Anda di halaman 1dari 19

RANCANGAN PELATIHAN SECARA EFEKTIF

Dalam Pengembangan Program Bank Sampah


Pelatihan

adalah sebuah aktifitas yang cukup kompleks


dan harus direncanakan dengan matang
sehingga dapat menjawab kebutuhan dan
memberikan hasil yang tepat.

2
Tahapan Dalam Pelaksanaan Pelatihan

Pre Training
01 a. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan
b. Menciptakan Sasaran pelatihan Yang tepat
c. Mempersiapkan Materi

On Going Training
02 a. Memilih Metode
b. Teknik Komunikasi

Post Training
03 Mempersiapkan dan Membuat Evaluasi pelatihan (Training
Evaluation)

3
Identifikasi Kebutuhan Pelatihan
 Persiapan lokasi pelatihan
 Persiapan properti meliputi LCD, papan tulis,
ATK, banner
 Peraga untuk bank sampah misalnya tempat
khusus pemilahan sampah,, timbangan, buku
tabungan
Pre Training  Tenaga ahli pengelola sampah : mitra
pengomposan, kerajinan bahan bekas,
Menciptakan Sasaran pelatihan Yang Tepat

Dalam kasus bang sampah sasaran pelatihanyang tepat meliputi:


Warga masyarakat pedesaan

5
Mempersiapkan Materi

Sifat Materi Pelatihan Yang Efektif (a) Langsung Kepada Sasaran (b) Memberikan
Pengalaman Yang Tepat

Materi tidak harus menjadi panjang dan berbelit demi penciptaan kesan kesungguhan,
tetapi benar-benar merupakan bahan kajian dan latihan bagi peserta

Selain dari sharing knowledge, materi pelatihan harus dapat menciptakan


pengalaman, sehinga tetap dapat diingat, dan dengan mudah dapat
diimplementasikan oleh peserta.

6
Contoh Pelatihan yang Baik

 Bumi Semakin Panas

 Kontribusi Sampah terhadap Pemanasan Global

 Pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan

 Konsep Pengelolaan Sampah 3 R

 Pengelolaan Sampah Organik

 Pengelolaan Sampah Anorganik

 70 % Praktek Langsung Lapangan

 Peserta langsung melakukan proses di lapangan secara individu maupun kelompok, yang di
supervisi oleh Narasumber

7
On Going Training
Pemilihan Metode Training

• Learning Conditioning • Picture and Graph Technology


• Active Interaction • Reasoning and Argumentation
• Applied-Learning Method • Self Reflection
• Scanning and Levelling • Affirmation and Repetition
• Discussion and Feedback • Focus and Point Basis
• Analogy and Case Study • Question and Answer Method
• Story Telling • Commenting on Participants
• Teaching and Motivation • Question
• Body Language • Honesty
• Active Interaction
Interaksi pendengaran maupun interaksi pandangan antara trainer dengan peserta pelatihan. Interaksi
pendengaran dilakukan ketika presentasi dan penjelasan. Penyampaian dengan bahasa yang mudah
diterima, tidak puitis, memperhatikan intonasi, empati terhadap makna setiap kalimat serta kadang diam
sesaat di tengah-tengah penjelasan. Interaksi pandangan dengan ekspresi wajah dan tersenyum.
• Discussion and Feedback
Diskusi dan komunikasi antar peserta pelatihan yang bertujuan untuk mengukur tingkat penerimaan
dan pemahaman materi yang telah disampaikan.
• Analogy and Case Study
Memberikan perumpamaan untuk efektifitas penyampaian materi yang masih asing agar mudah
diterima setiap peserta.

10
• Body Language
Menggunakan gerakan/isyarat dalam pelatihan untuk memperjelas, membuat lebih pasti, terang dan
menarik perhatian peserta, membuat makna yang dimaksud semakin melekat di pikiran serta
menghemat waktu.
• Reasoning and Argumentation
Bermanfaat untuk memperjelas materi yang sulit untuk diterima peserta, memberikan perasaan tenang
dan yakin, karena makna yang terkandung akan melekat di pikiran, hati dan jiwa.
• Question and Answer Method
Teknik bertanya ditujukan untuk menarik perhatian peserta dan membuat peserta selalu siap terhadap
apa yang akan disampaikan instruktur.

11
Teknik Komunikasi Fasilitator

Berkomunikasi tidak hanya dengan kata kata saja, melainkan


menggunakan segala bentuk representasi yang dapat digunakan yaitu:

a. Ketertarikan Dasar Manusia (Visual, Auditory, Kinesthetic)

b. Pacing- Leading,
Pacing adalah penyelarasan
Leading adalah teknik yang dilakukan setelah pacing

12
Ice Breaking

Ice Breaking bertujuan


memecahkan kebosanan atau
kekeringan sebuah pengajaran.

Dalam kasus Bank Sampah, berikut ice breaking yg dapat dilakukan:

Mengajak peserta mencari dan mengumpulkan sampah → sampah disetorkan → melakukan pemilahan
sampah → kuantifikasi sampah → invetarisasi tabungan sampah

13
Role Play

Setiap peserta diberikan waktu lima


menit, untuk membuka sebuah acara
pelatihan dengan menggunakan
teknik komunikasi dan metode yang
telah disharingkan di atas

Dalam kasus Bank Sampah, berikut role play yg dapat dilakukan:


pelatihan pengomposan
Pelatihan kerajinan tangan

14
• Untuk menjamin kualitas penyelenggaraan

program pelatihan, maka diperlukan suatu fungsi

kontrol yang dikenal dengan evaluasi.

• Evaluasi pelatihan memiliki fungsi sebagai

pengendali proses dan hasil program pelatihan

Post Training / sehingga akan dapat dijamin suatu program


Evaluation pelatihan yang sistematis, efektif dan efisien.
Tujuan Evaluasi
1. Memberikan masukan untuk perencanaan program

2. Memberikan masukan untuk kelanjutan, perluasan, dan penghentian


program

3. Memberi masukan untuk memodifikasi program

4. Memperoleh informasi tentang factor pendukung dan penghambat


program.

5. Memberi masukan untuk motivator, pembina pelatihan dan pelaksana


program
16
Model Evaluasi Empat Level

a. Reaksi
Dilakukan untuk mengukur tingkat reaksi yang didisain agar mengetahui opini dari para peserta
pelatihan mengenai program pelatihan.

b. Pembelajaran
Mengetahui sejauh mana daya serap peserta program pelatihan pada materi pelatihan yang
telah diberikan.

c. Perilaku
Diharapkan setelah mengikuti pelatihan terjadi perubahan tingkah laku peserta (karyawan)
dalam melakukan pekerjaan.

d. Hasil
Untuk menguji dampak pelatihan terhadap kelompok kerja atau organisasi secara keseluruha.

17
Hal-hal yang diperlukan untuk kesuksesan program Bank
Sampah

Pemilihan pihak pengelola bank sampah dari masyarakat

Penentuan mitra untuk pengolahan sampah

Transparasi pengelolaan dana

18
Thank you!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai