BBLR
BBLR
DISUSUN OLEH :
CINDY TRIANA TD
151540102041
Tujuan Umum
Tujuan Penelitian
Tujuan Khusus
Bagi RS Pusri
Palembang
Bagi STIKes
Manfaat Penelitian ’Aisyiyah Palembang
Bagi Peneliti
Ruang Lingkup
Penelitian
BAB II
Definisi BBLR
A. BBLR
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah
bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2.500 gram
Klasifikasi BBLR
1. Menurut harapan hidupnya
a. Bayi berat lahir rendah (BBLR)
b. Bayi berat lahir sangat rendah
(BBLSR)
c. Bayi berat lahir ekstrim rendah
(BBLER)
2. Menurut Masa Gestasinya
a. Prematuritas Murni
b. Dismaturitas
Next
Diagnosis BBLR
Penatalaksanaan
BBLR
FAKTOR KEHAMILAN
1. Usia kehamilan
2. Komplikasi kehamilan BBLR
3. Kehamilan ganda
A. Kerangka Konsep
Usia Ibu
Usia Kehamilan
Paritas
B. Definisi Operasional
Variabel Definisi
No. Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
Penelitian Operasional
1. Berat Badan Bayi yang lahir Medical Cheklist 1. Ya, berat lahir Ordinal
Lahir dengan berat Record <2500 gram
Rendah kurang dari 2. Tidak, berat lahir
≥2500 gram
(BBLR) 2500 gram
(Kemenkes, 2010)
2 Usia Ibu Umur ibu yang Medical Cheklist 1. Berisiko, <20 Ordinal
tercatat di Record tahun dan atau
rekam medik. >35 tahun
2. Tidak berisiko,
≥20 - ≤35 tahun
(Pramono dan Putra,
2009))
3 Usia Umur Medical Cheklist 1. Preterm, bayi Ordinal
Kehamilan kandungan saat Record lahir <37 minggu
kehamilan 2. Aterm, Bayi
yang lahir ≥37
berakhir.
minggu.
(Jammeh, dkk, 2011)
Variabel Definisi
No. Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
Penelitian Operasional
4. Riwayat Ibu yang pernah Medical Cheklist 1. Ya, ada riwayat Nominal
BBLR melahirkan Record melahirkan
anak BBLR BBLR
2. Tidak, ada
pada persalinan
riwayat
sebelumnya melahirkan
BBLR (Sutan,
dkk, 2014)
5. Paritas Jumlah kehamilan Medical Cheklist 1. Paritas tinggi, Ordinal
yang menghasil- Record apabila anak ibu ≥ 3
kan janin hidup orang.
atau mati, bukan 2. Paritas rendah,
jumlah janin yang apabila anak ibu < 3
dilahirkan. orang.
(Wahyuningsih, 2009).
C. Hipotesis Penelitian
Analisis Bivariat
Derajat kepercayaan/confidency
interval (CI) 95% dan
kemaknaan (α) = 0,05
Frekuensi Persentase
No. Kejadian BBLR
n %
1 Ya 37 21,1
Frekuensi Persentase
No. Usia Ibu
n %
1 Berisiko 44 25,1
Frekuensi Persentase
No. Usia Kehamilan
n %
1 Preterm 41 23,4
Frekuensi Persentase
No. Paritas
n %
1 Paritas Tinggi 31 17,7
2 Paritas Rendah 144 82,3
Total 175 100
Kejadian BBLR
Jumlah
No. Usia Ibu P value
Ya Tidak
n % n % n %
1. Berisiko 29 78,4 15 10,9 44 25,1
2. Tidak Berisiko 8 21,6 123 89,1 131 89,1 0,000
Total 15 160 175 100,0
Kejadian BBLR
Jumlah
No. Umur Kehamilan Ya Tidak P value
n % n % N %
1. Preterm 30 81,1 11 8,0 41 23,4
2. Aterm 7 28,9 127 92,0 134 76,6 0,000
Total 37 138 175 100,0
Kejadian BBLR
Jumlah
No. Paritas Ya Tidak P value
n % n % n %
1. Paritas Tinggi 25 67,6 12 8,7 37 21,1
2. Paritas Rendah 12 32,4 126 91,3 138 78,9 0,000
Total 37 138 175 100,0
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa dari 37 bayi yang lahir pada paritas tinggi ada
25 bayi (67,6%) yang mengalami BBLR, sedangkan dari 138 bayi yang lahir pada paritas
rendah ada 12 bayi (32,4%). Hal ini menunjukan bahwa bayi yang mengalami BBLR lebih
banyak terjadi pada bayi yang lahir dengan paritas tinggi..
- Hasil uji statistik chi-square diketahui p value = 0,000 artinya < α = 0,05. Hal ini
menunjukkan ada hubungan bermakna antara paritas ibu dengan kejadian BBLR di Rumah
Sakit Pusri Palembang Tahun 2017 yang terbukti secara statistik.
- Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai OR sebesar 21,857 (95% CI = 8,823-54,234).
Pada CI 95% antara lower dan upper limit tidak terdapat nilai 1, sehingga nilai OR bermakna
atau dapat disimpulkan bahwa paritas tinggi (>3 orang) mempunyai risiko 21,857 kali
melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang memiliki paritas rendah (≤3 orang) di
Rumah Sakit Pusri Palembang tahun 2017.
BAB VI
PEMBAHASAN
• 1.Kejadian BBLR
– berdasarkan penelitian di rs pusri→ bahwa masih terdapat bayi yang mengalami kejadian
BBLR di Rumah Sakit Pusri Palembang
2. Hubungan antara Usia Ibu dengan Kejadian BBLR di Rumah Sakit
Pusri Palembang Tahun 2017
- Pada penelitian ini dari 44 bayi yang lahir dari usia ibu berisiko sebanyak 29
bayi (78,4%) yang mengalami kejadian BBLR. Sedangkan dari 131 bayi yang
lahir dari usia ibu tidak berisiko rendah sebanyak 8 bayi (21,6%) yang mengalami
kejadian BBLR. Hal ini menunjukan bahwa kejadian BBLR lebih banyak pada
bayi yang lahir dari usia ibu risiko tinggi dari pada usia risiko rendah.
- Hasil uji statistik chi-square diketahui p value = 0,000 artinya < α = 0,05. Hal ini
menunjukan ada hubungan bermakna antara usia ibu dengan kejadian BBLR.
-Usia dapat mempengaruhi kejadian BBLR, hal ini sesuai dengan teori semakin
cukup umur reproduksi antara 20-35 tahun tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Semakin bertambah
usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Ibu dikatakan beresiko tinggi
apabila ibu hamil berusia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun
C. Hubungan antara Usia Kehamilan dengan Kejadian BBLR di Rumah
Sakit Pusri Palembang Tahun 2017
• Pada penelitian ini dari 41 bayi yang lahir dari usia kehamilan preterm
sebanyak 25bayi (67,6%) yang mengalami kejadian BBLR. Sedangkan dari
134 bayi yang lahir dari usia kehamilan aterm sebanyak 12 bayi (32,4%)
yang menglami kejadian BBLR. Hal ini menunjukan bahwa kejadian BBLR
lebih banyak pada bayi yang memiliki usia kehamilan aterm dari pada usia
kehamilan aterm.
• Hasil uji statistik chi-square diketahui p value = 0,000 sedangkan nilai < α =
0,05. Hal ini menunjukkan ada hubungan bermakna antara usia kehamilan
dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Pusri Palembang 2017.
• Dengan tingginya risiko usia kehamilan <37 minggu terhadap kejadian
BBLR, sehingga disarankan kepada ibu untuk melahirkan anak pada usia
kehamilan ≥37 minggu dengan cara menjaga pola hidup dan pola makan
selama masa kehamilan dan kepada petugas kesehatan yang
memeriksakan kehamilannya secara teratur dan sesuai jadwal pemeriksaan
sehingga bila ada kelainan akan segera terdeteksi dan akan segera
mendapatkan pertolongan medis.
D. Hubungan antara Paritas dengan Kejadian BBLR di Rumah Sakit Pusri
Palembang Tahun 2017
- Pada penelitian ini dari 37 bayi yang lahir dari paritas tinggi sebanyak 14 bayi
(37,8%) yang mengalami kejadian BBLR. Sedangkan dari 138 bayi yang lahir
dari paritas rendah sebanyak 24 responden (19,6%) yang mengalami kejadian
BBLR. Hal ini menunjukan bahwa kejadian BBLR lebih banyak yang memiliki
paritas tinggi daripada paritas rendah.
- Hasil uji statistik chi-square diketahui p value = 0,035 sedangkan nilai < α =
0,05. Hal ini menunjukkan ada hubungan bermakna antara paritas ibu dengan
kejaidan BBLR di Rumah Sakit Pusri Palembang tahun 2017.
- Menurt Astuti (2008), kehamilan dengan paritas tinggi menyebabkan
kemunduran daya lentur (elastisitas) jaringan yang sudah berulang kali
diregangkan akibat kehamilan. Sehingga cenderung untuk timbul kelainan letak
ataupun kelainan pertumbuhan janin sehingga melahirkan bayi berat badan
lahir rendah. Hal ini dapat mempengaruhi suplai gizi dari ibu ke janin dan
semakin tinggi paritas maka risiko untuk melahirkan BBLR semakin tinggi.
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Kejadian BBLR Rumah Sakit Pusri Palembang Tahun
2017 yang mengalami kejadian yaitu sebesar 37 responden (21,1%).
2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia ibu di Rumah Sakit Pusri Palembang Tahun 2017
responden yang usia risiko tinggi lebih banyak dari pada usia risiko rendah yaitu 131 responden
(74,9%).
3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kehamilan di Rumah Sakit Pusri Palembang Tahun
2017 responden yang usia kehamilan aterm lebih banyak dari pada usia kehamilan preterm yaitu 139
responden (79,4%).
4.Distribusi frekuensi responden berdasarkan paritas ibu di Rumah Sakit Pusri Palembang Tahun
2017 responden yang paritas rendah lebih banyak dari pada paritas tinggi yaitu 144 responden
(82,3%).
5.Ada hubungan bermakna antara usia ibu dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Pusri Palembang
Tahun 2017 di dapat p value = 0,000 < α = 0,05.
6.Ada hubungan bermakna antara usia kehamilan dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Pusri
Palembang Tahun 2017 di dapat p value = 0,000 < α = 0,05.
7.Ada hubungan bermakna antara paritas dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Pusri Palembang
Tahun 2017 di dapat p value = 0,000 < α = 0,05.
• SARAN
1.Bagi Rumah Sakit Pusri Palembang
Diharapkan bagi Rumah Sakit Pusri Palembang untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dengan cara melakukan penyuluhan mengenai risiko BBLR dan dampak yang ditimbulkan
akiaba BBLR serta konseling sevara intensif kepada pasangan usia subur (PUS) harus digalakan oleh
petugas kesehatan agar proses kehamilan dan persalinan dapat direncankan sehingga faktor risiko
ibu hamil dapat dicegah.
3.Peneliti Selanjutnya
Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan data sekunder, maka peneliti menyarankan untuk
melakukan penelitian dalam kaitannya menggunakan data primer dan menambahkan variabel yang
lebih bervariasi dan responden yang lebih banyak.
Terima Kasih