Anda di halaman 1dari 55

GANGGUAN MENTAL ORGANIK

PEMBIMBING: DR. SAFYUNI NASWATI S, SPKJ


KESEHATAN JIWA

 Jiwa adalah unsur manusia yang bersifat nonmateri, tetapi fungsi dan manifestasinya
sangat terkait pada materi.
 Menurut UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada Bab IX tentang kesehatan jiwa
menyebutkan Pasal 144 ayat 1 “Upaya kesehatan jiwa ditujukan untuk menjamin setiap
orang dapat menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan,
dan gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa”. Ayat 2, “Upaya kesehatan
jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas preventif, promotif, kuratif,
rehabilitatif pasien gangguan jiwa, dan masalah psikososial
TUJUAN KESWASMAS

 Untuk meningkatkan kerjasama lintas sektoral dan kemitraan swasta, Lembaga Swadaya
Masyarakat, kelompok profesi dan organisasi masyarakat secara terpadu dan
berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan
masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan jiwa sehingga akan terbentu perilaku
sehat sebagai individu, keluarga dan masyarakat yang memungkinkan setiap individu
hidup lebih produktif secara sosial dan ekonomi.
DEFINISI GMO

Gangguan Mental yang berkaitan


dengan penyakit/gangguan sistemik
atau otak yang dapat di diagnosis
tersendiri.
GAMBARAN GMO

 Gangguan fungsi kognitif


Daya ingat (memory), Daya pikir (intellect), Daya belajar
(learning)
 Gangguan Sensorium
Gangguan kesadaran (concsiousness), perhatian (attention)
 Sindrom manifestasi yang menonjol
Persepsi (halusinasi), isi pikiran (waham/delusi), suasana
perasaan dan emosi (depresi, gembira, cemas)
F00-F09 GANGGUAN MENTAL ORGANIK

F00 Demensia pada penyakit Alzheimer


F01 Demensia Vaskular
F02 Demensia pada penyakit lain YDK
F03 Demensia YTT
F04 Sindrom amnestik organik, bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya
F05 Delirium, bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya
F06 Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik
F07 Gangguan keperibadian dan perilaku akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak
F09 Gangguan mental organik atau simtomatik YTT
PENGERTIAN

• Demensia : suatu sindrom akibat penyakit otak,biasanya bersifat kronik atau

progresif, serta terdapat gangguan fungsi luhur ( fungsi kortikal yang multipel)
termasuk daya ingat, daya pikir, daya orientasi, daya pemahaman, berhitung,
kemampuan belajar, berbahasa, dan daya kemampuan nilai. (PPDGJ III)

• Demensia : Berkurangnya kognisi dalam tingkat kesadaran yang stabil. (Kaplan

and sadock Buku Ajar)

– Fungsi kognitif : intelengensia umum, pengetahuan dan memori,

bahasa, pemecahan masalah, orientasi, persepsi, atensi, dan


konsentrasi, daya nilai, serta kemampuan sosial
EPIDEMIOLOGI

Umumnya : Lansia

1. D.Alzeimer(APA= 60-an, 70-an, 80-an sering) dan ( 40-an, 50-an


jarang : demensia awitan dini). Diperkirakan: 0,5% = 65-69th, 1%
= 70-74th, 2% = 75-79th, 3% = 80-84th, 8% = 85th<

2. D. Vaskular 15-30% kasus demensia. Usia 60-70th dan pria >


wanita.

3. 10-15% gabungan D.vaskular dan D.Alzeimer


F00 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER

• Suatu penyakit degeneratif otak primer yang


etiologinya tidak diketahui dengan gambaran
neuropatologis dan neurokimia yang khas
• Onset dan berkembang secara lambat tetapi
pasti dalam beberapa tahun (2-3 tahun)
• Pasien down syndrom beresiko >> penyakit
alzheimer
PEDOMAN DIAGNOSTIK

• Terdapat gejala demensia


• Onset bertahap (insidious onset) dengan deteriorasi
lambat.
• Tidak ada bukti klinis, atau temuan dari pemeriksaan
khusus, yang menyatakan bahwa kondisi mentalitu dapat
disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik
(hipotiroidisme, hiperkalsemia, defisiensi vit B12,
defisiensi niasin, neurosifilis, hidrosefalus)
• Tidak ada serangan apoplektik mendadak, atau gejala
neurologik kerusakan otak fokal(hemiparese)
F00.0 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER ONSET
DINI

 Mulai sebelum usia 65 tahun


 Deteriorasi yang cepat
 Gangguan multipel yang nyata dari
fungsi kortikal luhur
 Afasia, agrafia, aleksia, dan apraksia
PEDOMAN DIAGNOSTIK

• Demensia onsetnya sebelumusia 65


tahun
• Perkembangan ejala cepat dan progresif
• Adanya riw. Keluarga yang berpenyakit
alzheimer
F00.1 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER ONSET
LAMBAT

 Mulai sesudah usia 65 tahun


 Perjalanan penyakit lamban
 Gangguan daya ingat sebagai gambaran
utama
F00.2 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER TIPE
KHAS/CAMPURAN

 Campuran demensia alzheimer dan


vaskular
F01 DEMENSIA VASKULAR

 Demensia arteriosklerotik/Demensia multi-infark


 Riw. TIA (gangguan kesadaran,paresis, hilangnya
penglihatan)
 Penyebab: gangguan serebrovaskular/stroke/ infark otak
 Hendaya daya ingat dan daya pikir, terjadi mendadak,
biasanya usia lanjut
 Gambaran penyerta: hipertensi, labilitas emosional
dengan afek depresif sementara, tangis dan tawa yang
meledak, dan episode kesadaran berkabut
PEDOMAN DIAGNOSTIK

• Terdapat gejala demensia


• Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak
merata (hilangnya daya ingat, gangguan
daya pikir, gejala neurologis) daya tilik diri
dan daya nilai relatif baik
• Onset mendadak/deterioritas yang bertahap,
gejala neurologis fokal
F01.0 DEMENSIA VASKULAR ONSET AKUT

 Terjadi secara cepat sesudah


serangkaian stroke
 Akibat: Trombosis serebrovaskular,
embolisme, atau perdarahan
F01.1 DEMENSIA MULTI INFARK

 Onset lebih lambat


 Akumulasi iskemik minor menimbulkan
infark parenkim otak
F01.2 DEMENSIA VASKULAR SUBKORTIKAL

 Riw. Hipertensi dan fokus kerusakan akibat


iskemik pada substansia alba di hemisfer
serebral(secara klinis dan CT-Scan)
 Korteks serebri masih baik berbeda
dengan D.Alzheimaer
F01.3 DEMENSIA VASKULAR CAMPURAN DAN
SUBKORTIKAL

 Campuran kortikal dan subkortikal dari


demensia (gambaran klinis dan
px(autopsi))
F02 DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN YDK

 Penyebabnya selain penyakit


alzheimer/serebrovaskular
 Jarang usia lanjut
F02.0 DEMENSIA PADA PENYAKIT PICK

 Progresif muncul usia pertengahan (50-60tahun)


 Perubahan kemerosotan watak (pegawai) secara lambat laun
dan kemerosotan hub. Sosial, hendaya fungsi intelek, daya
ingat dan bahasa, apati, euforia, fenomena ekstrapiramidal.
 Neuropatologis berupa atrofi selektif dari lobus frontalis dan
temporalis, tanpa bercak neuritik dan kekusutan neurofibrilar
PEDOMAN DIAGNOSTIK

• Adanya gejela demensia yang progresif


• Gambaran neuropatologis berupa atrofi
selektif dari lobus frontalis yang menonjol,
disertai euforia, emosi tumpul, dan perilaku
sosial yang kasar, apatis, dan gelisah
• Menifestasi gangguan perilaku pada
umumnya mendahului gangguan daya ingat
F02.1 DEMENSIA PADA PENYAKIT CREUTZFELDT-
JAKOB

 Demensia yang progresif


 Tanda neurologis alibat perubahan
neuropatologis( ensefalopati spongiform sub akut)
penyebab dapat ditularkan (transmissible agent)
 Onset usia menengah atau lanjut (50an)
 Perjalanan penyakit sub akut, berakhir kematian (1-2
tahun)
PEDOMAN DIAGNOSTIK

Trias yang mengarah diagnosis


• Demensia yang progresif merusak
• Penyakit piramidal dan ekstrapiramidal
dengan mioklonus
• Elektroensefalogram yang khas
F02.2 DEMENSIA PADA PENYAKIT HUNTINGTON

 Demensia yang sebagai bagian dari proses degenerasi otak


yang luas
 Penyakit yang di turunkan oleh gen dominan tunggal
autosomal
 Khas gejala timbul (30-40tahun)
 Perempuan = laki-laki
 Gejala dini: depresi, anxietas, keadaan paranoid, perubahan
kepribadian
 Perjalanan penyakit lamban, kematian dalam 10-15 tahun
PEDOMAN DIAGNOSTIK

• Adanya gangguan gerakan koreiform, demensia,


dan riw.kelluarga penyakit huntington
• Gerakan koreiform yang involunter, terutama
pada wajah, tangan, dan bahu, atau cara berjalan
yang khas. Didahului dengan gejala demensia
• Gejala demensia di tandai dengan gangguan
fungsi lobus frontalis(dini), dengan daya ingat
masih terpelihara
F02.3 DEMENSIA PADA PENYAKIT PARKINSON

 Demensia yang berkembang pada


perjalanan penyakit parkinson
 Tidak ada gambaran klinis khusus
F02.4 DEMENSIA PADA PENYAKIT HIV

 Ditandai defisit kognitif yang memenuhi kriteria untuk


demensia
 Tidak ada penyakit/kondisi lain selain infeksi HIV
 Keluhan khas: sering lupa, lamban, kurang konsentrasi, sulit
membaca/mengatasi masalah
 Apati, spontanius menurun, penarikan diri secara sosial,
tidak khas gangguan afektif, psikosis, atau kejang
 Pemeriksaan: tremor, gangguan gerak ulang cepat,
gangguan keseimbangan, ataksia, hipertoni, hiperreflekk
menyeluruh, gangguan gerak bola mata/gerakan tersendat
F03 DEMENSIA YTT

 Kriteria diagnosis demensia terpenuhi,


tetapi tidak mungkin diidentifikasi pada
slah satu tipe
F04 SINDROM AMNESTIK ORGANIK, BUKAN AKIBAT
ALKOHOL DAN ZAT PSIKOAKTIF LAINNYA

 Gangguan daya ingat jangka pendeka dan jangka panjang,


daya ingat segera (immediate recall) masih baik
 Kemampuan belajar baru jelas terganggu dan
mengakibatkan amnesia anterograd dan disorientasi waktu
 Amnesia retrograd juga ada, akan berkurang berjalannnya
waktu
 Konfabulasi
 Prognosis bergantung pada perjalanan penyakit dari
gangguan yang mendasar
PEDOMAN DIAGNOSTIK

• Adanya hendaya daya ingat, berupa berkurangnya daya ingat


jangka pendek (lemahnya kemampuan belajar materi
baru);amnesia antegrad dan retrograd dan menurunnya
kemampuan mengingat dan mengungkapkan pengalaman
telah lalu dalam urutan terbalik menurut kejadian
• Riwayat atau bukti nyata adanya cedera , atau penyakit pada
otak (diensefalon dan temporal medial secara bilateral
• Tidak berkurangnya ddaya ingat segera, misalnya diuji
mengingat dderet angka, tidak ada gangguan perhatian dan
kesadaran, dan tidak ada hendaya intelektual secara umum
F05 DELIRIUM, BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN ZAT
PSIKOAKTIF LAINNYA

 Gangguan daya ingat jangka pendeka dan jangka panjang,


daya ingat segera (immediate recall) masih baik
 Kemampuan belajar baru jelas terganggu dan
mengakibatkan amnesia anterograd dan disorientasi waktu
 Amnesia retrograd juga ada, akan berkurang berjalannnya
waktu
 Konfabulasi
 Prognosis bergantung pada perjalanan penyakit dari
gangguan yang mendasar
PEDOMAN DIAGNOSTIK

• Gangguan kesadaran
• Gangguan kognitif secara umum
• Gangguan psikomotor
• Gangguan siklus tidur bangun
• Gangguan emosional
• Onset cepat, perjalangan penyakit hilang-timbul
sepanjang hari berlangsung kurang dari 6 bulan
F05.0 DELIRIUM TAK BERTUMPANG TINDIH DENGAN
DEMENSIA

Delerium yang tidak tumpang tindih dengan


demensia yang sudah ada sebelumnya

F05.1 Delirium bertumpang tindih dengan


demensia
Memenuhi kriteria di atas tetapi terjadi
saat sudah ada demensia
F05 DELIRIUM, BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN ZAT
PSIKOAKTIF LAINNYA

 Gangguan daya ingat jangka pendeka dan jangka panjang,


daya ingat segera (immediate recall) masih baik
 Kemampuan belajar baru jelas terganggu dan
mengakibatkan amnesia anterograd dan disorientasi waktu
 Amnesia retrograd juga ada, akan berkurang berjalannnya
waktu
 Konfabulasi
 Prognosis bergantung pada perjalanan penyakit dari
gangguan yang mendasar
F06 Gangguan mental lainnya akibat
perubahan kerusakan dan disfungsi
otak dan penyakit fisik
 Adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi otak, atau
penyakit fisik sistemik yang diketahui berhubungan dengan
salah satu sindrom mental yang tercantum
 Adanya hubungan waktu (dalam beberapa minggu atau
bulan) antara perkembangan penyakit yang mendasar
dengan timbulnya sindrom mental
 Kesembuhan dari gangguan mental setelah perbaikan atau
dihilangkannya penyebab yang mendasarinya
 Tidak adanya bukti yang mengarah pada penyebab
alternatif dari sindrom mental ini
F06.0 Halusinosis Organik
Kriteria umum (F06)
Adanya halusinasi dalam segala bentuk (biasanya
visual atau auditorik), yang menetap atau
berkurang
Kesadaran yang jernih (tidak berkabut)
Tidak ada penurunan fungsi intelek yang bermakna
Tidak ada gangguan afektif yang menonjol
Tidak jelas adanya waham
Diagnosis Banding
Halusinosis alkoholik
skizofrenia
F06.1 Gangguan katatonik
Kriteria umum (F06)
Disertai :
a. Stupor
b. Gaduh gelisah
c. Kedua-duanya (silih berganti secara cepat dan
tak terduga dari hipo- ke hiper- aktivitas)
Diagnosis Banding
Skizofrenia katatonik
Stupor disosiatif
Stupor YTT
F06.2 Gangguan waham organik
Kriteria umum
Disertai :
waham yang menetap atau berulang (waham kejar,
tubuh yang berubah, cemburu, penyakit, atau kematian
dirinya atau orang lain)
Halusinasi, gangguan proses pikir, atau fenomena
katatonik tersendiri
Kesadaran dan daya ingat tidak terganggu
Diagnosis Banding
Gangguan psikotik akut dan sementara
Gangguan psikotik akibat obat
Gangguan waham yang menetap
skizofrenia
F06.3 Gangguan afektif organik

Kriteria umum tersebut di atas (F06)


Diserati kondisi yang sesuai dengan salah
satu diagnosis dari gangguan yang tercantum
dalam F30-F33

Diagnosis Banding
Gangguan afektif non-organik atau YTT
Gangguan afektif hemisferik kanan
F06.4 Gangguan cemas (Anxietas)
organik
Gangguan yang ditandai oleh gambaran utama

dari gangguan cemas menyeluruh, gangguan


panik atau campuran dari keduanya, tetapi timbul
sebagai akibat gangguan organik yang dapat
menyebabkan disfungsi otak (seperti epilepsi
lobus temporalis, tirotoksikosis atau
feokromositoma)
F06.5 Gangguan disosiatif organik

Gangguan yang memenuhi persyaratan


untuk salah satu gangguan dalam gangguan
disosiatif dan memenuhi kriteria umum untuk
penyebab organik
F06.6 Gangguan Astenik Organik
Gangguan yang ditandai oleh labilitas atau tidak
terkendalinya emosi yang nyata dan menetap,
kelelahan atau berbagi sensasi fisik yang tak
nyaman dan nyeri, sebagai akibat adanya
gangguan organik
F06.7 Gangguan Kognitif Ringan
 Gambaran utama :
Turunnya penampilan kognitif (termasuk gangguan daya
ingat, daya belajar, sulit konsentrasi), tidak sampai
memenuhi diagnosis demensia, sindrom amnestik organik.
Gangguan ini dapat mendahului, menyertai atau mengikuti
berbagai macam gangguan infeksi dan gangguan fisik, baik
serebral maupun sistemik
F06.8 Gangguan mental lain YDT
akibat kerusakan dan disfungsi otak
dan penyakit fisik

Keadaan suasana perasaan (mood) abnormal yang


terjadi ketika dalam pengobatan dengan steroida
atauobat antidepresan.
Termasuk: sikosis epileptik YTT.
F07 Gangguan Kepribadian
dan Perilaku Akibat
Penyakit, kerusakan dan
Disfungsi Otak
F07.0 Gangguan Kepribadian Organik
 Riwayat yang jelas
 Disertai dua atau lebih gambaran berikut :
1.Penurunan yang konsisten dalam kemampuan untuk
mempertahankan aktivitas yang bertujuan (goal- directed
activities)
2.Perubahan perilaku emosional
3.Pengungkapan kebutuhan dan keinginan tanpa
mempertimbangkan konsekuensi atau kelaziman sosial
4.Gangguan proses pikir
5.Kecepatan dan arus pembicaraan berubah dengan nyata
6.Perilaku seksual yang berubah
Diagnosis banding
perubahan kepribadian yang berlangsung lama
setelah mengalami katastrofa akibat penyakit
psikiatrik
Sindrom pasca-kontusio
Sindrom kepribadian khas
F07.1 Sindrom Pasca-encefalitis

Sindrom ini mencakup perubahan perilaku sisa setelah


kesembuhan dari suatu ensefalitis virus atau bakterial
Gejalanya tidak khas dan berbeda dari satu orang ke
orang lain
F07.2 Sindrom Pasca-kontusio
Sindrom ini terjadi setelah trauma kepala dan
termasuk beberapa gejala yang beragam seperti
nyeri kepala, pusing, kelelahan, iritabilitas, sulit
berkonsentrasi dan melakukan suatu tugas mental,
gangguan daya ingat, insomnia, menurunnya
toleransi terhadap stres, gejolak emosional, atau
terlibat alkohol
F07.8 Gangguan Kepribadian dan
Perilaku Organik Akibat Penyakit,
Kerusakan dan Disfungsi Otak

Sindrom tertentu dan terduga dari perubahan


kepribadian dan perilaku akibat kerusakan,
penyakit atau disfungsi otak, dan kondisi dengan
gangguan fungsi kognitif ringan yang belum sampai
demensia dengan gangguan mental progresif
seperti penyakit alzheimer , parkinson, dsb
F09 Gangguan Mental Organik atau
Simtomatik YTT
Termasuk: psikosis organik YTT, psikosis simtomatik
YTT
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai