NEFROLITHIASIS SINISTRA
oleh
.
Keluhan Utama
Nyeri pinggang kiri sejak 1 minggu SMRS dan memberat
sejak 3 hari SMRS.
Keluhan Tambahan
Nyeri saat berkemih, demam, tidak napsu
makan, mual
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri
pinggang kiri sejak 1 minggu, nyeri dirasakan
terus menerus pada saat posisi os duduk berdiri
maupun berbaring. Os tidak nafsu makan, mual
(+), muntah (-). Pasien juga mengeluh lemas, dan
lesu sampai Os tidak kuat menjalankan aktivitas
seperti biasanya. Demam (+), menggigil (-). BAK
kurang lampias dan terasa nyeri ketika BAK,
tidak ada darah. Os mengaku pernah ada
riwayat keluar batu sebesar biji pepaya saat
BAK sejak 2 bulan yang lalu. BAB lancar.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
DANOsMETODE
mengeluhkan nyeri pinggang dan memang sudah
pernah seperti ini kurang lebih sekitar 2 bulan yang lalu.
Awalnya keluhan yang dirasakan os adalah nyeri pinggang
dan nyeri saat berkemih, lalu beberapa hari setelah itu os
mengaku mengalami kencing keluar batu sebesar biji
pepaya sebanyak 1 kali. Namun setelah keluar batu
tersebut BAK os jadi enak dan lancar. Lalu Kurang lebih 1
minggu SMRS os mulai mengeluh nyeri pinggang lagi dan
sering disertai demam yang hilang timbul. Keluhan semakin
parah sejak 3 hari SMRS nyeri dirasakan terus menerus
disertai mual, lemas dan nafsu makan berkurang sehingga
os tidak bisa melakukakn aktivitas seperti biasanya.
Sebelumnya os sudah pernah berobat ke bidan lalu di rawat
di puskesmas terdekat selama 1 malam namun tidak ada
perubahan.
Akhirnya oleh puskesmas tersebut os disarankan untuk
dirujuk ke Rumah Sakit tipe C lalu keluarga os membawa
os ke IGD RSPBA dikarenakan os mengeluh sangat
kesakitan. Oleh dokter jaga IGD, os di sarankan untuk
rawat inap agar mendapatkan terapi lebih lanjut.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Os sudah menderita penyakit batu ginjal sejak
kurang lebih 2 bulan yang lalu dan riwayat
Hipertensi sejak lama.
Status Generalisata
Kulit
Warna : Sawo matang Efloresensi : Tidak ada
Jaringan parut : Tidak ada Pigmentasi : Tidak ada
Pertumbuhan rambut: Normal Suhu raba : Normal
Kepala
Ekspresi wajah : Normal
Simetris muka : Simetris
Rambut : Normal
Mata: Menurun
Eksolftalmus : Tidak ada Endoftalmus : Tidak ada
Kelopak : Tidak cekung Lensa : Normal
Konjungtiva : Normal Visus : Normal
Sklera : Normal Gerakan mata : Normal
Lap.penglihatan : Normal Tek. bola mata : Normal
Deviatio konjungtiva: Tidak ada Nistagmus : Tidak ada
Telinga
Tuli : Normal
Lubang : Normal Penyumbatan : Tidak ada
Serumen : Tidak diperiksa Perdarahan : Tidak ada
Hidung
Trauma : Tidak ada Nyeri : Tidak ada
Sekret : Tidak ada Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
Mulut
Bibir : Sedikit kering
Tonsil : Normal
: Menurun
Langit-langit : Normal Bau nafas : Tidak berbau
Trismus : Normal Lidah : Normal
Faring : Normal
Leher
Tekanan vena jugularis : JVP 5-2 cm H2O
Kelenjar tiroid : Tidak teraba
Kelenjar limfe : Tidak teraba
Thorak
Bentuk : Simetris kiri = kanan
Sela iga : Normal
Paru Depan Belakang
Inspeksi : Bentuk normal, statis, dinamis dan simetris
Palpasi : Massa (-), krepitasi (-)
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : vesikular (+/+) normal, Rh (-/-), Wh (-/-),
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi :
Batas jantung atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kiri : ICS IV linea midclavicula sinistra
Batas jantung kanan ICS IV linea parasternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 normal; Murmur (-);
Gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : perut datar, distensi abdomen (-), asites (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal,
Palpasi : nyeri tekan pada perut sebelah kiri.
perkusi : nyeri ketok costovertebrae angle sinistra (+)
Ekstremitas
Ekstremitas superior dextra dan sinistra :
Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (-), ptekie
(-),
eritem palmar (-), akral dingin (-), krepitasi (-)
Ekstremitas inferior dextra dan sinistra :
Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (-), ptekie
(-), eritem palmar (-), akral dingin (-), krepitasi (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
HEMATOLOGI (16 Oktober 2018)
Pemeriksaan Urine
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1 Urea 44 10-50
2 Kreatinin 2,4 0,5-0,9
PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI
GINJAL KANAN DAN GINJAL KIRI
Ginjal kanan :
Besar dan bentuk normal, kontur normal, parenkim normal, intensitas gema normal,
batas tekstur parenkim dengan central echo-complex normal, tidak tampak bayangan
hyperechoic dengan acustic shadow, diameter ± 0,81 cm, tidak tampak massa, sistem
pelvokalises tampak melebar.
Ginjal kiri :
Besar dan bentuk normal, kontur normal, parenkim normal, intensitas gema normal,
batas tekstur parenkim dengan central echo-complex normal, tampak bayangan
hyperechoic dengan acustic shadow, soliter, diameter ± 0,81 cm, tidak tampak massa,
sistem pelvokalises tampak melebar ringan.
VESIKA URINARIA
Kesan :
Nephrolitiasis kiri
Tidak tampak gambaran ileus
RESUME
Pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri
pinggang kiri sudah 1 minggu. Nafsu makan pasien
berkurang, Nausea (+). Disuria (+), Hematuri (-). Os
mengeluh demam. Riwayat penyakit batu ginjal sejak
kurang lebih 2 bulan yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien
tampak sakit sedang dengan nyeri tekan dan
nyeri ketok costovertebrae angle abdomen kiri
bawah.
Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin
ditemukan leukosit yang sedikit tinggi yaitu
11.200 serta penurunan trombosit yaitu 60.000.
Pada pemeriksaan BNO ditemukan tampak
kongkarmen opak oval soliter di abdomen kiri
setinggi corpus vertebrae L2. Pada pemeriksaan
USG ditemukan batu pada ginjal kiri.
DAFTAR MASALAH
Anamnesis :
Nyeri pinggang kiri
- Demam
- Nyeri saat BAK
- BAK tidak lampias
– Lemas
– Tidak Napsu Makan
– Mual
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Palpasi : Nyeri tekan pada abdomen kiri bawah
Perkusi : nyeri ketok costovertebrae angle sinistra
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Darah rutin :
Leukosit : 11.200
2. Urine
Leukosit (++) / 75
Protein +/ 30
Darah Samar +++/250
Sedimen leukosit 11-15
Sedimen Eritrosit 20-25
Sedimen Epitel Beberapa
Sedimen Silinder Sedikit
3. Kimia Darah
Kreatinin : 2,4
USG
DIAGNOSA BANDING
•Nefrolithiasis sinistra
•Nefrokalsinosis
•Ureterolithiasis
•Kolelithiasis
•Hidronefrosis
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
Tirah baring
Farmakologi
IVFD RL XX gtt/menit
Inj. Ketorolac 3x1 amp / IV
Inj. Ranitidine 2x1 amp / IV
Pronalges supp
RENCANA PEMERIKSAAN
Prognosis
Quo ad vitam : dubia at bonam
Quo ad functionam : dubia at bonam
Quo ad sanationam : dubia at bonam
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal : 16 Oktober 2018
S : Nyeri pinggang kiri disertai mual (+). Nafsu makan
berkurang. Nyeri BAK (+) .
O : TD : 160/80
A : Kolik Renal ec Nefrolithiasis sinistra
P :
IVFD RL XX gtt/menit
Inj. Ketorolac 3x1 amp / IV
Inj. Ranitidine 2x1 amp / IV
Pronalges supp
Tanggal : 17 Oktober 2018
S : Nyeri pinggang kiri disertai mual
O : TTV DBN
A : Susp Nefrolithiasis sinistra
P :
IVFD RL XX gtt/menit
Inj. Ketorolac 3x1 amp / IV
Inj. Ranitidine 2x1 amp / IV
Pronalges supp
Advice USG lower Abdomen + Foto BNO
USG : Pelvokaliektasis ringan disertai nephrolithiasis ginjal kiri
BNO : Nephrolitiasis kiri
Tanggal : 18 Oktober 2018
S : Nyeri pinggang kiri
O :
• TTV DBN
A : Nefrolithiasis sinistra
P :
• IVFD RL XX gtt/ menit
Inj. Ketorolac 3x1 amp / IV
Inj. Ranitidine 2x1 amp / IV
Pronalges supp
Renalof 3x1
bicnat 3x1
harnal ocas 1x1
Na. diclofenac 2x1
ceftriaxone 2x1gr
Tanggal : 19 Oktober 2018
S : Nyeri berkurang
O : TTV: DBN
A : Nefrolithiasis sinistra
P : Renalof 3x1, bicnat 3x1, harnal ocas 1x1, Na. diclofenac 2x1
BLPL
mengaku sudah mengalami
z keluhan sejak 2 bulan yang lalu.
Usia 30- 60 tahun adalah salah Pekerjaan
satu factor resiko terbentuknya Guru SD
Kebiasaan
Batu Saluran Kemih. dan jarang
ANALISA
kurang
minum air melakukan
putih olahraga
KASUS
Obstruksi pada
Gesekan pada Infeksi Saluran
saluran kemih
saluran kemih Kemih
Lesi pada
Nyeri saat
saluran kemih Stenosis Terdapat
Tekanan pada berkemih
Ureter batu dalam
ginjal meningkat
urin
karena terjadi
Hematuria ( penumpukan
Kadar
Terdapat darah urin Nyeri kolik Demam leukosit
samar dan eritrosit pada
darah
pada urin pasien) pinggang kiri
dan urin
tinggi
pinggang
• nephrolithiasis kiri
injeksi 2 x 1 ampul/hari).
Berdasarkan teori bahwa pengeluaran spontan batu bisa
tidak lebih dari 4 mm. Untuk batu dengan diameter lebih dari 7 mm
Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrosa tipis dan mengkilat yang disebut kapsula fibrosa
ginjal dan di luar kapsul ini terdapat jaringan lemak perineal. Di sebelah kranial ginjal
terdapat kelenjar anak ginjal atau glandula adrenal/suprarenal yang berwarna kuning.
Kelenjar adrenal bersama ginjal dan jaringan lemak perineal dibungkus oleh fascia
gerota. Di luar fascia gerota terdapat jaringan lemak retroperitoneal atau disebut
jaringan lemak pararenal. Di bagian posterior, ginjal dilindungi oleh otot–otot punggung
yang tebal serta costae ke XI dan XII, sedangkan di bagian anterior dilindungi oleh
organ–organ intraperitoneal (Purnomo, 2003).
Secara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian korteks dan medulla ginjal. Di dalam
korteks terdapat berjuta–juta nefron sedangkan di dalam medula banyak terdapat
duktuli ginjal. Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal yang terdirI atas tubulus
kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus koligentes.
Setiap ginjal memiliki sisi medial cekung, yaitu hilus tempat masuknya syaraf, masuk dan
keluarnya pembuluh darah dan pembuluh limfe, serta keluarnya ureter dan memiliki
permukaan lateral yang cembung. Sistem pelvikalises ginjal terdiri atas kaliks minor,
infundibulum, kaliks major, dan pielum/pelvis renalis.
Ginjal mendapatkan aliran darah dari arteri renalis yang merupakan cabang langsung
dari aorta abdominalis, sedangkan darah vena dialirkan melalui vena renalis yang
bermuara ke dalam vena kava inferior.
Arteri renalis memasuki ginjal melalui hilum dan kemudian bercabang-cabang secara
progresif membentuk arteri interlobaris, arteri arkuarta, arteri interlobularis, dan
arteriol aferen yang menuju ke kapiler glomerulus tempat sejumlah besar cairan dan zat
terlarut difiltrasi untuk pembentukan urin. Ujung distal kapiler pada setiap glomerulus
bergabung untuk membentuk arteriol eferen, yang menuju jaringan kapiler kedua, yaitu
kapiler peritubulus yang mengelilingi tubulus ginjal. Kapiler peritubulus mengosongkan
isinya ke dalam pembuluh sistem vena, yang berjalan secara paralel dengan pembuluh
arteriol secara progesif untuk membentuk vena interlobularis, vena arkuarta, vena
interlobaris, dan vena renalis, yang meninggalkan ginjal di samping arteri renalis dan
ureter.
SISTEM PERDARAHAN GINJAL MANUSIA
TERIMA KASIH