REFERAT

JENIS-JENIS HIPOKSIA SERTA PENANGANANNYA

Elgita Meilia Rizqi Adhani

201720401011153

Pembimbing : dr. Imam Wahudi, Sp.An

SMF ANESTESI
RSU Haji Surabaya
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang 1
 BAB 1
PENDAHULUAN

2
Pendahuluan
◦Respirasi : Sistem kompleks yang dimulai dari ventilasi  difusi

◦Fungsi utama :
Pertukaran gas Pengaturan pH

Perlindungan
terhadap patogen

3
Pendahuluan
◦Gangguan respirasi  HIPOKSIA

◦Macam:
Hipoksia Hipoksik Hipoksia Anemik

Hipoksia
Hipoksia Stagnan
Histotoksik

4
 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

5
HIPOKSIA HIPOKSIK

6
Definisi
◦Keadaan dimana tekanan O2 (PO2) arteri rendah

Etiologi

Penurunan
Hipoventilasi
Ketinggian kapasitas difusi
alveolar
paru

7
Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Laboratorium

Fase awal  takikardi, takipnea,

peningkatan tekanan darah,
mungkin terjadi hipertermia
Keluhan : gelisah, Fase selanjutnya  dyspnea,
bingung, lemah, dan bradikardi, hipotensi,
syncope hipotermia BGA : penurunan PaO2
Riwayat Penyakit Dahulu : Sianosis
COPD, asma 8
Penggunaan otot-otot pernafasan
Tata Laksana
Alat Flow Rate Delivery O2
◦Terapi Oksigen Nasal Kanul 1 liter per menit 21 - 24%
2 liter per menit 25 - 28%
3 liter per menit 29 - 32%
4 liter per menit 33 – 36%
5 liter per menit 37 – 40%
6 liter per menit 41 – 44%
Simple mask 5-6 liter per menit 42 %
6-7 liter per menit 50 %
7-8 liter 60 %
Rebreathing Mask 6-10 liter per menit 35 – 60 %
Non Rebreathing Mask 6 liter per menit 60 %
7 liter per menit 70 %
8 liter per menit 80 %
9 liter per menit 90 %
10 – 15 liter per menit 95-100 %
9
HIPOKSIA ANEMIK

10
Definisi
◦Penurunan jumlah oksigen yang terikat dengan hemoglobin

Etiologi

Kehilangan darah Anemia Keracunan CO

11
Diagnosis
Anamnesis
Keluhan : gelisah, bingung,
lemah, dan syncope
RPD : anemia
RPSos : pekerjaan, lama
paparan, jumlah orang
dengan keluhan sama
Pemeriksaan Fisik Laboratorium
Fase awal  takikardi, takipnea,
peningkatan tekanan darah,
mungkin terjadi hipertermia
DL : anemia
Fase selanjutnya  dyspnea,
bradikardi, hipotensi, Peningkatan prosentase
KarboksiHemoglobin
hipotermia
(> 10%)
Sianosis 12
Penggunaan otot-otot pernafasan
Tata Laksana
Alat Flow Rate Delivery O2
◦Terapi Oksigen Nasal Kanul 1 liter per menit 21 - 24%
2 liter per menit 25 - 28%
3 liter per menit 29 - 32%
4 liter per menit 33 – 36%
5 liter per menit 37 – 40%
6 liter per menit 41 – 44%
Simple mask 5-6 liter per menit 42 %
6-7 liter per menit 50 %
7-8 liter 60 %
Rebreathing Mask 6-10 liter per menit 35 – 60 %
Non Rebreathing Mask 6 liter per menit 60 %
7 liter per menit 70 %
8 liter per menit 80 %
9 liter per menit 90 %
10 – 15 liter per menit 95-100 %

13
HIPOKSIA STAGNAN

14
Definisi
◦Kekurangan oksigen oleh karena berkurangnya aliran darah

Patofisiologi

Gagal jantung Syok Trombosis

15
Diagnosis
Anamnesis
Keluhan : gelisah, bingung,
lemah, dan syncope
RPD : gagal jantung
Pemeriksaan Fisik
Fase awal  takikardi, takipnea, peningkatan
tekanan darah, mungkin terjadi hipertermia
Fase selanjutnya  dyspnea, bradikardi,
hipotensi, hipotermia
Sianosis
Penggunaan otot-otot pernafasan tambahan 16
Tata Laksana

◦Terapi oksigen tidak efektif

◦Meningkatkan cardiac output atau aliran darah ke jaringan perifer

17
HIPOKSIA HISTOTOKSIK

18
Definisi
◦Kegagalan sel menggunakan oksigen karena sel di racuni

Etiologi
◦Keracunan sianida

19
Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Laboratorium

Fase awal  takikardi, takipnea,

Keluhan : gelisah, bingung, peningkatan tekanan darah,
lemah, pusing, nyeri mungkin terjadi hipertermia
kepala Konsentrasi sianida
Fase selanjutnya  dyspnea,
RPSos : ada bukti asap, bau, dalam darah
bradikardi, hipotensi,
maupun bentuk sediaan hipotermia BGA  asidosis
sianida, ada Konsentrasi sianida
Sianosis
hewan/manusia yang dalam darah 20
Penggunaan otot-otot pernafasan
Tata Laksana
◦Terapi Oksigen masih diragukan manfaatnya

◦Nitrit  dosis : 300 mg iv

21
 BAB 3
KESIMPULAN

22
Hipoksia  Kekurangan oksigen di dalam jaringan

Terdapat 4 macam hipoksia  hipoksia hipoksik, hipoksia anemic, hipoksia stagnan,

hipoksia histotoksik

Terapi oksigen efektif untuk hipoksia hipoksik dan anemik

Terapi hipoksia stagnan  meningkatkan cardiac output /aliran darah

Terapi hipoksia histotoksik  nitrit

23
DAFTAR PUSTAKA

24
1. Anggariawan, Alfonso. 2016. Tinjauan Klinis Hipoksik Iskemik Encephalopathy. CDK. Vol.43. No.8
2. Barret, Kim, et al. 2010. Hypoxia in : Ganong’s Review of Medical Physiology 23rd edition. New York :
McGrow-Hill.
3. Chan, Calvin & Paul Vanhoutte. 2013. Hypoxia, Vascular Smooth Muscle and Endothelium. Institute of
Materia Medica, Chinese Academy of Medical Sciences.
4. Guyton & Hall. 2014. Insufisiensi Pernafasan – Patofisiologi, Diagnosis, Terapi Oksigen dalam Guyton and
Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Philadelphia: Elsevier.
5. Gozubuhuk, et al. 2017. Epidemiology, Patophysiology, Clinical Evaluation, and Treatment of Carbon
Monoxide Poisoning in Child, Infant, and Fetus. North Clin Istanbul No.4, Vol. 1.
6. Hamel, Julian. 2011. Review of Acute Cyanide Poisoning with a Treatment Update. Amerika : Journal of
Toxicology.
7. Kasper, et al. 2015. Hyoxia and Cyanosis in Harrison’s Principle of Internal Medicine 19 th edition. New
York : McGrow-Hill.
8. Leybell, Inna. 2018. Cyanide Toxicity Clinical Presentation in Medscape. [online] available on :
https://emedicine.medscape.com/article/814287-clinical
9. Mulroney, Susan & Adam Myers. 2009. Pulmonary Ventilation and Perfusion and Diffusion of Gases in :
Netter’s Essential Physiology. Philadelphia : Elsevier.
10. Pittman RN. 2011. Regulation of Tissue Oxygenation. Morgan & Claypool Live Science.
11. Shilverthorn, Dee. 2013. Mekanika Pernafasan dalam Fisiologi Manusia edisi 6. Jakarta : EGC Medical
Publisher. 25
THANK YOU
26