ORAL
DEFINISI LARUTAN
• Larutan adalah sediaan cair yang mengandung
satu atau lebih zat kimia terlarut
Zat tsb terdispersi secara molekuler dalam
pelarut yang sesuai atau campuran pelarut
yang saling bercampur.
• Sirup adalah larutan oral yang mengandung
sukrosa atau gula lain dengan kadar tinggi.
Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air
dikenal sebagai Sirup atau Sirup Simpleks.
APLIKASI
Alasan pengembangan sediaan larutan:
• Kesulitan pasien menelan tablet dan kapsul
• Memudahkan pemberian obat untuk bayi,
anak-anak dan pasien lanjut usia
• Obat higroskopis yang higroskopis lebih
mudah diberikan dalam bentuk cair
• Obat dalam bentuk larutan akan segera
diabsorpsi di saluran cerna
Klasifikasi larutan berdasarkan
rute pemberian
• Oral: Syrup, elixirs, drops
Pengawet
Flavouring agent (pewangi /
perasa)
Pewarna (dye)
Pelarut
Pelarut / pembawa yang biasa digunakan
adalah:
• Air
• air aromatik
• Sirup
• juice (dari buah, dimana pemilihannya
tergantung tujuan penggunaan sediaan dan
sifat fisika-kimia zat aktif)
• Spirits
• minyak
Pemanis
• Fungsi:
menutupi rasa pahit atau rasa yang tidak bisa
diterima
• Sering merupakan bagian terbesar dalam sediaan
• Pemanis alam:
sukrosa, sorbitol, manitol, glukosa cair, madu
• Pemanis sintetik:
sakarin (500 x gula, dgn rasa ikutan pahit)
Na siklamat (300 x gula, dilarang)
Aspartam (200 x gula, kurang stabil dalam larutan
panas)
Pengental/ peningkat viskositas
• Fungsi:
Untuk mengontrol atau meningkatkan
kemudahan penuangan sebelum digunakan
• Contoh: CMC Na 0,5-2%
senyawa ini memberikan larutan air yang
stabil pada rentang pH yang cukup
• Sistem yang sangat kental mempersulit
pelepasan dan absorpsi obat.
Anticaplocking agent
• Fungsi:
Untuk mencegah kristalisasi gula pada
daerah leher botol (cap locking)
• umumnya digunakan alkohol polyhydric
seperti sorbitol, gliserol, atau propilenglikol.
• Yang paling umum digunakan adalah
sorbitol sebanyak 15-30%.
Pengawet
• Pada umumnya sediaan sirup merupakan
sediaan dengan dosis berulang (multiple dose),
sehingga terdapat kemungkinan yang sangat
besar mengalami kontaminasi mikroorganisme.
Contoh:
• Asam benzoat (aktif pada pH rendah),
• Asam sorbat (aktif pada pH rendah)
• Ester hidroksibenzoat
• Syrup, dengan konsentrasi sukrosa lebih dari 65
%
Lanjutan pengawet
• asam dan garam benzoatuntuk larutan
oral : 0,01-0,1% ; untuk sirup oral : 0,15%
• asam dan garam sorbat 0,05-0,2 %
(umumnya digunakan kombinasi dengan
pengawet lain, contoh : glikol)
• methylparaben 0,015-0,2%
• propylparaben 0,01-0,02%
• methylparaben 0,18% dan propylparaben
0,02% b/v
Produksi larutan:
• Ruang produksi
harus sesuai
persyaratan
CPOB, alat telah
dibersihkan dan
siap digunakan,
bahan pengemas
telah disiapkan di
ruang packing.
• Karyawan sehat,
mengenakan
pakaian khusus
produksi, tutup
kepala, sarung
tangan, masker
dan sepatu
produksi
Contoh formula
• Sirup Antihistamin (1 batch= 5.000 Liter)
R/ Chlorpheniramine maleate, USP 2,0 kg
Glycerin, USP 250 L
Gula granul standar 2750 kg
Sorbitol solution, USP 500 L
Sodium benzoate, NF 5 kg
Alcohol, USP 250 L
Pewarna FD&C kuning no 6 0,5 kg
Pemberi rasa 25 L
Purified water, USP ad. 5000,0 L
Proses produksi
• Masukkan 2000 L air murni (purified water)
ke dalam tangki pencampur (mixing tank),
panaskan kira 50°C.
• Masukkan Obat, aduk + Natrium benzoat,
aduk + gula, aduk ad homogen, dinginkan
sampai 30°C
• Tuang gliserin, aduk sampai batch homogen
• Tuang larutan sorbitol, aduk sampai batch
homogen
• Ukur 20 L alkohol, masukkan dalam wadah
bersih dan dari baja antikarat + zat pemberi
rasa, lalu masukkan ke dalam mixing tank,
aduk homogen + alkohol sisa, aduk homogen
• Masukkan 10 L air murni ke suatu wadah
bersih dan anti karat, larutkan FD&C yellow
no 6, masukkan ke mixing tank, aduk
homogen. Lalu tambahkan air murni ad
5000 L
• Saring larutan dengan filter penyaring,
tampung dalam tangki penampung, lalu
ambil sampel batch untuk pengujian sediaan.
EVALUASI
1. Evaluasi Fisika
– Evaluasi organoleptik sediaan : bau, rasa, warna.
– Evaluasi sediaan : etiket, brosur, wadah dan
peralatan pelengkap seperti sendok, no batch
dan leaflet.
– Evaluasi kejernihan : FI IV hal 998 <881>,
dibutuhkan 5 mL
– Penentuan pH larutan : FI IV hal 1039 <1071>,
dibutuhkan 1 botol.
Lanjutan evaluasi fisika..
– Penentuan Berat jenis larutan dengan Piknometer :
FI IV hal 1030 <981>, dibutuhkan 10 mL
– Penentuan Viskositas (sifat aliran) larutan dengan
alat Hoeppler viscometer Hoppler membutuhkan
120mL (2 botol)
– Penentuan Volume terpindahkan : FI IV hal 1089
<1201>, dibutuhkan 30 wadah (dapat dipakai untuk
uji-uji lain)
– Penentuan stabilitas sediaan dengan menyimpan
Retained Sample pada temperatur kamar.
2 Evaluasi Kimia
• Identifikasi dan Penetapan kadar zat aktif
dan sediaan (sesuai monografi)
3 Evaluasi Biologi
• Jumlah cemaran mikroba (Uji Batas Mikroba) : FI IV
hal 847 - 854 <51>
• Untuk sediaan antibiotik dilakukan Penetapan
potensi Antibiotik secara Mikrobiologi : FI IV hal 891-
899 <131>
• Uji Efektivitas Pengawet : FI IV hal 854 – 855 <61>