Anda di halaman 1dari 19

DAMPAK DESENTRALISASI SISTEM

KESEHATAN DI INDONESIA
KELOMPOK 9

Risyad.Meivi.Riana.Indah.Anggi.Lala.Niar.Samir.Furi.Romi

Kelompok 9 APRS 1
Latar belakang
Indonesia adalah negara dengan tingkat
keragaman tinggi yang tersebar di berbagai area
geografis yang unik. Adanya kepercayaan,
kebudayaan dan cara berpikir yang berbeda
disetiap masyarakat membuat penanganan
masalah pada setiap daerah harus berbeda.
Untuk penanganan masalah tersebut kita harus
menyesuaikan karakterisitik daerah tersebut.
2 Kelompok 9 APRS
PENGERTIAN
DESENTRALISASI

MANFAAT DAN
FUNGSI UTAMA
DESENTRALISASI

DESENTRALISASI
DALAM ORGANISASI UU YANG MENGATUR
PUSKESMAS

PELAKSANAAN DESENTRALISASI
DALAM BIDANG KESEHATAN
SERTA DAMPAKNYA

STUDI KASUS

Kelompok 9 APRS 3
.DESENTRALISASI.

“ pendelegasian wewenang dalam membuat


keputusan dan kebijakan kepada orang-orang
yang berada pada level bawah dalam suatu
organisasi.”

Kelompok 9 APRS 4
Maksudnya adalah pelimpahan wewenang dari
pemerintah pusat pada pemerintah daerah
untuk membuat kebijakan sendiri berdasar
kondisi daerahnya.

Termasuk membuat kebijakan kesehatan.

Kelompok 9 APRS 5
MANFAAT
• Meningkatkan keadilan
• Meningkatkan efisiensi
• Meningkatkan kualitas
• Pelayan Kesehatan lebih maksimal
• Peran dan Fungsi Puskesmas Dalam sistem
Desentralisasi

Kelompok 9 APRS 6
FUNGSI
• Melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan
prioritas sektor kesehatan dalam wilayah
jangkauan puskesmas,
• Alokasi sumber daya yang adil,
• Memelihara kesehatan,
• Melaksanakan penelitian dasar dalam proses
kesehatan.

Kelompok 9 APRS 7
UU YANG MENGATUR
• UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

• Peraturan Pemerintah No.49 tahun 1952 tentang


pelaksanaan Penyerahan Sebagian Urusan
Pemerintah Pusat Mengenai Kesehatan kepada
Daerah-daerah Swatantra Provinsi di Jawa.

Kelompok 9 APRS 8
UU YANG MENGATUR (cont.)
• Dalam UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
disebutkan :

1. Di dalam pasal 13 disebutkan urusan wajib yang menjadi


kewenangan pemerintah daerah Provinsi merupakan
urusan dalam skala provinsi antara lain meliputi
penanganan bidang kesehatan.

2. Urusan wajib yang menjadi pemerintahan daerah untuk


Kabupaten/Kota merupakan urusan Kabupaten/Kota,
antara lain meliputi penanganan bidang Kesehatan.

Kelompok 9 APRS 9
PELAKSANAAN

Kelompok 9 APRS 10
“Klik tulisan di atas untuk menampilkan
tabel pelaksanaan”

Kelompok 9 APRS 11
DAMPAK

Kelompok 9 APRS 12
(-)
• kekhawatiran pemerintah pusat bahwa data
pelayanan kesehatan tidak dilaporkan ke
pusat.
• menghambat respons terhadap kejadian luar
biasa
• Belum terbiasa dengan desentralisasi

Kelompok 9 APRS 13
(+)
• Di samping itu dengan diterapkannya sistem
desentralisasi pada puskesmas diharapkan biaya
birokrasi menjadi lebih efisien
• Pengelolaan sumber daya alam berbasis komunitas
merupakan salah satu strategi pengelolaan yang dapat
meningkatkan efisiensi dan keadilan dalam
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam.
• Masyarakat menginginkan adanya suatu kemandirian
yang diberikan pada mereka untuk berusaha
mengembangkan sumber daya alam yang mereka
miliki. Karena, mereka lebih mengetahui apa saja yang
terbaik bagi mereka.

Kelompok 9 APRS 14
STUDI KASUS

Kelompok 9 APRS 15
KEBIJAKAN DESENTRALISASI PUSKESMAS DI KABUPATEN BOGOR

Kebijakan desentralisasi puskesmas di kabupaten Bogor sudah

mulai dipersiapkan sejak tahun 2000 bahkan menurut beberapa

responden yang berhasil diwawancara menjelaskan bahwa kebijakan

desentralisasi untuk puskesmas sudah diawali dengan penyerahan

sebagian urusan pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang terdapat

pada PP 7 tahun 1997.

Responden umumnya berpendapat bahwa desentralisasi pada

sektor kesehatan merupakan hal yang tepat dan selayaknya

dillaksanakan di tingkat kabupaten termasuk Kabupaten Bogor.


Kelompok 9 APRS 16
Seiring dengan kebijakan tersebut pemerintah
kabupaten Bogor banyak melakukan upaya-
upaya perubahan salah satunya adalah upaya
untuk mempercepat pembangunan dengan
menggalakkan sebuah visi yaitu ”Mewujudkan
Masyarakat yang Maju, Mandiri, Sejahtera
berlandaskan Iman dan Takwa”

Kelompok 9 APRS 17
Desentralisasi telah mengubah struktur organisasi
pada instansi pemerintah daerah di Kabupaten Bogor.
Hal ini dapat diliha pada Perda dan SK Bupati tentang
perangkat daerah dan SOTK (Struktur Organisasi tata
kerja) Dinas Kesehatan dimana terjadi perubahan
yang cukup penting dari SOTK sebelumnya
diantaranya perubahan eselonisasi pejabat struktural
yaitu eselon kepala dinas berubah dari eselon III.A
menjadi II.A.

Kelompok 9 APRS 18
Kelompok 9 APRS 19

Anda mungkin juga menyukai