra:
 Batu ginjal atau ureter yang turun ke buli–
buli, kemudian masuk ke uretra.
 Batu primer sangat jarang terbentuk, kecuali
jika terbentuk di dalam divertikel uretra.
 Angka kejadian batu uretra ini tidak lebih 1%
dari seluruh batu saluran kemih.
 Karakteristik x-ray:
 Etiologi:
 Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium
fosfat) 75-80%.
 1. Hiperkasiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300
mg/24 jam.
 2. Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urien melebihi 45
gram/24 jam.
 3. Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850
mg/24 jam. Asam urat dalam urine dapat bertindak
sebagai inti batu.
 4. Hipositraturia: Sitrat bereaksi dengan kalsium
membentuk kalsium sitrat.
5. Hipomagnesiuria: Magnesium akan bereaksi
dengan oksalat menjadi magnesium oksalat.
 Batu Struvit
Dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih oleh
golongan pemecah urea (uera splitter seperti:
Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter,
Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat
menghasilkan enzim urease dan mengubah
urine menjadi basa melalui hidrolisis urea
menjadi amoniak. Suasana basa ini
memudahkan garam-garam magnesium,
amonium, fosfat dan karbonat membentuk batu
magnesium amonium fosfat (MAP) dan
karbonat apatit.
 Batu Urat
Meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih,
banyak dialami oleh penderita gout, penyakit
mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika
dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan
salisilat), kegemukan, alkoholik dan diet tinggi
protein mempunyai peluang besar untuk
mengalami penyakit ini. Faktor yang
mempengaruhi terbentuknya batu asam urat
adalah: urine terlalu asam (pH < 6, volume urine
< 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.
 Batu Sistin
Meliputi 2% dari batu saluran kemih.
Disebabkan oleh defek metabolik yang
menyebabkan kegagalan reabsorpsi dari sistin,
ornitin, lisin, dan arginin di ginjal. Supersaturasi
terjadi dan menyebabkan deposisi kristal.
 Faktor risiko:
Nyeri.
Berupa kolik renal yang disebabkan karena adanya peregangan dari sistem collecting
dan ureter.
Karakteristik tergantung dimana lokasi batu tersebut berada:
Kaliks renal
Pada umumnya batu yang tidak menyebabkan obstruksi akan menimbulkan nyeri
yang periodik, nyeri ini bersifat tumpul, ataupun rasa pegal pada pinggang dan
punggung yang bervariasi dari ringan hingga berat. Nyeri ini akan terasa bertambah
berat setelah mengkonsumsi banyak cairan, dimana hal ini disebabkan karena
regangan pada kaliks yang lebih besar.
Pelvis renalis
Batu dengan diamater lebih dari 1 cm biasanya akan menyumbat ureteropelvic
junction dan menimbulkan nyeri yang hebat pada angulus kosto vertebralis
(pinggang), disebelah lateral M. Sacrospinalis dan dibawah iga XII. Nyeri ini bervariasi
dari ringan hingga menyiksa pasien, bersifat konstan dan menjalar ke perut bagian
atas yang ipsilateral. Bila tidak terjadi obstruksi, pasien dengan batu di pelvis renalis
ini hanya akan merasakan pegal pada pinggang ataupun punggungnya.
Ureter bagian proksimal
Nyeri karena adanya batu dibagian ini akan dirasakan sebagai nyeri di
angulus kosto vertebralis (pinggang) yang akan menjalar sepanjang
perjalanan ureter hingga testis, hal ini terjadi karena adanya persamaan
inervasi pada ginjal dan testis oleh N.Th XI-XII.
Ureter bagian tengah
Nyeri akan dirasakan mulai dari pinggang dan menjalar hingga daerah perut
bagian bawah, hal ini sesuai dengan persarafan N.Th XII-L.I.
Ureter bagian distal
Nyeri akan dirasakan mulai dari pinggang dan menjalar hingga lipat paha,
kandung kemih, skrotum ataupun vulva.
Ureter bagian intramural
Menimbulkan keluhan dan gejala yang sama dengan cistitis, berupa nyeri
pada supra pubic, frekuensi, disuria ataupun gross hematuri.
Hematuria
Pasien dengan batu pada saluran kemih biasanya akan mengeluh adanya gross
hematuri yang intermitten dimana urin akan berwarna seperti teh, namun lebih sering
berupa mikrohematuri.
Infeksi
Adanya batu pada saluran kemih ini akan menimbulkan infeksi sekunder akibat dari
obstruksi dan stasis dari urin pada bagian proksimal dari sumbatan.
Demam
Adanya demam pada penderita batu saluran kemih merupakan suatu keadaan yang
cukup serius, karena hal ini mungkin merupakan suatu tanda sepsis.
Mual dan muntah
Obstruksi dari saluran kemih bagian atas biasanya disertai dengan gejala-gejala ini.
Takikardia dan keluar keringat dingin
 DARAH TEPI + LED
 FUNGSI GINJAL ( UREUM, KREATININ )
 ASAM URAT DARAH
 ELEKTROLIT: K , Na , CL , ( Ca , FOSFAT )
 URINE LENGKAP
 URINE KULTUR + TEST SENSITIVITAS
 Foto polos abdomen (KUB)
 USG
 IVP. Kontraindikasi:
Dengan alergi kontras media
Dengan level kreatinin serum > 200μmol/L
(>2mg/dl)
Dalam pengobatan metformin
Dengan myelomatosis
 Sitoskopi
 Retrograde pyelography
FASE AKUT

 KOLIK
ANALGETIK
ANTI PROSTAGLANDIN
SPASMOLITIK ( ? )

 PANAS / SEPSIS : DRAINAGE : PYONEPHROSIS,


PERIRENAL ABCES
 RETENSI URIN : KATETER, SISTOSTOMI
 GINJAL
OPERASI TERBUKA
PCNL ( PERCUTANEUS NEPHROLITOTRIPSY )
ESWL ( EXTRACORPOREAL SHOCK WAVE
LITHOTRIPSY )
 URETER
KONSERVATIF
ESWL
URETERENOSKOPI ( URS )
BASKET
 BATU VESICA URINARIA
LITHOTRIPSI
SECTIO ALTA
 BATU URETHRA
DORONG KE VESICA URINARIA > LITHOTRIPSI
EKSTRAKSI BATU
BANYAK MINUM
BATU CALCIUM
 DIET RENDAH Ca ( ABSORBTIVE TIPE II )
 CELLULOSE PHOSPHAT ( ABSORBTIVE TIPE I )
 DIET RENDAH GARAM
BATU URAT
 DIET RENDAH PURIN
 CITRAT
 ALLUPURINOL
 ALKALINISASI ( PH > 6,2 )
BATU STRUVIT
 BERANTAS INFEKSI
 PH < 6,8

Anda mungkin juga menyukai