Anda di halaman 1dari 14

GIZI dan MAKANAN

Malnutrizi di Negara Berkembang


Bukan persoalan tidak mampunya
untuk memproduksi pangan tetapi
karena banyak aspek al:
1. Kebiasaan
2. Kepercayaan
3. Tabu
Makanan dan Kebudayaan

Tidak semua bahan yang secara gizi dapat dimakan,


adalah makanan bagi semua suku bangsa atau
bangsa yang berlainan
Contohnya saja babi bagi orang Nasrani adalah
makanan yang sangat dianjurkan karena
kelezatannya dan penuh gizi, tetapi bagi orang
Muslim itu bukan makanan karena dilarang oleh
agamanya
Kebudayaan adalah yang menentukan sesuatu itu
merupakan makanan atau tidak (Foster & Anderson,
1978: 265).
Gizi
• Zat bio kimia yang terkandung dalam bahan
makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.
• Misalnya sbg penopang pertumbuhan fisiologi
dan menangkal berbagai macam penyakit
maupun menyembuhkannya.
Kebudayaan
• Serangkaian pengetahuan yang dipakai untuk
memahami dan menginterpretasikan
lingkungan yang selanjutnya terwujud dalam
tindakan sehari.
• Jembatan penghubung manusia dengan
lingkungan
• Sebagi pengkategorian Lingkungan
• Dan selanjutnya budaya jg sebagai mekanisme
kontrol
Konsep Makanan
• Makanan adalah yang tumbuh di sawah, di ladang atau di
kebun
• Dari sudut ilmu antropologi atau folklore, makanan
merupakan fenomena kebudayaan, oleh karena itu makan
bukanlah sekedar produksi organisma dengan kualitas-
kualitas biokimia, yang dapat dikonsumsi oleh organisasi
hidup, termasuk juga untuk mempertahankan hidup
mereka; melainkan bagi anggota setiap kolektif, makanan
selalu ditentukan oleh kebudayaannya masing-masing.
• Hambatan kebudayaan termasuk berbentuk larangan
agama menyebabkan tidak semua bahan yang bergizi akan
dimakan meskipun dalam keadaan yang sangat lapar.
• Contohnya saja daging manusia, meskipun sangat bergizi,
takkan dimakan oleh manusia lain pada umumnya
meskipun dalam keadaan yang sangat kelaparan. Hal itu
disebabkan tidak ada agama di mana pun di dunia ini yang
membenarkan praktek kanibalisme.
Cara Memperoleh Makanan
• Cara memperoleh makanan sangat bermacam-
macam. Namun Secara garis besar, cara
memperoleh makanan digolongkan menjadi dua
kategori, yaitu:
 Langsung mengambilnya dari alam, seperti
meramu, berburu dan menangkap ikan atau
binatang laut lainnya.
 Dengan cara memproduksinya, seperti menanam
tanaman di sawah, ladang atau kebun;
memelihara ternak di peternakan; atau
memelihara ikan atau binatang laut/air tawar di
tambak atau kolam
Cara Pengolahan Makanan
• Secara keseluruhan, makanan manusi digolongkan menjadi tiga
jenis, yaitu: melalui proses pemasakan; melalui proses peragian
(fermentation); dan makanan yang masih mentah.
• Berikut contoh makanan mentah dari beberapa daerah di dunia:
 Di Indonesia, jenis makanan mentah berupa sayur-mayur tertentu
(lalapan), daun-daunan tertentu dan buah-buahan.
 Orang Tartar mempunyai makanan yang disebut steak tartar yang
berupa daging mentah yang dicacah dan diberi ramu-ramuan.
 Orang Jepang pada menunya sering kali ada ikan mentah atau
binatang laut mentah lainnya.
 Orang Belanda mempunyai makanan mentah yang berupa ikan
kering mentah yang dicampuri garam dan bawang mentah.
 Di desa Trunyan mempunyai minuman yang terbut dari darah
mentah dicampur dengan kelapa yang telah di parut. Juga ada
minuman yang terbuat dari darah hewan yang diberi campuran
bumbu seperti kencur, jahe, cabe kecil, air jeruk limau dan garam,
yang semuanya disajikan dalam keadaan mentah.
• Makanan yang dimasak adalah makanan yang
sebelum dihidangkan diolah dahulu dengan
mempergunakan api secara langsung maupun
tidak langsung. Yang langsung adalah
pemanggangan di atsa api tanpa ada alasnya,
contohnya adalah daging bakar atau sate.
Pemasakan yang tidak langsung adalah cara
merendamnya di dalam minyak atau air yang
telah dididihkan dengan api di bawahnya,
contohnya menggoreng atau merebus.
• Cara pengolahan yang lain adalah peragian atau
fermentasi. Caranya adalah dengan menularkan
spora-spora ragi pada bahan makan tertentu,
agar terjadi perubahan secara kemikal. Banyak
masakan dan bumbu pelezat makanan yang tak
dapat terjadi tanpa adanya proses fermenrasi.
Contohnya saja keju dan kecap.
Cara Penyajian Makanan
• Penyajian makanan dapat bersifta sederhana,
tetapi dapat juga bersifat megah.Tujuan penyajian
makanan dapat untuk orang hidup, tetapi juga
untuk roh mati, roh pribadi yang masih hidup, roh
leluhur, roh halus lainnya, dewa, Tuhan, maupun
roh jahat.
• Cara penyajian makanan untuk sehari-hari adalah
sederhana, sedangkan untuk pesta atau upacara
sangatlah rumit, bahkan sering kali juga lebih
sedap untuk dipandang daripada dimakan. Dari
cara penyajian makanan dapat juga dijadikan
ukuran mengenai taraf perkembangan dari
kebudayaan suatu suku bangsa.
Fungsi Makanan
• Jenis makanan mempunyai arti simbolik, dalam arti
mempunyai arti sosial, agama dan lain-lain
• Arti sosial maksudnya mempunyai fungsi kemasyarakatan
seperti untuk mempererat kesatuan desa, memperkukuh
kedudukan golongan tertentu dalam masyarakat,
memebedakan status golongan berdasarkan perbedaan
jenis kelamin, umur, kasta, dan lain-lain.
• Untuk memperkuat arti simbolik itu sering fungsi tersebut
dihubungkan dengan suatu kepercayaan, keyakinan, atau
takhayul.
• Secara simbolis, makanan setidaknya dapat berupa empat
ungkapan, yaitu: (a) ikatan sosial, (b) solidaritas kelompok,
(c) makanan dan ketegangan jiwa, dan (d) simbolisme
makanan dalam bahasa (Foster & Anderson, 1975: 268-
271).
a) Makanan sebagai ungkapan ikatan sosial

• Mungkin bagi setiap masyarakat menyajikan makanan dan


minuman mempunyai makna mempersembahkan cinta,
kasih dan persahabatan.Menerima makanan yang
dipersembahkan berarti mengakui dan menerima perasaan
yang diungkapkan danmembalasnya sesuai dengan
itu.Menolak persembahan makanan berarti menolak uluran
cinta atau persahabatan, atau bahkan menunjukkan rasa
permusuhan pada orang yang memberinya.
• Orang akan merasa aman apabila dapat makan bersama
dengan kawan atau prang yang dikasihi. Dan memamg di
kebanyakan masyarakat, makan bersama di muka umum
maupun di rumah menunjukkan perasaan tersebut.Hal ini
disebabkan karena kita takkan membagi makanan kita
kepada musuh kita.Jika pun terpaksa harus kita lakukan,
maka sedikitnya pada masa itu, perasaan permusuhan kita
kesampingkan untuk sementara (Foster & Anderson, 1978:
268).
b) Makanan sebagai ungkapan solidaritas kelompok

• Di antara beberapa suku di Indonesia yang


berpendidikan Barat, makan bersama pada
malam hari sering berfungsi sebagai memelihara
solidaritas keluarga.Biasanya makanan yang
disajikan adalah yang bersifat tradisional baik dari
keluarganya maupun suku bangsanya (Foster &
Anderson, 1978: 269).
• Salah satu fungsi terpenting dari suguhan
makanan-makanan tradisional suatu suku bangsa
adalah untuk memperbaharui perasaan
solidaritas kelompok yang ada kemungkinan
beberapa anggota suatu kelompok sudah mulai
luntur.
c) Makanan dan Ketegangan Jiwa

• Makanan tertentu dapat lebih menggambarkan


identitas suatu kelompok, daripada benda-benda
kebudayaan lainnya bagi kelompok yang
mempergunakannya.
• Hal ini disebabkan karena ia dapat mengembalikan
ketenangan orang yang sedang mengalami ketegangan
jiwa.Inilah sebabnya mengapa para imigran, dalam
keadaan apa pun akan selalu mempertahankan
makanan sehari-hari tradisionalnya di tempat
pemukimannya yang baru.
• Sebagai contoh, orang Minang di California, AS, akan
berusaha untuk memasak rendang, walaupun harga
kelapa mahal di sana.
d) Simbolisme Makanan dalam Bahasa
• Di dalam banyak bahasa di dunia, sifat suasana
hati (mood) seseorang diibaratkan dengan
kwalitas atau keadaan makanan
• Contohnya:
Orang yang jahat hatinya disebut “busuk hatinya”
Orang yang tak bersemangat disebut “berjiwa
peuyeum (tape singkong)” atau “berjiwa tempe”
Orang yang belum dewasa secara emosional disebut
“setengah mateng”
Gadis yang cantik wajahnya disebut “manis mukanya”
Orang yang sedang cemberut wajah mukanya disebut
“masam mukanya”

Anda mungkin juga menyukai