TN - Toni CKR
TN - Toni CKR
Pembimbing :
dr. Teguh Astanto, M.Sc.Med, Sp.B
Oleh :
Jordy Oktobiannobel, S.Ked
identitas
• Nama : Tn.T
• Umur : 40 tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat : Gedong Tataan
• Status : Sudah Menikah
• Pendidikan terakir : SMA
• No. RM : 055131
2
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
luka lebam dan benjolan pada kepala bagian depan dan belakang 1 jam
S.M.R.S
• Keluhan Tambahan
Luka lecet pada daerah siku dan lengan kanan, lutut kiri, betis kiri, dan
pergelangan kaki kiri, pusing, mual .
3
Riwayat perjalanan penyakit:
O.S. Datang dengan keluhan luka lebam dan benjol pada area
kepala bagian depan dan belakang sejak 1 jam S.M.R.S. Keluhan
disertai luka lecet pada daerah siku dan lengan kanan, lutut kiri,
betis kiri, dan pergelangan kaki kiri serta pusing dan mual.
O.S. Juga Mengeluh kaki sebelah kirinya tidak dapat
digerakkan karena nyeri hebat terutama pada bagian betis.
Os mengaku sebelumnya ia berada di perjalanan pulang usai
mengantar anak nya sekolah dan di perjalanan ditabrak oleh
seseorang menggunakan sepeda motor dari samping. Os tidak
menggunakan helm saat ditabrak Os terlempar terguling dari
sepeda motor sekitar 5 meter dan kepala serta tubuhnya
membentur aspal. Os menyangkal pingsan dan muntah saat
terjatuh.
4
Os sebelumnya sudah berobat ke puskesmas
terdekat dan lukanya dibersihkan serta dipasang
infus. Os tidak memiliki riwayat alergi dan penyakit
seperti hipertensi, kencing manis, as.urat dll.
• Pemeriksaan fisik
• Keadaan Umum : tampak sakit berat
• Kesadaran : Compos Mentis
• Pernafasan : 24x/menit
• Tekanan Darah : 120/80
• Nadi : 68x/menit
• Suhu : 36,5 derajat
• Kulit : Turgor Baik
• Airway : DBN
• Breathing : DBN
• Circulation : DBN
KEPALA DAN MUKA
• Bentuk dan ukuran : normocephali
• Simetri wajah : simetris
• Nyeri tekan sinus : tidak terdapat nyeri tekan
sinus
• Pertumbuhan rambut : pertumbuhan rambut baik
• Pembuluh darah : tidak terdapat pelebaran
pembuluh darah
• Deformitas : hematom+oedem regio
occipital dan frontal cranial,
vulnus excoriatum regio frontal
cranial
• MATA
• Bentuk : normal, kedudukan bola mata
simetris
• Konjungtiva : pucat/hiperemis (-)
• Refleks cahaya : langsung dan tidak +/+
• Sklera : ikterik (-)
• Pupil : bulat, isokhor +/+ Ø 3mm
• TELINGA
• Bentuk : normal (eutrofilia)
• Nyeri tarik auricular : -/-
• Liang telinga : lapang
• nyeri tekan tragus : -/-
• Serumen : -/-
• HIDUNG
• Bagian luar : normal, tidak terdapat
deformitas
• Septum : terletak ditengah dan
simetris
• Mukosa hidung : tidak hiperemis, bulu
hidung (+)
• Cavum nasi : perdarahan (-)
• MULUT DAN TENGGOROKAN
• Bibir : normal, tidak pucat, tidak sianosis
• Gigi geligi : baik, karies gigi (-), perdarahan gusi (-)
• Mukosa mulut : normal, tidak hiperemis, tanda-tanda jamur (-)
• Lidah : normal, tidak kotor
• Tonsil : tonsil normal, tidak hiperemis
• Faring : mukosa tidak hiperemis, arcus faring simetris,
uvula baik
2. Palpasi :
Nyeri tekan regio occipital et frontal
• Ekstreimtas Superior
Inspeksi : vulnus excoriatum
regio cubiti et
antebrachii dextra
Kesan :
Kesan :
DBN
DIAGNOSA KERJA
CKR + Fraktur tertutup os fibulla 1/3 distal
regio cruris sinistra + multiple vulnus
excoriatum
DIAGNOSA BANDING
Hemiplegia sinistra
PENATALAKSANAAN
Medika mentosa:
• IVFD RL xx gtt/mnt + drip ketorolac
• Inj.cefotaxime 1gr 2x1
• Inj. ATS 1500 IU 1x1 ekstra
• As. Mefenamat 500mg tab 3x1
• Ca Laktat 500mg tab 3x1
• Operatif (Rujuk ke RS tipe B)
Open Reduction with Internal Fixation
(Plate and Screw)
Tinjauan Pustaka
2. Cedera Sekunder
Kerusakan lanjutan oleh karena cedera primer yang ada berlanjut
melampaui batas kompensasi ruang tengkorak.
• Anamnesis
Diagnosis cedera kepala biasanya tidak sulit ditegakkan
: riwayat kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja atau
perkelahian hampir selalu ditemukan. Pada orang tua
dengan kecelakaan yang terjadi di rumah, misalnya jatuh
dari tangga, jatuh di kamar mandi atau sehabis bangun
tidur, harus dipikirkan kemungkinan gangguan pembuluh
darah otak (stroke) karena keluarga kadang-kadang tak
mengetahui pasti urutan kejadiannya, jatuh kemudian
tidak sadar atau kehilangan kesadaran lebih dahulu
sebelum jatuh.
• Indikasi Rawat Inap :
1. Perubahan kesadaran saat diperiksa.
2. Fraktur tulang tengkorak.
3. Terdapat defisit neurologik.
4. Kesulitan menilai kesadaran pasien, misalnya
pada anak-anak, riwayat minum alkohol,
pasien tidak kooperatif.
5. Adanya faktor sosial seperti :
a. Kurangnya pengawasan orang tua/keluarga
bila dipulangkan.
b. Kurangnya pendidikan orang tua/keluarga.
c. Sulitnya transportasi ke rumah sakit.
• Pasien yang diperbolehkan pulang harus dipesan agar
segera kembali ke rumah sakit bila timbul gejala sebagai
berikut :
1. Mengantuk berat atau sulit dibangunkan. Penderita
harus dibangunkan tiap 2 jam selama periode tidur.
2. Disorientasi, kacau, perubahan tingkah laku
3. Nyeri kepala yang hebat, muntah, demam.
4. Rasa lemah atau rasa baal pada lengan atau tungkai,
kelumpuhan, penglihatan kabur.
5. Kejang, pingsan.
6. Keluar darah/cairan dari hidung atau telinga
7. Salah satu pupil lebih besar dari yang lain, gerakan-
gerakan aneh bola mata, melihat dobel, atau gangguan
penglihatan lain
8. Denyut nadi yang sangat lambat atau sangat cepat
atau pola nafas yang tidak biasa
• Pemeriksaan Fisik
• Diagnosis
Inkomplit
Garis patah tidak melalui seluruh
Penampang tulang atau melalui kedua
Korteks tulang
Bentuk Garis
• Transversal
• Oblik
• Butterfly
• Spiral
• Segmental
• Kominutif
Pergeseran
• Tertutup :
1. Tidak terdapat luka yang
menghubungkan tulang yang fraktur
dengan udara luar atau permukaan kulit
Terbuka :
1. terdapat luka yang menghubungkan
tulang yang fraktur dengan udara luar
atau permukaan kulit
Prinsip penanganan fraktur
• Recognize (mengenali)
• Reduction (mengembalikan)
• Retaining (mempertahankan)
• Rehabilitation (rehabilitasi)
Pemeriksaan Penunjang