Anda di halaman 1dari 42

Gambaran Osteomyelitis Pada

Foto Roentgen
SASKIA SALSA N.
1408010002

Pembimbing:
dr. Martina Widayanti, M.Sc. Sp. Rad

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU


RADIOLOGI
FK UNDANA- RSUD DR. T.C. HILLER
MAUMERE
2018
BAB 1 PENDAHULUAN
Infeksi sistem muskuloskeletal dapat membahayakan jiwa

Osteomyelitis: infeksi tulang atau sumsum tulang dan sering dikaitkan


dengan hancurnya kortikal tulang.

Paling sering timbul daripatah tulang terbuka, infeksi pada kaki penderita
diabetes, atau terapi bedah pada luka tertutup

Pemeriksaan penunjang, dalam hal ini, pencitraan dapat memudahkan dan


menegakkan diagnosis dari osteomielitis.
EPIDEMIOLOGI
Menyerang 0,1-1,8% dari populasi orang dewasa sehat, dan
menyerang 1 dari 5000 anak di AS

Indonesia: Lebih tinggi dari negara maju, masalah utama bidang


ortopedi.

Sekitar 50% , terjadi pada 5 th pertama kehidupan, terutama


osteomielitis akut (Hematogen).
Contigous/direk Remaja/Dewasa

Laki-laki> Perempuan
EPIDEMIOLOGI (TULANG YANG
TERLIBAT)
• Tibia (50 %)
• Femur (30 %)
• Fibula
• Humerus
• Radius
• ulna
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Osteomyelitis

Osteon (Tulang) Myelon Itis


(Sumsum) (Peradangan)

• Infeksi tulang atau sumsum tulang dan sering dikaitkan


dengan hancurnya kortikal tulang.
• Radang tulang yang disebabkan oleh organism piogenik,
dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang,
melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa dan
periosteum
ANATOMI
1. Articular cartilage 4. Epiphyseal line

2. Subarticular of epiphyse 5. Metaphysis

3. Epiphysis 6.Diaphysis
ETIOLOGI
A. Berdasarkan Usia Pasien
BAYI(<1 TAHUN) ANAK (1-16 TAHUN) DEWASA (>16 TAHUN)

Group B Streptococci Staphylococcus aureus Staphylococcus Epidermidis

Staphylococcus aureus Streptococcus pyogens Staphylococcus aureus

Escherichia coli Haemophilus influenzae Pseudomonas aeruginosa

Serattia marcescens

Escherichia coli
B. Berdasarkan Angka Kejadian

Staphylococcus aureus dan Staphylococci


koagulase- negatif (± 50%)

Streptococci, Enterococci, Pseudomonas spp.,


Enterobacter spp., Proteus spp., Escherichia coli,
Serattia spp., anaerob (> 25%)

Mycobacterium Tuberkulosis, Mybocaterium Avium


complex, dimorphic fungi, Candida spp., Aspergilus
spp., Mycoplasma spp., Tropheryma whipplei,
Brucella spp., Salmonella spp., dan Actynomyces spp
(<5%)
Klasifikasi

• A. The lee dan Waldvogel

ONSET MEKANISME
(AKUT/SUBAKUT/ (CONTIGOUS/
KRONIK) HEMATOGEN)

ADA/ TIDAK
VASKULARISASI
CUKUP
• B. Cierny- Mader

ANATOMI

FISIOLOGI
ANATOMI
FISIOLOGI
• Host kelas A memiliki respon pada infeksi dan
operasi.
• Host kelas B memiliki kemampuan imunitas yang
terbatas dan penyembuhan luka yang kurang baik.
• Ketika hasil penatalaksanaan berpotensi lebih buruk
dibandingkan keadaaan sebelum penanganan, maka
pasien digolongkan menjadi host kelas C.
FAKTOR RESIKO

• Penurunan kekebalan tubuh


• Penderita diabetes
• Lansia/ anak-anak
• Kortikosteroid jangka panjang
• Fraktur terbuka
• Penggunaan prostetik,dll.
Patogenesis Bakteri yang
lolos
membungkus
Fagosit datang difokus infeksi diri dengan
mikroorganisme
(mengeluarkan enzim yang protective
masuk melalui darah
membuat lisis tulang) polysaccharide-
rich biofilm
Meluas
sampai
Trombos pembuluh
darah , Eksudat menyebar Tekanan intramedular
is (Abses
mengganggu meningkat
aliran. subperiosteal)

Nekrosis Tulang Abses juga dapat keluar dari


tulang --- merespon kulit dan membentuk sinus
Sekuestrum membentuk (untuk drainase pus dan
Involucrum material inflamasi lainnya)
Gambaran Klinis
• Hematogenous: Berjalan lambat namun
progresif

• Direct/ contagious: Lebih terlokalisasi dan jelas


Cont. Gambaran Klinis
• Hematogenous :

- Demam tinggi mendadak.

- Kelelahan.

- Iritabilitas.

- Malaise.

- Terbatasnya gerakan.

- Edem lokal yang disertai dengan erytem dan nyeri pada penekanan.
Cont. Gambaran Klinis
• Pada Kronik osteomyelitis :

- Ulkus yang tidak kunjung sembuh.

- Drainase saluran sinus.

- Kelelahan yang berkepanjangan.

- Malaise.
Pada Pemfis
- Demam ( timbul hanya pada 50 % neonatus ).

- Edem.

- Terasa hangat.

- Berfluktuasi.

- Nyeri pada palpasi.

- Terbatanya gerakan ekstremitas.

- Drainase saluran sinus.


Diagnosa

PEMERIKSAAN
ANAMNESIS, PENUNJANG
PEMFIS (LAB, RADIOLOGI,
HISTOPATOLOGI)
Gambaran Radiologi (Secara Umum)

Terlihat normal pada awalnya


pembengkakan jaringan lunak (3-10
hari setelah infeksi)

5-7 hari setelah infeksi (anak-anak) ,


14 hari setelah infeksi (dewasa) akan
timbul kelainan seperti : Periosteal
reaction, destruksi tulang, endosteal
scalloping (penipisan korteks tulang
bagian dalam)
Periosteal reaction
Dekstruksi Tulang
Endosteal Scalloping
Osteomyelitis
Abses Brodie
Sclerosing osteomyelitis of Garré
Osteomyelitis kronik
• Osteomyelitis yang tidak ditangani, dapat
berkembang menjadi kronis dan membentuk

Sekuestrum ( Serpihan Kloaka (bagian terbuka


Involucrum dari involukrum yang
tulang yang telah mati
(pembentukan tulang memungkinkan
karena terhentinya suplai
baru disekitar
darah & terlepas dari penyaluran keluar
sekuestrum) ± 30 hari
tulang) ± 20 hari akumulasi pus dan materi-
materi nekrotik keluar
dari tulang yang mati
tersebut)
Penatalaksanaan
• Non pembedahan :
- Antibiotik (Parenteral minimal 4 minggu dan
biasanya 6 minggu)
- Immobilisasi ( 6 minggu)

• Pembedahan :
- Debridement
- Sekuesterektomi
- Drainase sinus
- Amputasi
DD
Osteomyelitis Ewing Sarcoma Osteosarcoma

Umur Semua umur ( 0-15 tahun 10-25 tahun


Tesering anak,)
Lokasi Metafisis Diafisis Metafisis
(Tibia>>) (Femur, Tibia, (Femur, Tibia)
Tulang pipih)
Gejala Demam + 5 tanda Nyeri, Nyeri, Bengkak
radang, bengkak pembengkakan,
dapat pula demam
(minggu-bulan)
Gambaran Destruksi tulang Destruksi tulang Destruksi sampai
+ Sekuestrum, cepat + Periosteal diluar korteks+
Involucrum, reaction tersering Jarang
Kloaka onion skin memperlihatkan
Onion peel
Keterangan Rw. Trauma,
tambahan Fraktur terbuka
Margin + Transition Zone 
Aggressiveness

More Agressive /
“Malignant”

Geographic Moth-eaten Permeative


Periosteal recation

MORE AGRESSIVE/
“Malignant”

Interupted Interupted Uninterupted


Komplikasi

 1.Abses tulang

 2.Abses paravertebral/epidural

 3.Bakteremia

 4.Fraktur

 5.Selulitis jaringan lunak

 6.Sinus jaringan lunak


Prognosis

 Semakin cepat pengobatan semakin baik


prognosisnya
Kesimpulan

Terdapat banyak
infeksi tulang atau
organisme penyebab
sumsum tulang dan
osteomyelitis kronis
sering dikaitkan
namun penyebab
dengan hancurnya
terbanyak adalah
kortikal tulang.
Staphylococus Aureus

Terbentuk sekuestrum,
Nyeri, demam, sinus
involucrum, kloaka
yang sering keluar.
(kronis)

Diagnosa : Anamnesis+
Pemfis, Pemreriksaan
penunjang (membantu
diagnosa)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai